Anda di halaman 1dari 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan 4.1.1 Tabel Fungsi Alat No. Gambar Alat 1. Timbangan Analitik

2.

Labu Ukur

Fungsi Alat Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang(Anonim,2010). Untuk melarutkan padatan atau untuk proses pengenceran. Dapat pula digunakan untuk membuat suatu larutan yang konsentrasinya dibuat teliti(Oxtoby,2001).

3.

Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam, mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa). Beker gelas merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades maupun tempat untuk memanaskan air(Vogel,1990).

4.

Beaker Glass

5.

Kaca Arloji

Kaca arloji digunakan untu menampung bahan berupa padatan atau larutan. Dapat juga digunakan sebagi wadah bahan saat menimbang(Vogel,1990).

6.

Pipet volume (gondok)

Merupakan pipet khusus yang berfungsi hanya untuk mengambil atau mengukur larutan sebanyak 10 ml

7.

Pemanas Listrik

Pemanas listrik adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan larutan atau zat-zat yang butuh dipanaskan

8.

Vortex

Vortex merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan atau campuran

9.

Pipet Mikro

Pipet mikro adalah alat yam berfungsi untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l (Anonim,2010).

10.

Pipet Tip

Pipet tip merupakan bagian dari pipet mikro yang berfungsi untuk mengambil larutan atau campuran

11.

Tabung Reaksi

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media

12.

Spektrofotometer

tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat (Oxtoby,2001). Alat yang berfungsi untuk mengukur konsentrasi suatu larutan berdasarkan absorbansi serapan warna dengan panjang gelombang tertentu.

13.

Spatula

Alat yang berfungsi untuk mengaduk larutan atau campuran agar cepat larut atau menjadi homogen(Vogel,1990).

14.

Corong

Merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring bakteri dan khamir, biasanya dikombinasikan dengan kertas saring. Alat ini digunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitun meletakkan corong pada bagian mulut labu dan di pegang lalu cairan dipindahkan(Oxtoby,2001) Curvet merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai tempat sampel larutan pada peralatan spektrofotometer

15.

Curvet

4.1.2 Konsentrasi Larutan Sifat larutan sedikit menyimpang dari sifat pelarut, karena adanya zat terlarut. Penyimpangan itu makin besar jika komposisi zat terlarut ditambah.

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif disebut dengan konsentrasi (Syukri,1999). Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut. Perbandingan itu dapat diungkapkan dalam dua cara, yaitu: 1. Jumlah zat terlarut Jumlah pelarut 2. Jumlah zat terlarut Jumlah lautan Berdasarkan ini muncullah beberapa satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molar, molal, dan normal, serta ditambah dengan persentasi masa, persen volume dan ppm(Syukri, 1999). Dalam praktikum ini dilakukan beberapa percobaan yang berhubungan dengan konsentrasi. Prinsip kerja yang digunakan adalah melakukan beberapa uji coba pembuatan larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Yang mana perhitungan konsentrasi dilakukan melalui metode pengenceran dan menggunakan alat spektrofotometer. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat atau berkonsentrasi tinggi dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Melalui proses pengenceran ini mol solut selalu konstan dan hanya volumenya yang bertambah (Brady, 1999). Pembahasan pada subbab ini akan lebih dihubungkan pada percobaan keenam yakni, pengukuran konsentrasi dengan menggunakan alat spektrofotometer. Seperti yang telah dibahas pada pembahasan percobaan yang keenam bahwa apabila konsentrasi larutan semakin tinggi maka absorbansinnya semakin tinggi. Sebaliknya apabila konsentrasi larutan semakin rendah maka absorbansinya semakin kecil. Yang apabila digambarkan dalam sebuah grafik, grafik hubungan absorbansi dengan konsentrasi berbentuk garis linier. Seperti yang terdapat pada sebuah jurnal yang berjudul Adsorbsi ion Pb2+ oleh Lempung Terinterkalasi Surfaktan oleh I.A.Gede Widihati yang menguji tentang pola isoterm adsorbsi untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ion logam Pb(II) yang diinterkalasi terhadap jumlah ion Pb(II) yang teradsorbsi baik oleh lempung tidak terinterkalasi maupun lempung terinterkalasi. Dari isoterm adsorpsi diperoleh konsentrasi yang memberikan penyerapan maksimum masing masing untuk LTT dan LT adalah 80 ppm dan 100 ppm. Pola isoterm adsorpsi yang dihasilkan diklasifikasikan ke dalam tipe H yang merupakan bentuk khusus dari isoterm tipe Langmuir yang mengindikasikan adanya afinitas yang sangat tinggi antara adsorbat dengan adsorben. Dari grafik menunjukkan bahwa grafik adsobsi-konsetrasi berbentuk garis linier (lihat jurnal gb.4) begitu juga dengan data pada tabel, tingginya konsentrasi meningkatkan absorbansi (jurnal tabel.4). Jika dibandingkan dari hasil percobaan praktikan biokim, terjadi beberapa kesalahan. Hal ini disebabkan karena, konsentrasi pelarut yang diberikan terlalu besar, sementara konsentrasi amilim kecil. Selain itu bisa juga disebabkan karena kesalahan dalam mengkalibrasi spektrometer dan pada cuvet tidak steri atau basah. Sehingga data absorben yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan. 4.1.3 Spektrofotometer

Merupakan metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi energi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen berbeda. a. Aspek kuantitatifabsorbsi Spektra serapan dapat diperoleh dengan menggunakan sampel dalam berbagai bentuk gas, lapisan tipis cairan, larutan dalam berbagai pelarut dan bahkan zat padat. Kebanyakan analitis dengan menggunakan larutan dengan cara mengembangkan pemerian kuantitatif dari hubungan antara konsentrasi larutan dengan kemampuan menyerap radiasi. b. Prinsip kerja Berdasarkan hukum Labert beer, bila cahaya monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan dan sebgaian lagi dipancarkan. c. Bagian-bagian utama spektrofotometer - Curvet, tempat sampel larutan. Curvet yang baik memiliki beberapa syarat seperti: tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya, permukaan sejajar, tidak bereaksi terhadap bahan kimia, design sederhana dan tidak boleh rapuh. - Sumber cahaya, pancran radiasi stabil dan intensitas tinggi. Sumber cahaya pada daerah tampak, UV dekat, inframerah dekat dan lampu pijar. - Graating/ kisi difraksi, - Detektor, memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor mengubah cahaya menjadi sinar listrik. (Anonim,2010).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.http://pengenalan-alat-dan-teknik-sterilisasi.html. tanggal 4 November 2010 pukul 20.45 WIB Anonim.2010.http://scribd.com/spektrofotometer.htm. November 2010 pukul 05.32 WIB

diakses

pada

diakespada

tanggal

Brady, James.E.1999.Kimia Universitas Asas dan Struktur edisi kelima jilid 1.Binarupa aksara: Jakarta Ovtoby, David W.2001.Prinsip-prinsip 1.Erlangga: Jakarta Kimia Modern edisi keempat jilid

Syukri.1999.Kimia Dasar 2.ITB:Bandung Vogel.1990.Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro.kalman media pustaka:Jakarta Widihati, I. A. Gede.2007. Adsorpsi Ion Pb2+ Oleh Lempung Terinterkalasi Surfaktan.Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana:Bukit Jimbaran. Diakses pada tanggal 3 November 2010 pukul 23.29 WIB

Anda mungkin juga menyukai