Anda di halaman 1dari 7

KETELITIAN PIPETASI

I. TUJUAN
1. Membandingkan ketelitian pipet gelas, mikropipet adjustable, volume
pipet, pipet ukur, dan mikropipet fixed 1ml, serta mengetahui cara
penggunaanya.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer.
3. Menentukan akurasi, presisi, dan standar deviasi dari mikropipet dan pipet
gelas.
II. PRINSIP
1. Berdasarkan hukum lambert-beer yang menyatakan bahwa serapan
sebanding dengan besarnya konsentrasi dari zat uji (A = Ɛbc)
2. Berdasarkan penggunaan alat spektrofotometer
III. TEORI

Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari


suatu wadah (biasanya beaker glass) kedalam tabung reaksi untuk pengenceran
atau penetapan kadar, biasanya bersama – sama dengan pengisi pipet (pipette
fillers). Ada dua jenis pipet utama, yaitu pipet gelas dan pipet piston. (Cairins,
2009).
1.3.1 Pipet Gelas / Pipet Volume

Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif
dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang panjang
ramping pada petunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume. Pipet volume
biasanya digunakan untuk meimndahkan larutan baku primer atau sample pada
proses titrasi (Gholib, 2007).
Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual dengan disedot
menggunakan piller. Cara pemakaian menggunakan piller:
1. Pasangkan piller pada ujung pipet volume, keluarkan udara pada piller
sampai dengan menekan katup piller bagian atas.

1
2. Masukkan piper volume ke dalam wadah berisi cairan sampai ujung
pipet tercelup sedot cairan sampai melebihi batas ukur dengan
menekan katup piller bagian tengah (antara piller dan pipet).
3. Lap bagian luar pipet dengan kertas tissue untuk mencegah adanya
cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses
pemindahan.
4. Turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur, dengan
menekan katup piller bagian samping.
5. Pindahkan cairan pada wadah lain dengan menekan katup samping
piller dan atur posisi pipet volume tegak lurus dan ujung pipet
ditempelkan pada wadah, proses ini untuk mencegah cairan keluar
terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding
dalam pipet dan tidak ikut keluar (Hamdani, 2013).

1.3.2 Pipet Piston / Mikropipet

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup


kecil, biasanya kurng dari 1000 mikroliter. Banyak pilihan kapasitas dalam
mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya
(adjustable volume pipette) antara mikropipet sampai 20 miropipet, atau yang
tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume
pipette 1mL) misalnya mikropipet 5 mikroliter (Gholib, 2007). Dalam
penggunaannya, mikropipet memerlukan tip. Cara penggunaan pipet piston adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan
lebih ke dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.

2
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

1.3.3 Spektrofotometer UV-Vis

Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk
terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spectra ultraviolet dan spectra
tampak dikatakan sebagai spectra elektronik. Keadaan energy yang paling rendah
disebut dengan keadaan dasar (ground state). Transisi-transisi elektronik akan
meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat
energi eksitasi (Gholib, 2007).

1.3.4 Standar Deviasi

Untuk mengukur resiko dari usul investasi digunakan standar deviasi, nilai
bobot, dan koefesien variasi semakin tinggi tingkat resiko investasi. Dalam
memilih investasi diambil tingkat koefesien variasi yang rendah atau tingkat
resiko investasi yang rendah walaupun metode nilai sekarang masih menunjukkan
tingkat positif yang tinggi (Nafarin, 2007).
Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif.
Akurasi didefinisikan sebagai beda atau kedekatan (closeness) antara nilai yang
terbaca dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai
sebenarnya yang tidak pernah diketahui diganti dengan suatu nilai standar yang
diakui secara konvensional. Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan
dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dandapat diekspresikan dalam
bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran
yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas
yang berbeda-beda, tergantung pada akurasinya. Sedang akurasi dari sebuah
sistem tergantung pada akurasi Individual elemen pengindra primer, elemen
skunder dan alat manipulasi yang lain.

1.3.4 Presisi atau Ketepatan

Presisi adalah istilah untuk menggambarkan tingkat kebebasan alat ukur


dari kesalahan acak. Jika pengukuran individual dilakukan berulang-ulang maka

3
sebran hasil pembacaan akan berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya. Presisi
tinggi dari alat ukur tidak mempunyai implikasi terhadap akurasi pengukuran.
Alat ukur yang mempunyai presisi tinggi belum tentu alat ukur tersebut
mempunyai akurasi tinggi. Akurasi rendah dari alat ukur yang mempunyai presisi
tinggi pada umumnya disebabkan oleh bias dari pengukuran, yang bisa
dihilangkan dengan kalibrasi. Dua istilah yang mempunyai arti mirip dengan
presisi adalah repeatability dan reproducibility.
Repeability digunakan untuk menggambarkan kedekatan (closeness)
keluaran pembacaan bila dimasukkan yang sama digunakan secara berulang-ulang
pada periode waktu yang singkat pada kondisi dan lokasi pengukuran yang sama,
dan dengan alat ukur yang sama. Reproducibility digunakan untuk
menggambarkan kedekatan (closeness) keluaran pembacaan bila masukan yang
sama digunakan secara berulangulang. Persamaan pada keduanya adalah
menggambarkan sebaran keluaranpembacaan induvidual untuk masukan yang
sama. Sebaran akan mengacu pada repeatability bila kondisi pengukurannya tetap,
dan akan mengacu reproducibility kondisi pengukurannya berubah. Derajat
repeatability dan reproducibility dlm. pengukuran hanya merupakan alternatif
untuk mengekspresikan presisi dari sebuah alat ukur.

1.3.5 Perbedaan  Akurasi & Presisi

Empat kombinasi di atas mengatakan banyak tentang jenis-jenis hasil


eksperimen ilmiah yang mungkin terjadi, dan cara di mana akurasi dan presisi
yang berbeda. Akurasi kekhawatiran itu sendiri dengan seberapa dekat Anda bisa
mendapatkan dengan nilai sejati dengan instrumen, sementara presisi berbicara
tentang berapa kali instrumen dapat datang dengan pengukuran mereproduksi
hasil yang sama, atau nilai yang dekat dengan hasil sebelumnya. Presisi dan
akurasi keduanya sama pentingnya.

4
1.3.6 Hukum Lambert – Beer

Hukum Lambert–Beer menyatakan bahwa besarnya serapan (A) sebanding


dengan besarnya konsentrasi (C) dari zat uji. Secara matematis Hukum Lambert–
Beer dinayatakan dengan persamaan :
A = Ɛbc
Dimana :
Ɛ = episan atau absorptivitas molar (M – 1cm – 1)
B = lebar celah (cm)
C = konsentrasi (M)
Absorptivitas molar pada persamaan diatas adalah karakteristik suatu zat
yang menginformasikan beberapa banyak cahay yang diserap oleh molekul zar
tersebut pada panjang gelombang tertentu. Semakin besar nilai absorptivitas molar
suatu zat maka semakin banyak cahaya akan semakin besar. (Nafarin, 2007)

5
IV. ALAT DAN BAHAN

1.4.1 Alat dan bahan

Adapun alat yang digunakan antara lain Spektrofotometer,


mikropipet adjustable volume pipette, mikropipet fixed volume pipette 1 mL,
pipet gelas, alat-alat gelas, laptop (perkelompok), dan labu ukur berbagai
ukuran.

1.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah KmnO4 dan


akuades.

V. DATA PENGAMATAN
1. Berat Kafein
250 PPM = mg / L
250 x 0,1
25 g
2. Pengenceran
10 PPM x 10
a. = 0,4 ~ 1000 = 400 NL
2 50
15 PPM x 10
b. = 0,6 ~ 1000 = 600 NL
2 50
20 PPM x 10
c. = 0,8 ~ 1000 = 800 NL
2 50
25 PPM x 10
d. = 1 ~ 1000 = 1000 NL
2 50
3 0 PPM x 10
e. = 1,2 ~ 1000 = 1200 NL
2 50

Mikropipet Viks 0,668 0,671 0,674


Pipet Volume 0,681 0,676 0,681

DAFTAR PUSTAKA

6
Cairins, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi. edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
Gholib I dan R. Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka
Pelajar :Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007. Fisika. Edisi ketiga. Penerbit Salemba Empat : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai