Anda di halaman 1dari 23

Pemberian obat intravena (IV)

Intramuskular (IM)

ILHAM : 1720180037
FERY MAULANA HAFIZ : 1720180038
ALIFA HAJAR NURFATATI :1720180045
ATIK PRIHATIN : 1720180062
Rute parenteral
Rute pemberian obat parenteral / injeksi merupakan pemberian obat yang dilakukan
dengan cara menyuntikan obat melalui intravena,intramuskular, intracutan dan
indtradermal. Penggunaan cairan intravena digunakan sebagai pengganti cairan
tubuh pada klien/pasien yang tidak bisa mengkonsumsi cairan melalui mulut/oral
sekaligus menyediakan elektrolit yang terkandung dalam cairan infus, misalnya
vitami dan antibiotik. pilihan jalur pemberian obat yang akan diberikan ditentukan
oleh resep yang ditentukan oleh sifat obatnya, onset efek terafetik yang diinginkan
dan kebutuhan pasienya. ( kemienki. 2015)

RUTE PARENTERA YANG MEMBERIKAN DOSIS KE DALAM TUBUH DIBAGIAN

1. Intravena (iv)
2. intramuskular (im)
3. intracutan (ic)
4. intradermal (id)
LANJUTAN

suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan sering dilakukan
dirumah sakit untuk pemenuhan nutrisi ketika pasien mengalami penurunan pada
cairan dalam tubuhnya . Dan obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sehingga sering
tidak ada pilihan untuk dilakukan infus intravena.
Suntikan intravena beberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui kontaminasi,
menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian terlalu cepat obat
konsentrasi tinggi ke dalam plasma dan jaringan-jaringan. Oleh karena itu, kecepatan
infus harus dikontrol dengan hati-hati.

Intramuskular (IM) : obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat berupa


larutan dalam air atau preparat depo khusus sering berpa suspensi obat dalam
vehikulum non aqua seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam larutan cepat
sedangkan absorbsi preparat-preparat depo berlangsung lambat.
INJEKSI INTRAVENA
Intravena (IV) : suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan sering
dilakukan. Untuk obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak ada pilihan.
Dengan pemberian IV, obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itu
menghindari metabolisme first pass oleh hati. Rute ini memberikan suatu efek yang
cepat dan kontrol yang baik sekali atas kadar obat dalam sirkulasi.

Ada dua cara memasukan obat melalui Intravena :


• Secara tidak langsung : yaitu memasukan/menambahkan obat melalui media
selang infus/BOLUS.
• Adapun cara memasukan obat langsung melalui peredaran darah yaitu dengan
memasukan.
• melalui area pada suntik arteri vena secara langsung. Lokasi venanya ada vena
mediasi cubiti, chephalika (tangan), vena subhanous (tungkai), vena jugularis
(leher), vena tempolaris/ frontalis (kepala). Yang bertujuan agar reaksi cepat dan
langsung masuk pada pembuluh darah.
Prinsip pemberian obat Tujuan pemberian obat
intravena intravena
a. Memasukan obat secara
• Benar obat yang akan cepat dan untuk mendapatkan
diberikan kepada pasien reaksi yang cepat
• Benar pasien yang akan kita b. untuk mempercepat
berikan obat penyerapan obat pada tubuh
• Benar dosis pemberian obat c. untuk menghindari terjadinya
• Benar cara pemberian obat kerusakan jaringan
• Benar waktu pemberian d. untuk memasukan obat
obat dalam jumlah yang lebih besar
• Benar pendokumentasian e. ketika pasien tidak sadarkan
pemberian obat diri atau koma.
Lokasi pemberian obat
inravena
a. pada lengan ( vena
mediana cubiti/ vena
caphalical.
b. pada bagian tungkai (
vena saphenous )
c. pada leher ( vena
jugularis)khusus pada
anak
d. pada kepala ( vena
frontalis, temporalis,
khusus pada anak
Kelebihan Kekurangan
• Bisa untuk pasien yang tidak a. obat yang sudah diberikan
sadar (koma) tidak dapat ditarik kembali
sehingga efek sampingnya
• Sering muntah dan tidak akan lebi mudah terjadi.
kooferatif b . jika penderita alergi
• Tidak dapat untuk obat terhadap obat, maka reaksi
mengiritasi dilambung alergi dapat terjadi.
• Dapat menghindari c. pemberian intravena dapat
kerusakan pada obat dilakukan secara perlahan –
disaluran cerna dan hati lahan sambil mengamati
• Bekerja secara cepat dan respon penderita.
dosis ekonomis d. konsentrasi awal tinggi
sekali, invasife akan terjadi
• Cepat mencapai konsentrasi infeksi.
• Dosis tepat. e. memerlukan keahlian
Hal- hal yang harus diperhatikan
• Setiap injeksi vena dilakukan amat
perlahan antara 50-70 detik lamanya.
• tempat injeksi harus tepat kena pada
daerah vena.
• enis spuit dan jarum yang digunakan
• infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
• kondisi atau penyakit lain.
• obat yang baik dan benar
• pasien yang akan diinjeksi adalah pasien
yang tepat dan benar
• Dosis yang diberikan harus tepat
• Harus dengan benar cara atau rute
pemberian obat melalui injeksi.
Ada beberapa macam spuit :

•Spuit luer-lok yang bertanda 0,1 (puluhan)


•Spuit tuberculin yang bertanda 0,01 (ratusan)
untuk dosis yang kapasitas dari 1 ml
•Spuit insulin yang bertanda dalam unit (100)
•Spuit insulin yang bertanda dalam unit (50)
Jarum tubercullin
Lanjutan .....

Unit injeksi sekali pakai dan jenis ukuran jarum:


• 19 gauge panjang 1 1/ 2 inci
• 20 gouge panjang 1 inci
• 23 gouge panjang 1 inci
• 25 gouge panjang 5/8 inci
Spuit
Wing niddle Iv chatater

Infus set Blood


Makro mikro tranfusion
infus
Perbedaan rute injeksi IV dan IM
Injeksi IntraVena Injeksi Intramuskular (IM)
(IV)Memasukkan adalah tipe suntikan yang
suatu cairan dilakukan ke dalam suatu
langsung ke dalam bagian otot. Rute yang
pembuluh darah berbeda akan memberikan
vena atau ke dalam efek yang berbeda.
aliran darah Keduanya memiliki cara
Seseorang. penyuntikkan dan tehnik
yang berbeda
2. INTRAMUSKULAR
A. Pengertian, Tujuan, dan lokasi penusukan jarum
suntik
2. INTRAMUSKULAR
A. Pengertian, Tujuan, dan lokasi penusukan jarum suntik
pemberian obat intramuskular adalah cara pemberian obat dengan
memasukan obat kedalam jaringan otot. Tujuan pemberian obat
dengan cara ini adalah agar absorbsi obat lebih cepat pemberian
dengan cara intramuskular memberikan efek sistemik pada tubuh.
Menurut hidayat (2008, 147),
Menurut wolf (1984) Rute intramuskular sering juga
digunakan untuk klien yang menimbulkan gangguan karena
sedikit sekali ujung syaraf dalam jaringan otot yang
tebal.Penyerapan berlangsung seperti pada pemakaian
subkutan.Tetapi prosesnya lebih cepat karena jaringan otot
mengandung pembuluh dayah yang lebih banyak.
panjang jarum yang diperlukan untuk mencapai jaringan tersebut
bervariasi dari orang keorang. Jarum yang paling banyak
digunakan untuk injeksi intramuskular adalah ukuran 22 panjang
11/2 inci.
lokasi yang digunakan untuk injeksi intramuskular
yaitu :
• Area dorsoglueted (bokong).
• Area ventro gluteal (hip), lokasi ini lebih disukai dari pada area dorso
glutea untuk menyuntik pasien anak, karena tidak terdapat pembuluh
darah atau tali syaraf besar, lemak lebih sedikit area lebih bersih karena
jarang terkontaminasi dan pasien dapat berbaring terlentang ketika
diinjeksi.
• Otot vastus lateralis (paha), otot ini makin sering direkomendasikan
untuk lokasi injeksi, ia merupakan otot yang tebal dan sedikit sekali
atau boleh dikatakan tidak ada reaksi yang serius.
• Otot Deltoid dan posterior trise (bahu dan lengan atas) otot ini jarang
digunakan untuk keperluan injeksi karena banyak pasien yang merasa
lebih letih.
• Otot rektus femoris ( otot lurus paha) otot ini hanya digunakan untuk
injeksi kalau tidak dapat dilakukan ditempat lain karena banyak pasien
yang merasa sakit jika diinjeksi didaerahtersebut.
Nama nama dari bagian suntikan
Keuntungan Kerugian
• Tidak diperlukan keahlian • Rasa sakit
khusus • Tidak dapat dipakai pada
• Dapat dipakai untuk gangguan bekuan darah
pemberian obat larut dalam • Bioavibilitas berfariasi.
minyak • Obat dapat menggumpal pada
• Absorbsi cepat obat larut lokasi penyuntikan.
dalam air • Konsentrasi tinggi, toksis invasiv,
resiko infeksi dan memerlukan
• Cepat mencapai konsentrasi tenaga ahli karena daya larut
• Dosis tepat mudah dalam obat yang jelek (solubility/,
memerlukan zat zat pelarut,
mentitrasi dosis sehingga kecepatan pemberian
berhubungan dengan toksisitis
contohnya : Pemberian diazepam
1V cepat, dapat menyebabkan :
Hipotensi, Aritmia, sehingga
pemberian diazapam jangan
sampai melebihi 1cc/menit .

D. metode pemberian injeksi

Alat yang harus di persiapkan

•Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G
dan
panjang 1 inci untuk anak-anak)
•Bak spuit dan bengkok
•1Kapas
•alkohol dalam kom (secukupnya)
•Perlak dan pengalas
•Obat sesuai program terapi
•Sarung tangan 1 pasangSpuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
•1Buku injeksi/daftar obat
Prosedur :
1. Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Memakai sarung tangan
5. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area
injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area
jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah
dalam ke luar diameter ±5cm)
7. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
8. Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
9. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
10. Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
11. Mencabut jarum dari tempat penusukan
12. Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
13. Membuang spuit ke dalam bengkok.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai