MODUL KE-II
PENGOLAHAN DATA VES
Oleh :
Jessica Egi Aulia Br Tarigan 121120160
Asisten :
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geolistrik
Metode geolistrik tahanan jenis didasarkan pada anggapan bahwa bumi
mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini, tahanan jenis yang
terukur merupakan tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak tergantung pada
spasi elektroda. Namun pada kenyataanya bumi tersusun atas lapisan-
lapisan dengan resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang
terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Karenanya,
harga resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan harga resistivitas
untuk satu lapisan saja
Keterangan :
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL
Pembahasan
Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki
keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan.
Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah tahanan jenis (specific resistivity,
conductivity, dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan
medan induksi serta sifat menyimpan potensial dan lain- lain). Metode Geolistrik
dapat mengetahui keadaan bawah permukaan dengan cara mengalirkan arus listrik
DC (dirrect current). Arus listrik DC yang diinjeksikan oleh elektroda arus
menimbulkan batuan dan tanah yang terkena memberikan nilai potensial tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam. Dimana pada akuisisi data jarak elektroda
AB lebih sering dipindahkan, pada praktikum ini juga menggunakan konfigurasi
Schlumberger, dimana Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan 4
eletkroda yaitu jarak atara elektroda A (arus) dan elektroda M (potensial) tidak sama
dengan jarak antara elektroda M dan elektroda N. Berdasarkan peta geologi Lembar
Tanjungkarang, daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Lampung yang
terdiri atas batuan tuf berbatu lempung, tuf riolitik, tuf padu tufit, batu lempung
tufan, dan batupasir. Batuan tuf ini berasal dari aktivitas gunungapi, baik dari erupsi
atau hasil dari deformasi akibat proses vulkanisme, tektonisme, ataupun
sedimentasi. Adapun kondisi lapangan pada saat melakukan akusisi data yaitu
Kondisi tanah dimana pada daerah penelitian terlihat kering dan beberapa titik yang
lembab, area tersebut dipenuhi oleh rumput-rumput liar disekitar daerah
pengukuran. Namun saat pengukuran berlangsung tetap berjalan kondusif tanpa
adanya ganguan. Kondisi Cuaca pada saat praktikum berlangsung kondisi cuaca
cerah berawan karena awal pengukuran dilakukan pada jam 10:24, kecepatan angin
sedang.
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengolahan data dari data hasil
akusisi yang diambil di sekitar ITERA. Pengolahan data kali ini menggunakan
Vertical Electrical Sounding (VES). Pengolahan data lebih lanjut menggunakan
software ipi2win untuk mendapatkan reistivitas bawah permukaan. Resistivitas itu
sendiri adalah suatu karakteristik yang dimiliki oleh suatu material untuk
menghambat suatu arus listrik dimana resistivitas tidak lagi terpengaruh oleh faktor
geometri dari material tersebut. Nilai resistivitas ini akan digunakan untuk melihat
terdapat berapa lapisan bawah permukaan dari apparent resistivity. Apparent
resistivity merupakan resistivitas yang dihitung dari nilai medan listrik dan medan
magnet dalam domain frekuensi. Karena frekuensi berkorelasi dengan kedalaman,
apparent resistivity dapat digunakan untuk merepresentasikan lapisan bawah
permukaan bumi. Setiap lapisan memiliki ketebalan lapisan yang berbeda-beda.
Hasil tersebut didapatkan dari inversi yang dilakukan pada ipi2win, yang dimana
jika kita mendapatkan nilai eror yang kecil maka akan lebih baik . Jika kita
mendapatkan nilai error yang besar, hal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh
kesalahan saat pengukuran dilapangan yang disebabkan oleh cuaca ataupun human
eror.
BAB V
KESIMPULAN
Conoras, W. A., Rasai, J., & Salahu, H. (2019). INTERPRETASI TAHANAN JENIS
BAWAH PERMUKAAN DAERAH MOROTAI MENGGUNAKAN GEOLISTRIK
SCHLUMBERGER CONFIGURATION VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING
1D (Vol. 12).
Firmansyah, A., Muchtar, A., & Antosia, R. M. (n.d.). Identifikasi Lapisan Keras
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Schlumberger (Studi
Kasus: Area Perencanaan Pembangunan Gedung Rektorat ITERA).
Loke, M. H. (2016). Tutorial: 2-D and 3-D Electrical Resistivity Survey. Springer.
Lara Ariska, Karyanto, Risky Martin Antosia. (2020). Identifikasi Lapisan Akuifer
Serta Lapisan Keras Menggunakan Data Vertical Electrical Sounding (VES)
Daerah Kebun Raya ITERA.
LAMPIRAN