Anda di halaman 1dari 57

TONISITAS LARUTAN OBAT

SUNTIK

By:
Apt. Fajrian Aulia Putra, S. Farm, M.Farm

Universitas Fort De Kock Bukittinggi


• Tonisitas adalah kemampuan suatu larutan dalam
memvariasikan ukuran dan bentuk sel dengan mengubah
jumlah air dalam sel tersebut. Lerutan NaCl 0,9% (b/v) dan
glukosa 0,5% (b/v) adalah isotonik dengan cairan plasma,
oleh sebab itu sering digunakan sebagai infus intravena,
walaupun kedua laruta tersebut bukan plasma tapi
konsentrasi kedua partikel larutan tersebut identik sama.
• Air laut cendrung hipertonis karna memiliki konsentrasi
NaCl 1 mol/L, sehingga bila diminum, air dalam sel tubuh
akan berpindah ke lambung dimana terdapat air laut,
sehingga tubuh mengalami dehidrasi. Adapun larutan teh,
jus cenderung lebih hipotonik dibandingkan cairan tubuh.
• Jenis jenis larutan berdasarkan tonisitasnya :
• larutan isotonis ialah larutan dimana kedua sisi yang dipisahkan membran sel
memiliki konsentrasi yang sama, tidak terjadi migrasi air ke satu arah,
kemungkinan terjadi pertukaran air saja, jumlah air dikedua larutan tetap,
bentuk sel tidak terjadi perubahan, misalkan konsentrasi larutan diluar sel dan
di dalam sel sama.
• Larutan Hipertonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih
tinggi dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah dari
dalam sel keluar sel secara osmosis, sehingga terjadi penciutan sel (krenasi).
• Larutan Hipotonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih
rendah dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah dari
luar sel kedalam sel secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan sel bahkan
bisa terjadi lisis/pecah (hemolisis).
ISOTONIS

• Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar


dengan konsentrasi dalam sel sehingga tidak terjadi
pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan
tersebut dikatakan isotoni (ekivalen dengan 0,9%
NaCl)
ISOOSMOTIK

• Jika suatu larutan memiliki tekanan osmosa


sama dengan tekanan osmose serum darah, maka
larutan tersebut dikatakan isoosmotik (0,9%
NaCl memiliki tekanan osmose 6,86 atm)
• Umumnya larutan isoosmotik identik dengan
larutan isotoni, artinya secara fisiologis
(terutama terhadap sel darah merah) memiliki
kondisi yang sama (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
HIPOTONIS

• Jadi, bila larutan hipotonis disuntikkan


(mempunyai tekanan osmosis yang lebih kecil dari
cairan tubuh), maka air akan diserap masuk ke
dalam sel tubuh dan akan mengembang atau dapat
terjadi pecah sel.
Hipertonis

• Jadi, bila larutan hipertonis disuntikkan, (tekanan


osmosa lebih tinggi dari cairan tubuh), maka air
dari sel akan ditarik keluar dan sel akan mengkerut.
• Toleransi tubuh : dapat mengimbangi
penyimpangan-penyimpangan isotonis sampai
10%. Larutan yang hipertonis masih dapat ditolerir
oleh tubuh lebih baik.
Isotonis perlu diperhatikan pada
cara-cara penyuntikan :
1. subkutan, bila tidak isotonis akan menimbulkan
sakit, sel-sel di sekitar penyuntikan dapat rusak
(nekrosis), penyerapan obat menjadi tidak baik.
2. Intra lumbal: bila terjadi perubahan dalam cairan
lumbal, dapat timbul perangsangan pada selaput
otak.
3. Intra vena, bila diberikan infus, bila terlalu jauh
menyimpang dari isotonis ada kemungkinan terjadi
hemolisis. Pada volume kecil, pemberian intra
vena, isotonis tidak perlu diperhatikan, kecuali
pada jumlah yang besar.
Bahan Pembantu Pengatur
Tonisitas
• NaCl
• Glukosa
• Sukrosa
• KNO3
• NaNO3
METODE PERHITUNGAN
ISOTONIS
1. Metode Penurunan Titik Beku
2. Metode Ekivalensi NaCl
3. Metode White Vincent
4. Metode Sprowls
5. Metode Grafik
Cara perhitungan Isoosmosa

0,52 - a
1. ∆tb. (penurunan titik beku) – W = ------------
b

∆t
2. E NaCl L = ------ (Wells)
C
L
E = 17 x ------
M
∆t
E = 1,7 x ------
W

V = W x E x 111,1

3. Faktor disosiasi Mh fa fb
h =------ x 0,28 - --------- x a + -------- x b
fh Ma Mb
4. Grafis / dan lain-lain.
1. Metode Penurunan Titik
Beku
• Turunnya titik beku serum darah atau cairan
lakrimal (cairan pada kelenjar mata) sebesar
-0,52oC; setara dengan larutan 0,9% NaCl yang
isotoni baik terhadap serum darah maupun air mata.
• Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar
turunnya titik beku, jadi turunnya titik beku
dipengaruhi oleh jumlah molekul atau ion yang
terdapat dalam larutan.
• 2. Metode Penurunan Titik Beku
• Cairan tubuh yang setara 0,9% NaCl mengalami penurunan titik beku
sebesar 0,52 Celcius, oleh karena itu sediaan dikatakan isotonis apabila
mengalami penurunan titik beku 0,52 C.
• Untuk memperoleh larutan isotonis maka NaCl yang ditambah sesuai
RUMUS :

• keterangan :
• B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
• Ptb1, Ptb2 ... = Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam
resep
• Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
• C1, C2 .. = Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan
(b/v) % , titik titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit,
rumusnya sama (C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat
5 atau seterusnya.
CONTOH PERHITUNGAN
Metode L iso (untuk mencari
∆tb)
• ∆tb = L iso x Berat x 1000
BM x V
• ∆tb : penurunan titik beku
• Liso : harga tetapan;
• non elektrolit=1,86;
• elektrolit lemah = 2;
• uni univalen=3,4
• BM= berat molekul
• V = volume larutan dalam mL
• Berat = dalam g zat terlarut
Contoh Soal

• Berapa ∆tb dari 1% larutan Na-propionat


(BM=96). Na propionat adalah uni univalen
elektrolit; L iso = 3,4
• Jawab :
• ∆tb = 3,4 x 1 x 1000
96 x 100
= 3,4 x 0,104
= 0,35o
Tabel Nilai L iso untuk beberapa
tipe ionik
Tipe L iso Contoh

Non elektrolit 1,9 Sukrosa, gliserin, urea,


campher
Elektrolit 2,0 Asam borat, kokain,
lemah fenobarbital
Di-divalen 2,0 Magnesium sulfat, zink
elektrolit sulfat
Tabel Nilai L iso untuk
beberapa tipe ionik

Uni-univalen 3,4 NaCl, kokain HCl, Na-


elektrolit fenobarbital
Uni-divalen 4,3 Na-sulfat, atropin
elektrolit sulfat
Di-univalen 4,8 Zink klorida, kalsium
elektrolit bromida
Uni-trivalen 5,2 Na-sitrat, Na-fosfat
elektrolit
Tabel Nilai L iso untuk beberapa tipe
ionik

Tri-univalen 6,0 Aluminium klorida,


elektrolit ferri iodida
Tetraborat 7,6 Sodium borat, kalium
elektrolit borat
Metode Penurunan Titik Beku
(Cara BPC)
• W = 0,52 – a
b
• W = jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam
100 mL larutan
• a = perkalian penurunan titik beku disebabkan
oleh 1% zat dengan kadar zat
• b = penurunan titik beku air yang dihasilkan oleh
1% b/v bahan pembantu isotoni, jika NaCl= 0,576
Contoh Soal

• Berapa NaCl yang dibutuhkan untuk


membuat larutan Apomorfin HCl 1%,
supaya isotonis dengan serum darah. ∆tb
apomorfin = 0,08
• Jawab :
• W = 0,52 – (0,08 x 1) = 0,76 g
0,576
• Jadi, supaya larutan isotoni maka :
• R/ Apomorfin 1g
NaCl 0,76 g
Aq ad 100 mL
2. Metode Ekivalensi NaCl

• Ekivalensi NaCl = E = adalah jumlah NaCl yang


mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan 1 g
zat khasiat, dengan rumus :
• E = 17 Liso
BM
• Misal : ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g
asam borat dalam larutan memberikan efek osmotik
yang sama dengan 0,55 g NaCl
Metode Ekivalensi NaCl
• Cara Menghitung :
1. Tentukan harga E NaCl untuk setiap zat yang
dilarutkan, jika perlu diperbanyak dengan
besarnya konsentrasi zat dalam larutan.
2. Jumlahkan NaCl yang dibutuhkan untuk setiap
zat terlarut.
3. Tentukan selisih jumlah NaCl diatas terhadap
jumlah NaCl isotoni (0,9%). Selisih tersebut
adalah jumlah NaCl yang harus ditambahkan
untuk mencapai isotoni.
2. Metode Ekivalensi NaCl

4. Jika zat terlarut tidak tersatukan dengan ion klorida


dari NaCl maka zat seperti glukosa, KNO3,
NaNO3 dapat digunakan untuk menggantikan
NaCl. Jumlah yang harus ditambahkan merupakan
hasil bagi antara jumlah NaCl yang harus
ditambahkan dengan E NaCl zat-zat tersebut.
Contoh Soal

1. Hitung ekivalensi NaCl dari KCl


Jawab : KCl termasuk dalam tipe 2B (uni-
univalen elektrolit). Lihat tabel, harga Liso = 3,4
BM KCl= 74,55
E = 17 . 3,4 = 0,78
74,55
Jadi 1 g KCl memberikan efek osmotik yang
sama dengan 0,78 g NaCl
Contoh Soal

2. Suatu larutan mengandung 1 g efedrin sulfat dalam


100 mL. Berapa jumlah NaCl yang ditambahkan
agar larutan isotonis?
Berapa jumlah dekstrosa yang ditambahkan untuk
tujuan tersebut?
Diketahui : E efedrin sulfat = 0,23
E dekstrosa = 0,16
• Ingat : 1 g efedrin sulfat mempunyai efek osmotik
yang sama dengan 0,23 g NaCl
• Jawab: Efedrin sulfat 1,0 g x 0,23 =0,23 g NaCl
• NaCl yang dibutuhkan agar larutan isotonis (0,9-
0,23)=0,67 g NaCl
• Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis
= 0,67 g
• E dekstrosa = 0,16
• 1 g dekstrosa mempunyai efek osmotik yang sama
dengan 0,16 g NaCl
• 1 g dekstrosa~0,16 g NaCl
• X g dekstrosa~0,67 g NaCl
• X = 0,67 x 1 g dekstrosa
0,16
= 4,1875 g dekstrosa
• Dari hasil diatas dapat digunakan rumus :
X=Y
E
• Dimana X= gram dari zat pengisotoni yang diperlukan
untuk meng’adjust tonisitas
• Y = penambahan jumlah NaCl agar isotonis
• E= gram dari NaCl ekivalen dengan 1 g zat
pengisotoni
3. Buat 200 mL larutan isotonis thimerosal, BM =
404,84 g/mol. Konsentrasi 1:5000 atau 0,2
g/1000 mL. Liso = 3,4
• Hitung E NaCl thimerosal, jumlah NaCl yang
ditambahkan agar larutan isotonis.
• Diketahui bahwa NaCl berinteraksi dengan
merkuri pada thimerosal yaitu dapat mengurangi
stabilitas dan efektifitas sediaan.
• Maka diputuskan untuk mengganti NaCl dengan propilen
glikol sebagai zat pengisotoni. Diketahui : Liso propilen
glikol= 1,9 BM=76,09
• Jawab : Hitung dulu E NaCl thimerosal
E = 17. Liso = 17 . 3,4 = 0,143
BM 404,84
• Larutan thimerosal : c=0,2 g/1000 mL
• Akan dibuat 200 mL  jadi 0,04 g/200 mL
• Berat thimerosal agar mempunyai efek osmotik
yang sama dengan 0,143 adalah=
0,04 g thimerosal x 0,143 = 0,0057 g NaCl
• Jumlah NaCl yang ditambahkan agar isotonis Y=
1,8 g NaCl – 0,0057 = 1,794 g
• NaCl diganti dengan propilen glikol sebagai zat
pengisotoni. Liso propilen glikol= 1,9 BM=76,09
• E = 17 . 1,9 = 0,42
76,09
• Dengan rumus X = Y = 1,794 = 4,3 g
E 0,42
• Jadi propilen glikol yang diperlukan untuk mengadjust
200 mL larutan thimerosal agar isotonis adalah 4,3 g
3. Metode White Vincent

• Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan


penambahan air pada sediaan parenteral agar
isotoni
Metode White Vincent

• V = w. E. V’
• V = Volume larutan isotoni yang ditentukan (mL)
• w = Bobot obat (g) yang ada dalam larutan
• E = Ekivalensi NaCl
• V’ = Volume suatu larutan isotoni (mL) yang di
dalamnya mengandung 1 g NaCl (111,1 mL)
Contoh Soal

• Buatlah 500 mL larutan etilmorfin HCl 2% isotoni


(E= 0,15)
• V = 10 x 0,15 x 111,1 mL = 166,7 mL
• Artinya jika 10 gr etilmorfin HCl dilarutkan dalam
166,7 mL air diperoleh larutan yang isotoni. Sisa
larutan sebanyak (500-166,7) = 333,3 mL
digantikan dengan larutan NaCl isotoni atau larutan
dapar isotoni. Untuk larutan NaCl isotoni diperlukan
sebanyak 333,3/100 x 0,9 g NaCl = 2,99 g NaCl
• R/ Phenacaine HCl0,06 g
Asam borat 0,30 g
Ad pengisotoni ad 100 mL
• Maka V =
{(0,06 x 0,20) + (0,3x0,5)}x 111,1 mL
= 18 mL
• Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL, lalu
ditambah dengan pelarut isotonis sampai 100 mL
Metode Sprowls

• Merupakan metode yang dimodifikasi dari metode


White Vincent, dimana W dibuat tetap 0,3 g, jadi :
• V = E x 33,3 mL
Metode Grafik

• Perbandingan antara konsentrasi bahan obat (g/kg)


vs penurunan titik beku. Pada grafik yang sama
digambarkan pula kurva penurunan titik beku dan
pengisotonisan jumlah NaCl yang dibutuhkan.
• Tentukan sebuah titik pada ordinat yang sesuai
dengan konsentrasi zat (misal 20 g/kg). Tarik garis
sejajar dari titik tersebut terhadap absis sampai
tepat memotong kurva zat yang bersangkutan.
Metode Grafik
• Dari titik potong ini buat lagi garis sejajar
ordinat, maka titik potong dengan absis
menyatakan turunnya titik beku larutan yang
disebabkan zat tersebut (misal 0,18oC).
• Dari titik potong antara garis yang sejajar ordinat
dengan kurva NaCl, ditarik garis sejajar absis
sehingga memotong ordinat. Titik potong ini
menyatakan jumlah NaCl yang dibutuhkan untuk
membuat larutan isotoni (misalnya 5,6 g/kg).
• Untuk 500 mL dibutuhkan 2,8 g NaCl.
Metode Grafik
Metode Grafik
Exercise

1. Using the sodium chloride method, calculate the


grams of sodium chloride needed to make 30 mL of
a 2% isotonic physostigmine salycilate solution! E
fisostigmin salisilat : 0,16
2. A new drug having a molecular weight of 300
g/mole produced a freezing point depression of
0.52oC in a 0.145 M solution. What are calculated
Liso value, the E value and the V value for this
drug?
Exercise
3. A 1 fluid ounce (29.573 mL) solution contain 4.5 grains (291.6
mg) of silver nitrat. How much sodium nitrat must be added to
this solution to make it isotonic with nasal fluid?. Assume that
nasal fluid has an isotonicity value of 0.9% NaCl. E AgNO3 =
0,33; E NaNO3 = 0,68
4. Using the sodium chloride equivalent method, make the
following solutions isotonic with respect to the mucous lining of
the eye (ocular membrane). E tetracain HCl = 0,14
- Tetracaine hydrochloride 10 grams
- NaCl x grams
- Sterilize distilled water, enough to make 1000 mL
• Hitung tonisitas dibawah ini dengan ekivalensi
NaCl :
R/ Asam borat 8
Atropin sulfat 2
mf isotonis1000 mL
• Hitung dengan metode White Vincent
R/ Antipirin 4%
Efedrin 1%
mf isotonis pH 6,5 100 mL
• Buatlah larutan Metadon HCl 1% 100 mL isotoni
dengan NaCl. Diketahui ∆tb Metadon HCl =
0,101 dan ∆tb NaCl : 0,576
• Buatlah 100 mL larutan Pilokarpin HCl 2%
isotoni dengan NaCl. Diketahui ∆tb Pilokarpin
HCl 0,13.
• Kumpulkan kamis, 21/10/10 dikerjakan di
kertas folio bergaris
PUSTAKA
• Kenneth E.Avis, Lieberman, Leon Lachman.,
Pharmaceutical Dosage Forms : Parenteral Medication
Vol 1, 2,3.
• Salvatore Turco, Robert E. King, Sterile Dosage Forms.
• Benny Logawa & Sundani Nurono, Repetitorium
Teknologi Formulasi Sediaan Steril.
• Wayne P Olsen, et al., Aseptic Pharmaceutical
Manufacturing Technology for the 1990s.
• Frederick J Carleton, James P. Agalloco, Validation of
Aseptic Pharmaceutical Process.

Anda mungkin juga menyukai