ORGANISASI KERJA
Manager : Yohana Novrida Silalahi
Bagian persiapan : Sigit Erawan
Bagian perbekalan : Novi Riani
Bagian pelaksana kerja : Mohamad Ramadhan dan Kurnia Tri Wijaya
II. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston (clinipette), serta membandingkan
ketelitiannya dengan pipet gelas.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer.
Ketelitian (Presisi)
Untuk menghasilkan analisa dengan ketelitian yang baik dibutuhkan peralatan dan
reagensia yang berkualitas tinggi, serta pelaksanaan pemeriksaan yang cermat. Pemipetan
yang eksak merupakan hal yang sangat penting terutama pada teknik semi-mikro dan mikro.
Apabila pipet-pipet yang digunakan tidak sesuai dan tidak akurat, maka akan
menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang relatif besar.
Menurut anjuran IFCC (International Federation of Clinical Chemistry) ukuran dari
ketelitian ditekankan dengan istilah ketidaktelitian. Secara kuantitatif dinyatakan melalui
standar deviasi (SD Standard Deviation) dan koefisien variasi / KV (CV = Coefficient of
= ( )
2
SD =
1
. 100
KV =
Spektrofotometer
Pada pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer, terlebihdahulu dilakukan
pemilihan panjang gelombang untuk pengukuran. Panjang gelombang untuk pengukuran,
dipilih suatu panjang gelombang cahaya yang menunjukkan absorbsi maksimum. Sebagai
contoh larutan warna biru menyerap merah dengan kuat, oleh sebab itu untuk pengukuran
larutan biru dipilih panjang gelombang pada daerah merah dalam spektrum.
Keuntungan pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer yaitu mempunyai
sensitivitas relatif tinggi, pengerjaannya mudah sehingga pwngukuran yang dilakukan cepat,
dan mempunyai spesifisitas yang relatif tinggi.
Spesifisitas diperoleh dengan mereaksikan sampel yang diperiksa dengan pereaksi yang
sesuai, kemusian membentuk warna yang berbeda, atau dengan pemisahan analitis menjadi
reaksi pembentukan warna.
Pada umumnya pengukuran di Laboratorium Kimia Klinik dilakukan pada daerah sinar
tampak atau daerah ultraviolet. Jarang sekali dilakukan pengukuran pada daerah infra merah.
Instrumen infra merah biasanya digunakan untuk menetapkan komposisi batu ginjal serta
untuk menganalisis obat-obat yang dimurnikan dan senyawa beracun.
Sumber Sinar
Fungsi sumber sinar adalah pemberi energi dalam sinar tampak atau tidak tampak yang
dilewatkan melalui sebuah monokromator untuk dipisahkan menjadi beberapa panjang
gelombang. Sinar dengan panjang gelombang yang sesuai kemudian digunakan terhadap sel
analitis yang berisi larutan dimana absorpsinya akan diukur. Sumber sinar yang biasa
digunakan adalah tungsten iodida.
Celah Masuk
Fungsi celah masuk adalah untuk memperkecil berkas sinar dan mencegah cahaya
terpecah saat memasuki sistem monokromator. Berkas sinar tidak boleh sampai melewati
kuvet karena akan mengganggu Hukum Lambert Beer dan menyebabkan terjadinya
kesalahan.
Monokromator
Monokromator mengisolasi panjang gelombang tertentu dengan prisma atau kisi-kisi
yang dapat mentransmisikan cahaya. Prisma atau kisi-kisi diletakkan miring atau diputar
dalam cahaya supaya panjang gelombang yang sesuai dapat melalui kuvet dan detektor.
Filter
Filter dibuat dengan meletakkan lapisan perak tipis semi transparan pada kedua sisi
dielektrik. Dielektrik adalah suatu bahan yang tidak mengalirkan arus listrik, contohnya
magnesium fluorida.
Fungsi filter untuk memperoleh kemurnian spektral sehingga sinar ditransmisikan
langsung melalui lapisan perak semi transparan ke fotometer.
Detektor
Sebagai detektor digunakan tabung photomultiolier, yaitu suatu tabung elektron yang
dapat memperbanyak arus. Dibuat dengan menggunakan bahan yang peka terhadap sinar,
V. TAHAP PRE-ANALITIK
Nama sampel : KMnO4 atau kalium permanganat
Jenis sampel : Serbuk / Larutan
Pemerian : hablur mengkilat, ungutua atau hampir hitam, tidak
berbau, rasa manis atau sepat. Larut dalam enambelas
bagian air, mudah larut dalam air mendidih.
(Farmakope edisi III halaman 330)
Persyaratan sampel :
Kualitas sampel :
Bahan :
1. KmnO4
2. Aquadest