Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAFORMULASI

PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


PERCOBAAN 1
“PEMBUATAN SEDIAAN INJEKSI KLORPROMAZIN HYDROCHLORIDUM”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Tri Abu Khaer F (1041911150 )


Vadia Puji Rahayu (1041911152 )

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
“YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

PEMBUATAN SEDIAAN AMPUL KLORPROMAZIN HYDROCHLORIDUM

TUJUAN

Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan injeksi klorpromazin HCL

I. PRAFORMULASI
I.1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Klorpromazin dapat menyumbat saluran empedu sesudah 2-4 minggu dan kerusakan
ini tidak selalu reversible. Kelainan darah agak sering dilaporkan. Efek samping
lainnya adalah efek sedatifnya yang kuat dan GEP yang sering kali terjadi (Obat-
Obat Penting Hal 456)
Farmakodinamik
Chlorpromazine adalah neuroleptik yang bertindak dengan menghambat reseptor
dopamin post sinap, terutama di area sistem dopaminergik mesolimbik. Obat ini juga
mampu mencegah pelepasan hormon-hormon hipotalamus dan hipofisis.
Chlorpromazine juga bertindak sebagai tranquilizer minor dengan cara menghambat
reseptor histamin.
Farmakokinetik
Farmakokinetik chlorpromazine yang diberikan secara oral akan mengalami first
pass metabolism secara ekstensif, sehingga bioavailabilitasnya hanya 20%.
Absorpsi
Obat chlorpromazine diabsorpsi baik setelah konsumsi per oral. Bioavailabilitas obat
berkisar 20% setelah melewati metabolisme di hepar, denga onset kerja obat per oral
sekitar 30‒60 menit.
Konsentrasi puncak plasma obat oral tercapai dalam waktu 2‒4 jam. Sedangkan,
konsentrasi puncak pada pemberian intramuskular tercapai dalam waktu 15‒30
menit.
Metabolisme
Chlorpromazine per oral, setelah diabsorpsi akan dimetabolisme secara ekstensif di
hepar, melalui jalur utama isoenzim sitokrom P450, yaitu CYP1A2, dan CYP3A4,
menjadi 10‒12 metabolit-metabolit utama. seperti 7-hidroksichlorpromazine, dan
chlorpromazine N-oksida
Distribusi
Distribusi chlorpromazine sekitar 92-97% berikatan dengan protein. Volume
distribusi obat berkisar 20 L/kg. [5] Chlorpromazine melewati sawar plasenta dan
sawar darah-otak. Obat ini juga diekskresikan ke dalam ASI.
Eliminasi
Waktu paruh biologis dilaporkan berkisar 30 jam. Obat dieliminasi melalui urin dan
feses dalam bentuk metabolit aktif dan inaktif.

I.2. Tinjauan sifat fisika kimia bahan obat


a. Klorpromazine HCL (C17H19ClN2S.HC1) [Farmakope Indonesia Ed VI: Hal
935]

Klorpromazin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak


lebih dari 101,5% C17H19ClN2S.HC1 dihitung terhadap zat kering.
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau agak krem putih; tidak berbau. Warna
menjadi gelap karena pengaruh cahaya.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan dalam
kloroform; tidak larut dalam eter dan dalam benzen.
Baku pembanding Klorpromazin Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105 o selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya.
Stabilitas : Stabil pada suhu dibawah 40°C bahkan lebih baik pada suhu 15-
30°C (drug information 2003 hal 2262).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
b. Asam askorbat (C6H8O6) [Farmakope Indonesia Ed VI: Hal 175]

Asam Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H8O6.
Pemerian: Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Warna menjadi gelap
karena pengaruh cahaya. Dalam keadaan kering, stabil di udara. Dalam larutan
cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190o .
Kelarutan: mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen.
Stabilitas : Vitamin C (Asam Askurbat) merupakan laktan tak jenuh (estersi
bolak balik) membentuk asam dehidroaskorbat. Laju oksidasinya tergantung
pada pH dan konsentrasi oksigen serta dikatalisis oleh ion logam, kususnya
tembaga dan besi. Asam dehidroaskorbat dapat mengalami hidrolisis lebih lanjut
membentuk produk degradasi yang bereaksi tidak bolak balik. Asam
dikitogulorat dan asam oksalat. Asam oskorbat juga gampang mengalami
degradasi di bawah kondisi analrob, membentuk furfural dan karbon dioksida.
Profil laju pH bagi keduanya baik degradasi aerob maupun an-aerob akan
mencapai maksimal pada sekitar pH. Stabilitas maksimum terjadi dekat pH 3
dan pH 6 (Connors.A. Kenneth. 1993, 180-181)
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
c. Sodium Metabisulfat [Farmakope Indonesia Ed VI: Hal 1233]
Dinatrium pirosulfit [7681-57-4]
Na2 S2O5
BM 190,10
Natrium metabisulfit mengandung sejumlah Na2 S2O5, setara dengan tidak
kurang dari 65,0% dan tidak lebih dari 67,4% SO2.
Pemerian Hablur putih atau hablur putih kekuningan, berbau belerang dioksida.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
Identifikasi Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan reaksi terhadap Natrium
cara A dan B dan Sulfat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum < 291>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat dan
hindarkan dari panas yang berlebihan.
d. Natrium Clrorida / NaCl (FI Ed VI : 1225)
Sodium Chloride
BM 58,44
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau
atau berbau.
Kelarutan: Sukar larut dalam air dalam benzena dan dalam karbontetraklorida,
mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
Kegunaan : Pengawet, antimikroba
e. Aqua pro Injectione (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition
hal 766-768)
Cairan jernih, tidak berbau tidak berbau dan tidak berasa. Sinonim Air steril
untuk injeksi. Berkhasiat sebagai Pelarut. Disimpan dalam wadah dosis
tunggal, dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1L.
I.3. Cara sterilisasi masing – masing bahan

Bahan Obat Sterilisasi


Chlorpomazine HCl Sterilisasi filtrasi membrane
Acidum Ascorbicum Sterilisasi filtrasi membrane
(Handbook of Pharmaceutical Excipien, 6th ed : 43)
Natrii Pyrosulfis Sterilisasi filtrasi membrane
(Handbook of Pharmaceutical Excipien, 6th ed : 654)
Natrii Sulfis Exiocatus Sterilisasi filtrasi membrane
(Handbook of Pharmaceutical Excipien, 6th ed : 669)
Natrii Chloridum Sterilisasi filtrasi autoclave suhu 121oC
(Handbook of Pharmaceutical Excipien, 6th ed : 639)

I.4. OTT atau Obat Tidak Tercampur


a) Klorpromazin inkompatibel terhadap senyawa aminofilin,amfoterisin B,
aztreonam, beberapa barbiturate, kloramfenikol dan beberapa penisilin
(Martindale hal 984).
b) Natrium metabisulfit
Natrium bisulfit tidak dapat digunakan bersama-sama dengan derivate
alcohol, kloram fenikol dan fenil merkuri asetat (Wade and Weller. 1994. hal
451)
c) Asam Askobat
Asam askorbat inkompatibel dengan alkali, ion logam berat ,terutama
tembaga dan besi, mengokisadi bahan, methenamic,salisilamid, natrium nitrit,
natrium salisilat, dan picotamide( Handbook of Pharmaceutical Excipients 6
th Edition hal 43-46 ).
d) NaCl
NaCl bereaksi dengan bahan perak, timah, dan garam-garamamerkuri,
oksidator kuat terhadap chlorine yang bereaksi dan larutannatrium klorida,
larutan berair korosif terhadap air (Martindale, 28:287)
I.5. Cara Penggunaan
Chlorpromazin dan garamnya digunakan secara oral, intramuscular, subkutan,
intravena dan dubur. Rute penggunaan tergantung dari kondisi individual pasien;
pasien yang shock diberikan secara intravena untuk memastikan absorbs dari obat.
Dosis anak-anak :intramuskular atau intravena: 0,5-1 mg / kg / dosis setiap 6 sampai
8 jam. Dewasa : Stuntik injeksi IM: 25 mg satu waktu. Jika tidak terjadi hipotensi,
berikan 25 sampai 50 mg setiap 3 sampai 4 jam sesuai kebutuhan, kemudian beralih
ke sediaan oral.

II. FORMULASI
II.1. Permasalahan dan penyelesaian
No. Permasalahan Penyelesaian
1. Chorpromazine praktis tidak larut Chlorpromazine diganti dengan
dalam air Chlorpromazine HCL atau dalam bentuk
garamnya karena dalam bentuk garam
(Chlorpromazine HCL) kelarutannya
dalam air tinggi. (Farmakope, 1979)
2. Chlorpromazine HCL harus Menggunakan ampul berwarna coklat
terlindungi dari cahaya
3. Sediaan ampul harus jernih Disaring menggunakan kertas Whatman
4. Chlorpromazine HCL mudah Dibutuhkan antioksidan seperti asam
teroksidasi askorbat, natrium metabisufit atau
natrium bisulfit.
Dalam formula ini yang digunakan
sebagai antioksidan adalah natrium
metabisulfit karena stabil pada pH 3-5
(pH injeksi Chlorpromazine HCL), tidak
OTT pada Chlorpromazine HCL, serta
dapat berfungsi sebagai antimikroba.
5. Syarat sediaan injeksi (termasuk Ada penambahan NaCl sebagai zat
ampul) harus isotonis pengisotonis
6. Persyaratan sediaan ampul harus Dilakukan sterilisasi pada saat
steril pembuatan sediaan ampul
7. Chlorpromazine HCL tidak tahan Dilakukan sterilisasi dengan metode
terhadap pemanasan filtrasi
8. pH Chlorpromazine 3,4 – 5,4 (FI Untuk membuat pH sediaan antara 5- 7,
ed VI : 935) maka dalam sediaan ditambahkan
pH sediaan ampul 5 – 7 dengan NaOH 20% tetes demi tetes
(martindale Ed 28, 1982:908) sampai pH sediaan yang sesuai dengan
yang diinginkan (pH 5)
(FN:177)
II.2. Formula yang akan dibuat 10 ampul ( @ 2mL)

R/ Klorpromazin HCL 25 mg
Acidum Ascorbicum 2 mg
Natrii Pyrosulfis 1 mg
Natrii Sulfis exiocatus 1 mg
Natrii Chloridum 6 mg
Aqua Pro. Injection 1 ml

Perhitungan Tonisitas :
Metode : PTB
 Klorpromazin HCL : 0,058 (FI Ed III :193)
 Asam Askorbat : 0,105 (FI Ed III :192)
 Sodium pyrosulfis : 0,286 (FI Ed III :193)
 Natrii Sulfis exiocatus : 0,37 (FI Ed III :193)
 Natrii Chloridum : 0,576 (FI Ed III :193)
0,025 g
 C Klorpromazin HCL= x 100 %=2,5 %
1
0,002 g
 C Asamaskorbat = x 100 %=0,2 %
1
0,001
 C Natrii pyrosulfit= x 100 %=0,1 %
1
0,006
 C Natrii chloridum= x 100 %=0,6 %
1
0,001
 C Natrii sulfis exiocatus= x 100 %=0,1 %
1
Perhitungan PTB:
c=0,52−¿ ¿
0,52− [ ( 0,058 x 2,5 ) + ( 1,05 x 0,2 ) + ( 0,286 x 0,1 )+ ( 0,576 x 0,6 ) + ( 0,37 x 0,1 ) ]
c=
0,576
0,52−0,5772
c=
0,576
−0,0572
c=
0,576
C = - 0,0993 g/100 ml (Hipertonis)
Kesimpulan : tidak perlu penambahan NaCl
II.3. Perhitungan berat dan volume bahan yang dipakai
Perhitungan bahan-bahan :
Dilebihkan 8 ampul = 2 + 8 = 10 ampul
Volume yang dibuat = (n + 2) V’ + volume penambahan untuk larutan encer
= (10 + 2) ( 2 + 0,15 )
= 25,8 mL ~ 30 mL
No. Nama Bahan Perhitungan Hasil
1 Klorpromazin HCL 25 mg x 30 = 750 mg 750 mg
2 Acidum Ascorbicum 2 mg x 30 mg 60 mg
3 Natrii Pyrosulfis 1 mg x 30 mg 30 mg
4 Natrii Sulfis
1 mg x 30 mg 30 mg
exiocatus
5 Natrii Chloridum 6 mg x 30 mg 180 mg
6 Aqua Pro Injeksi Ad 1 ml x 30 mg 30 mg

 Pengenceran Natrii Pyrosulfis


Dibutuhkan 30 mg untuk 30 ml sediaan ampul. Minimal penimbangan 50 mg,
kemudian dilarutkan dalam 10 ml aqua steril pro injeksi.
Pengenceran 1 : 100
- Bahan obat = 50 mg
- Air = 4500 mg +
5000 mg
30 mg
Hasil pengenceran ¿ ×5000 mg=3000 mg 3 ml
50mg
 Pengenceran Natrii Sulfis exicatus
Dibutuhkan 30 mg untuk 30 ml sediaan ampul. Minimal penimbangan 50 mg,
kemudian dilarutkan dalam 10 ml aqua steril pro injeksi.
Pengenceran 1 : 100
- Bahan obat = 50 mg
- Air = 4500 mg +
5000 mg
30 mg
Hasil pengenceran ¿ ×5000 mg=3000 mg 3 ml
50mg
II.4. Cara pembuatan dan sterilisasi sediaan yang akan dibuat
Sterilkan alat dan bahan dengan cara yang sesuai

Timbang Klorpromazin HCl dengan kaca arloji, masukkan ke dalam beakerglass. bilas kaca arloji
dengan sedikit Aqua pro Injeksi masukkan beakerglass.

Timbang Asam Askorbat dengan kaca arloji, masukkan kedalam beakerglass. Bilas kaca arloji
dengan sedikit Aqua pro injeksi masukkan ke beakerglass.

Timbang Natrii Pyrosulfis dengan kaca arloji, masukkan ke dalam beakerglass bilas kaca arloji
dengan sedikit Aqua Pro injeksi masukkan ke beakerglass.

Timbang Natrii Sulfis exiocatus di kaca arloji lalu larutkan dengan Aqua pro injeksi dalam
beakerglass bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua Pro injeksi masukkan ke beakerglass.

Timbang NaCl dengan kaca arloji campurkan ke dalam bekerglass, homogenkan semua bahan, lalu
tambahkan aqua Pro injeksi ad 30 ml, homogenkan

Cek pH sediaan dengan kertas pH. Tambahkan NaOH 0,1 N / HCL 0,1 N secukupnya hingga
mencapai pH yang diinginkan. (pH 5,0).

Basahi kertas saring dengan aqua pro injeksi. Lalu saring larutan di erlenmeyer, bilas gelas ukur
dengan aqua pro injeksi. Tambahkan aqua pro injeksi ad 30 ml.

Tuang larutan ke dalam spuit injeksi, masukkan ke dalam tiap ampul 2 ml sebanyak 10 ampul.
Tutup ampul dengan cara flambeer.
Lalu sterilkan dalam posisi terbalik, beaker glass dilapisi kapas dan diisi dengan sediaan ampul
injeksi dan ditutup kantong perkamen. Sterilisasi dengan sterilisasi autoclave dengan suhu 121 0C
selama 30 menit. Setelah itu didinginkan.

Evaluasi sediaan.dan beri etiket dan masukkan ke dalam kemasan.

III. PELAKSANAAN
III.1. Penyiapan alat

NO. Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu


1 Gelas Ukur 3 buah 100 mL Autoclaf suhu 121ºC 15 menit
2 Corong kaca 2 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
3 Sudip 2 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
4 Kaca arloji 3 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
5 Erlenmeyer 1 buah 100 mL Autoclaf suhu 121oC 15 menit
6 Pinset 1 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
7 Pipet tetes 4 buah Panjang Autoclaf suhu 121oC 15 menit
8 Pipet ukur 1 buah 5 mL Autoclaf suhu 121oC 15 menit
9 Kertas 5 buah - 15 menit
Autoclaf suhu 121oC
perkamen
10 Ampul 10 buah 2 mL Autoclaf suhu 121oC 15 menit
11 Kertas saring 5 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
12 Pengaduk 2 buah - 15 menit
Autoclaf suhu 121oC
kaca
13 Beaker glass 3 buah 100 mL Autoclaf suhu 121oC 15 menit
14 Air - - Setelah mendidih 15 menit
15 Karet pipet 4 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
16 Spuit 1 buah 5 mL Autoclaf suhu 121oC 15 menit
17 Cawan petri 2 buah - Autoclaf suhu 121oC 15 menit
18 Tabung 6 buah - 15 menit
Autoclaf suhu 121oC
reaksi
19 Sumbat 6 buah - 15 menit
Autoclaf suhu 121 C
o
tabung

III.2. Pencucian dan pembungkusan alat


a) Alat gelas dan aluminium [Turco, Salvatore, 1979: hal 93]
1. Alat direndam dalam larutan teepol 0,5% kemudian direbus

2. Disikat sampai bersih, dibilas air kran mengalir sebanyak 3 x

3. Dibilas air bebas pirogen sebanyak 3 x

4. Dikeringkan dalam oven suhu +100 ºC dengan keadaan terbalik 5. Dilakukan


pengerekan roda (Alat dicuci kembali jika terdapat noda)
5. Alat bersih dan kering dibungkus rangkap + lalu disterilisasi dengan oven
180ºC selama 30 menit.
b) Alat karet [Turco, Salvatore, 1979: hal 92]
1. Karet direndam dalam Hcl selama 2 hari Direndam lagi dalam larutan teepol
1% dan Na2CO3 1 % selama 1 hari
2. Didihkan 15 menit (diulangi sampai bersih dengan larutan baru)

3. Karet dalam rendaman di autoklaf pada suhu 115ºC selama 15 menit di


lakukan 1 atau 2 kali sampai larutan jernih.
4. Dibilas dengan spritus dilutus dan aquadest sama banyak sampai bersih.

5. Alat dibungkus rangkap dua lalu disterilisasi dengan autoklaf suhu 121ºC
selama 15 menit.
III.3. Sterilisasi alat / bahan / sediaan
Waktu sterilisasi alat dengan autoklaf suhu 121 ºC selama 15 menit. 1)
Waktu pemanasan :
Waktu pengusiran udara :
Waktu menaik :
Waktu kesetimbangan :
Waktu pembunuhan :
Waktu jaminan sterlilitas :
Waktu pendinginan :
IV. EVALUASI SEDIAAN
a. Uji sterilisasi (Depkes RI. 1995:855)
- Media yang digunakan adalah TSB (Tryptone Soya Broth) dan FTM ( Fluid
Thioglicolate Medium) 10 ml kemudian disterilisasi suhu 121 C selama 15 menit
dengan autoklaf
- Diinkubasi 0,6 ml sampel ampul ke dalam media
- Diinokulasi media FTM pada suhu 37 c dan media TSB pada suhu ruang
- Catatan :
o Kontrol positif FTM : Bacilus sp
o Kontrol positif TSB : Candida a;bicans
o Kontrol negative media yang disterilkan dan bebas mikroba
- Pengamatan 6-7 hari
b. Uji Kebocoran (Lachman. 1987: 1354)
- Disiapkan beaker glass yang telah berisi larutan metilien blue 0,0025% b/v
dalam larutan phenol 0,0025% b/v
- Sediaan yang telah dikemas dalam ampul, dimasukkan ke dalam beaker glass
dalam keadaan terbalik dan tercelup semua
- Dimasukkan dalam autoklaf dan diautoklaf pada suhu 121o C, 15 menit
- Diamati apakah volume dalam ampul ada yang berubah atau tidak, Jika ampul
berwarna biru maka ampul bocor
c. Uji Kejernihan (Lachman. 1987: 1355)
- Seluruh sediaan diterawang dan dilihat di bawah lampu yang berlatar belakang
hitam-putih
- Jika, ada yang melayang-layang (benda melayang) berarti sediaan tidak jernih
d. Uji PH (Depkes RI, 1995: )
- Diambil sedikit larutan sediaan ampul, dimasukkan dalam plat tetes
- Dimasukkan Indikator universa
- Diamati pH sediaan ampul (Syarat 5 – 7)
e. Uji keseragaman volume (Depkes RI, 1995:1044)
- Diambil isi ampul dengan spuit Setelah diuji kebocoran
- Syarat volume tertera 2,0 ml, kelebihan yang diperbolehkan 0,15 ml

Keterangan : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadahnya, bila
diuji satu per satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah
volume wadah yang tertera pada etiket bila diisi gabung (Depkes RI, 1995:1044)

Anda mungkin juga menyukai