Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN 6

VOLUME MOLAR PARSIAL

I. TUJUAN
Menentukan volume mola: parsial larutan natrium klorida sebagai fungsi rapat massa

II. DASAR TEORI


Volum molar parsial komponen I dari sistem larutan didefinisikan sebagai
Vi= ( )
δV
δni
T . P . niJ=i

Dimana :
V : Volume n : Jumlah mol
T : Temperatur Sistem P : Tekanan Sistem
Volum larutan adalah fungsi dan suhu, tekanan, dan jumlah mol dan dapat dinyatakan
sebagai
V =f ( T , P , n1 , n 2 , … )
atau
δV δV δV δV
dV = dT + dP+ dn 1+ dn 2+…
δT δP δn 1 δn 2
Apabila suatu volume yang besar dan air murni ditambahkan 1 mol H2O, maka volumenya
bertambah 18 cm3 dan kita dapat mengatakan bahwa 18 cm3 mol-1 adalah volume molar air
murni. Walaupun mengatakan demikian, jika kita menambahkan 1 mol H2O ke dalam etanol
murni yang volumenya besar, maka pertambahan volume hanya 14 cm 3. Alasan dan
perbedaan kenaikan volume ini adalah volume yang ditempati oleh sejumlah tertentu molekul
air bergantung pada molekul-molekul yang mengelilinginya. Begitu hanyak etanol yang ada
sehingga setiap molekul H2O dikelilingi oleh etanol murni, kumpulan molekul-molekul ita
menyebabkan etanol hanya menempati ruang sebesar 14 cm3. Kuantitas 14 cm3 mol-1 adalah
volume molar parsial air dalam etanol mumi, vaitu volume campuran yang dapat dianggap
berasal dari suatu komponen.

III. ALAT DAN BAHAN


III.1. Alat 3.2. Bahan
1. Piknometer 50 ml 1. Akuades
2. Labu ukur 50 ml 2. NaC13M; 15 M; 0,75 M; 0,375 M
3. Gelas kimia 100 ml
4. Batang pengaduk
5. Pipet tetes
6. Hotplate
7. Termometer
8. Statif
IV. CARA KERJA
1. Timbanglah piknometer kosong.
2. Isi piknometer sampai penuh dengan larutan yang akan diukur rapat massanya, jangan
ada udara dalam piknometer.
3. Amati permukaan larutan di dalam piknometer harus masih dalam keadaan penuh. Jika
berkurang tambahkan larutan.
4. Keringkan dengan kertas saring, kemudian timbang piknometer tersebut menggunakan
neraca analitis.
5. Lakukan pengerjaan 1 hingga 5 untuk penentuan rapat massa air dan larutan NaCl.

V. PENGOLAHAN DATA
a. Volume Molar Nyata

∅=
1
ρ NaCl [
Mr NaCl−
1000
×
m ( pikno+ NaCl ) −m ( pikno+ air )
n NaCl m ( pikno+ air ) −m ( pikno kosong ) ]
b. Grafik Hubungan antara ∅ NaCl terhadap √ n NaCl sehingga volume molar parsial :
V NaCl=∅+ √
n NaCl
2 [ ∂∅
∂ √ n NaCl ]
→V NaCl=∅+ √n NaCl ×m
PERCOBAAN 8
GRAVIMETRI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kandungan air kristal terusi (CuSO4xH₂O) secara gravimetri

II. DASAR TEORI


Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa
dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan, metode
elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya (Khopkar, 2008).
Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation
anorganik serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium.
Selain itu, berbagai jenis senyawa organik pula ditentukan dengan mudah secara grvimetri.
Contoh-contohnya antara lain: penentuan kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan
obat, fenelftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian
dan benzaldehida dalam buah-buahan tertentu. Jadi, sebenarnya cara gravimetri merupakan
salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia. (Rivai, 1995).
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi
pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
aA + pP→ Aa P p
"a" adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), "p" adalah koefisien reaksi
setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi
yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah
proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan
secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna (Ibnu, 2004).
Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan analisis gravimetri adalah (Vogel, 1989):
1. Endapan harus sukar larut sehingga tidak ada kehilangan yang cukup besar ketika dalam
tahap penyaringan. Dalam praktiknya jumlah sisa dalam larutan tidak melebihi 0,1 mg.
2. Sifat fisik endapan harus sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dipisahkan dari
larutan dengan filtrasi, dan dapat dicuci bebas dari pengotor yang larut. Kondisi tersebut
mengharuskan ukuran partikel sedemikian rupa sehingga tidak lolos melalui media
penyaring, dan bahwa ukuran partikel tidak terpengaruh (atau setidaknya tidak
berkurang) oleh proses pencucian.
3. Endapan harus bisa diubah menjadi bahan murni, hal ini dapat dilakukan dengan cara
pengapian atau operasi kimia sederhana, seperti penguapan.
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik.
Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan
dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat lain yang juga
turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian
umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan membilasnya dengan air.
Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut
atau air yang masih ada di dalam sampel, pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim
dilakukan, Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah
kualitas sampel yang dianalisis (Zulfikar, 2010).
Endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui kertas
saring atau alat penyaring kaca masir Kertas saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat
dari selulosa yang sangat murni sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat
sedikit. Selain dengan penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengenap-
tuangan. Dengan cara ini, endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa
saat, kemudian cairan bagian atasnya dituangkan kedalam wadah lain Pekerjaan ini dilakukan
berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari endapan (Rivai, 1995: 305).
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya,
misal: Ag diendapkan sebagai AgCl, dikeringkan pada 130°C, kemudian ditimbang sebagai
AgCl atau Zn diendapkan sebagai Zn (NH4)PO4.6H2O, selanjutnya dibakar dan ditimbang
sebagai Zn2P2O4. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah
endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi.
Kedua, sifat fisik endapan sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan dari larutannya
dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup besar,
serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu (Khopkar,
2008: 27).
Pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C2O42-
dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut:
1. Reaksi yang menyertai pengendapan = Ca2+ + C2O42- → CaC2O4 (s)
2. Reaksi yang menyertai pengeringan = CaC2O (s) → CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)
Agar pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1) proses pemisahan
atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna; 2) endapan analit
yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang
tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor (Ibnu, 2004).
Untuk menghilangkan sisa-sisa cairan induk dan kotoran yang terjerap, maka endapan
harus dicuci setelah disaring. Pencucian akan berhasil jika pencucian dilakukan berulang-
ulang dengan pemakaian sebagian demi sebagian cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus
sampai ion pengotor telah hilang sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dari hasil
negatif pada pengujian cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok. (Rivai, 1995: 305).
Pada penentuan air kristal terusi (CuSO 4.xH2O), kristal terusi yang mengikat air kristal
berwarna biru, sedangkan yang tanpa air kristal berwana putih.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
Neraca digital Krus porselin 2 buah
Desikator Oven
Stopwatch Lap halus
Penjepit besi
Bahan
Kristal terusi (CuSO4.5H2O) 0,5 gram

IV. PROSEDUR KERJA


Penentuan kandungan air kristal terusi (CuSO4.5H2O)
1. Menimbang 0,5 gram kristal terusi dengan menggunakan cawan porselen yang telah
kering dan mencatat sebagai W0.
2. Memanaskan di dalam oven selama 1 jam sampai kristal CuSO4 berwarna putih.
3. Mendinginkan 1 menit di udara kemudian melanjutkan proses pendinginan di dalam
eksikator selama 45 menit.
4. Setelah didinginkan, kemudian melalukan penimbangan dan mencatat berat sebagai
W1.
5. Memanaskan kembali kristal CuSO4 di dalam oven selama 30 menit.
6. Mengulangi langkah (3) dan mencatat beratnya sebagai W2.
7. Mengulangi langkah (5) dan (6) sampai selisih dua kali penimbangan hanya beberapa
mg saja dan mencatat berat terakhir sebagai Wn.
8. Menghitung kandungan air kristal terusi.

V. PENGOLAHAN DATA
Perhitungan:
Dari berat endapan yang ditimbang, maka presentase analit A adalah :
CuSO4.5H2O → CuSO4 + x H2O
Massa Air Kristal Terusi = Massa CuSO4.5H2O (awal) - Massa CuSO4 (oven)
Massa kristal air
Kadar Air Terusi ( % )= × 100 %
MassaCuSO 4 .5 H 2 O

Anda mungkin juga menyukai