Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

“ ASKEP DIARE ”

DI SUSUN

KELOMPOK 3 :

MIRNA EZA

ARDIMA SAPUTRA

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PRODI D-3 KEPERAWATAN SOLOK

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita ( bayi dibawah 5 tahun )
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal
karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di
tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan
WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan di
indonesia, menurut Surkesnas ( 2001 ) diare merupakan salah satu penyebab
kematian ke 2 terbesar pada balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan,
tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4
%. Adapun pada usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 %. Bayi meninggal karena
kekurangan cairan tubuh. Diare masih merupakan masalah kesehatan di
indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka
morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di indonesia juga
terukur lebih tinggi dari pneumonia ( radang paru akut ) yang selama ini
didengungkan sebagai penyebab tipikal kematian bayi.
2. Rumusan Masalah
1. Sebutkan pengertian diare.
2. Etiologi diare
3. Manifestasi klinis pada diare
4. Masalah yang lazim muncul pada diare
5. Discharge planning
6. Bagaimana Patofisiologi terjadinya diare
3. Tujuan Umum dan Kusus
1. Tujuan umum
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui gambaran dari penyakit
diare ini serta hal-hal yang penting yang harus dikrtahui.
2. Tujuan khusus
1. Agar dapat mengetahui penanganan diare
2. Agar dapat mengetahui gejala diare
3. Agar dapat mengetahui cara penanggulangan diare
4. Agar dapat mengetahui cara pencegahan diare.
Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rinci tentang penyakit diare dan
mampu menerapkan teori-teori yang di dapat di dalam institusi
pendidikan.
2. Sebagai salah satu literatur dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi
Diare akut adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair atau setengah cair ( setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak
dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain memakai
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita
diare atau melalui makan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang
berasal dari tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat
melalui udara atau melaui aktifitas seksual kontak oral-genital atau oral-anal.
( Sudoyo Aru,dkk 2009 )

Diare dapat diklafikasikan berdasarkan : ( Sudoyo Aru,dkk 2009 )


a. Lama waktu diare :
- Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
- Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologi : osmotik atau sekretorik
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional

Kebutuhan rehidrasi oral ( CRO ) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak (
Djuanda Adhi )

Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia

Usia S/D 4 Bulan 4 – 12 bulan 12 Bulan s/d 2 2-5 Tahun


Th
BB Kurang 6 kg 6 -kurang 12 kg 10-kurang 12 kg 12 – 19 kg
Jumlah 200-400 Ml 400-700 Ml 700-900 Ml 900-1400
Cairan
Rehidrasi
Oral
B. Etiologi

1. Diare akut
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus .
Parasit. Protozoa ; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas hominis,
isospora sp, cacing ( A lumbricuides, A. Doudenale, N. Americanus, T. Trichiura,
O. Vermicularis, S. Strecolaris, T. Saginata, T. Sollium ) .
Bakteri : yang mempreduksi enterotoksin ( S aureus, C perfringes, E coli, V
cholera, C diffcile ) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus ( Shingella
salmonella spp, Yersinia ) .
2. Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathagenesis
terjadinya
- Diare osmotic
- Diare sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamatorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik

C. Manifestasi Klinis
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa
tidak enak , nyeri perut
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
- Demam
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
- Penurunan BB dan nafsu makan
- Demam indikasi terjadi infeksi
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
( Yuliana elin, 2009 )
Bentuk klinis diare :
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut - Diare lebih dari 3 kali sehari
berlangsung kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
Kolera - Diare air cucian beras yang sering
ada banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat
- Diare dengan dehidrasi berat
selama terjadi KLB kolera
- Diare dengan hasil kultur tinja
positif untuk V. Cholera 01 atau
01339
Disentri - Diare berdarah ( terlihat atau
dilaporkan )
Diare persisten - Diare berlangsung 14 hari atau
lebih
Diare dengan gizi buruk - Diare apapun yang disertai gizi
Diare terkait antibiotika ( antibiotic buruk
associated diarrhea ) - Mendapat pengobatan antibiotic
oral spectrum luas
Invaginasi - Dominan darah dan lender dalam
tinja
- Massa intra abdominal ( abdominal
mass )
- Tangisan keras dan kepucatan
pada bayi
Sumber : buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit hal: 133

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :

Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan


Diare Berat Terdapat 2 atau lebih tanda : Beri cairan untuk diare dengan
- Letargis atau tidak dehidrasi berat ( lihat rencana
sadar terapi C untuk diare dirumah sakit di
- Mata cekung bab dehidrasi )
- Tidak bisa minum
atau malas minum
- Cubitan kulit perut
kembali sangat (
lebih 2 detik )
Dehidrasi Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri anak cairan
ringan atau - Rewel, gelisah dengan makanan
sedang - Mata cekung untuk dehidrasi
- Minum dengan ringan ( lihat rencana
lahap, haus terapi B di bab
- Cubitan kulit dehidrasi )
kembali dengan - Setelah rehidrasi,
lambat nasehati ibu untuk
penanganan dirumah
dan kapan kembali
segera
Tanpa Tidak terdapat cukup tanda - Beri cairan dan
dehidrasi untuk diklafikasikan sebagai makanan untuk
dehidrasi ringan atau berat menangani diare
dirumah ( lihat
rencana terapi A )
- Nasihati ibu kapan
kembali segera
- Kunjungan ulang
dalam waktu 5 hari
jika tidak membaik
Sumber : buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit halaman 134

Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- Ph dan mikroskopis
- Biakan dan resistensi feses ( colok dubur )
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam
basa ( pernapasan kusmaul )
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K , Kalsium dan Posfat

D. Masalah yang lazim muncul


1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
2. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
3. Kerusakan volume cairan kulit b.d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake
makanan
6. Resiko syok ( hipovolemi ) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
E. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman ( misal oralit )
2. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi ( ubun-ubun dan mata cdkung, turgor
kulit tidak elastis, membran mukosa kering ) dan segera dibawa kedokter
3. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya
4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan
gizi yang terjadi
5. Banyak minum air
6. Hindari konsumsi minuman bersoda/ minuman ringan yang banyak mengandung
glukosa karena glukosa/gula dapat menyebabkan air terserap ke usus sehingga
memperberat kondisi diare
7. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali sesudah
buang air besar atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah
penularan diare
8. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat manis
hingga gejala diare membaik.

Rencana terapi A
Penanganan diare dirumah
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan dirumah : beri cairan
tambahan, beri tablet ZINC, lanjutkan pemberian makan, kapan harus kembali.
1. Beri cairan tambahan ( sebanyak anak mau )
Jelaskan kepada ibu :
- Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan
tambahan yang utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada
setiap kali pemberian.
- Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang
sebagai tambahan
- Jika anak tidak memperoleh ASI ekslusif, beri 1 atau lebih cairan
berikut ini : oralit, cairan makanan ( kuah sayur atau tajin ) atau
matang .
Anak harus diberi larutan oralit dirumah jika :
- Anak telah diobat dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan
ini.
- Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah
Ajara Ibu Cara Mencapur Dan Membarikan Oralit. Beri Ibu 6 Bungkus
Oralit ( 200 ml ) untuk digunakan dirumah .
Tunjukan Kepada Ibu Berapa Banyak Cairan Termasuk Oralit Yang Harus
Diberikan Sebagai Tambahan Bagi Kebutuhan Cairannya sehari-hari :
Kurang 2 bulan 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
Lebih 2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB
Katakan kepada ibu :
- Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari mangkuk atau
cangkir atau gelas.
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan
lebih lambat
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
2. Beri Tablet ZINC
Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet ZINC selama 10 hari dengan
dosis :
- Umur kurang 6 bulan : ½ tablet ( 10 mg ) per hari
- Umur lebih 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg ) per hari
3. Lanjutkan pemberian makan atau ASI
4. Kapan harus kembali

F. Patofisiologi

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang diusus Toksit tak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi & elektrolit


Hiperperistaltik Malabsorbsi KH, Lemak,
Protein

Isi usus Penyerapan makanan diusus


Meningkat tekanan
menurun
osmotik

Pergeseran air dan


elektrolit ke usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan & elektrolit Kerusakan integritas kulit Mual muntah


berlebihan
Nafsu makan menurun

Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik


cairan & elektrolit
Sesak
Dehidrasi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Gangguan pertukaran gas

Kekurangan volume cairan Resiko syok ( hipovolemi )


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DAN TEORITIS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Suku/Bangsa :
Gol.Darah :
Alamat :
Tgl.Pengkajian :
Diagnosa Medis : Diare
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Hub.Dgn klien :
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
E. Riwayat Keshatan Keluarga
F. Keadaan Umum
1. Tingkat kesadaran
2. Tanda-tanda vital
3. Penampilan umum
G. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
1. Kepala
2. Mata
3. Hidung
4. Mulut
5. Telinga
6. Leher
7. Dada
8. Abdomen
9. Ektremitas
- Ekstremitas atas
- Ekstremitas bawah

10 . integumen

H. Askep Sosial, Psiko dan spritual


a. Askep sosial
1. Konsep Diri
- Body image
- Harga diri
- Peran diri
- Identitas diri
2. Perasaan
3. Mekanisme pertahanan diri
b. Askep sosial
1. Hubungan Sosial
2. Intraksi selama pengkajian
c. Askep Spritual
1. Nilai Keyakinan
2. Kegiatan Ibadah
I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Tes darah
HB
Leukosit
Trombosit
Limfosit
Monosit
Haemotokrit
b. Tes urin
Warna
BD
Ph
Keton
Albumin
Reduksi
2. Pemberian TerapI

B. Analisa Data

Data Fokus Kemungkinan Masalah Keperawatan


Penyebab
DS : Proses infeksi, inflamasi Diare b.d proses
- Keluarga klien di usus infeksi, inflamasi di
mengatakan klien BAB usus
mencret kurang lebih
5 X/hari
DO :
- Konsistensi feces cair
- Konsistensi kulit jelek
- Mata cekung
DS : Iritasi gastrointestinal Ketidakseimbagan
- Keluarga mengatakan nutrisi b.d iritasi
klien susah makan gastrointestinal
- Keluarga klien
mengatakan klien
badanya lemas
DO :
- Pasien muntah
- Bising usus meningkat
BAB menurun
- Penurunan berat
badan pasien

DS : - Pasien nampak pucat Risiko Hipovolemik Risiko hipovolemik b.d


- Keluarga pasien kehilangan cairan dan
mengatakan pasien elektrolit
mual muntah

DO : - TTV
Td : 80 / 60
N : 70 x/ menit
Pn : 16x/ menit
S : 37,2 o C
- Tugor kulit jelek
- Mukosa bibir pucat
- Konjungtiva pucat
C. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus


2. Ketidakseimbangan nutrisi b.d iritasi gastrointestinal
3. Resiko syok hipovolemik b.d kehilangan cairan dan elektrolit
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare akut adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair atau setengah cair ( setengah padat ), kandungan air tinja lebih
banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain
memakai frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air
besar tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

B. SARAN
Oleh karena itu karena sudah mengetahui apa itu diare ,pencegahan dan
penanganan nya di harapkan masyarakat lebih bisa menjaga kesehatan.
Dartar Pustaka
Buku nanda nic-noc jilid 1.2015
Diagnosis keperawatan : defenisi & klasifikasi 2015-1017. Ed 10. Jakarta : EGC,
2015.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesis. Defenisi dan indikator Diagnostik.
Edisi 1.cetak II : januari 2017

Anda mungkin juga menyukai