Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TERONG HIJAU (Solanum melongena L.

)
PADA KARAKTERISTIK SEDIAAN GEL DAN PENANGKALAN RADIKAL
BEBAS DENGAN METODE 1,1-DIFENIL-2PIKRILHIRAZIL (DPPH)

Artikel

Tri Abu Khaer Firdaus


1041911150

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG
2023
2

Artikel

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TERONG HIJAU (Solanum melongena L.)


PADA KARAKTERISTIK SEDIAAN GEL DAN PENANGKALAN RADIKAL
BEBAS DENGAN METODE 1,1-DIFENIL-2PIKRILHIRAZIL (DPPH)

Oleh:
Tri Abu Khaer Firdaus
1041911150

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Mighfar Syukur, M.Sc. Tanggal, ...............................

Pembimbing II

apt. Dra. Siti Munisih, M.Si. Tanggal, ...............................


PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TERONG HIJAU (Solanum melongena L.)
PADA KARAKTERISTIK SEDIAAN GEL DAN PENANGKALAN RADIKAL
BEBAS DENGAN METODE 1,1-DIFENIL-2PIKRILHIRAZIL (DPPH)

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF GREEN EGGPLANT LEAVES


(Solanum melongena L.) ON GEL CHARACTERISTIC AND FREE RADICAL
DEFENSE USING 1,1-DIFENIL-2PIKRILHIRAZIL (DPPH) METHOD
Tri Abu Khaer Firdaus 1), Mighfar Syukur 2), Siti Munisih 3)
1) 2) 3)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
SARI
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron dan bekerja dengan cara
mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga
aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat terhambat, senyawa tersebut terkandung
di dalam daun terong hijau (Solanum melongena L.). Daun terong hijau (Solanum
melongena L.) memiliki penangkalan radikal bebas karena kandungan flavonoid.
Hasil uji penegasan KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun terong hijau
(Solanum melongena L.) mengandung senyawa flavonoid. Penangkalan radikal
bebas sediaan gel ekstrak daun terong hijau menunjukan EC 50 yang terbaik dengan
konsentrasi ekstrak 1,5% dengan rata-rata sebesar 49,74 ppm. Hasil tersebut
menunjukan bahwa pada konsentrasi 1,5% memiliki penangkalan radikal bebas
yang sangat kuat. Hasil uji Anava 1 Jalan menggunakan program SPSS versi 23
menunjukkan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 yang berarti ada pengaruh antara
konsentrasi ekstrak etanol daun terong hijau terhadap karaketrisitik fisik dan
penangkalan radikal bebas sediaan gel.
Kata kunci : Antioksidan, Daun Terong Hijau, DPPH, Sediaan Gel
ABSTRACT
Antioxidants are electron-giving compounds and work by donating one
electron to oxidant compounds so that the activity of these oxidant compounds
can be inhibited, these compounds are contained in green eggplant leaves
(Solanum melongena L.). Green eggplant leaves (Solanum melongena L.) have
free radical scavenging due to flavonoid content. The results of the KLT
confirmation test showed that the ethanol extract of green eggplant leaves
(Solanum melongena L.) contained flavonoid compounds. Free radical
scavenging of green eggplant leaf extract gel preparation showed the best EC50
with 1.5% extract concentration with an average of 49.74 ppm. These results
indicate that the 1.5% concentration has a very strong free radical scavenging.
The results of the 1-way ANOVA test using the SPSS version 23 program showed
a significance value of 0.00 <0.05, which means that there is an influence
between the concentration of ethanol extract of green eggplant leaves on the
physical characteristics and free radical scavenging of gel preparations.
Keywords : Antioxidant, Green Eggplant Leaves, DPPH, Gel

1
2

PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan zat yang terjadi akibat berbagai proses kimia
kompleks dalam tubuh, radiasi zat-zat kimia, polutan lingkungan, dan makanan
cepat saji. Jika jumlahnya berlebih, radikal bebas akan memicu terjadinya
beberapa penyakit seperti ginjal, jantung, kanker, dan lainnya
(Maryam et al., 2015)
. Radikal bebas di dalam tubuh dapat dicegah dengan senyawa antioksidan.
Antioksidan akan menghambat reaksi oksidasi yang terjadi menggunakan cara
mengikat radikal bebas serta molekul yang sangat reaktif.
Terong hijau merupakan salah satu jenis tumbuhan yang buahnya sering
dikonsumsi oleh masyarakat. Terong hijau bermanfaat untuk memperlancar dan
membantu metabolisme, seperti meningkatkan imunitas dan kesegaran tubuh.
Selain itu, terong hijau memiliki manfaat sebagai antioksidan karena mengandung
vitamin A, vitamin E, vitamin C, karotenoid, flavonoid, dan serat
(Arbianti et al., 2007)
. Penggunaan daun terong hijau untuk penangkalan radikal bebas dapat
dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan gel (Sayuti, 2015).
Gel dipilih karena mudah mengering, membentuk lapisan film yang mudah
dicuci dan memberikan rasa dingin di kulit (Sayuti, 2015) . Sediaan gel
mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum corneum
dan mengurangi resiko timbulnya peradangan lebih lanjut akibat menumpuknya
minyak pada pori-pori. Daya lekat gel sangat lama karena sebagian besar air juga
sediaan padat didalamnya hampir tidak ada sehingga mudah diserap (Ansel,
1985). Metode DPPH biasanya digunakan sebagai uji antioksidan atau penangkal
radikal bebas dari produk alami. DPPH (1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl)
mempunyai rumus molekul C18H12N5O6. Radikal DPPH merupakan suatu senyawa
organik yang mengandung nitrogen tidak stabil berwarna ungu gelap. DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang bereaksi dengan antioksidan akan tereduksi dan
berubah warna menjadi kuning menjadi DPPH-H (1,1- diphenyl-2-
picrylhydrazine). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik menggunakan daun
terong sebagai sampel untuk melakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak
etanol daun terong hijau tehadap formulasi sediaan gel dan penangkalan radikal
menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
3

METODE PENELITIAN
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu didih, blender, neraca
analitik, beaker glass (Herma), rotary vacum evaporator, waterbath, vortex mixer,
mikropipet P1000 (Dragon Lab), pipet volume (Iwaki), lempeng KLT (silika gel
GF254), lampu UV, labu takar (Iwaki), filler, refluks, thermometer (HBG), pH
meter (Trans), viskometer Brookfield (DV-1 PRIME), alat uji daya sebar, alat uji
waktu lekat, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu Uv-1700), kuvet, stopwatch,
mortir, cawan porselen, alat-alat gelas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah serbuk simplisia daun terong hijau, etanol 96%, CMC-Na, Propilenglikol,
aquadest, metil paraben, gliserin, H2SO4 pekat, serbuk DPPH dan metanol pa.
Pembuatan Ekstrak Terong Hijau
Pembuatan ekstrak etanol daun terong hijau menggunakan metode maserasi.
Sebanyak 100 gram serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana lalu ditambah
1000 mL etanol 96% (teknis) ( 1:10 ) hingga simplisia terendam seluruhnya
selama 3 hari, dan dilakukan pengadukan sesering mungkin. Selanjutnya
dilakukan penyaringan dengan corong dan kain flannel. Seluruh maserat
dikumpulkan menjadi satu kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator
dengan suhu 50℃ selanjutnya diuapkan menggunakan waterbath hingga
diperoleh ekstrak kental daun terong hijau. Selanjutnya dilakukan uji bebas etanol,
skrining fitokimia dan pengujian kromatografi lapis tipis (KLT).
Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Terong Hijau
CMC-Na dilarutkan menggunakan akuadest dan didiamkan sampai
mengembang untuk mendapatkan basis gel, CMC-Na dapat larut dengan baik
dalam akuadest. setelah mengembang ditambahkan metil paraben yang telah
dilarutkan di dalam air. Ditambahkan propilenglikol sedikit demi sedikit sambil
digerus sampai homogen, lalu ditambahkan gliserin. kemudian ditambahkan
larutan ekstrak aduk hingga homogen, kemudian tambahkan sisa aquadest.
4

Tabel 1. Formula Gel Ekstrak Etanol Daun Terong Hijau


Konsentrasi ( % )
Bahan
F0 F1 F2 F3
Ekstrak Etanol Daun Terong 0 0,5 1 1.5
CMC-Na 3 3 3 3
Gliserin 10 10 10 10
Propilenglikol 5 5 5 5
Nipagin 0,25 0,25 0,25 0,25
Aquades hingga 100 100 100 100
Pengujian Karakteristik Fisik
Uji Organoleptis
Pemeriksaan dilakukan secara visual dilihat bentuk, warna dan bau.
Pengamatan organoleptis secara visual dilakukan dengan mata telanjang.
Pengamatan ini dilakukan pada gel yang disimpan pada suhu kamar
(Tirmiara et al., 2018)
.
Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian yang dilakukan dengan mengamati
ketercampuran bahan-bahan dalam sediaan gel apakah bahan-bahan tersebut
tercampur rata atau tidak. Diletakkan beban sebanyak 1 kg diatasnya dan ditunggu
5 menit. Selanjutnya dilakukan pengamatan dengan menggunakan kaca pembesar
(Atmaja et al., 2022).
Uji Viskositas
Pengukuran viskositas gel menggunakan viscosimeter brookfield. Sampel
gel dimasukkan ke dalam pot yang akan diujiViskositas diukur pada kecepatan
100 rpm dengan spindle no.64. Angka yang didapatkan akan muncul pada layar,
setelah stabil kemudian dibaca skala yang ada pada viscosimeter brookfield
tersebut.
Uji pH
Pengujian pH sediaan diukur dengan alat pH meter yang sebelumnya telah
dikalibrasi. Sediaan yang akan diuji dimasukkan dalam wadah dan dicelupkan
elektroda ke dalam sediaan gel dan dicatat nilai pH.
Uji Daya Sebar
Gel ditimbang 0,5 gram dan diletakkan tepat di tengah kaca yang di
bawahnya sudah ditandai dengan skala diameter, kemudian ditutup kaca lain yang
5

telah ditimbang dan dibiarkan selama 1 menit, setelah itu diukur diameter
sebarnya. Beban seberat 50 gram ditambahkan dan dibiarkan 1 menit, kemudian
diukur diameter sebarnya. Penambahan beban sebesar 50 gram terus dilakukan
hingga diperoleh diameter yang konstan.
Uji Daya Lekat
Evaluasi daya lekat dilakukan dengan menimbang 0,5 gram sampel sediaan
gel, disiapkan dua buah object glass lalu sampel diletakkan di ujung object glass
kemudian tutup sampel dengan bagian ujung object glass lain. Tumpukan object
glass diberi beban 500 gram selama 1 menit, kemudian masing-masing ujung
object glass dikaitkan dengan penjepit pada alat uji, turunkan tuas beban alat uji
bersamaan dengan menekan start pada stopwatch, hentikan waktu ketika kedua
object glass lepas satu sama lain, hasil evaluasi adalah waktu lama object glass
lepas (Puspita, 2012).
Uji Penangkalan Radikal Bebas
Pembuatan Larutan DPPH
Serbuk DPPH sebanyak 50,0 mg dilarutkan dalam 50 mL metanol p.a
sehingga didapatkan larutan DPPH konsentrasi 1000 ppm. Kemudian diambil
larutan DPPH 1000 ppm sebanyak 0,3 mL dan ditambahkan metanol p.a dalam
labu ukur 100,0 mL untuk mendapatkan larutan DPPH 30 ppm.
Pencarian Panjang Gelombang Maksimal
Larutan DPPH 30 ppm sebanyak 3,0 mL ditambah dengan larutan blanko
etanol sebanyak 1,5 mL. kemudian baca absorbansinya pada panjang gelombang
(λ) 400 – 700 nm.
Penentuan Operating Time
Operating time dilakukan dengan cara 1,5 mL larutan blanko ditambah 3,0
mL larutan DPPH 30 ppm. Larutan uji tersebut diukur setiap menit pada panjang
gelombang maksimum yang diperoleh dari skrining panjang gelombang maksimal
sampai diperoleh absorbansi yang stabil.
Pengujian Penangkalan Radikal Bebas Ekstrak dan Sediaan Gel
Ekstrak maupun sediaan gel ekstrak terong hijau masing-masing ditimbang
0,05 gram dan dilarutkan dengan metanol dan diencerkan hingga 50 mL untuk
6

mendapatkan larutan induk 1000 ppm. Setelah itu, dibuat larutan sampel dengan
konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm. Dipipet masing-
masing 2 mL larutan sampel lalu dicampurkan kedalam 1 mL DPPH 30 ppm,
diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit di tempat gelap. Absorbansinya
kemudian dibaca pada panjang gelombang maksimum DPPH.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pembuatan ekstrak daun terong hijau didapatkan rerata rendemen
sebesar 11,71% dan melalui pengujian fitokimia serta kromatografi lapis tipis
diketahui bahwa ekstrak mengandung alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, serta
steroid.
Ekstrak yang telah diuji fitokimia dan kromatografi lapis tipis kemudian
dilakukan uji penangkalan radikal bebas menggunakan metode DPPH.
Sebelumnya, dilakukan terlebih dahulu pencarian operating time (OT) dan
pencarian Panjang gelombang maksimal, dari hasil penelitian diketahui bahwa
operating time ekstrak etanol daun terong hijau adalah 21 menit dengan panjang
gelombang maksimal yang diperoleh adalah 516,50 nm. Larutan uji ekstrak daun
terong hijau dibuat pada konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Hasil
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun terong hijau memiliki nilai IC 50 sebesar
45,6630 ppm yang mengindikasikan bahwa ekstrak etanol daun terong hijau
memiliki aktivitas penangkalan radikal bebas yang sangat tinggi. Analisis
terhadap sampel uji yang memiliki penangkalan radikal bebas secara
spektrofotometer dapat dilihat dari penurunan intensitas warna larutan DPPH.
Senyawa radikal DPPH berwarna ungu dengan satu atom yang tidak berpasangan.
Pada awalnya sebelum direaksikan, larutan DPPH berwarna ungu pekat. Namun
setelah direaksikan dengan senyawa yang memiliki penangkalan radikal bebas
warna larutan yang awalnya ungu pekat akan memudar. Perubahan tersebut terjadi
ketika elektron ganjil dari dari radikal bebas DPPH telah berpasangan dengan
hidrogen dari senyawa yang memiliki penangkalan radikal bebas dan akan
membentuk DPPH-H tereduksi. Reaksi ini memberikan peningkatan kompleks
non radikal dan menurunkan radikal DPPH (Molyneux, 2004) . Penurunan
7

intensitas warna berhubungan dengan jumlah elektron DPPH yang menangkap


atom hidrogen. Adapun reaksi DPPH dengan antioksidan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Reaksi DPPH dengan Antioksidan (Prakash et al., 2001)

Pembuatan gel ekstrak etanol daun terong hijau terdiri ekstrak daun terong
hijau sebagai zat aktif, CMC-Na sebagai gelling agent propilenglikol sebagai
humectant, serta metil paraben sebagai bahan pengawet. Gel yang sudah dibuat,
disimpan selama 48 jam (2 hari) kemudian dilakukan uji sifat fisis yaitu
organoleptis, viskositas, daya lekat, dan daya sebar, pH. Penyimpanan 2 hari
setelah pembuatan diperkirakan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, waktu 2 hari
dianggap sebagai waktu yang optimal dari sistem gel yang dihasilkan untuk
menata ulang ikatan rantai polimernya. Hasil uji sediaan gel ekstrak etanol daun
terong hijau bisa dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Karakteristik dan nilai EC50 Gel Ekstrak Etanol Daun Terong Hijau
Uji F0 F1 F2 F3
Organoleptis
Warna Putih bening Coklat kehijauan Coklat kehijauan Hijau
Bau tidak berbau, khas daun terong khas daun terong khas daun terong
Tekstur kental kental + kental ++ kental +++
Viskositas (cPs) 2.873 3.193 ± 332,1367 4.208 ± 169,7433 4.943 ± 248,4029
Daya Sebar (cm) 7,3 6,46 ± 0,1949 5,64 ± 0,1516 4,66 ± 0,1341
Daya Lekat (detik) 1,73 3,894 ± 0,6731 5,794 ± 0,4088 13,64 ± 0,9908
pH 6,46 5,218 ± 0,4525 5,192 ± 0,0192 5,016 ± 0,023
EC50 -97,9868 61,5570 58,3960 49,1541
Keterangan :
+, ++, +++ (semakin Kental)
F1 : gel dengan ekstrak daun terong hijau konsentrasi 0,5%
F2 : gel dengan ekstrak daun terong hijau konsentrasi 1%
F3 : gel dengan ekstrak daun terong hijau konsentrasi 1,5%

Berdasarkan hasil pengujian karakteristik fisik dan uji penangkalan radikal


bebas sediaan gel ekstrak etanol daun terong hijau diketahui bahwa peningkatan
konsentrasi ekstrak etanol daun terong hijau akan meningkatkan viskositas, daya
8

lekat, nilai EC50 tetapi dapat menurunkan pH dan daya sebar yang dimiliki oleh
sediaan gel ekstrak etanol daun terong hijau. Selain itu diketahui bahwa nilai EC 50
maksimal dimiliki oleh ekstrak etanol daun terong hijau dengan nilai EC 50 sebesar
45,6630 ppm. Hasil dari pengujian parametrik statistika diketahui bahwa hasil
EC50 antara ekstrak etanol daun terong hijau dengan sediaan gel ekstrak etanol
daun terong hijau memiliki perbedaan signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan terdapat
pengaruh peningkatan konsentrasi pada sediaan gel ekstrak daun terong hijau
terhadap karakteristik dan penangkalan radikal bebas yaitu meningkatnya
viskositas, daya lekat, nilai EC50 tetapi menurunkan pH dan daya sebar dengan
konsentrasi ekstrak 1,5% memiliki hasil penangkalan radikal bebas terbaik.
Walaupun begitu nilai EC50 maksimal diketahui terdapat pada ekstrak etanol daun
terong hijau dengan nilai EC50 sebesar 45,6630 ppm.
Saran yang dapat dilakukan adalah perlunya penelitian lebih lanjut
mengenai senyawa flavonoid sebagai penangkal radikal bebas pada penelitian ini
dan penelitian lebih lanjut mengenai kadar ekstrak etanol daun terong hijau
terhadap perbedaan konsentrasi gelling agent.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mighfar Syukur, M.Sc.,
selaku dosen pembimbing pertama dan Ibu apt. Dra. Siti Munisih, M.Si. dosen
pembimbing kedua saya. Serta kepada Ibu apt. Bekti Nugraheni, M.Sc. dan Ibu
apt. Lilies Wahyu Ariani, M.Sc. selaku dosen penguji saya yang telah
memberikan saran dan masukan serta dukungan sehingga artikel ini dapat
terselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida


Ibrahim. Edisi 4. UI-Press. Jakarta. 291-293.

Arbianti, R., Utami, T.S., Kurmana, A., dan Sinaga, A. 2007. Comparison Of
Antioxidant Activity And Total Phenolic Content Of Dillenia Indica Leaves
Extracts Obtained Using Various Techniques.
9

Atmaja, H.I.P., Fajaryanti, N., Mediastini, E., dan Purnomo, D.H. 2022.
Perbandingan konsentrasi carbopol terhadap stabilitas fisik sediaan gel
ekstrak etanol kulit buah alpukat. Jurnal Farmasetis; LPPM Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kendal, 11: 125–134.

Maryam, S., Baits, M., dan Nadia, A. 2015. Pengukuran Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Menggunakan Metode
Frap (Ferric Reducing Antioxidant Power). Fitofarmaka Indonesia, 2: 115–
118.

Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicryl- hydrazyl
( DPPH ) for estimating antioxidant activity. Sci. Technol., 26: 212–218.

Puspita, M.D. 2012. Identifikasi Kandungan Tanin dalam Ekstrak Etanolik Daun
Jati Bekanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dari Kebun Tanaman Obat
Universitas Sanata Dharma dengan Metode KLT-Densiometri. Farmasi, 7–
58.

Sayuti, N.A. 2015. Artikel Riset Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel
Ekstrak Daun Ketepeng Cina ( Cassia alata L .). Jurnal Kefarmasian
Indonesia, 5: 74–82.

Tirmiara, N., Arianto, A., dan Bangun, H. 2018. Formulasi Dan Evaluasi Sediaan
Nanoemulsi Gel Vitamin E (Alfa Tokoferol) Sebagai Anti-Aging kulit.
Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM), 1: 099–105.

Anda mungkin juga menyukai