“ HUKNAH”
Dosen Pembimbing :
Ns. Wirda Y. Dulahu, M.Kep
OLEH
KELOMPOK 2
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Pembahasan Kasus Sistem
Neuropresepsi”. Penulisan “Pembahasan Kasus Sistem Neuropresepsi” ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 3. Haltersebut terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada
kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ns. Wirda Y. Dulahu , M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan “Pemasangan Huknah”.
2. Teman-teman kelompok 2 yang telah membantu menyelsaikan penyusunan
“Pemasangan Huknah”.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme
tubuh berupa bowel (feses). Pengeluaran feses yang sering, dalam
jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding
lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson &
Weigley, 1989). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan
rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi
defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali
perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga
bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong
feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam
rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa+sisa
produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal.
Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada
gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain karena fungsi usus
tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi
dan kebiasaan masing+masing orang berbeda. Klien sering
meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan
eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka
sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak
mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet
yang norma; lingkungan rumah bisa menghadirjkan hambatan
untuk klien dengan perubahan mobilitas perubahan kebutuhan
peralatan kamar mandi. Untuk menangani masalah eliminasi klien,
perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-
faktor yang mempengaruhi eliminasi. Eliminasi produk yang
teratur merupakan aspek penting untuk fungsi normal tubuh.
Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem
gastrointestinal dan system tubuh lainnya.
B. Tujuan
1. Mampu menjelaskan indikasi pemberian tindakan keperawatan
eliminasi fekal (Huknah)
2. Mampu menjelaskan manfaat pemberian tindakan keperawatan
eliminasi fekal (Huknah)
3. Mampu menjelaskan mekanisme pemberian tindakan
keperawatan eliminasi fekal (Huknah)
4. Mampu menerapkan pemberian tindakan keperawatan eliminasi
fekal (Huknah)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat
melalui anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden.
Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flaktus. Huknah
dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara
kerjanya cleansing (membersihkan), carminative (untuk mengobati
flakulance), retensi (menahan), dan mengembalikan aliran. Dua
jenis dari cleaning anema adalah high enema (huknah tinggi) dan
low enema (huknah rendah). High enema diberikan untuk
membersihkn kolon sebanyak mungkin, sering diberikan sekitar
1000 ml larutan orang dewasa dan posisi klien berubah dari posisi
lateral kiri ke posisi dorsal recumbent dan kemudian ke posisi
lateral kanan selama pemberian ini agar cairan dapat turun ke usus
besar, cleaning enema paling efektif jika diberikan dalam waktu 5-
10 menit. Low enema diberikan hanya untuk membersih kan
rektum dan kolon sigmoid. Sekitar 500 ml larutan diberikan pada
orang dewasa dan klien dipertahankan pada posisi ke kiri selama
pemberian.
B. INDIKASI
1. Konstipasi
5. Impaksi feses
C. Kontra Indikasi
1. Dengan diverticulus, ulcerative, chron’s disease
2. Post operasi
3. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,
hemoroid, tumor rectum dan kolon.
Dampak positif
Dampak negative
1. Jika menggunakan larutan terlalu hangat akan
membakar mukosa usus dan jika larutan terlalu dingin
yang diberikan akan menyebabkan kram abdomen.
2. Jika klien memiliki kontrol sfingter yang buruk tidak
akan mampu menahan larutan enema (Perry, Peterson,
Potter, 2005).
Beberapa perbedaan dalam tindakan cleansing enema :
No. Perbedaan Huknah Rendah Huknah Tinggi
Tindakan
memasukkan cairan Tindakan memasukkan cairan
1. hangat dari rectum hangat dari rectum ke dalam colon
Tindakan
ke dalam colon asenden
desenden
Mengosongkan usus
Membantu mengeluarkan feses
sebagai persiapan
2. Tujuan akibat konstipasi atau impaksi
tindakan
fekal
colonoscopy
± 30 cm dari tempat
6. Tinggi Irigator ± 30- 45 cm dari tempat tidur
tidur
Jumlah larutan yang diberikan tergantung pada jenis enema, berdasar usia
jumlah cairan yang bisa disimpan :
No. Usia Jumlah Larutan
1. Bayi 150-250 ml E. M
250-350 ml a
2. Toddler atau preschool
c
3. Anak usia sekolah 300-500 ml a
4. Remaja 500-750 ml m
5. Dewasa 750-1000 ml
Dan Tujuan Enema Atau Huknah
Enema dapat diklasifikasikan kedalam 4 golongan menurut
cara kerjanya diantaranya cleansing (membersihkan), carminative
(untuk mengobati flatulence), retensi (menahan), dan
mengembalikan aliran.
1. Cleansing Enema
a. Huknah Rendah
Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara
memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens
dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah
rendah dilaksanakan sebelum operasi ( persiapan
pembedahan ) dan pasien yang mengalami obstipasi. Low
enema (huknah rendah) diberikan hanya untuk
membersihkan rektum dan kolon sigmoid. sekitar 500 ml
larutan diberikan pada orang dewasa, klien dipertahankan
pada posisi sims miring kekiri selama pemberian.
b. Huknah Tinggi
Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan
hangat ke dalam kolon asendens dengan
menggunakan kanula usus (Hidayat, 2006). High
enema (huknah tinggi) diberilak untuk membersihkan
kolon sebanyak mungkin, sering diberikan sekitar
750-1000 ml larutan untuk orang dewasa, dan posisi
klien berubah dari posisi lateral kiri ke posisi dorsal
recumbent dan kemudian ke posisi lateral kanan
selama pemberian ini cairan dapat turun ke usus
besar. Cairan diberikan pada tekanan yang tinggi
daripada low enema. Oleh karena itu, wadah dari
larutan digantung lebih tinggi. Bleansing enema
paling efektif jika diberikan dalam waktu 5-10 menit.
Tujuan huknah tinggi diberikan untuk :
c. Huknah Gliserin
Memaskkan /airan melalui anus ke dalam kolon sigmoid
dengan menggunakan spuit gliserin bertujuan untuk
melunakkan fases dan merangsang buang air besar serta
sebagai tindakan pengobatan
2. Retensio Enema
Retention enema, dimasukkan oil (pelumas) kedalam
rektum dan kolon sigmoid, pelumas tersebut tertahan untuk
waktu yang lama (1-3 jam). Ia bekerja untuk melumasi
rektum dan kanal anal, yang akhirnya memudahkan
jalannya fases.
3. Barninative Enema
Barminative enema terutama diberikan untuk
mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan kedalam rektum
untuk mengeluarkan gas dimana ia meregangkan peritaltik.
Untuk orang dewasa dimasukkan 60-180ml. Bontoh enema
carminative ialah larutan GMW,yang mengandung 30ml
magnesium, 60ml gliserin, dan 90ml air.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat
melaui anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden.
Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flatus. Huknah dapat
diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara kerjanya :
cleansing (membersihkan), carminative (untuk mengobati flakulance ),
retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari cleaning
anema adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema ( huknah
rendah ).
Indikasi Huknah yaitu :
1. Konstipasi
2. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur.
3. Penggunaan laxative yang berlebihan
4. Impaksi fases
5. Kebiasaan buang air besar yang teratur
6. Persiapan pra operasi
7. Untuk tindakan diagnostic misalnya neurologi
8. Paien dengan melana
B. SARAN
Daftar Pustaka
Alimul Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan
No. KOMPONEN
1. Persiapan Alat :
- Irigator / selang karet
- Handscon
- Canule rectal
- Bengkok
- Air hangat sesuai kebutuhan dengan suhu 40,5 oC – 43 oC
Dewasa 750-1000 ml
Anak-anak 300-500 ml
Bayi 150-250
- Pelumas larut dalam air / vaselin
- Perlak dan pengalas
- Selimut mandi
- Tisu
- Pispot
- Baskom, waslap serta sabun
- Thermometer untuk mengukur suhu larutan
2. Persiapan pasien
- Menjelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
- Menyiapkan
3. Langkah- langkah
- Cuci tangan
- Siapkan alat kedekat pasien
- Lakukan identifikasi pasien dengan benar
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
- Tanyakan kesiapan pasien atau keluarga
- Tutup sampiran
- Menaggalkan pakaian bawah pasien
- Pakai handscon
- Membantu pasien dalam posisi sim, sim kiri huknah rendah, sim kanan
huknah tinggi
- Letakkan perlak dan kain pengalas di bawah bokongpasien
- Pasang selimut mandi
- Tutup klem pengatur, tuangkan larutan hangat ke dalam irrigator, kemudian
hubungkan selang rectal keluarkan udara dari dalam selang
- Berikan pelumas 3-4 cm pada ujung selang rectal
- Memasukan ujung kanul kedalam anus sepanjang 7,5 – 10 cm untuk dewasa,
anak-anak 5-7,5 cm, dan bayi 2,5- 3,5 cm.
- Anjurkan pasien untuk rileks
- Tinggikan irrigator setinggi 30 cm untuk huknah rendah dan 30-45 cm untuk
huknah tinggi, di atas tempat tidur
- Buka klem pengatur, kemudian alirkan larutan secara perlahan
- Klem selang setelah semua larutan dialirkan
- Menganjurkan pasien untuk menahan sampai betul-betul ingin defekasi
- Lepaskan selang rectal, masukkan kedalam bengkok
- Pasang pispot/ anjurkan pasien untuk ke kamar mandi
- Bersihkan daerah anus
- Rapikan pasien dan lingkungan
- Membereskan alat-alat
- Lepas handscon dan cuci tangan
- Lakukan evaluasi tindakan ( mencatat: jumlah dan warna feses, serta keluhan
pasien sewaktu pemasangan huknah)