Anda di halaman 1dari 3

V.

Pembahasan
V.1 Spektrofotometri UV-Vis
Percobaan menggunakan spektrofotometer UV-Vis ini bertujuan
untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan alat spektrofotometer ultra
violet-tampak untuk mengukur konsentrasi larutan. Metode yang digunakan
pada percobaan adalah spektrofotometri, spektrofotometri merupakan salah
satu analisa kimia kuantitatif di dalam kimia analisis dengan mengukur
seberapa jauh energi radiasi yang diserap oleh absorbansi terisolasi suatu
panjang gelombang. Sedangkan prinsip yang digunakan pada percoban ini
yaitu hukum Lambert-Beer, hukum ini dapat menentukan bagaimana
hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan yang digunakan.
Percobaan dimulai dengan membuat larutan sampel dan larutan
standar dari pengenceran metilen blue dengan berbagai konsentrasi. Metilen
blue (C16H18CIN3S) merupakan salah satu senyawa organik yang digunakan
sebagai pewarna sintetik dan sering dipakai sebagai zat pewarna pada
pewarnaan tekstil. Proses pengenceran dilakukan dengan menempatkan
larutan metilen blue pada labu ukur dengan volume yang berbeda, kemudian
tambahkan aquades sebagai pelarut dan melakukan penggojogan untuk
menyampurkan kedua larutan tersebut. Tujuan dilakukannya pengenceran
agar konsentrasi yang dihasilkan berbeda. Larutan yang digunakan
merupakan larutan yang berwarna sehingga dapat ditangkap cahayanya oleh
alat spektrofotometer UV-Vis. Alat spektrofotometer UV-Vis menentukan
nilai absorbansi dengan mengukur panjang gelombang yang diperoleh dari
berbagai larutan standar. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai panjang
gelombang maksimum dari larutan standar, namun sebelum itu haruslah
dilakukan penge-blankan dengan menggunakan larutan blanko agar alat
bekerja dari semula. Larutan blanko yang digunakan adalah larutan aquades
agar absorbansi pada alat menunjukkan angka nol. Rentang panjang
gelombang yang akan digunakan adalah 500-700nm karena pada rentang
tersebut merupakan rentang panjang gelombang cahaya tampak. Pengukuran
nilai absorbansi pada kelima larutan standar dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dilakukan dengan memasukkan larutan yang telah
ditempatkan pada kuvetke dalam alat dan tunggu hingga nilai absorbansi
muncul kemudian catat dan ulangi proses tersebut dengan setiap sebelum
melakukan pengukuran terhadap lerutan didahului dengan penge-blank an
dengan larutan blanko. Telah ditentukan nilai absorbansi masing-masing
larutan dari pengukuran yang telah dilakukan adalah 0,246; 0,848; 0,678;
0,877 dan 1,139. Kemudian melakukan pengukuran nilai absorbansi pada
larutan sampel dengan menggunakan panjang gelombang maksimum yang
ada. Dan didapat nilai absorbansi sebesar 0,897 dengan nilai hasil
perhitungan konsentrasi 0,000795 mol. Dibawah merupakan grafik hubungan
antara konsentrasi larutan dan nilai absorbansinya.

1.2

1 f(x) = 1089.5 x + 0.03


R² = 1
0.8
Absorbansi

0.6

0.4

0.2

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi

Gambar 5.1 Grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi.


Pada grafik menunjukkan bahwa antara absorbansi dan konsentrasi adalah
berbanding lurus, sehingga semakin besar nilai absorbansi larutan maka akan
semakin besar nilai konsentrasi, begitupun sebalikanya.
V.2 Ekstraksi pelarut
Pada percobaan yang menggunakan alat corong pisah ini bertujuan
untuk mengetahui prinsip dasar metode ekstraksi pelarut sebagai metode
pemisahan dan dapat menggunakan corong pemisah dengan benar. Metode
yang digunakan adalah metode ekstraksi pelarut yang merupakan metode
untuk memisahkan larutan karena kelarutan dua jenis pelarut yang tidak
bercampur. Percobaan ini menggunakan prinsip hukum distribusi yang
menyatakan bahwa jika terdapat dua lapisan cairan pada satu yang tidak dapat
bercampur satu sama lain, kemudian ditambahkan suatu zat senyawa maka
senyawa ini akan terdistribusi pada kedua lapisan cairan.
Cara kerja pada percobaan ini dimulai dengan menyiapkan corong
pemisah. Corong pemisah merupakan salah satu alat laboratorium yang
berfungsi untuk memisahkan dua komponen yang berbeda berat jenisnya.
Saat memasukkan bahan percobaan kedalam corong pemisah, kita harus
memastikan bahwa corong pemisah dalah keadaan tertutup agar larutan tidak
keluar. Kemudian mulai masukkan bahan-bahan yang akan dipisahkan yaitu
air, sabun dan eter kedalam corong pemisah, setelah itu dilakukan
penggojogan secara perlahan bertujuan untuk menyeimbangkan konsentrasi
larutan. Kemudian kita harus mengeluarkan gas yang dihasilkan oleh reaksi
penggojogan tersebut sehingga tersisa larutan jenuh didalamnya. Pengeluaran
gas ini juga bertujuan agar gas dari eter yag mudah menguap tidak
mengumpul didalam corong dan dapat keluar, sehingga tidak meledak. Gas
ini berasal dari reaksi NaOH yang ada di dalam kandungan sabun dan air,
berikut reaksi kimianya :
2NaOH + H2O  H2 + 2NaO + H2O (Hart, dkk. 2003).
Pengeluaran gas dari corong pemisah tidak boleh diarahkan ke arah
diri sendiri atau arah teman, harus diamankan. Setelah pembuangan gas,
kembali lakukan penggojogan dengan lebih kuat. Selanjutnya dilakukan
pendiaman larutan selama ±5 menit agar terbentuk dua lapisan cairan, yaitu
cairan bening dan cairan keruh akibat dari proses penggojogan. Lapisan keruh
akan berada diatas lapisan yang bening, karena berat jenis eter lebih kecil
dibanding berat jenis air. Dan larutan yang memiliki berat jenis lebih rendah
akan naik keatas larutan yang memiliki berat jenis lebih tinggi. Senyawa yang
bertindak sebagai agen pendistribusi adalah larutan sabun, sabun akan
terdistribusi kedalam air dan eter yang tidak dapat bercampur karena
memiliki berat jenis yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai