Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA I
PERCOBAAN 1
ISOLASI KAFEIN DARI TEH (Camellia sinensis L.)

OLEH KELOMPOK 2:

SRIMULIANA (O1A1 19 051)


WINDI REZKI ANDINI (O1A1 19 059)
ANNISA FITRI ARYANI (O1A1 19 071)
DIMAS ISNU SAPUTRA (O1A1 19 078)
ERNAWATI (O1A1 19 084)
LILIS NURAWALIAH (O1A1 19 093)

ASISTEN : RIZAL FEBRIANDI, S. Farm

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
PERCOBAAN 1

ISOLASI KAFEIN DARI THE (Camellia sinensis L.)

A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Menjelaskan konsep dan jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi padat-cair, cair-cair dan asam-
basa, serta terampil dalam melakukan teknik ekstraksi.
2. Mengetahui karakteristik alkaloid dan yang terkandung dalam teh.
B. LANDASAN TEORI
Kafein adalah salah satujenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun
teh, dan biji coklat. Kafein ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit
yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretic ringan. Kafein memiliki efek
farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat,
relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung (maramis, dkk,
2013)
Kafein adalah zat psikoaktif dan stimulant system saraf pusat dari kelas
methylxanthine. Kafein adalah neuro stimulan yang banyak digunakan yang memberikan
efek secara antagonis terhadap reseptor adenosine dengan cara kompetitif (auliyansyah dan
Novita, 2018)

Kafein merupakan senyawa kimia yang berasal dari tanaman Kafein (1,3,7-
trimethyl xanthine) merupakan golongan methyl xanthine seperti theophylline (1,3-
dimethylxanthine) dan theobromine (3,7- dimethyl xanthine). Kafein termasuk alkaloid
membuat buah dan bji kopi menjadi sangat digemari, mengandung anti jamur phytotoxin dan
merupakan chemosterilant beberapa serangga (soetardi, 2021)

Pada orang dewasa sehat kafein dapat berfungsi dalam memperbaiki suasana hati,
mempercepat respon, meningkatkan daya ingat, memperkuat konsentrasi, menajamkan
logika, meningkatkan ketahanan otot dan kapasitas paru-paru, meredakan nyeri, mengurangi
nafsu makan, mempercepat pembakaran lemak, meredakan serangan migraine dan asma,
mencegah penyakit parkinson, mencegah penyakit batu empedu, serta membantu orang agar
sehat secara mental dan fisik sehingga mereka tampak lebih muda. Selain itu fungsi atau
manfaat kafein dengan memodifikasi dan mengatur  tubuh Inang kafein membantu kita
memunculkan potensi tersembunyi yang terbagi dalam empat kluster yaitu kognitif meliputi
menajamkan logika, daya ingat, kefasihan verbal, konsentrasi dan pengambilan keputusan
serta meningkatkan persepsi terhadap keindahan.  Kedua yaitu afektif meliputi memol
esemosi, meningkatkan ketenangan, dapat mlepaskan kebosanan dan memompa rasa percaya
diri. Ketiga yaitu fisik meliputi meningkatkan kecepatan, daya tahan, meningkatkan energi
yang dihasilkan, meningkatkan kekuatan, waktu reaksi dan proses thermogenesis yakni
pembakaran lemak dan laju metabolism. Keempat adalah terapeutik meliputi melindungisel
tubuh terutama sel otak dari kerusakan jangka panjang dan memberikan Efek terapeuk
menguntungkan lainnya termasuk meredakan nyeri dan melindungi paru-paru dari
komplikasi akibat rokok dan kerusakan akibat stroke (Weinberg dan bonnie,2010).
Teh adalah minuman yang terbuat dari tanaman Camellia sinensis dan merupakan
salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Teh mengandung katekin yang
dipercaya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Selain bermanfaat bagi
kesehatan, di dalam teh juga terdapat kafein yang dapat berakibat kurang baik bagi tubuh
apabila dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan kafein dalam teh hijau sebesar 3,4% b/b,
dalam teh hitam, teh oolong dan teh putih masing-masing sebesar 3,5% b/b; 3,7% b/b dan
4,85% b/b (Annuryanti dkk., 2018).

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kandungan kafein adalah


perbedaan ketinggian tempat. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kadar kafein teh yang
ditanam pada ketinggian berbeda. Kadar kafein yang ditanam pada ketinggian 1.860, 1.940,
2.120, dan 2.180 m dpl bervariasi, yaitu masing-masing sebesar 3,10%; 3,27%; 3,41%, dan
3,57% (Martono, B., & Udarno, L. 2015).

Ekstraksi cair-cair merupakan suatu teknik dimana suatu larutan (biasanya dalam
air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada hakikatnya
tak bercampur dengan larutan pertama, sehingga satu atau lebih zat terlarut (solute) dari
larutan pertama berpindah ke dalam pelarut kedua.Pemisahan dengan cara ini bersifat
sederhana, bersih, cepat, dan mudah. Dalam banyak kasus, pemisahan dapat dilakukan
dengan mengocok kedua larutan dalam sebuah corong pisah selama beberapa menit. Teknik
ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan dari tingkat runutan maupun yang dalam jumlah
banyak (Christina dkk., 2016).
Kromatografi Lapis Tipis atau Ekstraksi Lapis Tipis adalah salah satu metode
pemisahan kromatografi yang fleksibel dan banyak digunakan. Metode analisis kromatografi
lapis tipis (KLT)telah menjadi bagian dari teknik analisis rutin pada laboratorium analisis dan
pengembangan produk karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan utama metode
analisis kromatografi lapis tipis dibandingkan metode analisis kromatografi cair kinerja
tinggi adalah analisis beberapa sampel dapat dilakukan secara simultan dengan menggunakan
fase gerak dalam jumlah kecil sehingga lebih hemat waktu dan biaya analisis serta lebih
ramah lingkungan. Teknik pemisahannya sederhana dengan peralatan yang minimal
(Wulandari., 2018).

Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan dengan
pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut asal yang
mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah
penambahan solvent. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke
pelarut pengekstrak (solvent). Perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut baru yang diberikan,
disebabkan oleh adanya daya dorong (dirving force) yang muncul akibat adanya beda
potensial kimia antara kedua pelarut. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses
perpindahan massa yang berlangsung secara difusional (Mirwan, 2013). Keberhasilan
metode ini tergantung pada perbedaan kelarutan suatu senyawa dalam berbagai pelarut.
Keuntungan dari metode ini yaitu operasi sederhana, cepat, biaya rendah, pemulihan tinggi,
faktor pengayaan tinggi, dan ramah lingkungan dengan prospek aplikasi yang luas dalam
jejak analisis (Ambarak, 2020).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah batang pengaduk, labu
Erlenmeyer 500 ml, 100 ml (2 buah), corong pisah 100 ml, gelas kimia 500 ml dan 100
ml, pipet tetes, corong bunhner, hot plate, kertas saring, timbangan analitik, static &
klem, gelas ukur 100 ml, sendok taduk, kertas perkamen, kaca arloji, plat KLT, Spektro
Uv
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah serbuk teh jawa, natrium
karbonat 20gr, air mendidih 225 ml, kloroform, aquades, eluen n-heksan, etil asetat.
D. PROSEDUR KERJA
1. Ekstraksi Kafein

Masukkan simplisia teh kering (teh jawa) sebanyak 40 mg ke dalam gelas kimia dan 20 gr
natrium karbonat, lalu tambahkan air mendidih sebanyak 200 mL. Larutan diaduk dan
didinginkan, kemudian disaring. Dilakukan ekstraksi cair-cair dengan menambahkan 100 mL
larutan ekstrak dengan 100 mL kloroform ke dalam corong pisah. Digojok corong pisah secara
perlahan, sambil membuka keran corong pisah untuk mengeluarkan tekanan udara/gas dari
dalam corong pisah, menghasilkan fase bawah pertama. Lakukan kembali ekstraksi cair-cair
dengan menambahkan 100 mL kloroform ke fase atas dan diambil fase bawah. Gabungkan fase
bawah pertama dan kedua, kemudian dipartisi kembali ekstrak bawah di dalam corong pisah dan
ditambahkan aquadest sebanyak 100 mL untuk memisahkan fase air yang masih terbawa,
digojog, kemudian didiamkan hingga terbentuk dua fase. Setelah terbentuk fase bawah,
dilakukan lagi ektraksi cair-cair fase bawah tersebut dengan menambahkan aquades sebanyak
100 mL hingga menghasilkan fase bawah. Hasil fase bawah kloroform kemudian keringkan
untuk menguapkan kandungan kloroformnya, hingga menghasilkan kristal kafein.

2. Uji Kromatografi Tipis KLT

Plat KLT dengan panjang 5 cm dan lebar 1 cm, serta yang telah digaris batas atas dan
bawahnya. Larutan sampel ditotolkan di atas plat KLT lalu dielusi menggunakan eluen n-heksan
dan etil asetat dengan perbandingan 7:3. Kemudian dicelupkan plat KLT ke dalam glass chamber
dan diangkat setelah eluen mencapai batas atas. Lakukan pengamatan plat KLT pada lampu UV
di bawah sinar UV 254 dan 366
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan

PERLAKUAN GAMBAR

40 g daun the kering + 20 g


natrium karbonat + 200ml
air mendidih. Didiamkan 7
menit dan didekantasi

Disaring residu hasil


dekantasi menggunakan
kertas saring

Diekstraksi cair cair dengan


30ml kloroform + dikocok
corong pisah selama 5 menit

Sinar UV panjang
Sinar UV panjang gelombang 366
gelombang 254

Sampel kafein 1ml + 1ml


kloroform + ditotolkan di
atas plat KLT

2. Perhitungan RF
Dik : - batas atas : 4,7 cm
- batas bawah : 0,7 cm
- jarak noda : 0,7 cm
- jarak pelarut : 4,7 cm
Dit : RF = …?
Penyelesaian :
Jarak yang ditempuh noda
RF =
Jarak yang ditempuh pelarut
0,7 cm
= 4,7 cm
= 0,15
3. PEMBAHASAN
Teh adalah suatu bahan pangan yang bisa diolah menjadi sebuah produk. Teh
diyakini mempunyai manfaat kesehatan, yakni memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, anti
oksida, anti alergi, dan anti obesitas. Beberapa penelitian melaporkan bahwa senyawa aktif
yang terdapat pada teh juga dapat mencegah berbagai penyakit, seperti mengurangi kadar
kolesterol dan mencegah penyakit jantung berpotensi sebagai antioksidan, dan dapat menjadi
salah satu alternatif dalam menangani penyakit infeksi bakteri. Teh mengandung beberapa
senyawa metabolit sekunder tertutama bagian daun. Kandungan kimia daun teh sangat
bervariasi tergantung pada musim, kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun, dan
banyaknya sinar matehari yang diterima. Kafein dikenal sebagai alkaloid karena merupakan
tanaman sekunder metabolit yang berasal dari nukleotida purin, dengan atom nitrogen
heterosiklik . Namun, karena tidak memiliki penggabungan asam amino dalam biosintesis
maka dapat disebut sebagai pseudo-alkaloid.
Praktikum kali ini dilakukan isolasi kafein dari daun teh secara ekstraksi cair-cair
dan kromatografi lapis tipis (KLT). Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui konsep dan
jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi padat-cair, cair-cair dan asam-basa, serta terampil dalam
melakukan teknik ekstraksi, mengetahui karakteristik alkaloid dan yang terkandung dalam
teh. Corong pisah berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran
antara dua fase pelarut dengan kepolaran berbeda yang tak tercampur, gelas kimia sebagai
tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi, erlenmeyer berfungsi untuk
mengukur serta mencampur bahan-bahan, glass chamber berisi campuran pelarut/eluen yang
berfungsi sebagai tempat untuk mengelusi plat klt dan, kertas saring  untuk memisahkan
partikel suspensi dari cairan, untuk memisahkan antara zat terlarut dari zat padat,
Plat KLT digunakan sebagai tempat mengaplikasikan sampel dimana plat klt memiliki
silica sebagai fase diam, lalu suatu pelarut atau campuran pelarut (dikenal sebagai fasa gerak)
dialirkan ke atas melalui plat berdasarkan gaya kapilaritas, pipa kapiler untuk memperkecil
luas permukaan penotolan, sehingga elusi yang terjadi dapat lebih sempurna.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquades sebagai pelarut,
kloroform untuk memisahkan metabolit-metabolit sekunder lain yang ikut terekstraksi agar
tidak mengganggu isolasialkaloid, eluen berfungsi mengangkut bahan untuk
dipisahkan pada lapisan fase diam (sorben) memberikan nilai hRf senyawa yang terpisah, etil
asetat sebagai pelarut industri yang bersifat semi polar, dan natrium karbonat berfungsi agar
kandungan tanin dalam teh dapat diserap (bereaksi) dan masuk kedalam fasa cair.
Metode yang dilakukan pada percobaan ini adalah metode ekstraksi cair-cair dan
kromatografi lapis tipis (KLT). Ektraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi cair-cair
merupakan suatu teknik di mana suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan
dengan pelarut kedua (biasanya organik), yang pada hakikatnya tak bercampur dengan
larutan pertama, sehingga satu atau lebih zat terlarut (solute) dari larutan pertama berpindah
ke dalam pelarut kedua. Pemisahan dengan cara ini bersifat sederhana, bersih, cepat, dan
mudah. Dalam banyak kasus, pemisahan dapat dilakukan dengan mengocok kedua larutan
dalam sebuah corong pisah dalam beberapa menit.
Ekstraksi solvent atau yang lebih dikenal dengan ekstraksi cair-cair merupakan
proses pemisahan fase cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat yang akan
dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent). Prinsip dasar dari ekstraksi
cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak
saling melarut (immisible) dengan pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda
sehingga akan terbentuk dua fase beberapa saat setelah penambahan solvent. Hal ini
menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak
(solvent).
Didalam KLT,dikenal dengan 2 fase penting yaitu fase diam dan fase gerak.Fase
diam merupakan fase dimana penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-
30 µm.Semakin kecil ukuran rata-rata paertikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran
fase diam,maka semakin baik kineja KLT. Adapun fase gerak merupakan sistem yang paling
sederhana dari 2 atau lebih pelarut organik,karena daya elusi campuran kedua pelarut mudah
diatur. Pada KLT, Identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan menghitung harga Rf.
Retention/retardation factor (RF) adalah sebuah nilai atau ukuran yang mana didapat
berdasarkan posisi noda setiap zat terlarut pada plat kromatografi lapis tipis. Nilai Rf
diperoleh dengan cara membagi nilai antara jarak yang ditempuh oleh komponen (senyawa)
dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen (fase gerak). Untuk setiap senyawa berlaku rumus Rf
sebagai berikut :
Jarakyangditempuholehsenyawa
Rf¿ Jarakyangditempuholeh pelarut
Berdasarkan literatur, nilai Rf yang baik memiliki rentang antara 0,2-0,8. Nilai Rf yang
didapatkan dapat bervariasi karena disebabkan beberapa faktor diantaranya dimensi dan jenis
ruang, sifat dan ukuran lempeng, arah aliran fase gerak, volume dan komposisi fase gerak,
kondisi kesetimbangan, kelembaban, dan metode persiapan sampel KLT sebelumnya.

Manfaat percobaan isolasi kafein dari teh yaitu dapat mengekstak senyawa alkaoid dalam
sampel serta mengetahui nilai Rf yang dapat dijadikan bukti dalam mengindentifikasi
senyawa pada sampel sehingga dapat dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap senyawa
yang diidentifikasi secara spesifik..
4. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikkum ini yaitu dilakukan isolasi senyawa kafein dari teh
(Camellia sinensis L.). Pemisahan dilakukan dengan ekstraksi cair-cair. Diketahui
isolasi senyawa yang dilakukan, menghasilkan senyawa tunggal yang dibuktikan
dengan pergerakan noda pada KLT.
Kafein memiliki karakteistik yaitu memiliki nilai rf sekitar 0,15 dan noda dapat
dilihat dibawah sinar UV-254 dengan ciri berwarna biru tua, tetapi noda tidak tampak
dibawah sinar UV-366. Noda kafein juga dapat dielusi dengan baik dengan kombinasi
pelarut n-heksan dan etil asetat dengan perbandingan (7:3).
2. Saran
Penelitian yang dilakukan selanjutnya dapat dilakukan dengan berbagai sampel
yang bervariasi (perbedaan tempat tumbuh,jenis teh lainnya), agar dapat diketahui
karateristik kafein dari masing-masing teh yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarak, Mariam F., 2020, Determination of methylparaben in some cosmetics and


pharmaceutics using liquid-liquid extraction and spectrophotometric technique, Asian
Journal of Green Chemistry, Vol 4, 192-201

Annuryanti, F., Zahroh, M., & Purwanto, D. A. (2018). Pengaruh Suhu dan Jumlah Penyeduhan
terhadap Kadar Kafein Terlarut dalam Produk Teh Hijau Kering dengan Metode KCKT.
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5(1), 30-35.

Auliyansyah, Dicky., Novita Carolia. 2018. Peran KafeinDalamTatalaksana Nyeri Kepala Dan
Kafein Withdrawal. J AgromedicineUnila, vol.5 (2).

Christina M. P.,Hidayat R.N., Setiawan D., 2016, Pemisahakn Renium-188 Dari Sasaran
Wolfram-188 Dengan Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut Etil Keton, Jurnal
Forum Nuklir (JFN),Vol 10 (1).

Maramis, Rialita Kesia., Gayatri Citraningtyas., Frenly Wehantouw. 2013. Analisis Kafein
Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis. JurnalI
lmiah Farmasi Pharmakon vol.2(4).

Martono, B., & Udarno, L. (2015). Kandungan Kafein Dan Karakteristik Morfologi Pucuk Enam
Genotipe Teh. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, 2.

Mirwan, Agus, 2013, Keberlakuan Model HB-GFT Sistem n-heksana – MEK – Air Pada
Ekstraksi Cair-Cair Kolom Isian, Konversi, Vol 2 (1)

Pratiwi Albert, R.,  Ahmad, N.A.,  Muhammad, H.,  Nurrahman., Nurhidajah .,Rohadi., dan
Sumardi, 2020, Pangan Untuk Sistem Imun, Patpi: Semarang

Soetaardi, ErizaKultsumRahmaningsih. 2021. HubunganKebiasaanMengonsumsi Kopi


DenganPenyakitKardiovaskular. JurnalMedikaHutama, vol 3(1)

Weinberg Bennet, A., Dan Bonnie, K.B.,2010, The Miracle Of Caffeine  Manfaat Tak Terduga
Kafein Berdasarkan Penelitian Paling Mutakhir Penerjemah Wirastuti, Bandung : PT
Mizan Pustaka

Wulandari Retyo, Komatografi Lapis Tipis,Jember :PT. Taman Kampus Presindo.

Anda mungkin juga menyukai