Anda di halaman 1dari 35

CARA PEMBERIAN

OBAT
Ratna Permana Sari, MSc., Apt
REAKSI OBAT
•Sebagai bahan atau benda asing yang masuk
ke dalam tubuh, obat akan bekerja sesuai
proses kimiawai, melalui suatu reaksi obat.
•Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu
paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan
dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga
terjadi pengutrangan konsentrasi setengah dari
kadar puncak dalam tubuh.
Faktor yang Mempengaruhi
Reaksi Obat
•Absorbsi obat
•Distribusi obat
•Metabolisme obat
•Ekskresi sisa obat
RUTE PEMBERIAN OBAT
•Jalur enteral : pemberian obat melalui saluran
GI, seperti oral, sublingual, bukal, rektal dan oral.
•Jalur panenteral : tidak melalui saluran GI seperti
transdermal, injeksi, endotrakeal dan inhalasi.
Pemberian Obat Oral
• Pemberiannya melalui oral atau mulut.
• Relatif praktis,aman dan juga ekonomis.
•Kekurangan dari pemberian obat secara oral
adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak
efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare,
tidak sabaran, tidak kooperatif, dan tentunya
kurang disukai jika rasanya pahit.
• Kerja obat dapat dipengaruhi oleh obat atau
makanan lain
Pemberian Obat Sublingual
•Pemberian obat yang
ditaruh di bawah lidah.
•Tujuannya agar efek yang
ditimbulkan bisa segera
karena pembuluh darah di
bawah lidah merupakan
pusat dari sakit.
•Kelebihan : efek obat akan terasa lebih cepat
dan kerusakan obat pada saluran cerna dan
metabolisme di dinding usus dan hati dapat
dihindari.
•Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat
adalah pasien yang mempunyai penyakit
jantung, seringkali memakai obat ini yang
dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.
Pemberian Obat Buccal
• Pemberian obat dengan cara
ditempatkan di antara gusi dan pipi.
• Bekerja sistemik, terdisolusi di tempat
tersebut dalam waktu yang lama
secara perlahan.
• Tablet keras dan kecil.
• Bahan aktif diabsorpsi tanpa melewati
saluran gastrointestinal.
• Pemberian terbatas pada gliseril
trinitrat dan hormone steroid.
Pemberian Obat Dengan Cara Inhalasi
• Pemberian melalui saluran
pernafasan.
• Kelebihan : absorpsi terjadi cepat
dan homogen, kadar obat dapat
terkontrol, terhindar dari efek lintas
pertama dan dapat diberikan
langsung kepada bronkus / saluran
nafas.
•Obat yang diberikan dengan cara inhalasi
dalam bentuk gas atau uap akan diabsorpsi
dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta
membran mukosa saluran pernapasan.
•Biasanya diberikan pada pasien yang mengidap
penyakit paru seperti Asma
Intra Nasal
• Intra nasal melalui selaput lender hidung untuk
menciutkan mukosa hidung yang membengkak.
• Bentuk drop atau spray.
Pemberian Obat Rektal

•Pemberian melalui dubur atau anus.


•Maksudnya adalah mempercepat kerja obat
serta bersifat lokal dan sistematik.
•Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar
bisa buang air besar.
Pemberian Obat Pervaginam

•Pemberian obat melalui vagina.


•Untuk bentuk tidak jauh beda dengan
pemberian secara rektal.
•Biasanya diberikan pada pasien-pasien
yang hamil dan mengalami pecah
ketuban dan diberikan agar merangsang
kontraksi.
Pemberian Obat Injeksi
• Pemberian bisa subkutan, intramuskular, intravena dan intratekal.
• Tujuan : agar dapat langsung menuju sasaran dan efek lebih cepat.
• Kelebihan bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak
kooperatif.
• Tetapi cara pemberian obat ini kurang aman karena jika sudah
disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi
kesalahan.
• Sebagai perawat dalam memberikan sediaan ini harus benar-benar
memperhatikan nama obat dan cara pemberiannya.
Struktur
kulit
Subkutan ( SC )
• Merupakan rute yang dipilih untuk obat berupa protein
yang akan rusak di saluran cerna bila diberikan secara
oral.
• Jarum diinsersikan ke dalam jaringan lemak tepat
dibawah permukaan kulit.
• Setelah obat diinjeksikan maka akan bergerak masuk
kedalam pembuluh kapiler dan kemudian masuk ke
dalam sistem sirkulasi.
• Alternatif lain obat dapat mencapai sistem sirkulasi
melalui pembuluh limfatik, contoh : insulin.
Intramuskular (IM)
• Dipilih bila volume produk obat besar.
• Karena otot terletak dibawah kulit dan jaringan lemak,
maka dibutuhkan jarum yang lebih panjang.
• Diinjeksikan di jaringan otot lengan, paha dan pantat.
• Kecepatan absorbsi bergantung pada aliran darah ke
jaringan otot tempat obat diinjeksikan.
Intravena (IV)
• Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat karena
obat langsung masuk ke dalam vena. (pembuluh
darah).
• “Onset of action" cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %.
• Larutan mengandung obat diberikan dalam single
dose atau continous infusion.
• Sangat sesuai untuk obat yang bila diberikan secara
sc/im dapat menimbulkan nyeri atau kerusakan
jaringan.
Gambaran Lokasi
Pemberian Obat Injeksi
Intratekal
• Intratekal umumnya
diinjeksikan secara langsung
pada lumbar spinal atau
ventrikel sehingga sediaan
dapat berpenetrasi masuk
ke dalam daerah yang
berkenaan langsung pada
SSP.
• Kemoterapi MTX, cytarabine
(Ara-C), HC
Pemberian Obat Secara Topikal atau
Lokal
•Pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes
mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.
Transdermal
• Obat digunakan melalui permukaan
kulit dan diabsorpsi secara perlahan ke
dalam sirkulasi sistemik.
• Progestin yang digunakan sebagai
kontrasepsi diberikan secara implantasi
dengan menempatkan kapsul plastik
berisi hormon ke bawah kulit. Pemberian
obat dengan cara ini dapat menjamin
pemberian obat dalam jangka panjang
sehingga sesuai dengan kebutuhan
untuk mengontrol kelahiaran.
CARA PEMBERIAN OBAT
•Cara pemberian obat yang benar
sekaligus tepat akan memberikan
dampak pada terapi.
•PARAMEDIS (Perawat) memiliki
tanggung jawab yang besar
berkaitan dengan pemberian
obat.
•Perlu untuk mengetahui prinsip-prinsip
dasar dalam pemberian obat secara aman
yang dikenal dengan prinsip benar
pemberian obat.
•Mengecek perintah melalui telepon, resep
dan catatan medik.
•Mengecek frekuensi pemberian, indikasi,
dosis dan jalur pemberian.
•Setelah pengecekan, harus dipastikan
pemberian obat mengikuti 6 benar atau
TEPAT.
TEPAT PASIEN

• Dapat terjadi seperti saat order lisan via telepon,


pasien yang masuk bersamaan, kasus penyakit yang
sama atau adanya perpindahan pasien antar ruang.
• Untuk mengurangi kejadian tidak tepat pasien
dilakukan dengan :
• Memastikan identitas pasien (minimal dua kombinasi
identitas bisa nama-no RM, nama-tanggal lahir).
• Cek identitas pasien pada gelang pasien.
TEPAT OBAT
• Utk menjamin obat yang diberikan benar, label atau
etiket harus dibaca dengan teliti setiap akan
melakukan pemberian obat.
• Pengecekan label/etiket meliputi nama obat,
konsentrasi/dosis, bentuk sediaan, rute pemberian serta
tanggal kadaluwarsa.
TEPAT WAKTU
• Pemberian obat berulang berpotensi menimbulkan pemberian
obat yang tidak tepat waktu.
• Tepat waktu juga mencakup tepat kecepatan pemberian obat
melalui injeksi atau pemberian melalui infus.
• Banyak obat yang menuntut pemberian tepat waktu. Contoh
dopamine diberikan antara 2-10 µg/kg/menit, atropine harus
diberikan melalui injeksi IV bolus cepat. Pemberian dopamine
secara bolus dapat menimbulkan kematian, sedangkan
pemberian atropine secara lambat akan memperparah
bradikardi (perlambatan denyut jantung).
TEPAT DOSIS
• Dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan terapi
atau timbul efek berbahaya.
• Perlu perhatian khusus untuk pemberian pada anak (pasien
pediatri) dan lansia (pasien geriatri).
• Perawat harus mengerti cara mengkonversi dosis dari orang
dewasa normal.
• Perhitungan dosis secara cermat harus dilakukan pada obat
yang diberikan melalui infus, termasuk perhitungan kecepatan
tetesan setiap menitnya.
TEPAT RUTE/JALUR PEMBERIAN
• Rute atau jalur pemberian adalah jalur obat masuk ke
dalam tubuh.
• Jalur pemberian obat yang salah dapat berakibat fatal.
• Pastikan selalu kebenaran rute atau jalur pemberian
obat.
TEPAT DOKUMENTASI
• Aspek dokumentasi sangat penting dalam pemberian
obat karena sebagai sarana untuk evaluasi.
• Pemberian obat yang harus didokumentasikan meliputi
nama obat, dosis, jalur pemberian, tempat pemberian,
alasan pemberian dan tanda tangan yang
memberikan.
TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai