STATISTIKA
FARMASI
Nama NIM Hari/tgl Waktu/ruangan
Amella Wyndasari 201651318 Minggu/18 Kamis 20.00/401
Dany Fauzan 201651338 Maret 2018
Linda Pratiwi 201651387
M.Iqbal 201651317
Ricoh Irvando 201651339
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang
terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili
populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik
tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi tidak terlalu
besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat dilakukan dengan
metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Pada umumnya pengambilan sampel dengan metode acak sistematis (Systematic Random
Sampling) bagi populasi yang jumlah anggotanya terbatas dilakukan melalui tahapan
berikut:
Menentukan ukuran sampel (n) yang akan diambil dari keseluruhan anggota populasi
(N).
Membagi anggota populasi menjadi k kelompok dengan ketentuan k harus lebih kecil
atau sama dengan N/n. Nilai k lebih besar dari N/n akan menyebabkan ukuran sampel
yang diinginkan tidak dapat diperoleh (kurang dari n). Bila ternyata besarnya populasi (N)
tidak diketahui, k tidak dapat ditentukan secara akurat, dengan demikian harus dilakukan
pendugaan nilai k yang dibutuhkan untuk menentukan ukuran sampel sebesar n
Menentukan secara acak satu unit sampel pertama dari kelompok yang pertama yang
terbentuk. Unit sampel kedua, ketiga dan selanjutya kemudian secara sistematis dari
kelompok kedua, ketiga dan selanjutnya.
Contoh :
• Dari 100 orang karyawan ingin diambil secara acak sistematis 10 karyawan sebagai
sampel. Penyelesaiannnya dapat dilakukan sbb:
• Menentukan banyaknya kelompok: k=100/10= 10, berarti ada 10 kelompok (tidak
boleh lebh dari 10 kelompok).
• Memberi nomor urut secara acak pada 100 orang karyawan tersebut dari 1, 2, 3
sampai 100.
• Jadi pengambilan sampel yang dilakukan benar-benar secara acak hanyalah pada
pengambilan sampel pertama dari kelompok pertama. Sesudah sampel pertama
tersebut terambil, maka sampel kedua, ketiga dst diambil secara sistematis dari
kelompok kedua, ketiga dan seterusnya.
Contoh :
Kita akan menarik sampel dari populasi seluruhnya 130 orang sebanyak 50 orang dari
suatu populasi penduduk dengan karakteristik:
Pembulatan di lakukan mengingat jumlah orang memiliki ciri variable diskret. Sehingga dari
keseluruhan sample kelas tersebut adalah 8+15+21+6= 50 sampel.
Tahapan :
3. Pilihlah anggota sampel dari setiap lapisan/kelompok dengan bantuan teknik penarikan
sampel acak sederhana atau sistematis.
Jadi, proportionate stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel bila
populasi mempunyai anggota atau unsur heterogen dan berstrata proporsional.
= 11,4 dibulatkan 11
Produksi : 75 / 125 x 95 = 57
Penjualan : 35 / 125 x 95 = 26.6 dibulatkan 27
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah keterogen (tidak sejenis)
yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga besaran sampel pada masing-
masing strata atau kelompok diambil secara proporsional.
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan
proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun,
ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota
populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya
Contoh : pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 28 orang lulusan S3, 34 orang
lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 28
orang lulusan S3 dan 34 orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua
kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan kelompok S1, SMU dan SMP
Teknik pengambilan sampel dimana pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada
individu. Cara seperti ini baik sekali untuk dilakukan apabila tak terdapat atau sulit
menentukan/menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yg
kerangka sampel sudah ada.
UKURAN SAMPLE
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel
yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel
minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian
eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian
survey jumlah sampel minimum adalah 100.
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel :
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian
atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada
penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat
kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin
besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan
generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka
semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
https://teorionline.wordpress.com/tag/sampel-populasi-penelitian-teknik-sampling/
https://teorionline.wordpress.com/tag/sampel-populasi-penelitian-teknik-sampling/
http://analisis-statistika.blogspot.co.id/2012/09/menentukan-jumlah-sampel-dengan-
rumus.html