I. TUJUAN
1. Membandingkan ketelitian pipet gelas, mikropipet adjustable, volume
pipet, pipet ukur, dan mikropipet fixed 1ml, serta mengetahui cara
penggunaanya.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer.
3. Menentukan akurasi, presisi, dan standar deviasi dari mikropipet dan pipet
gelas.
II. PRINSIP
1. Berdasarkan hukum lambert-beer yang menyatakan bahwa serapan
sebanding dengan besarnya konsentrasi dari zat uji (A = Ɛbc)
2. Berdasarkan penggunaan alat spektrofotometer
III. TEORI
Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif
dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang panjang
ramping pada petunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume. Pipet volume
biasanya digunakan untuk meimndahkan larutan baku primer atau sample pada
proses titrasi (Gholib, 2007).
Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual dengan disedot
menggunakan piller. Cara pemakaian menggunakan piller:
1. Pasangkan piller pada ujung pipet volume, keluarkan udara pada piller
sampai dengan menekan katup piller bagian atas.
1
2. Masukkan piper volume ke dalam wadah berisi cairan sampai ujung
pipet tercelup sedot cairan sampai melebihi batas ukur dengan
menekan katup piller bagian tengah (antara piller dan pipet).
3. Lap bagian luar pipet dengan kertas tissue untuk mencegah adanya
cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses
pemindahan.
4. Turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur, dengan
menekan katup piller bagian samping.
5. Pindahkan cairan pada wadah lain dengan menekan katup samping
piller dan atur posisi pipet volume tegak lurus dan ujung pipet
ditempelkan pada wadah, proses ini untuk mencegah cairan keluar
terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding
dalam pipet dan tidak ikut keluar (Hamdani, 2013).
2
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk
terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spectra ultraviolet dan spectra
tampak dikatakan sebagai spectra elektronik. Keadaan energy yang paling rendah
disebut dengan keadaan dasar (ground state). Transisi-transisi elektronik akan
meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat
energi eksitasi (Gholib, 2007).
Untuk mengukur resiko dari usul investasi digunakan standar deviasi, nilai
bobot, dan koefesien variasi semakin tinggi tingkat resiko investasi. Dalam
memilih investasi diambil tingkat koefesien variasi yang rendah atau tingkat
resiko investasi yang rendah walaupun metode nilai sekarang masih menunjukkan
tingkat positif yang tinggi (Nafarin, 2007).
Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif.
Akurasi didefinisikan sebagai beda atau kedekatan (closeness) antara nilai yang
terbaca dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai
sebenarnya yang tidak pernah diketahui diganti dengan suatu nilai standar yang
diakui secara konvensional. Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan
dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dandapat diekspresikan dalam
bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran
yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas
yang berbeda-beda, tergantung pada akurasinya. Sedang akurasi dari sebuah
sistem tergantung pada akurasi Individual elemen pengindra primer, elemen
skunder dan alat manipulasi yang lain.
3
sebran hasil pembacaan akan berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya. Presisi
tinggi dari alat ukur tidak mempunyai implikasi terhadap akurasi pengukuran.
Alat ukur yang mempunyai presisi tinggi belum tentu alat ukur tersebut
mempunyai akurasi tinggi. Akurasi rendah dari alat ukur yang mempunyai presisi
tinggi pada umumnya disebabkan oleh bias dari pengukuran, yang bisa
dihilangkan dengan kalibrasi. Dua istilah yang mempunyai arti mirip dengan
presisi adalah repeatability dan reproducibility.
Repeability digunakan untuk menggambarkan kedekatan (closeness)
keluaran pembacaan bila dimasukkan yang sama digunakan secara berulang-ulang
pada periode waktu yang singkat pada kondisi dan lokasi pengukuran yang sama,
dan dengan alat ukur yang sama. Reproducibility digunakan untuk
menggambarkan kedekatan (closeness) keluaran pembacaan bila masukan yang
sama digunakan secara berulangulang. Persamaan pada keduanya adalah
menggambarkan sebaran keluaranpembacaan induvidual untuk masukan yang
sama. Sebaran akan mengacu pada repeatability bila kondisi pengukurannya tetap,
dan akan mengacu reproducibility kondisi pengukurannya berubah. Derajat
repeatability dan reproducibility dlm. pengukuran hanya merupakan alternatif
untuk mengekspresikan presisi dari sebuah alat ukur.
4
1.3.6 Hukum Lambert – Beer
5
IV. ALAT DAN BAHAN
1.4.2 Bahan
V. DATA PENGAMATAN
1. Berat Kafein
250 PPM = mg / L
250 x 0,1
25 g
2. Pengenceran
10 PPM x 10
a. = 0,4 ~ 1000 = 400 NL
2 50
15 PPM x 10
b. = 0,6 ~ 1000 = 600 NL
2 50
20 PPM x 10
c. = 0,8 ~ 1000 = 800 NL
2 50
25 PPM x 10
d. = 1 ~ 1000 = 1000 NL
2 50
3 0 PPM x 10
e. = 1,2 ~ 1000 = 1200 NL
2 50
DAFTAR PUSTAKA
6
Cairins, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi. edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
Gholib I dan R. Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka
Pelajar :Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007. Fisika. Edisi ketiga. Penerbit Salemba Empat : Jakarta