Anda di halaman 1dari 23

Rute Pemberian Obat Pasien

Per-Parenteral
Oleh :
Tim Dosen Farmakologi (RMIK-D3)
Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Intruksional Umum
• Mahasiswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan mampu
menjelaskan dan menganalisis rute pemberian medikasi dengan
farmakoterapi
• Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip benar dalam
farmakotherapi
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
melalui per-oral
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
melalui per-parenteral
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
melalui per-topikal
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
untuk gigi mulut
Apa saja yang akan dipelajari hari ini???
1. Penjelasan pemberian obat per-parenteral
2. Apa keunggulan dan kerugian per-parenteral
3. Cara pemberian dalam metode prinsipnya
Apa itu Rute Parenteral ???

Definisinya ???

• memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat yang cara pemberiannya tanpa melalui
mulut (tanpa melalui usus/ saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah (melalui injeksi)

Apa syarat yg harus terpenuhi ???

• Rute parenteral biasanya digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui slauran cerna.
• Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat
Kelebihan &
Kekurangannya ???
Kelebihan Kelemahan

bisa untuk pasien yang tidak sadar, kurang aman karena jika sudah disuntikan ke
dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika
terjadi kesalahan,

sering muntah dan tidak kooperatif,

tidak disukai pasien,


tidak dapat untuk obat yang mengiritasi
lambung,

dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna berbahaya (suntikan-infeksi).


dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis
Sudut pada Injeksi ???
Intrakutan / Intracutan (IC)
• Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan
kulit yang dilakukan pada lengan bawah bagian dalam
atau tempat lain yang dianggap perlu.
• Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit
• Tujuan dari rute ini adalah melaksanakan uji coba obat
tertentu (misalnya skin test penicillin), memberikan obat
tertentu yang pemberiannya hanya dilakukan dengan
cara suntikan intrakutan, membantu menentukan
diagnose terhadap penyakit tertentu (misalnya
Tuberkulin Test).
Penampang Kulit
Intracutan Area
SubKutan / Subcutan (SC)
• Adalah pemberian obat melalui sutikan kearah bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.
• Suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan
suntikan intravaskular. Contohnya pada sejumlah kecil epinefrin kadang-
kadang dikombinasikan dengan suatu obat untuk membatasi area
kerjanya. Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor lokal dan mengurangi
pembuangan obat seperti lidokain, dari tempat pemberian.
• Suntikan subkutan hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif
terhadap jaringan.
• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya
bertahan lebih lama. Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam
bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk
suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat
memperlambat absorpsinya.
Lanjutan .....
• Suntikan subkutan hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak
iritatif terhadap jaringan.
• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya
bertahan lebih lama. Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan
dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam
bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor
juga dapat memperlambat absorpsinya.
• Jenis obat yg lazim diberikan dgn SC :
• Vaksin
• Obat pra-operasi
• Heparin
• Narcotica
• Insulin
Lanjutan ....
• Pada pemakaian injeksi subcutan utk jangka waktu yg lama maka injeksi
perlu direncanakan utk diberikan secara rotasi pada area yg berbeda.
• Hny boleh dilakukan utk obat yg tidak iritatif pada jaringan. Absorbsi
biasanya berjalan lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lebih
lama.
• Untuk injeksi subkutan, obat dideposisikan ke dalam jaringan
penyambung di bawah dermis. Karena jaringan subkutan tidak banyak
disuplay pembuluh darah , absorpsi obat kadang lebih lambat daripada
injeksi intramaskular.
• Jaringan subkutan berisi reseptor nyeri, sehingga hanya dosis kecil obat
yang larut air, dan tidak mengiritasi harus diberikan melalui rute ini.
Subcutan Area
Intramuscular (IM)
• Adalah cara memasukan obat kedalam jaringan otot/muskulus
• Tujuannya : pemberian obat dgn absorbsi lebih cepat dibandingkan SC
• Lokasi penyuntikan : daerah paha (vastus lateralis), (ventrogluteal) posisi
berbaring, (dorsogluteal) posisi tengkurap, atau lengan atas (deltoid)
• Daerah ini digunakan dalam penyuntian dikarenakan massa otot yg
besar, vaskularisasi yg baik dan jauh dari saraf.
• Pemberian obat scr IM sngt dipengaruhi oleh kelarutan obat dlm air yg
mnntukan kecepatan n kelengkapan absorbsi obat.
• Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan
absorpsi.
• Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di
tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap
dan tidak teratur
Lanjutan...

Tidak diperlukan Rasa sakit, tidak dapat


keahlian khusus, Dapat dipakai pada gangguan
dipakai untuk bekuan darah (Clotting
pemberian obat larut time), bioavailibilitas
dalam minyak, bervariasi, obat dapat
absorbsi cepat obat menggumpal pada
larut dalam air. lokasi penyuntikan.
Intramuskuler Area
Intravena (IV)
• Adalah pembarian obat dgn cara memasukan langsung kedalam
pembuluh darah vena sehingga obat langsung masuk kedalam
sirkulasi darah.
• Tujuan : memasukan obat secara cepat, mempercepat
penyerapan Obat
• Lokasi :
• Lengan (vena mediana cubiti/ vena cephalica)
• Tungkai (vena saphenosus)
• Leher (vena jugularis) khusus pd anak2
• Pada kepala (vena frontalis, atau temporalis) khusu pd anak2
Lanjutan...

obat yang sudah diberikan tidak


cepat mencapai konsentrasi, dapat ditarik kembali, sehingga
dosis tepat, mudah menitrasi efek toksik lebih mudah terjadi,
dosis jika penderitanya alergi terhadap
obat, reaksi alergi akan lebih
cepat terjadi, Pemberian
intravena (IV) harus dilakukan
perlahan-lahan sambil
mengawasi respons Penderita,
konsentrasi awal tinggi toksik,
invasive resiko infeksi,
memerlukan keahlian
Lanjutan....
Intrathecal
• Obat langsung dimasukkan ke dalam ruang subaraknoid spinal,
dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada
selaput otak atau sumbu cerebrospinal seperti pada anestesia spinal
atau pengobatan infeksi sistem syaraf pusat yang akut.
• rute intratekal, jarum dimasukkan antara dua tulang di tulang punggung
bagian bawah dan ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang.
Obat ini kemudian disuntikkan ke kanal tulang belakang. Sejumlah kecil
anestesi lokal sering digunakan untuk memati rasakan tempat suntikan.
Rute ini digunakan ketika obat diperlukan untuk menghasilkan efek yang
cepat atau lokal pada otak, sumsum tulang belakang, atau lapisan
jaringan yang menutupi (meninges) -misalnya, untuk mengobati infeksi
dari struktur ini. Anestesi dan analgesik (seperti morfin) kadang-kadang
diberikan dengan cara ini.
Lanjutan ....
Mekanisme Kerja Obat
Proses perjalanan obat secara intravena adalah obat dimasukkan ke
dalam pembuluh darah vena dengan cara diinjeksi.
Obat masuk ke dalam vena superficialis dorsum manus yang ada
dipergelangan tangan  vena chepalica dan vena basilica 
bermuara pada vena axilaris  vena subclavia  truncus
brachiochepalic  masuk ke jantung untuk dipompa melalui vena
cava superior  atrium kanan  ventrikel kanan  dibawa menuju
ke paru melalui arteri pulmonalis untuk dibersihkan  setelah
dibersihkan darah akan dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis  masuk ke atrium kiri  ventrikel kiri  keluar melalui
aorta dan selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh termasuk
paru- paru, darah akan dibawa ke paru-paru melalui arteri brochialis.
Next ????

•Berlanjut di Pertemuan berikutnya....


•Anda sekarang latihan soal dulu ya.......

Anda mungkin juga menyukai