Anda di halaman 1dari 7

I.

ORGANISASI KERJA
Manager : Yohana Novrida Silalahi
Bagian persiapan : Sigit Erawan
Bagian perbekalan : Novi Riani
Bagian pelaksana kerja : Mohamad Ramadhan dan Kurnia Tri Wijaya

II. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston (clinipette), serta membandingkan
ketelitiannya dengan pipet gelas.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer.

III. LANDASAN TEORI


Dalam laboratorium kimia klinik, hasil pemeriksaan laboratorium harus mempunyai
mutu yang baik dan dapat diandalkan. Untuk memperoleh mutu yang baik, maka harus
diperhatikan beberapa faktor yang berperan seperti : alat, reagensia dan metoda yang
digunakan untuk pemeriksaan serta sumber daya manusia.
Hasil pemeriksaan yang baik harus memenuhi syarat, baik akurasi (ketepatan) maupun
presisi (ketelitian). Akurasi yang baik diperoleh jika hasil pemeriksaan sedekat mungkin
dengan hasil yang benar secara hipotesis (true value), sedangkan presisi yang baik diperoleh
jika hasil pemeriksaan sedekat mungkin satu sama lainnya bila pemeriksaan itu diulang-
ulang. Jadi variasi hasil dari hari ke hari, dari analis ke analis, maupun dari reagensia ke
reagensia harus sedekat mungkin satu sama lain.
Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari suatu wadah
(biasanya beaker) kedalam tabung reaksi untuk pengenceran atau penetapan kadar, biasanya
bersama-sama dengan pengisi pipet (pipette filler). Ada dua jenis pipet yang utama yaitu
pipet gelas dan pipet piston. (Cairns, 2009)
Pipet gelas atau pipet volume adalah salah satu alat ukur kuantitatif degan tingkat
ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya
ada satu ukuran volume. Pipet volume digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah
ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sampel pada
proses titrasi. Pemindahan cairan dapat dilakukan secara disedot menggunakan filler.

Kimia Klinik - 2017


1
(Gambar 3.1 Pipet Volume)

Cara pemakaian menggunakan filler yaitu :


a. Pasangkan piller pada ujung pipet volume, keluarkan udara pada piller sampai kempes
dengan menekan katup piller bagian atas.
b. Masukkan pipet volume kedalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet tercelup, sedot
cairan sampai melebihi batas ukur dengan menekan katup filler bagian tengah (antara
pipet dan piller).
c. Lap bagian luar pipet dengan menggunakan tissue untuk mencegah adanya cairan yang
nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses pemindahan.
d. Turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur, dengan menekan katup piller
bagian samping.
e. Pindahkan cairan pada wadah lain dengan menekan katup samping piller dan atur posisi
pipet volume tegak lurus dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini untuk
mencegah cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding
dalam pipet dan tidak ikut keluar.
Pipet piston atau mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan bervolume cukup
kecil biasanya kurang dari 1000 mikromili. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette)
antara 1 mikromili sampai 20 mikromili, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya,
hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 mikromili.
Dalam penggunanya, mikropipet memerlukan tip.

Kimia Klinik - 2017


2
(Gambar 3.2 Mikro pipet dan Tip)

Cara penggunaan mikropipet yaitu :


a. Sebelum digunakan, thumb knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikropipet.
b. Masukkan tip bersih kedalam nozzle atau ujung mikropipet.
c. Tekan thumb knob sampai hambatan pertama, jangan ditekan lebih kedalam lagi.
d. Masukkan tip ke dalam cairan.
e. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan dari thumb knob maka cairan akan
masuk ke tip.
f. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
g. Tekan thumb knob sampai hambatan kedua atau tekan semaksimal mungkin maka semua
cairan akan keluar dari ujung tip.

Ketelitian (Presisi)
Untuk menghasilkan analisa dengan ketelitian yang baik dibutuhkan peralatan dan
reagensia yang berkualitas tinggi, serta pelaksanaan pemeriksaan yang cermat. Pemipetan
yang eksak merupakan hal yang sangat penting terutama pada teknik semi-mikro dan mikro.
Apabila pipet-pipet yang digunakan tidak sesuai dan tidak akurat, maka akan
menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang relatif besar.
Menurut anjuran IFCC (International Federation of Clinical Chemistry) ukuran dari
ketelitian ditekankan dengan istilah ketidaktelitian. Secara kuantitatif dinyatakan melalui
standar deviasi (SD Standard Deviation) dan koefisien variasi / KV (CV = Coefficient of

Kimia Klinik - 2017


3
Variation). KV disebut juga sebagai standard deviasi relatif.


= ( )
2
SD =
1

. 100
KV =

Spektrofotometer
Pada pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer, terlebihdahulu dilakukan
pemilihan panjang gelombang untuk pengukuran. Panjang gelombang untuk pengukuran,
dipilih suatu panjang gelombang cahaya yang menunjukkan absorbsi maksimum. Sebagai
contoh larutan warna biru menyerap merah dengan kuat, oleh sebab itu untuk pengukuran
larutan biru dipilih panjang gelombang pada daerah merah dalam spektrum.
Keuntungan pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer yaitu mempunyai
sensitivitas relatif tinggi, pengerjaannya mudah sehingga pwngukuran yang dilakukan cepat,
dan mempunyai spesifisitas yang relatif tinggi.
Spesifisitas diperoleh dengan mereaksikan sampel yang diperiksa dengan pereaksi yang
sesuai, kemusian membentuk warna yang berbeda, atau dengan pemisahan analitis menjadi
reaksi pembentukan warna.
Pada umumnya pengukuran di Laboratorium Kimia Klinik dilakukan pada daerah sinar
tampak atau daerah ultraviolet. Jarang sekali dilakukan pengukuran pada daerah infra merah.
Instrumen infra merah biasanya digunakan untuk menetapkan komposisi batu ginjal serta
untuk menganalisis obat-obat yang dimurnikan dan senyawa beracun.

Hukum Lambert Beer


Konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahya yang diabsorbsi
(absorbansi) atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan.
Hubungan matematika antara absorbsi energi dan konsentrasi larutan ditunjukkan oleh
Hukum Lambert Beer sebabgai berikut :
A = a.b.c = log 100 / %T = 2 log %T
Dimana :
A = absorbansi

Kimia Klinik - 2017


4
a = absorptivitas
b = tebal kuvet
c = konsentrasi sampel
T = transmitan

Sumber Sinar
Fungsi sumber sinar adalah pemberi energi dalam sinar tampak atau tidak tampak yang
dilewatkan melalui sebuah monokromator untuk dipisahkan menjadi beberapa panjang
gelombang. Sinar dengan panjang gelombang yang sesuai kemudian digunakan terhadap sel
analitis yang berisi larutan dimana absorpsinya akan diukur. Sumber sinar yang biasa
digunakan adalah tungsten iodida.

Celah Masuk
Fungsi celah masuk adalah untuk memperkecil berkas sinar dan mencegah cahaya
terpecah saat memasuki sistem monokromator. Berkas sinar tidak boleh sampai melewati
kuvet karena akan mengganggu Hukum Lambert Beer dan menyebabkan terjadinya
kesalahan.

Monokromator
Monokromator mengisolasi panjang gelombang tertentu dengan prisma atau kisi-kisi
yang dapat mentransmisikan cahaya. Prisma atau kisi-kisi diletakkan miring atau diputar
dalam cahaya supaya panjang gelombang yang sesuai dapat melalui kuvet dan detektor.

Filter
Filter dibuat dengan meletakkan lapisan perak tipis semi transparan pada kedua sisi
dielektrik. Dielektrik adalah suatu bahan yang tidak mengalirkan arus listrik, contohnya
magnesium fluorida.
Fungsi filter untuk memperoleh kemurnian spektral sehingga sinar ditransmisikan
langsung melalui lapisan perak semi transparan ke fotometer.

Detektor
Sebagai detektor digunakan tabung photomultiolier, yaitu suatu tabung elektron yang
dapat memperbanyak arus. Dibuat dengan menggunakan bahan yang peka terhadap sinar,

Kimia Klinik - 2017


5
yang mengeluarkan elektron sebanding dengan energi yang mengenai permukaan

IV. PRINSIP REAKSI


Berdasarkan hukum Lambert-Beer
1. Konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi
(absorbansi) atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan.
A = a.b.c = log 100 / %T = 2 log %T
Dimana :
A = absorbansi
a = absorptivitas
b = tebal kuvet
c = konsentrasi sampel
T = transmitan
2. suatu senyawa bila dikenai REM pada tertentu akan mengalami eksitasi ke keadaan
yang lebih tinggi. Pada saat terjadi eksitasi molekul menyerap energi yang disebut
sebagai nilai absorbansi (A).
A = Io / I
Dimana :
Io = cahaya yang masuk
I = cahaya yang ditransmisikan

V. TAHAP PRE-ANALITIK
Nama sampel : KMnO4 atau kalium permanganat
Jenis sampel : Serbuk / Larutan
Pemerian : hablur mengkilat, ungutua atau hampir hitam, tidak
berbau, rasa manis atau sepat. Larut dalam enambelas
bagian air, mudah larut dalam air mendidih.
(Farmakope edisi III halaman 330)
Persyaratan sampel :
Kualitas sampel :

Kimia Klinik - 2017


6
VI. TAHAP ANALITIK
Prosedur kerja
1. Membuat larutan baku KmnO4 dengan konsentrasi tertentu.
2. Mengukur absorbansi larutan baku dan diatur sampai diperoleh absorbansi A =
0,8 1,0 dengan cara melakukan pengenceran dari larutan baku diatas.
3. Membuat berbagai pengenceran larutan KmnO4 masing-masing sebanyak 10
tabung dengan menggunakan pipet gelas dan pipet piston (100 , 200 , dan
500 ).
4. Mengukur absorbansi (A) untuk setiap larutan pada panjang gelombang 546 nm.
5. Membandingkan pengukuran absorbansi (A) untuk setiap cara pemipetan
dengan melihat harga standar deviasi (SD) atau koefisien variasinya (KV).
6. Dari data yang diperoleh dibuat grafik pemantapan ketelitian dengan
menentukan batas peringatan dan batas kontrolnya.

VII. KELENGKAPAN ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Spektrofotometer
2. Pipet piston (Clinipette)
3. Pipet gelas (volume pipette)
4. Alat-alat gelas lain (labu ukur, beaker glass, tabung reaksi, batang pengaduk)
5. Rak tabung reaksi

Bahan :
1. KmnO4
2. Aquadest

Kimia Klinik - 2017


7

Anda mungkin juga menyukai