Anda di halaman 1dari 10

Pemberian Obat

Klasifikasi

• Per oral (po)


• Secara suntikan (parenteral)
• Melalui paru-paru (inhalasi)
• Topikal
Per oral
• Cara pemberian obat yang paling umum di-
lakukan
• Keuntungan: mudah, aman dan murah.
• Kerugian :
– bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor
– iritasi pada saluran cerna
– perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa
diberikan pada penderita koma).
Parenteral
• Keuntungan :
– efek timbul lebih cepat dan teratur
– dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif,
tidak sadar, atau muntah-muntah
– sangat berguna dalam keadaan darurat.
• Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menim-
bulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membu-
tuhkan tenaga medis.
• Meliputi: intravena (iv), intramuscular (im),
subcutan (sc) dan intrathecal.
iv
• Tidak mengalami tahap absorpsi.
• Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah
sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh
dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan lang-
sung dengan respons penderita.
• Kerugiannya :obat yang sudah diberikan tidak
dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih
mudah terjadi. Jika penderitanya alergi terhadap
obat, reaksi alergi akan lebih terjadi. Pemberian
iv harus dilakukan perlahan-lahan sambil men-
gawasi respons penderita.
im
• Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan
dan kelengkapan absorpsi.
• Obat yang sukar larut seperti diazepam dan pen-
itoin akan mengendap di tempat suntikan se-
hingga absorpsinya berjalan lambat, tidak
lengkap dan tidak teratur.
• Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
• Tempat suntikan yang sering dipilih adalah glu-
teus maksimus dan deltoid.
sc
• Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iri-
tatif terhadap jaringan.
• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan,
sehingga efeknya bertahan lebih lama.
• Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan
dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah
kulit atau dalam bentuk suspensi.
• Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor
juga dapat memperlambat absorpsinya.
intrathecal

• obat langsung dimasukkan ke dalam ru-


ang subaraknoid spinal, dilakukan bila di-
inginkan efek obat yang cepat dan setem-
pat pada selaput otak atau sumbu cere-
brospinal seperti pada anestesia spinal
atau pengobatan infeksi SSP yang akut.
Melalui paru-paru (inhalasi)
• hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas
atau cairan yang mudah menguap
• misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat
diberikan dalam bentuk aerosol.
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa salu-
ran nafas.
• Absorpsi terjadi secar cepat karena permukaan ab-
sorpsinya luas, tidak mengalami metabolisme lintas
pertama di hati.
• Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan
metode khusus, sukar mengatur dosis dan sering
mengiritasi paru.
Topikal
• Terutama pada kulit dan mata.
• Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-
obat tertentu karena tidak banyak obat yang da-
pat menembus kulit yang utuh.
• Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas
permukaan kulit yang kontak dengan obat serta
kalarutan obat dalam lemak.
• Pemberian topikal pada mata dimaksudkan un-
tuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang bi-
asanya memerlukan absorpsi obat melalui ko-
rnea.

Anda mungkin juga menyukai