Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan injeksi klorpromazin HCL
I. PRAFORMULASI
I.1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Klorpromazin dapat menyumbat saluran empedu sesudah 2-4 minggu dan kerusakan
ini tidak selalu reversible. Kelainan darah agak sering dilaporkan. Efek samping
lainnya adalah efek sedatifnya yang kuat dan GEP yang sering kali terjadi (Obat-
Obat Penting Hal 456)
Farmakodinamik
Chlorpromazine adalah neuroleptik yang bertindak dengan menghambat reseptor
dopamin post sinap, terutama di area sistem dopaminergik mesolimbik. Obat ini juga
mampu mencegah pelepasan hormon-hormon hipotalamus dan hipofisis.
Chlorpromazine juga bertindak sebagai tranquilizer minor dengan cara menghambat
reseptor histamin.
Farmakokinetik
Farmakokinetik chlorpromazine yang diberikan secara oral akan mengalami first
pass metabolism secara ekstensif, sehingga bioavailabilitasnya hanya 20%.
Absorpsi
Obat chlorpromazine diabsorpsi baik setelah konsumsi per oral. Bioavailabilitas obat
berkisar 20% setelah melewati metabolisme di hepar, denga onset kerja obat per oral
sekitar 30‒60 menit.
Konsentrasi puncak plasma obat oral tercapai dalam waktu 2‒4 jam. Sedangkan,
konsentrasi puncak pada pemberian intramuskular tercapai dalam waktu 15‒30
menit.
Metabolisme
Chlorpromazine per oral, setelah diabsorpsi akan dimetabolisme secara ekstensif di
hepar, melalui jalur utama isoenzim sitokrom P450, yaitu CYP1A2, dan CYP3A4,
menjadi 10‒12 metabolit-metabolit utama. seperti 7-hidroksichlorpromazine, dan
chlorpromazine N-oksida
Distribusi
Distribusi chlorpromazine sekitar 92-97% berikatan dengan protein. Volume
distribusi obat berkisar 20 L/kg. [5] Chlorpromazine melewati sawar plasenta dan
sawar darah-otak. Obat ini juga diekskresikan ke dalam ASI.
Eliminasi
Waktu paruh biologis dilaporkan berkisar 30 jam. Obat dieliminasi melalui urin dan
feses dalam bentuk metabolit aktif dan inaktif.
Asam Askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H8O6.
Pemerian: Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Warna menjadi gelap
karena pengaruh cahaya. Dalam keadaan kering, stabil di udara. Dalam larutan
cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190o .
Kelarutan: mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen.
Stabilitas : Vitamin C (Asam Askurbat) merupakan laktan tak jenuh (estersi
bolak balik) membentuk asam dehidroaskorbat. Laju oksidasinya tergantung
pada pH dan konsentrasi oksigen serta dikatalisis oleh ion logam, kususnya
tembaga dan besi. Asam dehidroaskorbat dapat mengalami hidrolisis lebih lanjut
membentuk produk degradasi yang bereaksi tidak bolak balik. Asam
dikitogulorat dan asam oksalat. Asam oskorbat juga gampang mengalami
degradasi di bawah kondisi analrob, membentuk furfural dan karbon dioksida.
Profil laju pH bagi keduanya baik degradasi aerob maupun an-aerob akan
mencapai maksimal pada sekitar pH. Stabilitas maksimum terjadi dekat pH 3
dan pH 6 (Connors.A. Kenneth. 1993, 180-181)
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
c. Sodium Metabisulfat [Farmakope Indonesia Ed VI: Hal 1233]
Dinatrium pirosulfit [7681-57-4]
Na2 S2O5
BM 190,10
Natrium metabisulfit mengandung sejumlah Na2 S2O5, setara dengan tidak
kurang dari 65,0% dan tidak lebih dari 67,4% SO2.
Pemerian Hablur putih atau hablur putih kekuningan, berbau belerang dioksida.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
Identifikasi Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan reaksi terhadap Natrium
cara A dan B dan Sulfat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum < 291>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat dan
hindarkan dari panas yang berlebihan.
d. Natrium Clrorida / NaCl (FI Ed VI : 1225)
Sodium Chloride
BM 58,44
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau
atau berbau.
Kelarutan: Sukar larut dalam air dalam benzena dan dalam karbontetraklorida,
mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
Kegunaan : Pengawet, antimikroba
e. Aqua pro Injectione (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition
hal 766-768)
Cairan jernih, tidak berbau tidak berbau dan tidak berasa. Sinonim Air steril
untuk injeksi. Berkhasiat sebagai Pelarut. Disimpan dalam wadah dosis
tunggal, dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1L.
I.3. Cara sterilisasi masing – masing bahan
II. FORMULASI
II.1. Permasalahan dan penyelesaian
No. Permasalahan Penyelesaian
1. Chorpromazine praktis tidak larut Chlorpromazine diganti dengan
dalam air Chlorpromazine HCL atau dalam bentuk
garamnya karena dalam bentuk garam
(Chlorpromazine HCL) kelarutannya
dalam air tinggi. (Farmakope, 1979)
2. Chlorpromazine HCL harus Menggunakan ampul berwarna coklat
terlindungi dari cahaya
3. Sediaan ampul harus jernih Disaring menggunakan kertas Whatman
4. Chlorpromazine HCL mudah Dibutuhkan antioksidan seperti asam
teroksidasi askorbat, natrium metabisufit atau
natrium bisulfit.
Dalam formula ini yang digunakan
sebagai antioksidan adalah natrium
metabisulfit karena stabil pada pH 3-5
(pH injeksi Chlorpromazine HCL), tidak
OTT pada Chlorpromazine HCL, serta
dapat berfungsi sebagai antimikroba.
5. Syarat sediaan injeksi (termasuk Ada penambahan NaCl sebagai zat
ampul) harus isotonis pengisotonis
6. Persyaratan sediaan ampul harus Dilakukan sterilisasi pada saat
steril pembuatan sediaan ampul
7. Chlorpromazine HCL tidak tahan Dilakukan sterilisasi dengan metode
terhadap pemanasan filtrasi
8. pH Chlorpromazine 3,4 – 5,4 (FI Untuk membuat pH sediaan antara 5- 7,
ed VI : 935) maka dalam sediaan ditambahkan
pH sediaan ampul 5 – 7 dengan NaOH 20% tetes demi tetes
(martindale Ed 28, 1982:908) sampai pH sediaan yang sesuai dengan
yang diinginkan (pH 5)
(FN:177)
II.2. Formula yang akan dibuat 10 ampul ( @ 2mL)
R/ Klorpromazin HCL 25 mg
Acidum Ascorbicum 2 mg
Natrii Pyrosulfis 1 mg
Natrii Sulfis exiocatus 1 mg
Natrii Chloridum 6 mg
Aqua Pro. Injection 1 ml
Perhitungan Tonisitas :
Metode : PTB
Klorpromazin HCL : 0,058 (FI Ed III :193)
Asam Askorbat : 0,105 (FI Ed III :192)
Sodium pyrosulfis : 0,286 (FI Ed III :193)
Natrii Sulfis exiocatus : 0,37 (FI Ed III :193)
Natrii Chloridum : 0,576 (FI Ed III :193)
0,025 g
C Klorpromazin HCL= x 100 %=2,5 %
1
0,002 g
C Asamaskorbat = x 100 %=0,2 %
1
0,001
C Natrii pyrosulfit= x 100 %=0,1 %
1
0,006
C Natrii chloridum= x 100 %=0,6 %
1
0,001
C Natrii sulfis exiocatus= x 100 %=0,1 %
1
Perhitungan PTB:
c=0,52−¿ ¿
0,52− [ ( 0,058 x 2,5 ) + ( 1,05 x 0,2 ) + ( 0,286 x 0,1 )+ ( 0,576 x 0,6 ) + ( 0,37 x 0,1 ) ]
c=
0,576
0,52−0,5772
c=
0,576
−0,0572
c=
0,576
C = - 0,0993 g/100 ml (Hipertonis)
Kesimpulan : tidak perlu penambahan NaCl
II.3. Perhitungan berat dan volume bahan yang dipakai
Perhitungan bahan-bahan :
Dilebihkan 8 ampul = 2 + 8 = 10 ampul
Volume yang dibuat = (n + 2) V’ + volume penambahan untuk larutan encer
= (10 + 2) ( 2 + 0,15 )
= 25,8 mL ~ 30 mL
No. Nama Bahan Perhitungan Hasil
1 Klorpromazin HCL 25 mg x 30 = 750 mg 750 mg
2 Acidum Ascorbicum 2 mg x 30 mg 60 mg
3 Natrii Pyrosulfis 1 mg x 30 mg 30 mg
4 Natrii Sulfis
1 mg x 30 mg 30 mg
exiocatus
5 Natrii Chloridum 6 mg x 30 mg 180 mg
6 Aqua Pro Injeksi Ad 1 ml x 30 mg 30 mg
Timbang Klorpromazin HCl dengan kaca arloji, masukkan ke dalam beakerglass. bilas kaca arloji
dengan sedikit Aqua pro Injeksi masukkan beakerglass.
Timbang Asam Askorbat dengan kaca arloji, masukkan kedalam beakerglass. Bilas kaca arloji
dengan sedikit Aqua pro injeksi masukkan ke beakerglass.
Timbang Natrii Pyrosulfis dengan kaca arloji, masukkan ke dalam beakerglass bilas kaca arloji
dengan sedikit Aqua Pro injeksi masukkan ke beakerglass.
Timbang Natrii Sulfis exiocatus di kaca arloji lalu larutkan dengan Aqua pro injeksi dalam
beakerglass bilas kaca arloji dengan sedikit Aqua Pro injeksi masukkan ke beakerglass.
Timbang NaCl dengan kaca arloji campurkan ke dalam bekerglass, homogenkan semua bahan, lalu
tambahkan aqua Pro injeksi ad 30 ml, homogenkan
Cek pH sediaan dengan kertas pH. Tambahkan NaOH 0,1 N / HCL 0,1 N secukupnya hingga
mencapai pH yang diinginkan. (pH 5,0).
Basahi kertas saring dengan aqua pro injeksi. Lalu saring larutan di erlenmeyer, bilas gelas ukur
dengan aqua pro injeksi. Tambahkan aqua pro injeksi ad 30 ml.
Tuang larutan ke dalam spuit injeksi, masukkan ke dalam tiap ampul 2 ml sebanyak 10 ampul.
Tutup ampul dengan cara flambeer.
Lalu sterilkan dalam posisi terbalik, beaker glass dilapisi kapas dan diisi dengan sediaan ampul
injeksi dan ditutup kantong perkamen. Sterilisasi dengan sterilisasi autoclave dengan suhu 121 0C
selama 30 menit. Setelah itu didinginkan.
III. PELAKSANAAN
III.1. Penyiapan alat
5. Alat dibungkus rangkap dua lalu disterilisasi dengan autoklaf suhu 121ºC
selama 15 menit.
III.3. Sterilisasi alat / bahan / sediaan
Waktu sterilisasi alat dengan autoklaf suhu 121 ºC selama 15 menit. 1)
Waktu pemanasan :
Waktu pengusiran udara :
Waktu menaik :
Waktu kesetimbangan :
Waktu pembunuhan :
Waktu jaminan sterlilitas :
Waktu pendinginan :
IV. EVALUASI SEDIAAN
a. Uji sterilisasi (Depkes RI. 1995:855)
- Media yang digunakan adalah TSB (Tryptone Soya Broth) dan FTM ( Fluid
Thioglicolate Medium) 10 ml kemudian disterilisasi suhu 121 C selama 15 menit
dengan autoklaf
- Diinkubasi 0,6 ml sampel ampul ke dalam media
- Diinokulasi media FTM pada suhu 37 c dan media TSB pada suhu ruang
- Catatan :
o Kontrol positif FTM : Bacilus sp
o Kontrol positif TSB : Candida a;bicans
o Kontrol negative media yang disterilkan dan bebas mikroba
- Pengamatan 6-7 hari
b. Uji Kebocoran (Lachman. 1987: 1354)
- Disiapkan beaker glass yang telah berisi larutan metilien blue 0,0025% b/v
dalam larutan phenol 0,0025% b/v
- Sediaan yang telah dikemas dalam ampul, dimasukkan ke dalam beaker glass
dalam keadaan terbalik dan tercelup semua
- Dimasukkan dalam autoklaf dan diautoklaf pada suhu 121o C, 15 menit
- Diamati apakah volume dalam ampul ada yang berubah atau tidak, Jika ampul
berwarna biru maka ampul bocor
c. Uji Kejernihan (Lachman. 1987: 1355)
- Seluruh sediaan diterawang dan dilihat di bawah lampu yang berlatar belakang
hitam-putih
- Jika, ada yang melayang-layang (benda melayang) berarti sediaan tidak jernih
d. Uji PH (Depkes RI, 1995: )
- Diambil sedikit larutan sediaan ampul, dimasukkan dalam plat tetes
- Dimasukkan Indikator universa
- Diamati pH sediaan ampul (Syarat 5 – 7)
e. Uji keseragaman volume (Depkes RI, 1995:1044)
- Diambil isi ampul dengan spuit Setelah diuji kebocoran
- Syarat volume tertera 2,0 ml, kelebihan yang diperbolehkan 0,15 ml
Keterangan : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadahnya, bila
diuji satu per satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah
volume wadah yang tertera pada etiket bila diisi gabung (Depkes RI, 1995:1044)