Anda di halaman 1dari 39

tha

Eliminasi urine
dan eliminasi
fecal”

Novia yuliani
Ongki yon saputra
Rahmawati aulia hardi
Refi amelia putri
Reza rahmatun shaumi
Rika fitriana
Rima dwi martha

Kelompok 4
A. ELIMINASI URINE
1. Pengertian

BAK / MIKSI adalah suatu proses pengosongan kandung kencing.Gangguan


pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK adalah Suatu keadaan dimana
terganggunya proses mekanisme tubuh untuk memenuhi kebutuhan eliminasi
BAK atau pengosongan kandung kencing secara normal.

2. Anatomi dan Fisiologi Organ Yang Berhubungan

a. Ginjal

Ginjal terletak di dalam ruang retroperitoneum sedikit di atas ketinggian


umbilikus dan kisaran panjang serta beratnya berturut-turut dari kira-kira 6
cm dan 24 g pada bayi cukup bulan sampai 12 cm atau lebih dari 150 g pada
orang dewasa. Ginjal mempunyai lapisan luar, korteks yang berisi glomeruli,
tubulus kontortus proksimalis dan distalis dan duktus kolektivus, serta di
lapisan dalam, medula yang mengandung bagian-bagian tubulus yang lurus,
lengkung (ansa) Henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal.
b. Ureter

Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12
inchi (25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas
dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah
dalam. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal, dan letaknya menurun dari ginjal
sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas
dan prosesus transversus dari vertebra lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis
dan dengan arah oblik bermuara ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral.

c. Kandung Kemih

Kandung kemih merupakan muskulus membrane yang berbentuk


kantong yang merupakan tempat penampungan urine yang dihasilkan oleh ginjal,
organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di dalam panggul besar,
sekitar bagian postero superior dari simfisis pubis. Bagian kandung kemih terdiri
dari fundus (berhubungan dengan rectal ampula pada laki-laki, serta uterus
bagian atas dari kanalis vagina pada wanita), korpus, dan korteks.
d. Uretra
Uretra adalah saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane
dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung
kemih. Letaknya agak ke atas orivisium internal dari uretra pada kandung
kemih, dan terbentang sepanjang 1,5 inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7-8
inchi (18,75 cm) pada pria. Uretra pria dibagi atas pars prostatika, pars
membrane, dan pars kavernosa.
Fisiologi Eliminasi Urine :
Beberapa struktur otak yang memengaruhi fungsi kandung kemih
meliputi korteks serebral, thalamus, hipotalamus, dan batang otak. Secara
bersama-sama, struktur otak ini menekan kontraksi otot detrustor kandung
kemih sampai individu ingin berkemih atau buang air. Dua pusat di pons yang
mengatur mikturisi atau berkemih. Yaitu; pusat M mengaktifkan refleks otot
detrustor dan pusat L mengkoordinasikan tonus otot pada dasar panggul. Pada
saat berkemih, respons yang terjadi ialah kontraksi kandung kemih yang
relaksasi otot pada dasar panggul yang terkoordinasi.
3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Eliminasi
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Bayi dan anakl kecil dapat memekatkan urine secara efektif. Dengan
demikian urine mereka tampak berwarna kuning jernih atau bening. Bayi dan
anak-anak mengekresi urin dalam jumlah yang besar di bandingkan dengan
ukuran tubuh mereka yang kecil. Misalnya, anak berusia 6 bulan dengan berat
badan 6 sampai 8 kg mengekresi 400-500 ml urine setiap hari. Berat badan anak
sekitar 10% dari berat badan orang deawasa, tapi, mengekresi 33% urine lebih
banyak dari pada urine yang di ekresikan orang dewasa.
B. Faktor Sosiokultural
Adat istiadat tentang privasi berkemih berbeda-beda. Masyarakat
amerika utara menerapkan agar fasilitas toilet merupakan suatu yang pribadi,
sementara beberapa budaya eropa menerima fasilitas toilet yang digunakan
secara bersama-sama. Peraturan sosial misalnya (saat istirahat sekolah)
memengaruhi waktu berkemih. Penyediaan pipa dalam rumah mungkin jangan
tersedia di permukiman miskin, seperti appalachia, bagian dalam maine, serta
komunitas kecil lainnya di penggunungan.
C. Faktor Psikologis
Ansietas dan stres emosional dapat menimbulkan dorongan untuk
berkemih dan frekuensi berkemih meningkatkan individu yang cemas
merasakan suatu keinginan untuk berkemih, bahkan setelah buang air
beberapa menit sebelumnya.
D. Kebiasaan Pribadi
Privasi dan waktu yang adekuat untuk berkemih biasanya penting
untuk kebanyakan individu. Beberapa individu memerlukan distraksi
(membaca) untuk rileks.
E. Tonus Otot
Lemahnya otot abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi
kandung kemih dan kontrol sfinger uretra eksterna. Kontrol mikturisi yang
buruk dapat mengakibatkan oleh otot yang tidak di pakai, yang merupakan
akibat dari melemahnya imobilitas, pergangan otot selama melahirkan, astrofi
otot setelah menepause, dan kerusakan otot akibat trauma.
F. Kondisi Penyakit

Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.

G. Pembedahan

Efek pembedahan dapat menyebabkan penurunan pemberian obat


anestesi menurunkan filtrasi glomerulus.

H. Pengobatan

Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya


peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diure;tik
dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan pemberian obat antikolinergik
dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.
4. Karakteristik Normal

Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen


urochrome. Namun demikian, warna urine tergantung pada intake cairan,
keadaan dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat dan kecoklatan,
penggunaan obat-obat tertentu seperti multivitamin dan preparat besi maka
urine akan berubah menjadi kemerahan sampai kehitaman.

5. Masalah-masalah dalam Eliminasi Urine

Masalah-masalahnya adalah : Retensi, inkontinensia urine, enuresis,


perubahan pola urine (frekuensi, keinginan (urgensi), poliurine dan urine
suppression.

a. Retensi
Yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak
sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.sehingga menyebabkan
distensi kandung kemih dan Normal urine berada di kandung kemih 250 – 450 ml.
Urine ini merangsang refleks untuk berkemih.
b. Inkontinensi urine

Yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter


eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih. Jika
kandung kemih dikosongkan secara total selama inkontinensmaka terjadi
inkontinensi komplit. Jika kandung kemih tidak secara total dikosongkan
selama inkontinensi maka terjadi inkontinensi sebagian.

c. Enuresis

Biasanya sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada


malam hari yang di sebut nocturnal enuresis. Biasanya dapat terjadi satu
kali atau lebih dalam semalam.
B. ELIMINASI FEKAL
 1. Pengertian
Defekasi adalah proses atau pengeluaran sisa metabolisme
berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan
melalui anus.
 2.Anatomi Eliminasi Fecal
 a. Mulut
 b. Esopagus
 c. Lambung
 d. Usus Halus
 e. Usus Besar
 f. Sekum
 g. Kolon
 h. Rektum
 3. Fisiologi Eliminasi Fecal
a. Refleks Defekasi Intrinsik
 Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum
sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus
dan terjadilah gerakan peristaltik.
b. Relfeks Defekasi Parasimpatis
 Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf
rektum Feses yang masuk ke rektum akan
merangsang saraf rektum yang kemudian
dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan
rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik,
relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Proses Defekasi
 1. Usia
 2. Diet
 3. Intake Cairan
 4. Aktivitas
 5. Fisiologis
 6. Pengobatan
 7. Gaya hidup
 8. Prosedur diagnostik
 9. Penyakit
 10. Anastesi dan pembedahan
 11. Nyeri
 12. Kerusakan sensorik dan motorik
4. Karakteristik feses

 A. Karakteristik feses normal


1. Konsitensi
2. Permukaan feses
3. Bau
4. Lemak dan protein
 B. Karakteristik feses abnormal
 1. Konsistensi
Feses dikatakan abnosmal bila dikatakan cair atau
keras.feses yang encer mengandung air lebih dari
+75 % yang disebab kan karena air dan zat
makanan yang di absorbs sepanjang kolom oleh
karena chimeterlalu cepat bergerak dikolom.
 2. Warna
Warna feses yang tidak normal meruoakan indikasi
adanya gangguan pada sistem pencernakan .
 3. Kandungan
 Feses mengandung mucus atau lemak yang
berlebihan ,darah feses,organism potongan ,dan/
atau parasif
5. Kelainan atau Gangguan
 A. Konstipasi
 B. Diare
 C. Inkontinensia Usus
 D. Kembung
 E. Hemorroid
 F. Fecal Impaction
 G. Isk (Infeksi Saluran Kemih)
Konsep Teoritis
Tentang
Infeksi Saluran Kemih ( ISK

DEFENISI
 Infeksi saluran kemih ( ISK ) adalah infeksi akibat
berkembangbiaknya mikroorganisme d dalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, Virus atau mikroorganisme lain.
Jenis infeksi saluran kemih, antara lain:
 Kandung kemih ( sistitis )
 Uretra ( uretritis )
 Prostat ( prostatitis )
 Ginjal ( pielonefritis )
Isk ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sbb:
 Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflek
vesiko uretral obstruksi, anomi kandung kemih,
parapiegea, keteter kandung kemih menetap dan prostatitis
 Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
 Gangguan daya tahan tubuh
 Infeksi yang disebabkan karna organisme virulen seperti
prosteus spp yang memproduksi urease
 Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada
kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
 Resiko infeksi b.d post de entry kuman
 Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi
tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan
ETILOGI
 Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan isk, antara
lain:
 Pseudemonas, proteus, klebsiella: penyebab isk
complicated
 Escherichia coli 90% penyebab isk uncomplicated
 Enterobacteri, staphyioccoccus epidemidis, enterococci dll
 Prevalensi penyebab isk pada usia lanjut, antara lain:
 Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif
 Mobilitas menurun
 Nutrisi yang kurang baik
 Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
 Adanya hambatan pada aliran urine
TANDA DAN GEJALA/
MANIFESTASI KLINIS
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala:
 Mukosa memerah dan edema
 Terdapat cairan eksudat yang purulent
 Ada ulserasi pada uretra
 Adanya rasa gatal yang menggelitik
 Adanya nanah awal miksi
 Nyeri pada awal miksi
 Kesulitan untuk memulai miksi
 Nyeri pada bagian abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Urinalisis
 Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya isk
leukosuria positiff bila terdapat lebih lebih dari 5 leukosit/ lapang
pandang besar ( LBP ) sedimen air kemih
 Hematuria: hematuria positif bila 5-10 entrosit/ LBP sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis
 Bakteriologis
 Mikroskopis
 Biakan bakteri
 Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
 Hitung koloni
 Metode fes
PENATALAKSANAAN

 Perbanyak minuman air putih ( 8-10 gelas/ hari )


 Mengkonsumsi Vit C secara teratur karena dapat mengurangi jumlah
bakteri dalam urine
 Hindari konsumsi minuman beralkohol, makanan yang berempah, dan
kopi karena semua makanan ini dapat mengiritasi kandung kemih
 Segera buang air kecil jika keinginan itu timbul
 Berilah kompres hangat dengan bantal elektrik khusus atau botol berisi
air panas pada bagian abdomen untuk mengurangi rasa tegang pada
kandung kemih
 Cucilah alat kelamin sebelum dan sesudah hubungan kelamin
 Jalani hidup bersih dan mencuci bagian anus dan genetalia sekurang-
kurangnya sekali sehari
 Jika memakai kateter lakukan pergantian atau cek ke dokter dengan
teratur
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
INFEKSI SALURAN KEMIH
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Identifikasi klien b. Identitas penanggung
nama : jawab
tempat/tanggal lahir :
jenis kelamin : nama :
status kawin : pekerjaan :
agama :
pendidikan : alamat :
pekerjaan : hubungan :
alamat :
diagnosa medis :
- Riwayat kesehatan dahulu
Klien isk biasanya pernah mengalami
penyakit infeksi saluran kemih sebelumnya
atau penyakit ginjal polikistik atau batu
saluran kemih.
- Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang biasanya
dapat memperburuk keadaan klien akibat
adanya gen yang membawa penyakit turunan
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan f. Data psikologis
sekarang 1. status emosional
Keluhan utama : 2. kecemasan
3. pola koping
Keluhan saat dikaji :
4. gaya komunikasi
2. Riwayat kesehatan dahulu 5. konsep diri ( gambaran
3. Riwayat kesehatan diri, harga diri, peran, identitas ideal
keluarga diri )
d. Pola aktivitas sehari-hari ( ADL )
1. pola nutrisi
2. pola eliminasi
3. pola tidur dan istirahat
4. pola aktivitas dan latihan
5. pola bekerja
e. Pemeriksaan fisik
pemeriksaan system atau
dengan pemeriksaan head to-toe
Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Tanda mayor nyeri akut agen pencidera
Ds: berhubungan dengan fisiologis
Mengeluh nyeri proses infeksi
Do:
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

Tanda minor
Ds:-
Do:
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
Pengkajian nyeri akut :

P : agen pencidera fisiologis


Q: skala nyeri yang dirasakan pasien
adalah 7
R : pada bagian abdomen saluran kemih
S : nyeri seperti tertusuk-tusuk
T : nyeri dirasakan terus menerus
Data Masalah Etiologi
Tanda mayor Gangguan eliminasi Iritasi kandung kemih
Ds: urine berhubungan
1. Desakan berkemih ( dengan disfungsi
urgensi ) eliminasi urine
2. Urin menetes ( ribbling ) (Pada buku SDKI halaman
96 Kategori: fisiologis
3. Sering buang ir kecil
Sub kategori: eliminasi
4. Nokturia ( D.0040 )
5. Mengompol
6. Enuresis

Do:
1. Distensi kandung kemih
2. Berkemih tidak tuntas (
hesitancy )
3. Volume residu urine
meningkat

Gejala minor :-
Data masalah Etiologi
Tanda mayor Gangguan pola tidur Proses infeksi
Ds: (Pada buku SDKI halaman 126
1. Mengeluh sulit tidur Kategori: fisiologis
Sub kategori: aktivitas/istirahat
2. Mengeluh sering
terjaga ( D.0055)
3. Mengeluh tidak puas
tidur
4. Mengeluh pola tidur
berubah
5. Mengeluh intirahat
tidak cukup
Do:-

Tanda minor
Ds:
1. Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses
Infeksi
 2. Gangguan Eliminasi Urine Berhubungan

Dengan Disfungsi Eliminasi Urine


 3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan

Dengan Nyeri Pada Bagian Abdomen


PERENCANAAN KEPERAWATAN
N Diagnosa Noc Nic
o
1 Nyeri Akut Berhubungan Domain 5, kelas : Status Domain 1, kelas E : peningkatan kenyamanan
Dengan Proses Infeksi gejala ( hlm 47 ), fisik ( hlm 46 ), intervensi : 1400 : manajemen
Batasan karakteristik outcomes :2101: Nyeri: nyeri ( hlm 49 )
NANDA, Domain 12, Efek yang mengganggu Aktivitas-aktivitas
kelas 1 kenyamanan fisik ( ( hlm 60 ) 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
00132 ) Nyeri akut hlm Indikator meliputi lokasi, karakteristik, onset/ durasi,
469 210127 : frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
• ekspresi wajah nyeri ketidaknyamanan nyeri dan faktor pencetus
•Fokus pada diri sendiri 210119 :gangguan 2. Pastikan perawatan anlgesik bagi pasien
• laporan tentang perilaku dalam rutinitas dilakukan dengan pemantauan yang ketat
nyeri/perubahan aktivitas 210113 : gangguan 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
•Mengekspresikan pergerakan fisik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
perilaku 210117 : gangguan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
•perubahan pada eliminasi urin 4. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
parameter fisiologis 210132 : gangguan mengenai nyeri
•Perubahan posisi untuk menikmati hidup 5. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
menghindari nyeri 210134 : gangguan terhadap kualitas hidup pasien ( misalnya: tidur,
•Sikap tubuh melindungi aktifitas fisik ( hlm 321 nafsu makan, pegertian, perasaan, hubungan,
area nyeri ) perfirma kerja, dan tanggung jawab peran ) . (
Hlm 198 )
2 Gangguan eliminasi urine Domain 2: kesehatan Domain 1 fisiologis : dasar ,
berhubungan dengan fisiologi , kelas F: kelas B: manajemen eliminasi,
disfungsi eliminasi urine eliminasi ( hlm 46 ) intervensi 0590 ( manajemen
Batasan karakteristik Outcomes: eliminasi eliminasi perkemihan ). ( hlm 48
NANDA domain 3: urin 0503 (hlm 50 ) )
eliminasi dan pertukaran, Indikator Aktivitas-aktivitas
kelas 1: fungsi urinarius , 050301 pola eliminasi 1. Monitor eliminasi urine
00016 gangguan eliminasi 050329 darah terlihat termasuk frekuensi
urine hlm 199 dalam urin 2. Catat waktu eliminasi urin
•Anyang-anyangan 050309 nyeri saat terakhir
•Disuria kencing 3. Anjurkan pasien/ keluarga
•Dorongan berkemih 050330 rasa terbakar untuk mencatat output urin yang
•Inkontinensia saat berkemih sesuai
•Inkontinensia urine 050310 ragu untuk 4. Ajarkan pasien untuk
•Nokturia berkemih mendapatkan spesimen urin
•Retensi urine 050331 frekuensi pancaran tengah pada tanda
•Sering berkemih berkemih ( hlm 85 ) pertama dari kembalinya tanda
dan gejala infeksi
5. Ajarkan pasien untuk minum
8 gelas per hari pada saat makan
diantara jam makan dan di sore
hari
6. Bantu pasien untuk
mengembangkan rutinitas
eliminasi dengan tepat
3 Gangguan pola tidur Domain 1: fungsi Domain 1 fisiologis dasar, kelas F:
berhubungan dengan kesehatan , kelas A: fasilitasi perawatan diri.( Hlm 46)
nyeri pada bagian pemeliharaan intervensi 1850 peningkatan tidur
abdomen energi ( hlm 46 ), ( hlm 48 )
Batasan outcomes: 0004 aktifitas-aktivitas
karakteristik tidur ( hlm 48 ) 1. Tentukan pola tidur / aktivitas
NANDA domain 4, Indikator pasien
kelas 1 tidur/ istirahat 000401 jam tidur 2. Monitor/ catat pola tidur pasien
000198 gangguan pola 000403 pola tidur dan jumlah jam tidur
tidur ( hlm 229 ) 000421 kesulitan 3. Monitor pola tidur pasien dan catat
•Kesulitan jatuh memulai tidur kondisi fisik
tertidur 000406 tidur yang 4. Bantu untuk menghilangkan situasi
•Ketidakpuasan tidur terputus stres sebelum tidur
•Menyatakan tidak 000423 buang air 5. Anjurkan pasien untuk
merasa cukup istirahat kecil di malam hari menghindari makanan sebelum
•Penurunan 000425 nyeri tidur dan minuman yang akan
kemampuan berfungsi mengganggu tidur
•Perubahan pola tidur 6. Sesuaikan pemberian obat untuk
normal mendukung tidur/ siklus bangun
•Sering terjaga akibat pasien. ( hlm 348-349 )
nyeri
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. nyeri akut berhubungan dengan 1. Pengkajian nyeri akut :


proses infeksi P: agen pencidera fisiologis
Q: skala nyeri yang dirasakan pasien
adalah 7
R: pada bagian abdomen saluran
kemih
S: nyeri seperti tertusuk-tusuk
T: nyeri dirasakan terus menerus
2. Salam terapeutik dan menanyakan
pengalaman nyeri pasien
3. Menanyakan kepada pasien tentang
nyeri yang dirasakan
4. Menanyakan pola tidur dan pola
makan pasien akibat nyeri yang
dirasakan
5. Memonitor ruangan senyaman
mungkin agar tidak ada kebisingan
yang akan meningkatkan nyeri.
2. Gangguan eliminasi urine 1. Memantau serta mencatat warna
berhubungan dengan disfungsi urin, frekuensi urin, waktu
eliminasi urine eliminasi serta bau
2. Memberikan pengetahuan cara
pengambilan spesimen urin
dengan tepat pada pasien
3. Memberikan minum pada saat
jam makan dan sore hari serta
menyuruh pasien supaya minum
8 gelas perhari
4. Mengajarkan pola yang baik
untuk eliminasi kepada pasien
dan memotifasi pasien cara
eliminasi yang baik dan benar
3. Gangguan pola tidur 1. Memberikan arahan pola tidur yang baik
berhubungan dengan untuk pasien dengan menyarankan kepada
nyeri pada bagian pasien untuk tidur kurang lebih 8 jam per hari
abdomen .
2. Menanyakan aktivitas – aktivitas yang
dilakukan oleh pasien dan menganjurkan agar
tidak melakukan aktivitas yang berat
3. Menanyakan kepada pasien sebarapa lama
pasien tidur dan waktu tidurnya
4. Menanyakan kepada pasien keluhan yang
dirasakan akibat pola tidur serta
mendokumentasikannya
5. Memberikan terapi relaksasi terbimbing serta
nafas dalam untuk mengurangi stres dan rasa
nyeri pada pasien sebelum tidur
EVALUASI
No Diagnosa keperawatan Evaluasi keperawatan
1 Nyeri Akut Berhubungan S: Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
Dengan Proses Infeksi dari skala 7 ke 3
O:
1. Pasien tampak lebih tenang dari sebelumnya
2. Pasien tampak berhati-hati dalam
beraktivitas
3. Wajah pasien tampak lebih tenang dan cerah
4. Frekuensi nadi 110x/menit
A: masalah sebagian teratasi
P: intervensi dialnjutkan
1. Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan terutama pada
mereka yang tidak dapat berkomunikasi
secara efektif
2. Gali bersama pasien faktor-faktor yang
dapat menurunkan dan memperberat nyeri
3. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
lainnya mengenai efektifitas tindakan
pengontrolan nyeri yang pernah digunakan
sebelumnya
2 Gangguan eliminasi urine S: pasien mengatakan masih menetes dan desakan
berhubungan dengan berkemih masih terasa.
disfungsi eliminasi urine Pasien mengatakan masih sering buang air kecil

O: berkemih tidak tuntas


Volume residu urine meningkat

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi
1. Instruksikan untuk segera merespon keinginan
mendesak untuk berkemih
2. Dapatkan spesimen urin pancaran tengah, dengan
tepat
3. Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap terjadinya episode inkontinensia
4. Catat waktu berkemih pertama setelah prosedur
dengan tepat
3 Gangguan pola S: pasien mengatakan sudah mulai mudah tidur
tidur Pasien mengatakan sudah dapat tidur selama 7 sampai 8 jam
berhubungan perhari
dengan nyeri
pada bagian O: pasien tampak bugar
abdomen
A: masalah teratasi

P: pertahankan intervensi
1. Tentukan pola tidur / aktivitas pasien
2. Monitor/ catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
3. Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi fisik
4. Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur
5. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum tidur
dan minuman yang akan mengganggu tidur
6. Sesuaikan pemberian obat untuk mendukung tidur/ siklus
bangun pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai