Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM GEOFISIKA TAMBANG

PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN


SOFTWARE RES2DIV

Oleh :

Dian Kurniawan 1032111005


Viola Aldia 1032111016
Bima Maulana Putra 1032111034
Kelfin Maha 1032111039

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2024
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM GEOFISIKA TAMBANG
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE
RES2DIV

Balunijuk, 15 Maret 2024


Praktikan,

Bima Maulana Putra

Mengetahui,
Asisten
Dosen

Susi Mariana Sihombing


NIM. 10318111011

Menyetujui,
Dosen Pengampu,

Ir. Guskarnali, S.T., M.T.


NIP. 19880821201903101
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIKUM GEOFISIKA TAMBANG
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK MENGGUNAKAN
SOFTWARE RES2DIV

Bima Maulana Putra


1032111034

Nilai :
Asisten Dosen Praktikum

Susi Mariana Sihombing


Dosen Pengampu,

Ir. Guskarnali, S.T., M.T.

Nilai Akhir

Catatan :
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geofisika adalah salah satu bagian dari ilmu yang mempelajari bumi
dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika ini dipelajari
untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi yang meliputi pengukuran di
atas permukaan bumi dari parameter fisika yang dimiliki oleh batuan yang ada di
dalam bumi. Selanjutnya dari pengukuran tersebut dapat ditafsirkan bagaimana
sifat dan keadaan/kondisi di bawah permukaan bumi baik secara vertical maupun
horizontal. Pada skala yang berbeda, metode geofisika dapat diaplikasikan secara
global dalam menentukan struktur bumi. Sedangkan secara local metode ini dapat
digunakan untuk eksplorasi mineral serta pertambangan yang meliputi minyak
bumi, dan pada skala yang kecil dapat digunakan untuk pengaplikasian geoteknik
(penentuan pondasi bangunan, dan lain sebagainya).

Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki


keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan.
Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah tahanan jenis (specific resistivity,
conductivity, dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan
medan induksi serta sifat menyimpan potensial dan lain-lain.

Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger


pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah
dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai
tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah
diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah ‘Elektroda
Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila
posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang
terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang
ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.

Metoda geolistrik adalah salat satu metoda yang mempelajari sifat-sifat


aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya dari permukaan
bumi. Besaran fisis yang dicari adalah tahanan jenis batuan akibat adanya medan
potensial dan arus yang diinjeksikan ke bawah permukaan bumi. Pada dasarnya
metode ini didekati menggunakan konsep perambatan arus listrik di dalam
medium yang homogen isotropis, dimana arus listrik bergerak ke segala arah
dengan nilai sama besar. Sehingga jika terjadi penyimpangan dari kondisi ideal
(homogen isotropis), maka penyimpangan ini (anomali) yang justru yang diamati.
Nilai tahanan jenis batuan berhubungan dengan sifat fisisnya antara lain derajat
saturasi air, porositas, permeabilitas dan formasi batuan.

Prinsip kerja dari Metoda Geolistrik ini adalah arus listrik diinjeksikan ke
dalam bumi melalui dua buah elektoda urus. Beda potensial yang terjadi diukur
melalui dua buah elektroda potensial, dari hasil pengukuran arus dan beda
potensial untuk setiap jurak elektroda tertentu, dapat ditentukan variasi harga
tahanan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur.

Umumnya, metode ini hanya baik untuk ekplorasi dangkal dengan


kedalaman maksimuk sekitar 200 meter. Jika kedalaman lapisan lebih dari harga.
Tersebut, maka informasi yang diperoleh kurang akurat, hal ini disebabkan dengan
bentangan yang besar dengan maksud mendapatkan penetrasi kedalaman di atas
200 m, maka arus yang mengalir akan semakin lemah dan tidak stabil akibat
perubahan bentangan yang semakin besar. Karena itu, metode ini jarang
digunakan untuk eksplorasi dalam, sebagai contoh untuk eksplorasi minyak.
Metode Geolistrik ini banyak digunakan di dalam pencarian air tanah, memonitor
pencemaran air dan tanah, eksplorasi geotermal, aplikasi geoteknik, pencarian
bahan tambang, dan untuk penyelidikan dibidang arkeologi, jadi prinsipnya untuk
eksplorasi yang tidak terlalu dalam.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum geolistrik yang dilakukan kali ini adalah
sebagai berikut :

a. Praktikan dapat memahami konsep resistivitas dengan menggunakan


konfigurasi wanner.
b. Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan data dengan software
Res2dinv.
c. Praktikan dapat membaca dan memahami hasil interpretasi pada
penampang Resistivitas.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Metode Geolistrik Resistivitas

Metode geolistrik ialah salah satu metode dalam bidang geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Tujuan dari metode geolistrik untuk
mengetahui distribusi resistivitas bawah permukaan dengan mengukur di
permukaan bumi (Loke, 2000). Resistivitas batuan dihubungkan dengan
bermacam-macam parameter geologi, seperti mineral dan fluida yang mengisi
batuan, porositas dan tingkat pemenuhan air di dalam batuan. Metode geolistrik
sudah digunakan di hidrogeologi, pertambangan, dan penyelidikan geoteknik.
Baru-baru ini metode geolistrik sudah dim untuk survei lingkungan (Loke, 2000).

Metode geolistrik resistivitas menggunakan arus listrik yang diinjeksikan


ke dalam bumi melalui dua elektroda arus C. dan C ₂ (A dan B pada Gambar
dibawah.). Beda potensial yang timbul sebagai akibat injeksi arus (41) diukur
melalui dua elektroda potensial P, dan P2 (M dan N) (Hauck and Kneisel, 2008).
Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda
tertentu, maka dapat menentukan variasi harga resistivitas masing-masing lapisan
di bawah titik ukur (titik sounding) atau sering disebut datum.

2.2 Sifat Kelistrikan Batuan (Resistivitas)

Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan dalam


menghantarkan arus listrik. Batuan dapat dianggap sebagai medium listrik seperti
pada kawat penghantar listrik, sehingga mempunyai resistivitas. Resistivitas
batuan adalah hambatan dari batuan terhadap aliran listrik. Resistivitas batuan
dipengaruhi oleh porositas, kadar air, dan mineral. Nilai resistivitas dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Batuan berpori yang terisi oleh air maka nilai resistivitas listriknya
berkurang dengan bertambahnya kandungan air. Begitu pula sebaliknya, nilai
resistivitas listriknya akan bertambah dengan berkurangnya kandungan air dalam
batuan (Telford dkk, 1990). Aliran arus listrik di dalam batuan dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara
elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.

1. Konduksi Secara Elektronik

Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron
bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-
elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini juga dipengaruhi oleh karakteristik
masing-masing batuan yang dilewatinya. Salah satu karakteristik batuan tersebut
adalah resistivitas yang menunjukan kemampuan batuan untuk menghantarkan
arus listrik.

2. Konduksi Secara Elektrolitik

Sebagian besar batuan merupakan penghantar yang buruk dan memiliki


resistivitas yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porous dan memiliki pori-
pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadi
penghantar elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion
elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porous bergantung
pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika
kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan
semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang. Menurut hukum
Archie:

𝜌𝑒 = 𝛼∅ −m S−n ρ w

Dimana:
𝜌𝑒 : Resistivitas batuan
𝛼∅ : Porositas
𝑆 : Fraksi pori-pori yang berisi air
𝜌𝑤 : Resistivitas air
𝑚 : Faktor sedimentasi
𝑎, n : Konstanta

3. Konduksi Secara Dielektrik

Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran


listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit,
bahkan tidak ada sama sekali, tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari
luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti,
sehingga terjadi polarisasi.

Tabel 2.1 Nilai Resistivitas Batuan (Telford dkk, 1990)

MATERIAL RESISTIVITAS
Udara (Air) ~
Pirit (pyrite) 0.01 - 100
Kwarsa (Quartz) 500 - 800000
Kalsit (Calcite) 1x1012 - 1x1013
Garam Batu (Rock salt) 30 - 1x1013
Granit (Granite) 200 - 10000
Andesit (Andesite) 1.7 x 102- 45x104
Basalt Basah (wet) 1000 - 4x104
Basalt Kering (dry) 10 – 1.3x107
Gamping (Limostone) 500 – 10000
Batu Pasir (Sandstone) 200 – 8000
Batu Tulis (Shales) 20 – 2000
Pasir (Sand) 1 – 1000
Lempung (Clay) 1 – 100
Air Tanah (Ground water) 0.5 – 300
Air asin (Sea water) 0.2
Magnetit (Magnetite) 0.01 – 1000
Kerikil Kering (Dry gravel) 600 – 10000
Aluvium (Alluvium) 10 – 800

2.3 Metode Geolistrik Tahanan Jenis (Metode Resistivity)

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari
kelompok geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan permukaan
dengan mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi.
Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal. Prinsip dalam
metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui beberapa
elektroda arus,sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melali elektroda
potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh
variasi harga resistivitas listrik pada lapisan dibawah titik ukur.

Melode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus


listrik dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi kemudian diukur beda
potensial diantara beberapa buah elektroda potensial. Pada keadaan tertentu,
pengukuran bawah permukaari dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu
variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan
membawa sutu informasi tentangstruktur dan material yang dilewatinya. Prinsip
ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif
atau seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki derajat yang
berbeda dalam menghantarkan arus listrik. Metode ini biasa digunakan untuk
mencari akuifer dan penyebaran lapisan bawah tanah.

2.4 Self Potential (SP)


Metode self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya
dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan
potensial alami tanah diukur melalui beberapa titik dipermukaan tanah. Potensial
yang dapat diukur berkisar antara beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.

Self potential adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang
diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang
dikontrol oleh air tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial
elektrokinetik, sedangkan proses kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia
(potensial liquidjunction potensial nernst) dan potensial mineralisasi.

Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari lapangan


merupakan gabungan dari 3 (tiga) komponen dengan panjang gelombang yang
berbeda, yaitu efektopografi (TE), SP noise (SPN), dan SP sisa (SPR). Metode
potensial diri (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya
adalah mengukur tegangan statisalam (static natural voltage) yang berada di
kelompok titik-titik di permukaan tanah.

Potensial diri umumnya berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral


sulfide (weathering of sulphide mineral body) perubahan dalam sifat-sifat batuan
(kandungan mineral) pada daerah kontak-kontak geologi, aktivitas bioelektrik dari
material organik, korosi, perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di bawah
permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya. Metode ini biasa digunakan
untuk mencari kebocoran pipa dan kerentanan struktur bangunan.

Pengukuran SP dilakukan pada lintasan tertentu dengan tujuan untuk


mengukur beda potensial antara beberapa titik yang berbeda sebagai V_1dan V_2.
Cara untuk melakukan pengukurannya ialah dengan menggunakan beberapa buah
elektroda yang biasanya menggunakan ‘phorouspot’ untuk memperoleh kontak
yang baik antara elektroda dan lapisan tanah.

2.5 Induce Polarization (IP)

Pada prinsipnya dilakukan dengan cara memutuskan arus listrik yang


diinjeksikan ke dalam permukaan bumi. Selanjutnya tampak bahwa beda potensial
antara beberapa elektroda tidak langsung menunjukkan angka nol saat aur tersebut
diputuskan tetapi turun secara perlahan dalam selang waktu tertentu. Sebaliknya
apabila dihidupkan maka beda potensial akan kembali pada posisi semula dalam
waktu yang sama. Gejala polarisasi terimbas dalam batuan termineralisasikan
terutama ditentukan reaksi elektrokimia pada bidang batas antar mineral-mineral
logam dan larutan dalam batuan. Gejala IP dapat dilakukan dengan mengalirkan
arus terkontrol melalui bahan yang akan diselidiki. Metode ini biasa digunakan
untuk mencari mineral seperti emas.

2.6 Software Res2dinv

Res2dinv adalah software yang digunakan mengolah data geolistrik dari


satu atau lebih titik vertikal electrical sounding (VES). RES2DINV menfolah data
geolistrik yan menggunakan induced polarization (IP) dengan berbagai macam
konfigurasi misalnya Schlumberger, Wenner, dan lain-lain.

Penggunaan RES2DINV mencakup beberapa tahap. Tahapan dalam


penggunaan software RES2DINV adalah input data dapat dilakukan dari data
langsung lapangan (berupa data AB/2, V, I dan K) atau data tidak langsung (data
AB/2 dan p). Data olahan RES2DINV berupa data resistivity layer, grafik log
resistivity terhadap AB/2, resistivity cross section, serta pseudo cross section yang
merupakan tampakan nilai resistivitas semu yang diperoleh berdasarkan
pengukuran di lapangan, dan bentuk resistivity cross section yang merupakan
tampakan nilai resistivitas sebenarnya yang diperoleh dari inversi nilai resistivitas
semu. Data hasil olahan dapat di export tersadapat bug atau error kecil sehingga
dalam tahapan pengolahan tertentu program harus di restart (mengeluarkan
program kemudian menjalankan program kembali.

Penggunaan software sangat mudah yaitu dengan memasukkan data


potensial dan arus kemudian melakukan inversi, selanjutnyaa akan diketahui nilai
tahanan jenis, kedalaman, ketebalan serta jumlah lapisan. Setelah diketahui nilai
tahanan jenis, kedalaman, ketebalan serta jumlah lapisan maka proses selanjutnya
yaitu interpretasi (Kurniawan, 2009).
Perbandingan antara metode curve matching dengan program RES2DINV
yaitu pada metode curve matching, parameter ketebalan dan true resistivity
dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian kurva
menjadi beberapa bagian. Umumnya hasil perhitungan secara manual memberikan
hasil yang kurang optimal dan bila dilihat angka kesalahannya umumnya di atas
10%. Software RES2DINV kemudian mengoreksi kombinasi nilai ketebalan dan
true resistivity untuk mendapatkan angka kesalahan RMS error terkecil setelah
terhadi sekian kali iterasi.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelakasanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 15 Maret 2024 pukul 9.00
WIB yang bertempat di Laboratorium Jurusan Teknik Peertambangan Universitas
Bangka Belitung Pada praktikum Pengenalan Alat Geolistrik yang dilakukan di
labolatorim membahas tentang pengenalan alat dalam geolistrik Metode geolistrik
adalah salah satu metoda geofisika yang didasarkan pada penerapan konsep
kelistrikan pada masalah kebumian Tujuannya adalah untuk memperkirakan sıfat
kelistrikan medium atau formasi batuan bawah permukaan terutama
kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduktivitas
atau resistivitas).
3.2 Peralatan Praktikum
Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
1. Laptop, digunakan untuk menginput data pada software.
2. Data Lapangan, digunakan untuk agar bisa menghasilkan penampang
resistivitas.
3.2.2 Bahan
1. Alat Tulis, yang digunakan sebagai media untuk mencatat data yang telah
didapatkan, melakukan perhitungan spontan dilapangan, dan juga pada
saat pengerjaan kuis
3.3 Langkah – langkah Praktikum
1. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian diinput pada excel, dan
dilakukan perhitungan pada kolom berikut, berupa ketentuan jumlah
datum, spasi, rho, metode yang digunakan.

2. Data yang dihitung kemudian di block dan di copy pada notepad.


Selanjutnya data tersebut di-save.

3. Membuka software Res2dinv dengan klik Run As Administrator.


4. Lalu buka data yang telah disave di notepad, lalu klik OK dan data telah
terbaca (completed)

5. Klik Inversion lalu Model Discretization kemudian Use Model Refinement

6. Pilih Use Model Cells With Width Of Half The Unit Spacing kemudian
klik OK.
7. Selanjutnya muncul pada layar Message klik OK.

8. Input 2D resistivity data file (*text) kemudian klik open.

9. Tampilan pada layar adalah spasi yang digunakan adalah 1 dengan jumlah
datum.
10. Langkah selanjutnya adalah mengklik Change Setting, pilih Mesh
Parameters lalu Finite Mesh Grid Size.

11. Kemudian choose number of nodes pilih 4 nodes kemudian klik ok.

12. Klik changes settings, pilih Mesh Parameters lalu Use Finite Elements
Method.
13. Kemudian Type of Forward Modelling Method pilih Finite Element dan
Trapezoidal kemudian klik OK.

14. Klik Changes Settings, pilih Mesh parameters lalu Mesh Refinement.

15. Kemudian Type Of Mesh For Forward modelling method pilih Finest
Mesh dan Choose 4 Nodes kemudian klik OK.
16. Klik change settings, pilih Inversion Progress Setting lalu pilih RMS
Convergence Limit.

17. Pada Enter Percentage RMS error ganti 1000 menjadi 1 kemudian klik
OK.

18. Klik Inversion, pilih Inversion Methods and settings lalu pilih Include
Smoothing of Model Resistivity.
21. Kemudian pada Smoothness Constrain pilih Yes kemudian OK.

22. Klik Inversion, pilih Inversion Methods and Settings lalu pilih Use
Combined inversion Method.

23. Kemudian pada Use combined marquardt and Occam inversation


kemudian klik ok.
24. Klik inversion, pilih Inversion Methods and Settings lalu pilih Choose
Logarithm of apparent resistivity.

25. Kemudian pilih Use Apparent Resistivity kemudian pilih OK.

26. Klik Inversion, pilih Least-Squares inversion kemudian akan muncul hasil
dari data.
27. Selanjutnya dapat dilihat bahwa untuk nilai error nya 48,4% untuk
memperkecil nilai errornya dapat diubah dengan mengklik Edit lalu pilih
Exterminated Bad Datum Points.

29. Setelah Bad Data Points muncul barulah kita pilih point yang tidak sesuai
dengan lintasan yang kita pakai yaitu metode Konfigurasi Wenner.
30. Selanjutnya pilih Exit, lalu Quit edit window kemudian akan muncul menu
save.

31. Kemudian save Bad Data Points yang telah diperbarui dengan format
(*.txt)

32. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan data tadi yang telah diperbarui
dan di-save kemudian mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-
langkah sebelumnya untuk mendapatkan hasil error yang lebih sedikit.
Hasil perbaikan data error tadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Dapat dilihat bahwa tingkat error berkurang dari 48,4 % menjadi 36,1 %.

33. Hasil dari pengolahan data pada RES2DINV dapat disave dengan memilih
print dan save data dalam bentuk BMP.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Alat geolistrik

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan untuk


mengetahui sifat sifat kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan tanah
dengan cara mengindekskan arusn Listrik ke dalam tanah. Brikut alat alat yang
digunakan dalam pengukuran geolistrik:
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pertemuan pertama pada praktikum yang telah dilaksanakan,
maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan
mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan
tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik
merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal
dari luar sistem. Tujuan utama dari metode jasa geolistrik ini sebenarnya
adalah mencari resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Resistivitas atau
tahanan jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukkan
tingkat hambatan listriknya terhadap arus listrik. Batuan yang memiliki
resistivitas makin besar, menunjukkan bahwa batuan tersebut sulit untuk
dialiri oleh arus listrik. Selain resistivitas batuan, metode geolistrik juga
dapat dipakai untuk menentukan sifat-sifat kelistrikan lain seperti potensial
listrik dan medan induksi.
2. Alat-alat yang digunakan pada penerapan geolistrik ada 9 alat, yaitu
resistivity meter, kabel elektroda, batang elektroda, palu geologi, accu,
switch control, GPS (Global Positioning System), Meteran, dan Laptop.
3. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam metode geolistrik,
salah satunya teknik Sounding. Teknik Sounding bertujuan untuk
mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara
vertikal dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger.

5.2 Saran
Pemilihan tempat pada saat melakukan praktikum geolistrik ada baiknya
di tempat amblesan atau permukaan tanahnya yang agak menurun. Atau juga
dapat dilokasi yang memiliki permukaan yang tidak datar. Selain itu juga baiknya
dilakukan juga menggunakan metode yang lain, agar mahasiswa dapat menguasai
seluruh metode.
DAFTAR PUSTAKA

Kearey, Philip. 2002. An Intoduction to Geophysical Exploation. Third Edition.


USA : Blackwell Science Ltd.

Hapsari Berlina Serli. 2013 . Interpretasi Data Geolistrik Untuk Memetakan


Potensi Air Tanah Dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di
Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Skripsi, Falkutas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : Penerbit ITB.

Yodi.P, 2003. Geolisrik-sejarah. Batara Yukum, Yogyakarta.

Asikin, Sukandar, 2004. Metoda geolistrik Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Aldes.P. 2007. Geo-listrik Jayamahe, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai