Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIK


MATA PRAKTIKUM : ADSORPSI PADA LARUTAN

Praktikan Kelompok 8 :
Aniq Ibnu Ajizan 24030118120048
Faizul Muna Amalia 24030118120021
Friska Fatasya A.R 24030118120038
Nadhiroh 24030118120036
Resa Putri Sherina 24030118140063
Sahda Nadia Putri. S.K 24030118140059
Shania Aurellyn Manik 24030118130118
Vinsencius Guntur Pandu.M 24030118120023

Hari Praktikum : Senin, 11 Mei 2020


Asisten : Annisa Syifaurrahma

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Adsorpsi pada Larutan” yang


bertujuan untuk mengamati peristiwa adsorbsi suatu larutan pada suhu tetap oleh
padatan. Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan zat cairan pada permukaan zat
penyerap (adsorbsi). Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
pengenceran, titrasi dan adsorpsi. Prinsip percobaan ini adalah gaya van der waals
yang merupakan gaya tarik menarik antara atom atau molekul yang diungkapkan
dalam suku a/v2. Hasil yang diperoleh adalah pada konsentrasi 0.015 volume rata-
rata NaOH adalah 0,2 mL, konsentrasi 0.03 volume rata-rata NaOH adalah 0,4
mL, konsentrasi 0.06 volume rata-rata NaOH adalah 1,0 mL. konsentrasi 0.09
volume rata-rata NaOH adalah 1,7 mL, konsentrasi 0.12 volume rata-rata NaOH
adalah 2,6 mL, dan konsentrasi 0.15 volume rata-rata NaOH adalah 3,9 mL.
Dapat diketahui pula nilai konstanta Langmuir ( 6494,6 ) dan hasil jumlah mol
yang teradsorpsi (Nm) pada CH3COOH 0,015; 0,03 M; 0,06 M; 0,09 M; 0,12 M;
dan 0,15 M secara berturut-turut adalah 0.451951867mol;0.903903734 mol ;
2.259759336 mol;3.841590871 mol; 5.875374273 mol; 8.813061409 mol.Jumlah
mol rata-rata yang teradsorpsi yaitu 1,921 mol. Dapat disimpulkan, semakin besar
konsentrasi maka volume yang dibutuhkan untuk titrasi semakin banyak pula.

Kata kunci : titrasi,

VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul “Adsorpsi Pada Larutan” yang bertujuan untuk
mengamati peristiwa adsorpsi suatu larutan pada suhu tetap oleh padatan. Prinsip
yang digunakan dalam percobaan ini adalah Gaya Van der Waals yang merupakan
gaya tarik menarik antara atom pusat atau molekul. Metode yang digunakan
dalam percobaan ini adalah pengenceran, titrasi, dan adsorpsi. Pengenceran yaitu
suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan penambahan
pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).Titrasi
merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentunya menggunakan
suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat (Brady,
2000). Adsorpsi adalah peristiwa menempelnya atom atau molekul suatu zat pada
permukaan partikel lain yang disebabkan ketidakseimbangan gaya-gaya yang ada
permukaan partikel tersebut (Keenan, 1990).

6.1 Pengenceran CH3COOH

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada


suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral,
lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen
antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).

Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan mengencerkan


larutan CH3COOH 1 N dengan variasi konsentrasi yaitu 0,015 N ; 0,03 N ;
0,06 N ; 0,09 N ; 0,12 N ; dan 0,15 N. Tujuan dilakukannya pengenceran
ini adalah untuk menurunkan konsentrasi sehingga diperoleh konsentrasi
larutan CH3COOH yang lebih rendah dan mendapatkan CH3COOH
dengan berbagai konsentrasi. Tujuan dari variasi konsentrasi adalah agar
dapat diketahui pengaruh konsentrasi terhadap massa zat yang teradsorpsi.

6.2 Adsorbsi

Adsorbsi yaitu penjerapan molekul untuk zat padat, dimana pada


percobaan ini menggunakan adsorbat (zat yang dijerap) yaitu CH 3COOH
dan adsorben (zat yang menyerap) adalah karbon aktif. Percobaan ini
menggunakan karbon aktif karena karbon dapat mengalami proses
pengaktivan secara fisika maupun kimia sehingga pori-pori karbon
menjadi lebih terbuka dan mempunyai permukaan yang lebih luas yaitu
berkisar antara 100 s.d 2000 m2/g (Demiral,dkk, 2008).

Perlakuan awal yaitu mengaktivasi karbon, dengan cara dipanaskan


pada oven dengan suhu 105oC, kemudian didinginkan menggunakan
desikator. Tujuan pemanasan pada oven yaitu agar pori-pori dari karbon
aktif semakin terbuka, sehingga proses adsorpsinya akan berlangsung
maksimal. Pada percobaan ini dilakukan variasi konsentrasi, dimana
konsentrasi dari CH3COOH yaitu 0,015 N ; 0,03 N ; 0,06 N ; 0,09 N ; 0,12
N ; dan 0,15 N dan ditambahkan karbon aktif dengan tujuan untuk menguji
penjerapan. Tujuan dari variasi konsentrasi yaitu agar dapat diketahui
pengaruh konsentrasi terhadap massa zat yang teradsorpsi. Setelah
penambahan karbon aktif, kemudian dilakukan penutupan dengan
alumunium foil, dengan tujuan agar larutan tidak terpapar sinar matahari
yang dapat mendegradasi karbon aktif (Hartanto. 2010). Kemudian
dilakukan penggojogan dengan tujuan agar seluruh permukaan adsorben
dapat bersentuhan dengan adsorbat, setelah itu didiamkan untuk melihat
hasil penjerapan.Tujuan pendiaman agar proses adsorpsi yang terjadi pada
permukaan zat bisa berlangsung sempurna dan tercapai kesetimbangan
adsorbat dan adsorbennya. Kemudian dilakukan penyaringan untuk
mengambil filtratnya yang selanjutnya akan dititrasi.
Pada percobaan ini adsorbsinya termasuk dalam adsorbsi fisika,
karena adsorbsinya berlangsung pada temperature rendah dan bersifat
reversible. Interaksi yang terjadi antara adsorben dan adsorbat yaitu
adsorbat akan ditarik oleh adsorben dan keduanya akan mengalami
interaksi secara fisika seperti adanya gaya tarik menarik akibat interaksi
van der walls. Mekanisme adsorbsi yang terjadi pada CH3COOH yaitu
adanya kontak permukaan padatan dari karbon aktif (adsorben) dengan
larutan CH3COOH, dimana cairan dari CH3COOH akan ditarik/diikat ke
permukaan pori-pori karbon aktif, ketika cairan tersebut melewati karbon
aktif karena adanya gaya van der waals. Setelah zat-zat organic dalam
CH3COOH diserap (adsorpsi), kemudian zat organic itu ditahan didalam
permukaan karbon aktif. (Atkins, 1995).

6.3 Titrasi

Dalam percobaan ini CH3COOH sebagai filtrate dan karbon aktif


sebagai residunya .Filtrat yang dihasilkan dititrasi dengan NaOH 0,01 N,
yang mana NaOH sebagai titran sedangkan filtrat CH3COOH sebagai
titrat. Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya (Sukardjo, 1984). Titrasi dilakukan bertujuan untuk
menentukan konsentrasi sisa dari CH3COOH setelah diadsorpsi. Larutan
filtrat sebagai titrat diambil 10 ml untuk dititrasi dengan NaOH 0,01N dan
dilakukan secara duplo. Tujuan dilakukan titrasi secara duplo adalah agar
hasil yang didapatkan akurat.

Sebelum filtrat CH3COOH dititrasi, larutan CH3COOH ditetesi


indicator fenolftalein untuk mengetahui tercapainya titik ekuivalen dengan
adanya perubahan warna, Perubahan warna yang terjadi yaitu dari bening
menjadi merah muda pada akhir titrasi. Indikator fenolftalein digunakan
karena memiliki trayek pH antara 8,3-10, sehingga pada saat diteteskan ke
larutan CH3COOH tidak terjadi perubahan warna, tetapi setelah
penambahan NaOH (basa) setelah titrasi terjadi perubahan warna menjadi
warna merah muda.

(Underwood, 1994).
Adapun mekanisme yang terjadi pada saat perubahan warna
indikator fenolftalein, yaitu sebagai berikut :

(Underwood, 1994).
Dari percobaan ini diperoleh volume rata-rata setiap larutan setelah
dititrasi, mulai dari konsentrasi terendah larutan kontrol; 0,015 N; 0,03 N;
0,06 N; 0,09 N; 0,12 N; 0,15 N secara berturut-turut 0,2 ml; 0,4 ml; 1,0 ml;
1,7 ml; 2,6 ml; 3,9 ml. Dari data tersebut dapat digunakan untuk mencari
jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggal pada karbon
aktif (Nm), dengan menggunakan persamaan teoritis dari adsorpsi
Langmuir :
C/N = C/Nm + (1/K x N)
di mana :
C = konsentrasi akhir dari asam (mol/L)
N = mol asam yang teradsorpsi per gram karbon aktif
K = konstanta Langmuir
Nm = jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggalpada
karbon aktif
Percobaan ini menggunakan perhitungan dengan Isoterm Langmuir
dimana didasarkan pada asumsi bahwa adsorben yang digunakan
mempunyai permukaan yang homogen dan hanya dapat mengadsorpsi satu
molekul adsorbat untuk setiap molekul adsorbennya. Kemudian tidak ada
interaksi antara molekul-molekul yang terserap. ( Treybal,1980) Semua
proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama dan hanya
menggunakan variasi pada konsentrasi serta terbentuknya satu lapisan
tunggal saat adsorpsi maksimum.
Diperoleh grafik hubungan antara N vs C/N

Grafik C/N vs N
1.2
1.05
1
1
f(x) = 153.97 x + 0.44 0.87
R² = 0.98 0.76
0.8
0.67

0.6 0.54 0.54


C/N

0.4

0.2

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
N

Linear ()

Diperoleh persamaan garis y = 153.97x + 0.4425. Dari percobaan


ini didapatkan hasil jumlah mol yang teradsorpsi (Nm) pada CH 3COOH
0,015; 0,03 M; 0,06 M; 0,09 M; 0,12 M; dan 0,15 M secara berturut-turut
adalah 0.451951867mol;0.903903734 mol ; 2.259759336 mol;
3.841590871 mol; 5.875374273 mol; 8.813061409 mol. Jumlah mol rata-
rata yang teradsorpsi yaitu 1,921 mol . Berdasarkan hasil diatas dapat
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin besar nilai
Nm sehingga semakin banyak zat yang teradsorpsi.Semakin besar
konsentrasi maka volume yang dibutuhkan untuk titrasi semakin banyak.
VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Adsorpsi akan cepat terjadi apabila ada pengaruh yang kuat
dari adsorbannya seperti konsentrasi, temperatur, luas
permukaan, dan adsorben. Dari data yang diperoleh
didapatkan persamaan garis melalui perhitungan manual
yaitu y = 153.97 x + 0.000442525 dan persamaan garis
melalui perhitungan excel yaitu y = 153.97x + 0.4425.
Semakin tinggi konsentrasi adsorben, adsorpsi yang terjadi
juga semakin besar. Dapat diketahui pula nilai konstanta
Langmuir 0,0064947 Nm

7.2 Saran

7.2.1 Praktikan diharapkan lebih teliti lagi ketika pengenceran.

7.2.2 Praktikan diharapkan lebih teliti saat melihat perubahan


warna larutan yang dititrasi.

7.2.3 Praktikan diharapkan lebih teliti dalam melakukan


pembuatan perhitungan pada laporan.

7.2.4 Praktikan diharapkan memahami langkah kerja pada


percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1995. Physical Chemistry, 5th Edition. Oxford.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Brady, James. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Demiral, dkk. 2008. Experimental Physical Chemistry, Ed 6. Oxford.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.

Hartanto,S. 2010. Pembuatan Karbon Aktif Dari Tempurung Kelapa Sawit.


Materi Indonesia, Vol.12, No. 1, Hal : 12-16. ISSN : 1411-1098. Program
Studi Teknik Kimia, FTI-ITI. Tangerang.

Keenan, K. dan Food. 1990. Kimia Untuk Universitas Jilid I Edisi VI. Penerjemah
Aloysius H.Pudjaatmaka.Jakarta: Erlangga.
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 15 Mei 2020

Aniq Ibnu Ajizan Faizul Muna Amalia Friska Fatasya Alfa Rizky
24030118120048 24030118120021 24030118120038

Nadhiroh Resa Putri Sherina Sahda Nadia Putri SK


24030118120036 24030118140063 24030118140059

Shania Aurellyn Manik Vinsencius Guntur Pandu M


24030118130118 24030118120023
Praktikan

Mengetahui,

Asisten

Annisa Syifaurrahma

24030116120023

LAMPIRAN
1. Pengenceran CH3COOH 1 N
Diketahui:
N1 = 1 N
N2 = 0,015; 0,03; 0,06; 0,09; 0,12; 0,15 N
V2 = 50 mL
Ditanya:
V1 = ?

V1 × N1 = V2 × N2

V1 × 1 N = 50 mL × 0,015 N
V1 = 0,75 mL

V1 × 1 N = 50 mL × 0,03 N
V1 = 1,5 mL

V1 × 1 N = 50 mL × 0,06 N
V1 = 3 mL

V1 × 1 N = 50 mL × 0,09 N
V1 = 4,5 mL

V1 × 1 N = 50 mL × 0,12 N
V1 = 6 mL

V1 × 1 N = 50 mL × 0,15 N
V1 = 7,5 mL
2. Perhitungan konsentrasi akhir CH3COOH

Diketahui :

N NaOH = 0,01 N

V CH3COOH = 10 mL

V NaOH = 0,2; 0,4; 1,0; 1,7; 2,6; 3,9 mL

Ditanya:

N CH3COOH akhir setelah titrasi = ?

Jawab:

VNaOH × NNaOH = VCH3COOH× NCH3COOH

0,2 mL ×0,01 N = 10 mL× NCH3COOH

NCH3COOH = 2 × 10-4 N

0,4 mL ×0,01 N = 10 mL× NCH3COOH

NCH3COOH = 4 × 10-4 N

1,0 mL ×0,01 N = 10 mL× NCH3COOH

NCH3COOH = 1 × 10-3 N

1,7 mL ×0,01 N = 10 mL× NCH3COOH

NCH3COOH = 1,7 × 10-3 N

2,6 mL ×0,01 N = 10 mL× NCH3COOH

NCH3COOH = 2,6 × 10-3 N


3,9 mL ×0,01 N = 10 mL× NCH3COOH

NCH3COOH = 3,9 × 10-3 N

3. Mol CH3COOH teradsorpsi

Mol sebelum adsorpsi = N CH3COOH × V CH3COOH

Keterangan:

N CH3COOH = 0,015 N; 0,03 N; 0,06 N; 0,09 N; 0,12 N; 0,15 N

V CH3COOH = 25 mL

Mol sebelum adsorpsi = 0,015 N × 25 mL

= 0,375 mmol

Mol sebelum adsorpsi = 0,03 N × 25 mL

= 0,75 mmol

Mol sebelum adsorpsi = 0,06 N × 25 mL

= 1,5 mmol

Mol sebelum adsorpsi = 0,09 N × 25 mL

= 2,25 mmol

Mol sebelum adsorpsi = 0,12 N × 25 mL

= 3 mmol

Mol sebelum adsorpsi = 0,15 N × 25 mL

= 3,75 mmol
Mol setelah adsorpsi = N CH3COOH × V CH3COOH

Keterangan:

N CH3COOH = 2 × 10-4; 4 × 10-4; 1 × 10-3; 1,7 × 10-3; 2,6 × 10-3; 3,9 × 10-3 N

V CH3COOH = 10 mL (yang digunakan untuk titrasi)

Mol setelah adsorpsi = 2 × 10-4 N ×10 mL

= 2 × 10-3 mmol

Mol setelah adsorpsi = 4 × 10-4 N ×10 mL

= 4 × 10-3 mmol

Mol setelah adsorpsi = 1 × 10-3 N ×10 mL

= 1 × 10-2 mmol

Mol setelah adsorpsi = 1,7 × 10-3 N ×10 mL

= 1,7 × 10-2 mmol

Mol setelah adsorpsi = 2,6 × 10-3 N ×10 mL

= 2,6 × 10-2 mmol

Mol setelah adsorpsi = 3,9 × 10-3 N ×10 mL

= 3,9 × 10-2 mmol

Mol teradsorpsi = mol sebelum adsorpsi – mol setelah adsorpsi

Mol teradsorpsi = 0,375 mmol – 2 × 10-3 mmol

= 0,373 mmol = 0,000373 mol

Mol teradsorpsi = 0,75 mmol – 4 × 10-3 mmol

= 0,746 mmol = 0,000746 mol


Mol teradsorpsi = 1,5 mmol – 1 × 10-2 mmol

= 1,49 mmol = 0,00149 mol

Mol teradsorpsi = 2,25 mmol – 1,7 × 10-2 mmol

= 2,233 mmol = 0,002233 mol

Mol teradsorpsi = 3 mmol – 2,6 × 10-2 mmol

= 2,974 mmol = 0,002974 mol

Mol teradsorpsi = 3,75 mmol – 3,9 × 10-2 mmol

= 3,711 mmol = 0,003711 mol

4. Nilai N (mol asam yang teradsorbsi per gram karbonaktif)


Mol teradsoprsi
N¿
gr karbon aktif

Mol teradsoprsi
a. N ¿
1 gr
0,0 00373 mol
N¿
1g
N = 0,000373 mol/g

Mol teradsoprsi
b. N ¿
1g
0,0 00746 mol
N¿
1g
N = 0,746 mol/g

Mol teradsoprsi
c. N ¿
1g
0,00149 mol
N¿
1g
N = 0,00149 mol/g

Mol teradsoprsi
d. N ¿
1g
0,002233 mol
N¿
1g
N = 0,002233 mol/g

Mol teradsoprsi
e. N ¿
1g
0,002974 mol
N¿
1g
N = 0,002974 mol/g

Mol teradsoprsi
f. N ¿
1g
0,003711 mol
N¿
1g
N = 0,003711 mol/g

5. Nilai Nm (jumlah mol yang diperlukanuntukmembuatlapisantunggal pada


karbonaktif)

y = c + m x

C [ CH 3COOH ] setelah adsorpsi


y= =
N mol asam yang teradsorbsi per gramkarbonaktif

C
a. y =
N
0,0002 N
y=
0,0 00 373 mol/ g
y = 0,536193

C
b. y =
N
0,0004 N
y=
0,000746 mol/ g
y = 0,536193
C
c. y =
N
0,001 N
y=
0,00149 mol/ g
y = 0,671141

C
d. y =
N
0,0017 N
y=
0,002233 mol/ g
y = 0,000761308

C
e. y =
N
0,0026 N
y=
0,002974 mol /g
y = 0,874243

C
f. y =
N
0,0039 N
y=
0,003711 mol/ g
y = 1,05093

[CH3COOH] N (x) C/N (y) xy x2

0.015 0.000373 0.536193 0.0002 1.39129 x 10-7

0.03 0.000746 0.536193 0.0004 5.56516 x 10-7

0.06 0,00149 0.671141 0.001 2.2201 x 10-6

0.09 0,002233 0.761308 0.0017 4.98628 x 10-6

0.12 0,002974 0.874243 0.0026 8.84467 x 10-6

0.15 0,003711 1.05093 0.0039 1.37715 x 10-5

jumlah 0.465 0.011527 4.430008 0.0098 3.05182 x 10-5

Rata- 0.0775 0.00192116 0.73833466 0.001633 5.08637 x 10-6


rata 7
n ∑ xy−∑ x ∑ y
m=
n ∑ x 2 −(∑ x )2

6(0.0098)−(0.0 11527)( 4.430008)


m=
6 (3.0 5182 x 10 -5 )−(0.011527)2

0.0588−0.051064702
m=
0.0001831092−0.00013287173

0.0077353
m=
0.000050237

m=15 3.97

ý=m x́+ c
0.738334667=(153.97)(0.00192116 )+ c
0.738334667=0.295801+c
c=0.738334667−0.295801
c=0.000442525

Persamaan garis :
y = 153.97 x + 0.000442525

C
c=
Nm
C ( [ CH 3 COOH ] setelah adsorpsi)
Nm=
C (konstanta persamaan garis)

0.0002
a. Nm=
0.000442525
Nm=0.451951867 mol
0.0004
b. Nm=
0.000442525
Nm=0.903903734 mol
0.001
c. Nm=
0.000442525
Nm=2.259759336 mol
0.0017
d. Nm=
0.000442525
Nm=3.841590871mol
0.0026
e. Nm=
0.000442525
Nm=5.875374273mol
0.0039
f. Nm=
0.000442525
Nm=8.813061409 mol

Grafik C/N vs N

Grafik C/N vs N
1.2 1.05
1
1 0.87
f(x) = 153.97 x + 0.44
R² = 0.98 0.76
0.8 0.67
0.6 0.54 0.54
C/N

0.4

0.2

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
N

Linear ()

Anda mungkin juga menyukai