Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODE GEOFISIKA

MELANI PUTRI
09320200041
C3

GEOFISIKA TAMBANG
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah baik di dalam


maupun permukaan bumi ataupun diluar permukaan bumi karena tanahnya yang
subur dan fenomena struktur geologi seperti rongga di bawah permukaan, patahan
dan retakan tanah sering terjadi di Indonesia.
Metoda geolistrik tahanan jenis yang dikenal juga dengan sebutan metoda
resistivitas merupakan metoda yang bersifat dinamik (aktif), karena menggunakan
gangguan aktif berupa injeksi arus yang dipancarkan ke bawah permukaan bumi.
Metode IP merupakan metode yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestigasi
struktur permukaan bumi yang mengandung deposit mineral. Dengan mengalirkan
arus listrik kedalam bumi kemudian mengamati beda potensial yang terjadi setelah
arus listrik dihentikan. Metode VLF-EM merupakan metode elektromagnetik yang
sinyalnya menggunakan gelombang radio dengan frekuensi 15-30 kHz. Medan
elektromagnetik VLF dihasilkan oleh pemancar gelombang radio dengan daya yang
besar yaitu 100-1000 KW dengan frekuensi 15-30 kHz dan panjang gelombang 10-
20 km. Magnetotelurik (MT) adalah metode geofisika pasif yang mengukur variasi
waktu medan listrik dan medan magnet alami di permukaan bumi (Cagniard, 1953).
Metode ini memanfaatkan sifat fisika batuan yaitu, resistivitas. Metode tahan jenis
(geolectrical, MT, AMT/CSAMT dan TEM) adalah metode geofisika yang paling
penting dalam eksplorasi panas bumi.

Metode geolistrik cukup sederhana, murah dan sangat rentan terhadap gangguan
sehingga cocok digunakan dalam eksplorasi dangkal (Ngadimin, 2001). Saat ini
metode geolistrik banyak digunakan dalam pencarian air tanah, menentukan lokasi
sumber energi dan mineral, memberikan informasi tentang struktur, komposisi
batuan di bawah permukaan, monitoring rembesan limbah, aplikasi geoteknik,
eksplorasi geothermal dan untuk penyelidikan di bidang arkeologi. Menurut
Reynolds (1997) pada bidang geoteknik, metode geolistrik banyak digunakan untuk
mengetahui letak rongga di bawah permukaan, patahan dan retakan, penentuan
kedalaman batuan dasar, dan lain-lain. Menggunakan geolistrik resistivitas, Supeno,
dkk (2008) melakukan penelitian dengan hasil penelitian terdiri dari empat lapisan
tanah yang tersusun atas tanah lanau lempung berpasir, lanau pasir, dan lanau pasir
berlempung.
1.2 Rumusan Masalah
a. Mengetahui metode geofisika
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui metode-metode geofisika .
1.4 Manfaat Penelitian
a. Memahami tujuan dan pengguanaan metode serta tata cara pengolahan
dengan menggunakan metode geofisika.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Resistivitas


Metoda geolistrik tahanan jenis yang dikenal juga dengan sebutan metoda
resistivitas merupakan metoda yang bersifat dinamik (aktif), karena menggunakan
gangguan aktif berupa injeksi arus yang dipancarkan ke bawah permukaan bumi.
Metoda ini sering digunakan untuk eksplorasi air tanah karena sifat kelistrikan
batuan (lapisan bumi) sangat dipengaruhi oleh keberadaan air tanah yang terkandung
di dalamnya. Sifat kelistrikan batuan yang relatif resistif akan menjadi relatif
konduktif jika tersaturasi air. Hal ini cukup bermanfaat dalam memprediksikan
keberadaan lapisan bumi yang tersaturasi air (akifer).
Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metoda ini dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu metoda resistivity mapping dan sounding (drilling). Metoda
resistivity mapping merupakan metoda resistivitas yang bertujuan untuk mempelajari
variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu,
pada metoda ini digunakan konfigurasi elektroda yang sama untuk setiap titik
pengamatan di permukaan bumi. Setelah itu baru dibuat kontur isoresisitivitasnya.
Sementara metoda resistivity sounding juga dikenal sebagai resistivity drilling,
resistivity probing dan lain-lain. Hal ini disebabkan metoda ini bertujuan untuk
mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertical
(Geolistrik & Jenis, n.d.)
2.2 Metode Polarisasi Terimbas
Metode IP merupakan metode yang dapat dimanfaatkan untuk
menginvestigasi struktur permukaan bumi yang mengandung deposit mineral.
Dengan mengalirkan arus listrik kedalam bumi kemudian mengamati beda potensial
yang terjadi setelah arus listrik dihentikan. Jika arus diputus, beda potensial tidak
langsung menjadi nol, tetapi akan meluruh terhadap waktu dan berangsur-angsur nol.
Metode dipole-dipole dapat memetakan bawah permukaan secara dua dimensi, yaitu
lateral dan sounding secara bersamaan. Yakni dengan menggeser elektroda tegangan
sejauh na, maka akan didapatkan data secara sounding. Sedangkan untuk
mendapatkan data secara latera dengan memindahkan elektroda arus searah dengan
pergerakkan elektroda tegangan (Rusyda et al., 2014)

2.3 Metode Very Low Frequency (VLF)

Metode VLF-EM merupakan metode elektromagnetik yang sinyalnya menggunakan


gelombang radio dengan frekuensi 15-30 kHz. Medan elektromagnetik VLF
dihasilkan oleh pemancar gelombang radio dengan daya yang besar yaitu 100-1000
KW dengan frekuensi 15-30 kHz dan panjang gelombang 10-20 km. Sistem
penerapan metode elektromagnetik secara sederhana. Prinsip kerja VLF adalah
pemancar memancarkan sinyal berupa gelombang elektromagnetik primer melalui
ionosfer. Komponen medan elektromagnetik primer dapat dianggap sebagai
gelombang yang berjalan secara horizontal. Jika di bawah permukaan terdapat suatu
medium yang konduktif, maka komponen medan magnetik dari gelombang
elektromagnetik primer akan menginduksi medium tersebut sehingga akan
menimbulkan arus induksi (Eddy Current) dengan kata lain jika material bersifat
konduktif ketika dikenai medan magnet bergerak maka akan terinduksi menimbulkan
arus eddy (semakin besar arus eddy semakin besar rapat muatannya) (Purwanto et
al., 2015)

2.4 Metode Magneto-Telluric (MT)

Magnetotelurik (MT) adalah metode geofisika pasif yang mengukur variasi


waktu medan listrik dan medan magnet alami di permukaan bumi (Cagniard, 1953).
Metode ini memanfaatkan sifat fisika batuan yaitu, resistivitas. Metode MT yang
mampu mengukur resistivitas batuan dan memiliki efisiensi tinggi salah satunya
adalah metode Audio-Magneto Telluric atau AMT (Berktold, 1983). Metode AMT
menggunakan gelombang elektromagnetik alami berfrekuensi 8 Hz - 20 kHz
(Cagniard, 1953). Metode ini mampu memberikan informasi kedalaman hingga ± 2
km pada titik tertentu (Hoover & Long, 1976). Berdasarkan para peneliti terdahulu,
metode MT merupakan metode yang efisien dalam menentukan batas perlapisan
batuan dan struktur geologi, tentunya akan dapat pula digunakan untuk menentukan
bidang gelincir dari longsor purba. Oleh karena pada umumnya bidang gelincir dari
rockslide berupa struktur sesar atau kekar yang melibatkan kontak antar perlapisan.
Penggunaan data AMT sebanyak 9 titik diharapkan mampu memberikan informasi
lebih mengenai struktur resistivitas hingga kedalaman bidang dasar sesar (failure
base plane) atau bidang gelincir dari paleo-rockslide Parangtritis (Hidayatika et al.,
2020)

2.5 Metode Elektromagnetik (CSAMT, GPR)

Metode tahan jenis (geolectrical, MT, AMT/CSAMT dan TEM) adalah metode
geofisika yang paling penting dalam eksplorasi panas bumi. Alasannya adalah bahwa
resistivitasnya sangat sensitif terhadap proses perubahan suhu dan panas bumi dan
secara langsung terkait dengan parameter yang mengkarakterisasi Reservoir Metode
MT dan AMT secara umum sama, hanya saja keduanya berbeda pada frekuensi yang
digunakan. Metode AMT menggunakan frekuensi dari rentang 0,1 Hz hingga 10
kHz. Dengan rentang frekuensi ini, cocok untuk digunakan dalam menentukan
struktur geologi di daerah panas bumi. Baik MT dan AMT/CSAMT diakui sebagai
metode geofisika yang handal dalam eksplorasi panas bumi karena keduanya
menghasilkan struktur resistivitas yang kurang lebih terkait dengan rezim suhu
bawah permukaan. Namun, dari sudut pandang empiris terkadang CSAMT
memberikan hasil yang lebih baik daripada metode lainnya misalnya MT di
eksplorasi panas bumi (Geomagnetik, 2015)
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Metode Resistivitas

Perhitungan Nilai Resistivitas. Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis


(resistivitas) diperlukan pengetahuan mengenai perbandingan posisi titik pengamatan
terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik tersebut akan mempengaruhi besar
medan listrik yang akan diukur. Metode yang biasa digunakan pada pengukuran
resistivitas secara umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi
dengan menggunakan dua elektroda arus (C1 dan C2), dan pengukuran beda
potensial dengan menggunakan dua elektroda potensial (P1 dan P2).

r1 = jarak dari titik P1 ke sumber arus positif r2 = jarak dari titik P1 ke sumber arus
negatif r3 = jarak dari titik P2 ke sumber arus positif r4 = jarak dari titik P2 ke
sumber arus negative

Besaran koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan dinamakan faktor


geometri. Faktor geometri dari beda potensial yang terjadi antara elektroda potensial
P1, P2 yang diakibatkan oleh injeksi arus pada elektroda arus C1, C2 adalah :
Dari besarnya arus dan beda potensial yang terukur maka nilai resistivitas dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :

dimana K adalah faktor geometri yang tergantung oleh penempatan elektroda di


permukaan. Arus listrik lebih mudah mengalir melalui bahan yang konduktivitasnya
lebih tinggi dan resistivitasnya lebih rendah. Sebagian besar mineral pembentuk
batuan sangat miskin konduktor elektronik, kecuali untuk beberapa jenis biji mineral.
Listrik lebih banyak dihantarkan oleh ion-ion dari fluida yang terdapat dalam pori-
pori, rekahan dan retakan serta sepanjang batas butiran. Oleh karena itu faktor utama
penentu resistivitas batuan adalah porositas terhubung, permeabilitas, saturasi fluida
dan resistivitas fluida.
3.2 Metode Polarisasi terimbas (induced polarization atau IP)

Metode dipole-dipole dapat memetakan bawah permukaan secara dua dimensi, yaitu
lateral dan sounding secara bersamaan. Yakni dengan menggeser elektroda tegangan
sejauh na, maka akan didapatkan data secara sounding.

3.3 Metode Very Low Frequency (VLF)

Prinsip kerja VLF adalah pemancar memancarkan sinyal berupa gelombang


elektromagnetik primer melalui ionosfer. Komponen medan elektromagnetik primer
dapat dianggap sebagai gelombang yang berjalan secara horizontal. Jika di bawah
permukaan terdapat suatu medium yang konduktif, maka komponen medan magnetik
dari gelombang elektromagnetik primer akan menginduksi medium tersebut sehingga
akan menimbulkan arus induksi (Eddy Current) dengan kata lain jika material
bersifat konduktif ketika dikenai medan magnet bergerak maka akan terinduksi
menimbulkan arus eddy (semakin besar arus eddy semakin besar rapat muatannya).
Metode VLF-EM merupakan metode elektromagnetik yang sinyalnya menggunakan
gelombang radio dengan frekuensi 15-30 kHz. Medan elektromagnetik VLF
dihasilkan oleh pemancar gelombang radio dengan daya yang besar yaitu 100-1000
KW dengan frekuensi 15-30 kHz dan panjang gelombang 10-20 km. Sistem
penerapan metode elektromagnetik secara sederhana ditunjukkan pada Gambar

Besarnya daya radiasi yang dipancarkan oleh pemancar VLF yang memiliki satuan
Watt dan dinyatakan dengan persamaan berikut ini dengan V adalah tegangan yang
melalui antena, C adalah kapasitansi antena termasuk dipuncaknya, he adalah
ketinggian efektif antena (dapat didekati dengan ketinggian sebenarnya h) dan f
adalah frekuensi yang dioperasikan.

3.4 Metode Magneto-Telluric (MT)

Informasi mengenai konduktivitas medium dalam data MT diperoleh dari


penyelesaian persamaan Maxwell. Berdasarkan Cagniard (1953), pengukuran variasi
medan listrik (E) dan medan magnet (H) yang saling tegak lurus akan menghasilkan
impedansi (perbandingan E dan H). Impedansi menggambarkan sifat kelistrikan
bawah permukaan bumi (Cagniard, 1953), dirumuskan sebagai berikut:
dengan Z merupakan impedansi, sedangkan x dan y arah secara respektif. Impedansi
dapat pula dinyatakan sebagai besaran resistivitas ρ dan fasa φ, dapat dituliskan
sebagai berikut:

Dalam memperkirakan kedalaman penetrasi atau kedalaman investigasi gelombang


EM menggunakan besaran skin depth δ. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.5 Metode Elektromagnetik (CSAMT, GPR)

Metode tahan jenis (geolectrical, MT, AMT/CSAMT dan TEM) adalah


metode geofisika yang paling penting dalam eksplorasi panas bumi. Alasannya
adalah bahwa resistivitasnya sangat sensitif terhadap proses perubahan suhu dan
panas bumi dan secara langsung terkait dengan parameter yang mengkarakterisasi
Reservoir Metode MT dan AMT secara umum sama, hanya saja keduanya berbeda
pada frekuensi yang digunakan. Metode AMT menggunakan frekuensi dari rentang
0,1 Hz hingga 10 kHz. Dengan rentang frekuensi ini, cocok untuk digunakan dalam
menentukan struktur geologi di daerah panas bumi. Baik MT dan AMT/CSAMT
diakui sebagai metode geofisika yang handal dalam eksplorasi panas bumi karena
keduanya menghasilkan struktur resistivitas yang kurang lebih terkait dengan rezim
suhu bawah permukaan. Namun, dari sudut pandang empiris terkadang CSAMT
memberikan hasil yang lebih baik daripada metode lainnya misalnya MT di
eksplorasi panas bumi.
BAB V

KESIMPULAN

Metoda geolistrik tahanan jenis yang dikenal juga dengan sebutan metoda
resistivitas merupakan metoda yang bersifat dinamik (aktif), karena menggunakan
gangguan aktif berupa injeksi arus yang dipancarkan ke bawah permukaan bumi.
Metode IP merupakan metode yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestigasi
struktur permukaan bumi yang mengandung deposit mineral. Dengan mengalirkan
arus listrik kedalam bumi kemudian mengamati beda potensial yang terjadi setelah
arus listrik dihentikan. Metode VLF-EM merupakan metode elektromagnetik yang
sinyalnya menggunakan gelombang radio dengan frekuensi 15-30 kHz. Medan
elektromagnetik VLF dihasilkan oleh pemancar gelombang radio dengan daya yang
besar yaitu 100-1000 KW dengan frekuensi 15-30 kHz dan panjang gelombang 10-
20 km. Magnetotelurik (MT) adalah metode geofisika pasif yang mengukur variasi
waktu medan listrik dan medan magnet alami di permukaan bumi (Cagniard, 1953).
Metode ini memanfaatkan sifat fisika batuan yaitu, resistivitas. Metode tahan jenis
(geolectrical, MT, AMT/CSAMT dan TEM) adalah metode geofisika yang paling
penting dalam eksplorasi panas bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Geolistrik, M., & Jenis, T. (n.d.). Metoda Geolistrik Tahanan Jenis. 10–23.
Geomagnetik, D. (2015). Unnes Physics Journal. 4(1), 1–8.
Hidayatika, A., Mulyasari, R., & Juliarka, B. R. (2020). INTERPRETASI BIDANG
GELINCIR PALEO-ROCKSLIDE MAGNETO-TELLURIC ( AMT )
PARANGTRITIS PALEO-ROCKSLIDE SLIP SURFACE INTERPRETATION
USING AUDIO MAGNETO-TELLURIC ( AMT ) GEOPHYSICAL METHOD.
06(02), 121–130.
Purwanto, E. H., Minarto, E., Bahri, S., & Dolomit, A. (2015). Aplikasi Metode Very
Low Frequency Electromagnetic ( VLF-EM ) untuk Karakteristik Bawah
Permukaan di Daerah Kapur Desa Melirang Kecamatan Bungah Kabupaten
Gresik. XIX(November), 38–41.
Rusyda, A., Yulianto, T., Fisika, J., Sains, F., Diponegoro, U., & Struktur, I. (2014).
MANIFESTASI MINERAL EMAS SISTEM EPITHERMAL DENGAN METODE
POLARISASI TERIMBAS ( INDUCED POLARIZATION ) DI DAERAH “ X ”
KABUPATEN GARUT JAWA BARAT. 3(4), 285–290.

Anda mungkin juga menyukai