Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH RANGKUMAN

GENESA MINERAL DAN BATU BARA

NUR AFNI SEPTIANINGSIH


09320210127
C4

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
SKEMA PEMBENTUKAN BATU BARA

1. Defenisi batubara
• Secara definisi: Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik
(organoclastic sedimentary rock), dapat dibakar dan memiliki kandungan utama
berupa C, H, O.
• Secara proses (Genesa) : batubara adalah lapisan yang merupakan hasil akumulasi
tumbuhan dan material organik pada suatu lingkungan pengendapan tertentu, yang
disebabkan oleh proses syn-sedimentary dan post-sedimentary, sehingga
menghasilkan rank dan tipe tertentu

2. Tempat Terbentuknya Batubara


• Teori Insitu
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuk ditempat dimana tumbuhan-
tumbuhan asal itu berada
a) Belum mengalami transportasi
b) Segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami coalifikation
c) Penyebaran luas dan merata
d) Kualitas lebih baik karena kadar abunya relatif kecil
e) Contoh di Indonesia pada lapangan batubara Muara Enim Sumatera
• Teori Drift
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat yang berbeda dengan
tempat tumbuhan hidup dan berkembang
a) Mengalami transportasi
b) Terakumulasi disuatu tempat dan mengalami coalification
c) Penyebaran tidak luas, hanya setempat-setempat
d) Kualiatas kurang baik, banyak material pengotor selama proses pengankutan
e) Contoh pada lapangan batubara delta Mahakam purba, Kalimantan Timur

3. Faktor yang berpengaruh


a) Posisi Geotektonik
Adalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik
lempeng. Posisi geotektonik akan mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan
pengendapan batubara maupun kecepatan penurunannya
b) Topografi (morfologi)
Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena
menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk
c) Iklim
Kelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan batubara dan
merupakan faktor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai. Iklim tropis
dengan temperatur yang lembab pada umumnya sangat sesuai untuk pertumbuhan
flora dibandingkan pada wilayah yang lebih dingin
Siklus 7-9 tahun pada hutan rawa tropis ketinggian pohon sekitar 30m, sedangkan
pada iklim yang lebih dingin ketinggian pohon hanya 5-6 meter
d) Penurunan
Penurunan cekungan batubara dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik. Jika penurunan
dan pengendapan gambut seimbang akan dihasilkan endapan batubara tebal.
Pergantian transgressi dan regresi akan mempengaruhi pertumbuhan flora dan
pengendapannya, serta menyebabkan terjadinya infiltrasi material dan mineral yang
mempengaruhi mutu dari batubara yang terbentuk
e) Umur geologi
Makin tua umur batuan, makin dalam penimbunan yang terjadi, sehingga terbentuk
batubara yang bermutu tinggi
Tetapi ada resiko mengalami deformasi tektonik membentuk lipatan dan patahan
pada batubara.
Faktor erosi juga dapat merusak bagian dari endapan batubara
f) Makin tua umur batuan, makin dalam penimbunan yang terjadi, sehingga terbentuk
batubara yang bermutu tinggi
Tetapi ada resiko mengalami deformasi tektonik membentuk lipatan dan patahan
pada batubara.
Faktor erosi juga dapat merusak bagian dari endapan batubara
g) Dalam pertumbuhan gambut, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan, baik secara
fisik maupun kimiawi. Dalam suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia
yang berakibat keluarnya air (H2O), dan sebagian unsur karbon akan hilang dalm
bentuk CO2, CO, dan CH4, sehingga unsur karbon akan bertambah.
h) Struktur cekungan batubara
Terbentuknya batubara pada cekungan batubara pada umumnya mengalami
deformasi oleh gaya tektonik, yang akan menghasilkan batubara dengan bentuk-
bentuk tertentu.
i) Metamorfosa organik
Terjadinya proses penimbunan oleh sedimen baru pada batubara, maka proses
biokimia akan tergantikan oleh proses dinamokimia yang menyebabkan terjadinya
perubahan gambut menjadi batubara dengan berbagai mutu, akibat faktor tekanan dan
waktu. Ketebalan lapisan sedimen akan menyebabkan bertambahnya tekanan dan
mempercepat proses metamorfosa organik, yang mengubah gambut menjadi
batubara.
Skema Pembentukan Batubara
SIFAT UMUM BATUBARA

Batubara merupakan campuran padatan yang heterogen dan terdapat di alam dalam
tingkat/grade yang berbeda mulai dari lignit, subbituminus, bituminus, dan antrasit.

1. Sifat Fisik Batubara


• Berwarna coklat sampai hitam
• Menyerupai batuan dan padat
• Mudah terbakar atau menyala
• Bersifat kedap cahaya, kecuali dalam sayatan tipis
• Zat padat non kristalin
• Berkilap kusam sampai brillian
• Mempunyai berat jenis antara 1-1,7
• Kekerasan bervariasi dari 0,5-2,5
• Bersifat getas
• Pecahan kasar sampai konkoidal

Peat Increasing rank Anthracite


2. Sifat Batubara jenis antrasit
• Warna hitam sangat mengkilap dan kompak
• Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi
• Kandungan air sangat sedikit
• Kandungan abu sangat sedikit
• Kandungan sulfur sangat sedikit
3. Sifat batubara jenis bitumine/subbitumine
• Warna sangat mengkilap, tidak kompak
• Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi
• Kandungan air sedikit
• Kandungan abu sedikit
• Kandungan sulfur sedikit
4. Sifat batubara jenis lignit
• Warna hitam, sangat rapuh
• Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit
• Kandungan air tinggi
• Kandungan abu banyak
• Kandungan sulfur banyak
KARAKTERISTIK BATUBARA

Tiga karakteristik yang membedakan batubara yang satu dengan yang lainnya, yaitu:
1. Tipe Batu Bara
Tipe batubara terbentuk pada saat proses penggambutan, dan ditentukan oleh jenis
tumbuhan tingkat degradasi (penguraian) sisa tanaman
Tipe batubara dibedakan secara makroskopik dan mikroskopik
Secara makroskopik tipe batubara dibagi berdasarkan lingkungan pengendapannya,
yaitu:
- Batubara Sapropelic
- Batubara Humic
- Batubara Humosapropelik
Secara mikroskopik tipe batubara dibedakan berdasarkan maceral yang terdapat
didalamnya
2. Rank Batu Bara
Rank batubara adalah tingkat kematangan bahan organik dalam proses pembatubaraan
dari lignit sampai antrasit. Makin tinggi tingkat pembatubaraan, makin tinggi rank
batubara
Walaupun tidak selalu linear, kenaikan rank selalu diikuti oleh:
- Naiknya kandungan karbon dan nilai kalor
- Turunnya kandungan hidrogen, oksigen dan zat terbang
- Turunnya kadar inherent moisture (kadar air tertambat)
- Dalam menentuan peringkat batubara dapat dilakukan dengan berbagai metoda dan
parameter, antara lain : kadar air lembab (moisture), zat terbang (volatile matter),
karbon padat (fixed carbon), nilai kalori (caloritific value), reflektansi vitrinit serta
karbon dan oksigen.
- Pada metoda petrogarfi batubara penentuan peringkat batubara mengacu pada hasil
pengukuran reflektansi vitrinit. Selain dalam prakteknya lebih cepat dan mudah,
metoda ini juga lebih tepat dalam menentukan peringkat batubara dibandingkan
dengan metoda yang lain. Hal ini dikarenakan reflektansi vitrinit lebih berkaitan
langsung dengan pengamatan kondisi maupun struktur maseral batubara, yang mana
struktur maseral batubara tersebut lebih mencerminkan seri pembatubaraan yang
dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur.
3. Grade Batu Bara
Grade batubara lebih ditekankan pada pembahasan bahan pengotor anorganik
yang disebut mineral matter. Makin tinggi kadar mineral matter, makin rendah grade
batubara. Sebaliknya makin rendah mineral matter batubara makin tinggi grade
batubaranya.
Pengendapan batubara dapat dibahas dalam dua tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan megaskopik
Dimana sedimentologi batubara ditempatkan dalam sistem sedimentasi sekelilingnya
2. Tingkatan Mikroskopik
Untuk menginterpretasi sedimentologi dalam rawa gambut (Peat swamp)
Faktor-faktor dalam proses sedimentasi yang mempengaruhi karakteristik batubara:
▪ Tipe pengendapan
▪ Komunitas tanaman
▪ Oksidasi reduksi
▪ Aktivitas bakteri, pH, terdapatnya belerang, dll
Tipe Pengendapan batubara
• Autochtonous: Tempat batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya proses
pembatubaraan dan sama pula dengan tempat dimana tumbuhan berkembang (hidup).
Istilah autochtonous dikenal juga dengan istilah “Insitu”. Batubara tipe ini dicirikan
oleh adanya sisa akar, sisa kayu pada posisi tumbuh
• Allochtonous: Endapan batubara yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari
tempat lain. Tempat terbentuknya batubara berbeda dengan tempat tumbuhan semula
berkembang kemudian mati. Istilah ini disebut juga “Drift”. Biasanya dicirikan oleh
tingginya kadar mineral matter.
Reaksi oksidasi-reduksi
• Proses oksidasi-reduksi dari sebuah rawa sangat penting dalam menentukan apakah
gambut terbentuk atau tidak.
• Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan permukaan air tanah secara perlahan. Persyaratan
awal terjadinya proses penggambutan adalah adanya air tergenang. Pada kondisi
tersebut bahan organik mengalami humifikasi

Anda mungkin juga menyukai