Disusun Oleh :
Ari Wahyuni
107113039
D3 FARMASI
LABORATORIUM KIMIA DASAR
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2014
Pembuatan Larutan
I.Tujuan :
1. Mahasiswa mampu mengetahui penggunaan alat dan bahan
2. Mahasiswa terampil membuat larutan dari padatan dan dari larutan yang
pekat
3. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi larutan dengan beberapa
satuan
4. Mahasiswa mengetahui cara penentuan sifat larutan suatu senyawa
5. Mahasiswa mampu membuat larutan kimia sesuai dengan prosedur dan
II.
cara pembuatannya
Dasar Teori
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volume. Suatu larutan
mengandung suatu zat terlarut atau lebih dari suatu pelarut. Zat terlarut
merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah
komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil
solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
(Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air
(H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak,
kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan
air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas
lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan maka
setiap campuran gas adalah homogeny ia merupakan larutan. Larutan
cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu
cairan. Jika sebagian adalah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen
terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya
(Syukri, 1999 )
Konsentrasi larutan untuk menyatakan komposisi larutan secara
kualitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah
zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam
satuan volume (berat,mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat mol)
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm, serta
ditambah dengan persen massa dan peren volume (Baroro, 2004).
Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu
XA
komponen dengan jumlah total mol. XA= X A+ X B , XB =
XB
X A+ X B
, XA + XB = 1
Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan
biasanya dan dinyatakan dengan huruf besar M.
gr
1000
x
M = Mr
V
Molalitas adalah jumlah mol solute persatu kilogram solvent
gr
1000
x
M = Mr
p
Normalitas dan suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute
perliter larutan:
N=e X M
Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau
persen volume (Syukuri, 1999)
Proses pembuatan larutan suatu senyawa atau zat yang berasal dari
cairan pekatnya disebut pengeceran/ rumus pengenceran
M 1. V 1=M 2. V 2 (Gunawan,2004)
III.
3. Botol timbangan/kertas
untuk menimbang
4.
5.
6.
7.
Bahan
1. Kristal NaOH
2. Aquades
3. Larutan H2SO4
IV.
Prosedur
V.
Kristal
NaOH
Menyiapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan yaitu neraca,
gelas arloji, labu ukur 500 mL, sendok stainless stell, kristal
VI.
Larutan 500 mL NaOH 0,1 M
Pembuatan larutan pekat
100 mL H2SO4 18 M
VII.
VIII.
Larutan H2SO4 2 M
IX.
X.
Hasil
XI.
XII.
XIII.
Percobaan 1
Pembuatan larutan kristal NaOH
g 1000
M=
x
Mr
V
0,1 M =
XIV.
XV.
4=2 g
XVI.
g=2
g 1000
x
40 500
XVII. Percobaan 2
Perhitungan pembuatan larutan H2SO4
XVIII.
XIX. Diketahui V2 = 11 mL
M2 = 18 M
V1 = 100 mL
XX.
Ditanya M1 ..?
XXI.
M1 V1 = M2 V2
XXII. M1 100 mL = 18 11 mL
XXIII. M 100 = 198
198
=1,98 M
100
XXIV. M =
XXV. R
ea
k
si
XXVII.
N
a+
+
O
H
XXVI. Na
ma
Lar
utan
XXVIII. N
aO
H
XXIX.
2
H
+
+
S
O
2-
XXXI.
XXXII.
XXX. H2SO
4
XXXIII.
Percobaan 1
XXXIV.
XXXV.Perlakuan
N
XXXVI.
Pengamatan
XXXVII.
XXXVIII. Pembuatan
1
larutan NaOH 0,1
M di hitung gram
NaOH
XL. XLI. Dimasukkan NaOH
2
ke dalam gelas
kimia 100 mL
XLIII.XLIV. Diaduk
3
XLVI.XLVII. Dimasukkan NaOH
4
yang telah
dilarutkan ke dalam
labu ukur 500 mL,
dikocok
XLIX. Percobaan 2
XXXIX.
Gram = 2 g
L.
N
LI.
LIII. LIV.
1
LVI. LVII.
2
LIX. LX.
3
LXII. LXIII.
4
Larutan homogeny
Perlakuan
LII.
Pengamatan
H2SO4 11mL
LV.
V1 = 100 mL
Dihitung M1 H2SO4
100 mL
Diambil H2SO4
Dilarutkan dengan
LXIV. Larutan homogeny
aquades dalam labu
ukur 100 mL
LXV. Pembahasan
LXVI. Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang
memiliki komposisi merata atau serta sama diseluruh volumenya. Suatu
larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut
merupakan komponen yang jumlahnya sedikit. Sedangkan pelarut adalah
komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Satuan-satuan larutan
adalah molaritas, molalitas,normalitas, dan fraksi mol.
LXVII. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Cari dulu Mrnya
dari NaOH dengan melihat nomor atom masing-masing di system periodek
unsur. Hitung dulu mol dari NaOH agar bisa menghitung atau menimbang
M=
n
v
massa yaitu
g
Mr
1
1
atau
3
2 dari labu ukur dengan aquades. Hal ini
dilakukan karena jika labu ukur tidak diisi dengan aquadesterlebih dahulu
akan membahayakan, karena sifat larutan yang akan diambil itu sangat
membahayakan. Dan jika labu ukur tidak disis dengan aquades terlebih
dahulu dan baru diisi dengan aquades itu dikhawatirkan akan menimbulkan
reaksi yang berbahaya, untuk itu labu ukur harus diisi dengan aquades
terlebih dahulusebelum mengambil larutan.
LXXI. Dalam mengambil 11 mL larutan H2SO4 18 M dari lemari
asam itu benar-benar harus menggunakan peralatan perlindungan diri yang
benar dimulai dari memakai jas lab.handscun, masker, dan sepatu lab. Itu
dilakukan karena mengingat larutan yang diambil itu merupakan larutan
pekat yang bisa merusak jaringan tubuh jika tertetesi dan menimbulkan
keracunan jika terhirup langsung, kalau tidak mengenakan masker atau
handscun . Dalam mengambil larutan gunakan pipet volume, karena jika
menggunakan pipet gondok tidak ada yang 11 mL. Ketika mengambil
larutan pastikan tidak mebawa larutan pekat dari lemari asam atau
membawa jalan- jalan diruangan karena sangat membahayakan semua orang
yang ada disitu. Karena akan menimbulkan keracunan. Untuk menghindari
dari hal itu maka dekatkan labu ukur dengan larutan yang akan diambil.
Kemudian langsung meletakkan pipet yang digunakan dikran dan langsung
dicuci jangan pernah membawa jalan-jalan diruangan pipet yang masih ada
larutan pekatnya. Dalam mengambil larutan H2SO4 pekat ataupun
menuangkannya ke labu ukur yang sudah ada larutan H2SO4 pekat ataupun
menuangkannya ke labu ukur harus tetap dilemari asam. Setelah itu labu
ukur yang sudah ada larutan H2SO4 pekat isi dengan aquades sampai batas
kocok agar homogeny.
LXXII.Kesimpulan
LXXIII. Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan yang memiliki
komposis merata atau serba sama diseluruh volumenya.
2. Dalam membuat larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan.
Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil
solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Contoh
H2SO4 2 M dibuat dari V1 = 100 mL, V2 = 11 mL, M2 = 18 mL.
contoh larutan padat NaOH, volumenya = 500 mL, dan M1 = 0,1
mL
3. Konsentrasi larutan dapat ditentukan dengan beberapa satuan :
DAFTAR PUSTAKA
LXXIX.
LXXX.