Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Guttae Ophtalmicae
Guttae Ophthalmicae atau tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan
atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput
lendir di sekitar kelopak mata dan bola mata. Tetesmata berair umumnya dibuat
menggunakan cairan pembawa berair yang mengandung zat pengawet terutama
fenilraksa (II) nitrat atau fenilraksa (II) asetat 0,002 % b/v, benzalkonium klorida
0.01 % b/v atau klorheksidina asetat 0,01 % b/v, yang pemilihannya didasarkan
atas ketercampuran zat pengawet terhadap obat yang terkandung di dalamnya
selama tetes mata itu dimungkinkan untuk digunakan. Benzalkonium klorida tidak
cocok digunakan sebagai zat pengawet untuk tetes mata yang mengandung
anestetikun lokal. Tetes mata berupa larutan harus jernih, bebas zarah asing, serat
dan benang.
Semua alat yang digunakkan untuk pembuatan tetes mata, begitu juga
wadahnya, harus bersih betul sebelum digunakan, jika perlu disterilkan. Kejernihan
harus memenuhi syarat kejernihan yang tertera pada Injectiones. Sterilitas harus
memenuhi Uji Sterilitas yang tertera pada Uji keamanan hayati. Penyimpanan dalam
wadah kaca atau plastik tertutup kedap, volume 10 ml, dilengkapi dengan penetes.
Penandaan pada etiket juga harus tertera “Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan
setelah tutup dibuka”.
2. Collyria
Kolirium adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing,
isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat
pengawet.
Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih, masukkan
dalam wadah, tutup dan sterilkan dengan Cara sterilisasi A, B atau C, pindahkan ke
dalam wadah steril secara aseptic. Alat dan wadah yang digunakan dalam pembuatan
kolirium harus bersih dan steril.
Kejernihan dan Sterilitas. Memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones, pada
Farmakope Indonesia.
Penyimpanan. Dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap.
Catatan:
1. Pada etiket harus juga tertera:
a. Masa penggunaan setelah botol dibuka tutupnya
b. “Obat cucimata”
2. Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan paling lama
24 jam setelah botol dibuka tutupnya.
3.Kolirium yang mengandung zat pengawet dapat digunakan paling lama 7 hari
setelan botol dibuka tutupnya.
B. BAHAN
1. NaH2PO4
2. Na2HPO4
3. Nacl
4. Atropine sulfat
IV. CARA KERJA
Membuat aquadest steril, kemudian didinginkan.
Cara Sterilisasi
1. Pemanasan dalam otoklaf
kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam tiap wadah yang tidak lebih dari 100 ml.
Sterilisasi dilakukan denganuap air jenuh pada suhu 115° sampai 116° selama 30 menit.
Jika volume dalam tiap wadah lebih dari 100 ml, waktu sterilisasi diperpanjang hingga
seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 115° sampai 116° selama 30 menit
2. Pemanasan dengan bakterisida
Sediaan dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan bahan obat dalam larutan
klorkresol P 0,2 % b/v dalam aqua bidest atau larutan bakterisida yang cocok
untuk air untuk tetes mata
Isikan ke dalam wadah, kemudian ditutup kedap
Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih dari 30 ml, panaskan pada suhu 98° sampai
100° selama 30 menit
. Jika dosis tunggal injeksi yang digunakkan secara intravenus lebih dari 15 ml,
pembuatan tidak dilakukan dengan cara ini. Injeksi digunakan secara intrateka,
intrasisterna,atau peridura tidak boleh dibuat dengan cara ini.
3. Penyaringan
Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalamwadah akhir yang
steril, kemudian ditutup kedap menurut Teknik aseptic.
4. Pemanasan kering
kemudian ditutup kedap atau penutupan ini dapat bersifat sementara untuk mencegah
cemaran.
Jika volume tiap wadah tidak lebih dari 30 ml, waktu 1 jam dihitung setelah seluruh isi
tiap wadah mencapai 150°.
Wadah yang tertutup sementara, kemudian ditutup kedap menurut Teknik aseptic.
V. HASIL PERCOBAAN
Perhitungan
R/ ZnSO4 0,1
Asam Borat 0,5
Aquadest ad 100 ml 300 ml
Dibuat sediaan obat cuci mata ZnSO4 300 ml
0,1 g
C1 ZnSO4 = = 0,1 % b/v
100 ml
0,5 g
C2 Asam Borat = = 0,5 % b/v
100 ml
Hasil
Pengamatan Setelah Pembuatan
Bentuk Cair
Warna Jernih
Bau Tidak berbau
Homogenitas Cukup homogen
Partikel asing Ada
pH 6,8
VI. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan menguasai pembuatan larutan
mata yaitu cuci mata secara steril. Bahan yang digunakan sebagai larutan cuci mata
adalah ZnSO4 dan asam borat. Pelarut yang digunakan adalah Aqua pro injeksi
karena larutan cuci mata haruslah steril bebas partikel dan bebas mikroba. ZnSO4
dan asam borat bersifat mudah larut dalam air. ZnSO4 berfungsi sebagai adstringen
sedang asam borat berkhasiat sebagai antibakteri dan fungistatik sehingga dapat
mengatasi mata bengkak,berair dan mata merah.
Metode sterilisasi yang digunakan utnk membuat sediaan ini adalah dengan
sterilisasi C dan B,yakni pemanasan dengan penambahan bakterisid dan
penyaringan bakteri. Penambahan bakterisid bertujuan untuk mencegah
kontaminasi dari luar karena dalam pemakaiannya sering dibuka dan ditutup
penutup wadah/botolnya. Larutan cuci mata selain seharusnya diberi pendapar agar
pH stabil dimana pH mata normal adalah 7,4 akan tetapi jarang sekali sediaan yng
dibuat mencapai pH tersebut, selain itu juga bisa ditambahkan pengawet. Parutan
cuci mata tanpa pengawet bisa bertahan kurang lebih 24 jam sedangkan dengan
pemberian pengawet bisa bertahan sampai kurang lebih 7 hari setelah tutup wadah
dibuka, akan tetapi dalam praktikum kami tidak ditambahkan pendapar dan
pengawet dikarenakan tidak tersediannya bahan alam penimbangan bahan
ditambah 10% untuk mengantisipasi kekurangan bahan karena proses pembuatan.
Syarat sediaan parenteral untuk mata adalah jernih, isohidris, steril, bebas
partikel asing, dan isotonis. NaCl ditambahkan pada larutan cuci mata untuk
mengatur isotonisitas sediaan supaya sama dengan mata sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit saat digunakan. Penambahan NaCl dihitung dengan rumus :
0,52−b 1 c 1+ b2 c 2
B=
b3
Keterangan :
B= jumlah penambaha NaCl
C1= konsentrasi ZnSO4
C2= konsentrasi asam borat
C3= konsentrasi NaCl
b1= Ptb ZnSO4
b2= Ptb asam borat
b3= konsentrasi NaCl
Larutan cuci mata harus jernih supaya nampak jika ada pertikel asing yang
dapat melukai mata. Isohidris artinya pH sediaan sama dengan mata atau berada
pada range yang ditentukan dimana masih aman dan nyaman jika digunakan.
Jangkauan pH isohidris adalah 6,8-7,4. Sedaangkan pH yang kami dapat dari
larutan yang kami buat adalah 6,8 , artinya bisa diterima.
Evaluasi hasil pembuatan sediaan cuci mata pada praktikum ini adalah cair,
jernih tetapi masih terlihat ada partikel melayang dalam larutan, tidak berbau, cukup
homogen, pH 6,8.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan sediaan larutan cuci mata hasil dari
praktikum ini kurang memenuhi syarat karena ditemukan partikel asing yang
melayang dalam larutan. pH yang didapat adalah 6,8 mendekati pH mata yakni 7,4
dan masih dalam range isohidris 6,8 – 7,4.