concentration
Cmax
AUC
Tmax
IMPORTANT PHARMACOKINETIC
PARAMETERS
Efek
terapeutik
6. Jenis obat yang sama pada penyakit yang sama; dapat diberikan bentuk obat
berbeda (Trikomoniasis-Candidiasis dg terapi metronidazol &
ketokonazol/nistattin )
7. Bentuk obat tergantung sifat fisiko kimia bahan obat
FAKTOR PENENTU PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
EFEK SISTEMIK
KESEMBUHAN PASIEN
RUTE PEMBERIAN OBAT
80
Concentration
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30
Time 15
EKSTRAVASKULAR
Obat yang diberikan tidak langsung masuk ke dalam
pembuluh darah (vaskular).
Dimana obat harus mengalami absorpsi terlebih dahulu,
kemudian baru masuk ke pembuluh darah.
EKSTRAVASKULAR
Rute pemberian obat secara ekstravaskular, yakni:
1. Oral
2. Selaput lendir (mukosa)
3. Transdermal
4. Intradermal
5. Subkutan
6. Intramuskulus
7. Intrakardial (i.k.d.)
8. Intratekal/intraspinal/intradural
9. Intratikulus
10. Subkonjungtiva
11. Intraperitoneal (i.p.)
12. Peridural (p.d.)
13. Intrasisternal (i.s.)
TRANSDERMAL
Transdermal Patch
Some drugs can be absorbed well into the body through the skin. A transdermal patch allows controlled release of small
amounts of a drug over a long period of time. Drugs applied in this way include heart medications for angina pectoris,
antinausea drugs for travel sickness, and hormone replacements. One of the more popular uses of drug patches is the
nicotine patch, used in stop-smoking programs as a way to gradually decrease the amount of nicotine needed by addicted
smokers.
INTRADERMAL (I.D.)
• Variasi dari obat suntik dengan tujuan
memberikan efek yag lama (berbulan-
bulan sampai tahunan)
• Sediaan steril, umumnya berupa silinder
kecil, panjang 8 mm dan diameter 3 mm
TABLE • Obat dibebaskan secara terkontrol
• Tablet diimplantasi/ditanam secara
T subkutan
• Obat dibebaskan dari matriks polimer,
IMPLA berdifusi dari permukaan masuk dalam
peredaran darah untuk selanjutnya
N dibawa ke organ atau reseptor
• Efek obat lama
• Kadar obat dalam plasma darah secara
berkelanjutan dipertahankan dalam batas
kada terapeutik yang diinginkan
INTRAMUSKULAR
• Onset off action bervariasi
• Obat berupa larutan dalam air
lebih cepat diabsorbsi daripada
obat berupa larutan dalam
minyak dan juga dalam bentuk
sediaan suspensi
• Kecepatan penyerapan obat
INTRAMUSKULA dari sediian suspensi
R tergantung pada besar kecilnya
partikel yang tersuspensi:
bertambah kecil partikel,
bertambah cepat absorpsoi
• IM baik untuk obat yang tidak
diabsrorpsi dari saluran atau
karena faktor lain absorpsi
obat terganggu
SUBKUTAN (S.C.)
• Onset of action
obat berupa
larutan dalam
SUBKUTA air lebih cepat
N
daripada
sediaan
suspensi
PERIDURAL (P.D.)
Gambar:
Pelaksanaan anastesi pada ruang epidural.
II. ORAL
A. BENTUK SEDIAAN CAIRAN/LIQUID
• Obat terdispersi
dalam air secara
molekuler, absorpsi
SOLUTI baik cepat melalui
dinding saluran cerna
O masuk ke dalam
peredaran sistemik
• Onset of action obat
relatif cepat
• kecepatan absorpsi
kurang daripada sediaan
solutio, karena suspensi
obat berupa partikel-
partikel dalam campuran
SUSPEN air, partikel-partikel
harus larut dalam cairan
SI gastro-intestinal sebelum
diserap melalui dinding
lambung/usus
• Onset of action obat
relatif lebih lama dai
bentuk solutio
• Kecepatan absorpsi
obat dari bentuk
emulsi kurng dari
bentuk solutio,
EMUL kepindahan dari
fase minyak ke fase
SI air merupakan
faktor penghambat
• Onset of action
relatif lebih lama
dari solutio
B. BENTUK SETENGAH PADAT-
SEMI SOLIDA
• Tidak untuk pemberian oral tetapi sebagai obat luar
• Absorpsi terjadi di kulit
C. BENTUK PADAT/SOLIDA
PIS
disolusi dalamcairan gastro-intestinal
• Ada/tidaknya interaksi zat bahan tambahan
• Besar atau kecilnya partikel serbuk
100
80
Area under concentration
Concentration
60 curve (AUC)
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30
Time 16
ABSOLUTE
BIOAVAILABILITY
60
AUCoral
40 F AU
IV
20 C
0
0 5 10 15 20 25 30
Time 17
• Penyerapan pil paling
lama dibanding sediaan
lainnya
• Pil yg disimpan lama
dapat menjadi keras
PIL • Mudah ditumbuhi
jamur
III. REKTAL
Lanjutan
Dari segi kecepatan (rate),
generik nampaknya sedikit lebih baik,
ditunjuk-kan
dengan nilai T yang lebih singkat.
max Tetapi
perbedaan juga tidak
bermakna secara statistik.
inipun
Kecepatan eliminasi kedua sediaan
didapatkan waktu paro
sama,
adalah 1,8 ± 0,2 jam eliminasi
dan 1,9 ± 0,3
jam untuk Generik dan Non Generik.
CONTOH UJI
BIOEKIVALENSI