PENDAHULUAN
1
Hingga kini berbagai inovasi bentuk enema dan jenis enema dibuat dengan tujuan
untuk mempermudah dalam cara pemberian, faktor kenyamanan dan simpel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tujuan enema
Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut, kembung
namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti telah
diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini. Pada akhirnya setelah ilmu pengetahuan
medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan medis,
penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya.
b. Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program latihan defakasi
(bowel training program)
3
c. Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik.
b. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan
feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit).
1. Merangsang gerakan usus besar, berbeda dengan laxative. Perbedaan utama terletak pada
cara penggunaannya, laxative biasanya diberikan per oral sedangkan enema diberikan
langsung ke rectum hingga kolon. Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batas daya
tampung rongga kolon diberikan, pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya cairan
enema ke dalam bedpan atau di toilet. , larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi
rektum dan kolon, mempunyai konsentrasi gradien yang netral. Larutan ini tidak menarik
elektrilit dari tubuh – seperti jika menggunakan air biasa – dan larutan ini tidak masuk ke
membran kolon – seperti pada penggunaan phosphat. Dengan demikian larutan ini bisa
digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama, seperti melembutkan feses pada
kasus fecal impaction.
3. Sebagai jalan alternatif pemberian obat. Hal ini dilakukan bila pemberian obat per oral
tidak memungkinkan, seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa mual, beberapa
anti angiogenik lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan , pemberian obat
kanker, arthritis, pada orang lanjut usia yang telah mengalami penurunan fungsi organ
pencernaan, menghilangkan iritable bowel syndrome menggunakan cayenne pepper untuk
squelch iritasi pada kolon dan rectum dan untuk tujuan hidrasi.
4
4. Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan untuk
mengobati peradangan usus besar.
5. Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema. Enema berisi barium sulphat ,
pembilasan dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan tujuan untuk
mengembalikan fungsi normal dari kolon tanpa komplikasi berupa konstipasi akibat
pemberian barium sulphat.
1. Indikasi Enema
a. Konstipasi
2. Kontraindikasi Enema
c. diare
d. Post operasi
e. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,tumor rektum dan kolon.
5
2.4 Tipe-tipe Enema
1. Enema tinggi: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon asenden dengan
menggunakan kanula usu. Umumnya dilakukan untuk persiapan operasi.
2. Enema rendah: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden dengan
menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakn sebelum operasi dan
pasien yang mengalami obstipasi. Selama tindakan ini posisi klien dipertahankan miring ke
kiri.
6
dewasa
± 30 cm dari tempat tidur ± 30-45 cm dari tempat
6. · Tinggi irigator
tidur
(Sari, 2011)
Pemberian melalui selang rektal dengan wadah enema pada enema rendah dan enema tinggi.
2) Anak – anak :
a) Bayi : 150-250ml
d) Remaja : 500-700 ml
Cat : Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah 37,7ºC, sedang untuk dewasa
dihangatkan 40,5-43ºC
7
e. Selang menghubungkan selang rektal ke wadah (selang irrigator)
h. Perlak pengalas
i. Selimut mandi
j. Kertas toilet
k. Pispot
m. Masker
o. Tiang intravena
p. Bengkok
2. Persiapan pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
e. Selama komunikansi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam
8
g. Memperlihatkan kesabaran, punuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
3. Persiapan lingkungan
a. Ruangan terutup
b. Pastikan semua jendela atau pintu dalam keadaan tertutup agar privasi terjaga.
4. Prosedur pelaksanaan
Penatalaksanaan cleansing enema yang terdiri dari low enema (huknah rendah) dan high
enema (huknah tinggi), diantaranya (Asmadi, 2008) :
e. Siapkan larutan hangat dan periksa suhu larutan dengan termometer air atau dengan
meneteskan sedikit larutan diatas pergelangan tangan sebelah dalam. Tambahkan larutan
hangat kedalam wadah.
f. Bilas wadah, isi dengan larutan, lepaskan klem, dan biarkan larutan keluar sampai tak ada
udara. Tempatkan dekat dengan unit tempat tidur untuk memenuhi selang. Klem kembali
selang.
g. Bantu klien untuk pada posisi miring ke kiri (lateral kiri) untuk huknah rendah dan miring
ke kanan untuk huknah tinggi dengan lutut kanan fleksi.
9
h. Letakkan perlak pengalas dibawah pantat klien dan letakkan pispot dekat dengan tempat
tidur.
i. Gunakan masker
k. Selimuti tubuh dan ekstrimitas bawah klien dengan selimut mandi, biarkan hanya anal
yang kelihatan.
l. Beri pelumas 3-4 cm pada ujung selang rektal dengan pelumas jeli.
m. Dengan perlahan, regangkan bokong dan cari letak anus. Instrusikan klien untuk rileks
dengan menghembuskan nafas perlahan melalui mulut.
o. Buka klem pengatur dan biarkan larutan masuk dengan perlahan dengan wadah setinggi
pinggul klien.
q. Naikkan wadah secara perlahan sampai pada ketinggian diatas anus (30-45 cm untuk
ketinggian enema tinggi, 30 cm untuk enema rendah, dan 7,5 cm untuk bayi). Waktu
pengaliran sesuai dengan pemberian volume larutan (missal,1 liter dalam 10 menit).
s. Letakkan lapisan tisu toilet disekitar selang pada anus dan dengan perlahan tarik selang.
t. Jelaskan pada klien bahwa perasaan distensi andominal (proses peningkatan tekanan
abdominal yang menghasilkan peningkatan tekanan dalam perut dan menekan dinding perut)
adalah normal.
u. Minta klien untuk menahan larutan selama mungkin saat berbaring ditempat tidur (untuk
bayi atau anak kaci, dengan perlahan pegang kedua sisi pantat selama beberapa menit).
10
v. Bereskan wadah enema dan selang pada tempat yang telah disediakan.
w. Lepaskan sarung tangan dengan cara menariknya hingga terbalik dan taruh ke dalam
wadah yang telah disediakan.
x. Bantu klien ke kamar mandi atau mengatur posisi pispot, kemudian observasi feses dan
larutan (peringatkan klien agar tidak menyiram toilet sebelum perawat menginspeksi).
y. Bantu klien sesuai kebutuhan untuk mencuci area anal dengan air hangat dan sabun.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enema adalah tindakan memasukkan cairan ke dalam usus melalui rektum, sehingga
cairan tersebut dapat mengalir balik atau tertahan. Istilah ini biasanya didahului dengan nama
cairan enema yang digunakan. Lebih lanjut enema dapat diberi nama menurut fungsi cairan
tersebut. Enema untuk evakuasi biasanya dibuat secara komersial dalam kemsan kecil-kecil
sebagai enema disposabel: zat kimia yang ada dalam enema tersebut akan menarik ke dalam
usus sehingga meningkatkan pembilasan dan kontraksi peristaltik usus distal. Jenis enema
yang dibiarkan tertahan dalam usus sering digunakan adalah kortison (Sue Hinchliff, 1999).
Enema dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut, kembung
namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda seperti telah
diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini. Pada akhirnya setelah ilmu pengetahuan
medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai peralatan medis,
penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal keberadaannya.
Enema dibedakan menjadi dua jenis yaitu enema tinggi dan enema rendah. Kedua
jenis enama tersebut memiliki tujuan dan manfaat berbeda sesuai dengan kegunaan masing-
masing. Indikasi melakukan enema antara lain konstipasi, kebiasaan buang air besar yang
tidak teratur, persiapan pra operasi dan lain-lain. Kontraindikasi dalam melakukan enema
antara lain hemoroid yang berdarah dan post operasi.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca sekalian guna dan tujuan untuk memperbaiki kesalahan dan menutupi kekurangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6050481/LAPORAN_PENDAHULUAN_ENEMA
https://www.academia.edu/11966984/MAKALAH_TERAPI_KOMPLEMENTER_COFFEE
_ENEMA
13