Anda di halaman 1dari 16

LAVEMENT HUKNAH TINGGI DAN RENDAH

Disusun Oleh:

Aluna Nurmalia Luthfa (P07120421001)

Ferdian Hardinata (P07120421011)

Mutiara Rohmah (P07120421029)

Saskia Ayu Anggraini (P07120421039)

Windya Fatma Lestari (P07120421045)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN (POTEKKES) MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI STr. KEPERAWATAN

Jalan Prabu Rangkasari Dasan Cermen Kecamatan Sandubaya-Mataram


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
”LAVEMENT HUKNAH TINGGI dan RENDAH” ini dapat tersusun hingga
selesai.

Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik dari diri maupun
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Kami mengucapkan Terimakasih kepada Ibu Mardiatun, M.Kep, selaku


dosen mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I yang telah membimbing sekaligus
memberikan tugas ini kepada kami untuk menambah pengetahuan dan wawasan
baik bagi pembaca maupun penulis.

Semoga makalah ini memberikan wawasan lebih luas kepada pembaca


walaupun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Mataram, 28 Agustus 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………2

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….3
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………….3
C. TUJUAN………………………………………………………………......3
D. MANFAAT………………………………………………………….…….3

BAB II : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKNAH………………………………………………..4
B. TUJUAN PEMBERIAN HUKNAH………………………………………4
C. INDIKASI………………………….……………………………………...4
D. KONTRAINDIKASI……………………………………………………...4
E. JENIS ENEMA……………………………………………………………5
F. PEMBERIAN HUKNAH………………………………………………...6
G. PEMBERIAN GLISERIN PER REKTAL…………………………….....9
H. EVAKUASI FESES SECARA MANUAL……………………………..10
I. PEMBERIAN SUPPOSITORIA………………………………………...11

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………..12
B. SARAN…………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Enema / Huknah adalah tindakan memasukkan larutan kedalam
rectum dan kolon untuk menstimulasi peristaltisse hingga menyebabkan
eliminasi feses. Enema dapat juga diberikan untuk memasukkan obat atau
agens terapeutik lain. Selain itu, enema terkadang diberikan sebelum
prosedur, seperti kolonoskopi, atau sebelum pembedahan usus untuk
membersihkan usus.
Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut
cara kerjanya : cleansing (membersihkan), carminative (untuk mengobati
flakulance), retensi (menahan), dan mengembalikan aliran.
Dua jenis dari cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi )
dan low enema ( huknah rendah ).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Huknah?
2. Bagaimana cara pemberian Huknah kepada pasien?
C. TUJUAN
1. Pembaca diharapkan mengetahui dan memahami segala hal terkait
dengan Huknah
2. Pembaca diharapkan mampu mempraktikkan prosedur pemberian
Huknah kepada pasien dengan baik dan benar
D. MANFAAT
1. Mendeskripsikan secara sederhana segala sesuatu mengenai Huknah
2. Mendeskripsikan prosedur pemberian Huknah kepada pasien

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKNAH
Enema / Huknah adalah tindakan memasukkan larutan kedalam
rectum dan kolon untuk menstimulasi peristaltisse hingga menyebabkan
eliminasi feses. Enema dapat juga diberikan untuk memasukkan obat atau
agens terapeutik lain. Selain itu, enema terkadang diberikan sebelum
prosedur, seperti kolonoskopi, atau sebelum pembedahan usus untuk
membersihkan usus.. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat
golongan menurut cara kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative
( untuk mengobati flakulance ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan
aliran. Dua jenis dari cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi )
dan low enema ( huknah rendah ). High enema diberikan untuk
membersihkan kolon sebanyak mungkin, sering diberikan sekitar 1000ml
larutan orang dewasa dan posisi klien berubah dari posisi lateral kiri ke
posisi dorsal recumbeng dan kemudian ke posisi lateral kanan selama
pemberian ini agar cairan dapat turun ke usus besar, cleaning enema paling
efektif jika diberikan dalam waktu 5 – 10 menit.
Low enema diberikan hanya untuk membersih kan rektum dan
kolon sigmoid. Sekitar 500 mL larutan diberikan pada orang dewasa dan
klien dipertahankan pada posisi ke kiri selama pemberian.
B. TUJUAN PEMBERIAN HUKNAH
a. Untuk membersihkan usus.
b.  Untuk pengobatan.
c.  Membantu menegakkan diagnosa.
C. INDIKASI
a. Untuk persiapan pemeriksaan radiologi.
b. Untuk persiapan opoerasi.
c. Pada ibu yang akan melahirkan.
D. KONTRAINDIKASI
a. Tumor. 

4
b. Hemoroid (ambien).
E. JENIS ENEMA
1. Enema Pembersih
Enema pembersih adalah tindakan memasukkan cukup cairan atau
larutan yang diformulasikan secara khusus kedalam kolon untuk
membantu melunakkan fases, menstimulasi peristalsis, dan
melubrikasi sebagai persiapan untuk evakuasi.
2. Enema Sekali Pakai (Enema Fleet)
Enema ini mengandung sejumlah kecil larutan hipertinik, biasanya
salin, dengan 120 mL adalah ukuran yang paling umum digunakan.
Sebagai larutan hipertonik, larutan ini menarik air dari jaringan kolon
kelumen intestine dengan cara osmosis
3. Enema Karminatif
Enema karminatif diberikan untuk menstimulasi peristaltis
sehingga flatus (gas) dikeluarkan dari usus, bersamaan dengan feses.
4. Enema Anthelmintik
Obat-obatan anthelmintik membantu menghancurkan parasit usus.
Obat anthelmintik biasanya diberikan per oral, tetapi kaena obat ini
toksik, obat ini tidak aman untuk diminum oleh beberapa klien secara
oral. Dalam keadaan ini, larutan obat anthelmintik dapat dimasukkan
ke dalam rektum untuk ditahan didalamnya (selama klien mampu
menahannya).
5. Enema Amolien
Enema emolien ini sejumlah kecil minyak zaitun atau minyak biji
kapas yamh diberikan untuk melindungi atau menyejukkan membran
mukosa kolon. Enema ini untuk ditahan di dalam.
6. Enema Retensi Minyak
Enema retensi minyak terdiri dari sejumlah kecil minyak dan
diberikan dalam jumlah yang sanagt sedikit karena minyak ini harus
ditahan agar efektif. Setelah retensi, akan terjadi pergerakan usus. Jika
larutan minyak terbukti tidak efektif setelah beberapa jam, tindakan ini
mungkin perlu dilanjutkan dengan enema larutan salin.

5
7. Enema Obat
Enema obat adalah tindakan memasukkan obat kedalam rektum;
terkadang, ini adalah salah satunya cara untuk memberikan obat
kepada klien, kemungkinan karena klien muntah, tidak sadar atau baru
menjalani bedah mulut atau tenggorokan.
8. Enema Aliran Balik (Harris Flush)
Harris flush diresepkan untuk meredakan gas dan distensi usus,
yang menyebabkan nyeri. Enema ini diberikan dengan perlengkapan
kantong dan slang. Tujuan proses ini adalah untuk menstimulasi
pengeluaran flatus sehingga meredakan distensi abdomen dan ”nyeri
gas”.
F. PEMBERIAN HUKNAH
1. Huknah Rendah
Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara
memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens dengan
menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakan
sebelum operasi ( persiapan pembedahan ) dan pasien yang mengalami
obstipasi.
a. Tujuan
1) Mengosokkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-
hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung, seperti
BAB.
2) Merangsang buang air besar atau merangsang pristaltik usus
untuk mengeluarkan fedses karena kesulitan untuk defekasi
( pada pasien sembelit ).
b. Alat dan bahan :
1) Pengalas
2) Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
3) Cairan hangat ( 700 – 1000 ml dengan suhu 40,5˚ – 43˚ C )
4)  Bengkok
5)  Jeli
6)  Pispot

6
7) Sampiran
8) Sarung tangan
9) Tisu
c. Prosedur kerja :
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
2) Cuci tangan
3) Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien dirawat
di bangsal umum.
4) Atur posisi pasien dengan posisisi sims kiri.
5) Pasang pengalas dibawah area gluteal.
6) Siapkan bengkok di dekat pasien.
7) Irigator diisi cairan hangat dan hubungkan kanula rektal.
Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan
keluarkan air ke bengkok dan beri jeli pada kanula.
8) Gunakan sarung tangan.
9) Masukkan kanula kira-kira 15 cm ke dalam rektum ke arah
kolon desendens sambil pasien diminta menarik napas dan
pegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur dan buka
klemnya. Air yang dialirkan sampai pasien menunjukkan
keinginan untuk defikasi.
10) Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defikasi
dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Bila pasien tidak
mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih
dan keringkan denagn tisu.
11)  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
12)  Catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan dan respon
pasien.
2. Huknah Tinggi
Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat ke
dalam kolon asendens dengan menggunakan kanula usus. Tindakan ini
dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan umum.

7
a. Tujuan :
Menggosokkan usus untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi
dilakukan atau pengosongan sebagai tindak diagnostik /
pembedahan.
b. Alat dan bahan :
1) Pengalas
2) Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
3) Cairan hangat ( 700 – 1000 ml dengan suhu 40,5˚ – 43˚C )
4) Bengkok
5) Jeli
6) Pispot
7) Sampiran
8) Sarung tangan
9) Tisu
c. Prosedur kerja :
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
2) Cuci tangan.
3) Atur ruangan dengan meletakkan sampiran bila pasien berada
dalam bangsal umum atau bila pasien dirawat di ruang privat,
cukup dengan menutup pintu kamar.
4) Atur posisi pasien dengan posisi sims kanan.
5) Pasang pengalas dibawah daerah anus.
6) Siapkan bengkok dekat pasien.
7) Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan dan
hubungkan kanula usus, kemudian periksa aliran dengan
membuka kanula usus dan mengeluarkan air ke bengkok dan
be ikan jeli pada ujung kanula tersebut.
8) Gunakan sarung tangan.
9) Masukkaan kanula kedalam rektum ke arah kolon asendens
(15-20 cm) sambil pasien diminta menarik nafaspanjang dan

8
pegang irigator setinggi 30cm dari tempat tidur dan buka klem
msampai air mengalir dan menimbulkan rasa ingin defekasi.
10) Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila ada rasa ingin
defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet, bila pasien
tidak mampu ke toilet bersihkan dengan menyiram daerah
parineum hingga bersih dan keringkan dengan tisu.
11) Cuci tangan.
12) Catat jumlah, warna, konsistensi, dan respons pasien terhadap
tindakan.
G. PEMBERIAN GLISERIN PER REKTAL
Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan gliserin ke dalam
poros usus dengan mengggunakan spuit gliserin. Tindakan ini dapat
dilakukan untuk merangsang peristaltik usus sehingga pasien dapat
defekasi (khususnya pada pasien yang mengalami sembelit) dan juga dapat
digunakan untuk persiapan operasi.
1. Tujuan:
a. Merangsang buang air besar dengan merangsang peristaltik usus.
b. Mengosongkan usus yang digunakan sebelun tindakan
pembedahan.
2. Indikasi :
a. Pada penderita obstipasi.
b. Persiapan operasi kecil.
c. Untuk pemeriksaan.
3. Kontra indikasi :
a. Abortus imminens.
b. Kanker rektum.
c. Tipus abdominalis.
4. Alat dan bahan :
a. Spuit gliserin.
b. Gliserinn dalam tempatnya.
c. Bengkok.
d. Pangalas.

9
e. Sampiran.
f. Sarung tangan.
g. Tisu
5. Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur pada pasien.
b. Cuci tangan.
c. Atur ruangan, tutup pintu bila pasien dalam ruang rawat pribadi
dan pasang sampiran bila pasien dirawat dalam bangsal umum.
d. Atur posisi pasien (miring ke kiri).
e. Pasang pengalas di area gluteal.
f. Siapkan bengkok didekat pasien.
g. Spui diisi glieserin 10-20cc.
h. Gunakan sarung tangan.
i. Masukkan gliserinperlahan kedalam anus dengan cara tangan kiri
meregangkan daerah anus, tangan tangan memasukkan spuit
kedalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan
kedepan dan anjurkan pasien bernafas dalam.
j. Setelah selesai, cabu dan masukkan spuit kedalam bengkok.
Anjurkan pasien unuk menahan sebentar rasa ingi defeksi dan
pasang pispot bila pasien tidak mampu ke toilet. Kemudian
bersihkan daerrah perineum dengan air hingga bersih lalu
keringkan denan tisu.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
l. Catat jumlah feses, warna, konsistensi, dan respons pasien.
H. EVAKUASI FESES SECARA MANUAL
Prosedur ini merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rektum
pasien. Tindakan ini digunakan untuk mengambil atau menghancurkan
massa feses sekaligus mengeluarkannya. Indikasi tindakan ini adalah bila
massa feses terlalu besar dan pemberian enema tidak berhasil, konstipasi
pada lansia.
1. Tujuan :

10
Mengatasi impaksi fekal (pengerasan feses) yang tidak dapat
dilakukan oleh enema.
2. Alat dan bahan :
a. Sarung tangan.
b. Minyak pelumas/jeli.
c. Alat penampung atau pispot.
d. Pengalas.
3. Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur pada pasien.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan dan beri minyak pelumas atau jeli pada jari
telunjuk. Atur posisi miring dengan lutut fleksi.
d.  Masukkan jari ke dalam rektum dan dorong dengan perlahan
sepanjang dinding rektum ke arah massa feses yang impaksi.
e. Secara perlahan lnakkan massa dengan masase daerah feses yang
impaksi (arahkan jari pada inti yang keras).
f.  Berikan pispot bila terasa ingin defekdsi atau bantu ke toilet.
g. Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
h.  Catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan (impaksi), serta
respon pasien terhadap prosedur.
I. PEMBERIAN SUPPOSITORIA
Beberapa cathartice diberikan dalam bentuk suppositoria ini
bekerja dalam beberapa cara dengan menstimulasi ujung saraf di muosa
rektal. Suppositoria seharusnya dimasukkan melalui spincker analditenus.
Untuk dewasa suppositoria dimasukkan sekitar 7,5 – 10cm ( 3 – 4
inch ), klien diinstruksikan untuk bernapas melalui mulut, karena
pernafasan mulut dapat  merelaksaaikan spinckeranal. Untuk lebih efektif
suppositoria harus ditempatkan sepanjang dinding rektum. Secepatnya
setelah memasukkan obat suppositoria, pearawat membantu menekan
pinggang klien supaya obat tidak keluar.
Buka sarung tangan, dibalikkan, kemudian dicuci dengan air dan
sabun. Secara umum suppositoria efektif

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat
melaui anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan
asenden. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flatus.
Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut
cara kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative ( untuk mengobati
flakulance ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis
dari cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema
( huknah rendah ).
Pemberian gliserin dilakukan dengan memasukkan cairan gliserin
kedalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin      Pemberian
suppositoria bekerja dalam beberapa cara dengan menstimulasi ujung saraf
di muosa rektal.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian guna dan
tujuan untuk memperbaiki kesalahan dan menutupi kekurangan. Atas
partisipasinya ribuan terima kasih kami hanturkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rosdahl , Caroline Bungker dan Mary T. Kowalski . 2014 . Buku


Keperawatan Dasar Edisi 10 Volume 2 . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

13
LAMPIRAN I

Pemberian Enema Menggunakan Metode Kantong-dan-Slang

Aspek yang Dinilai Nilai Ket


0 1 2
Tahap Pre Interaksi :
1. Lihat program dokter
2. Cuci dan sanitasi tangan serta pasang
sarung tangan
3. Periksa kemasan enema
4. Ketahui jumlah larutan dan ukuran enema
yang akan digunakan
5. Periksa kelengkapan alat
Tahap Orientasi :
1. Memperkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Jelaskan prosedur dan buat klien nyaman
Tahap Pelaksanaan:
1. Minta klien berbaring miring
2. Letakkan bantalan kedap air dibawah
bokong klien
3. Letakkan klien dalam posisi lutut-dada
4. Selimuti klien
5. Keluarkan udara dari slang dengan
membuka klem sampai larutan mengalir
6. Masukkan ujung slank secara perlahan
7. Atur kecepatan dan tekanan pemberian
enema
8. Letakkan bedpan untuk klien
Tahap Penutup :
1. Pastikan kenyamanan dan keamanan
2. Catat pertanyaan dan keluhan dari klien
3. Buang material bekas pakai secara tepat
4. Tawarkan kesempatan kepada klien
untuk mencuci tangan
5. Lakukan desinfeksi pada area tangan
6. Dokumentasikan dan laporkan prosedur

14
LAMPIRAN II

Pemberian Enema Menggunakan Enema Jenis Fleet

Aspek Yang Dinilai Nilai Ket


0 1 2
Tahap Pre Interaksi :
1. Lihat program dokter
2. Cuci dan sanitasi tangan serta pasang
sarung tangan
3. Baca dan ikuti instruksi yg tertera
pada kemasan enema
4. Ketahui jumlah larutan dan ukuran
enema yang akan digunakan
5. Periksa kelengkapan alat
Tahap Orientasi :
1. Memperkenalkan diri
2. Pastikan identitas pasien
3. Jelaskan prosedur dan buat klien
nyaman
Tahap Pelaksanaan:
1. Minta klien berbaring miring
2. Letakkan bantalan kedap air
dibawah bokong klien
3. Letakkan klien dalam posisi lutut-
dada
4. Selimuti klien
5. Masukkan ujung slank secara
perlahan
6. Gulung wadah enema fleet dari
bawah keatas saat larutan
dimasukkan
7. Letakkan bedpan untuk klien
Tahap Penutup :
1. Pastikan kenyamanan dan keamanan
2. Catat pertanyaan dan keluhan dari
klien
3. Buang material bekas pakai secara
tepat
4. Tawarkan kesempatan kepada klien
untuk mencuci tangan
5. Lakukan desinfeksi pada area tangan
6. Dokumentasikan dan laporkan
prosedur

15

Anda mungkin juga menyukai