MAGNETOTELLURIK
(Laporan Praktikum Elektromagnetik)
Oleh
Npm : 2155051006
Fakultas : Teknik
Kelompok : 1 (Satu)
i
PEMODELAN INVERSI 1-DIMENSI DATA
MAGNETOTELLURIK
Oleh
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................i
ABSTRAK. ..............................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ................................................................................1
B. Tujuan Praktikum .............................................................................1
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Modul Praktikum Elektromagnetik..........................................................5
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Magnetotellurik merupakan metode pasif geofisika yang memanfaatkan medan
magnet dan medan listrik alamiah bumi untuk mengetahui distribusi parameter
fisis bawah permukaan. Pada magnetotellurik 1 dimensi (MT 1D), terdapat 8
asumsi dasar yaitu: 1) Persamaan elektromagnetik Maxwell, 2) Bumi tidak
menghasilkan energi electromagnet, 3) Medan dapat dikonversi dan dianalisa
dari sumbernya, 4) Medan EM alami yang dihasilkan oleh sistem ionosfer
dianggap uniform, 5) Tidak terdapat akumulasi muatan bebas pada lapisan-
lapisan Bumi, 6) Bumi sebagai medium konduktor, 7) Medan perpindahan
elektrik bersifat kuasistatik, 8) Variasi permitivitas listrik dan permeabilitas
magnet dalam batuan diasumsikan tidak ada. Kedelapan asumsi dasar inilah
yang digunakan sebagai acuan penurunan persamaan-persamaan pada MT 1D.
Metode magnetotellurik melibatkan pengukuran fluktuasi medan listrik dan
medan magnet alami yang saling tegak lurus di permukaan bumi yang
digunakan untuk mengukur nilai konduktivitas batuan di bawah permukaan
bumi dari kedalaman beberapa meter sampai kedalaman beberapa kilometer.
Pada kasus magnetotellurik (MT) 1D, resistivitas hanya bervariasi terhadap
kedalaman sehingga model dapat direpresentasikan oleh lapisan-lapisan
horisontal dengan parameter model adalah resistivitas dan ketebalan tiap-tiap
lapisan. Proses inversi bertujuan untuk mendapatkan model optimal yang
dilakukan dengan cara mencari nilai minimum suatu fungsi obyektif. Fungsi
tersebut menggambarkan perbedaan antara data teoritik sebagai respons model
yang diberikan dengan data observasi.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami inversi 1D data magnetotellurik.
2. Mahasiswa mampu menggunakan software WinGLink.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengolahan dan pemodelan inversi 1D data
magnetotellurik.
II. TEORI DASAR
Geofisika menurut ilmu etimologi terdiri dari kata geo dan fisika. Secara garis
besar geofisika adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk
mengetahui dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan bumi, atau
dapat pula diartikan sebagai studi yang mempelajari bumi dengan menggunakan
prinsip-prinsip fisika. Ilmu geofisika bagi kebanyakan masyarakat umum masih
sering tertukar dengan ilmu geologi. Hal tersebut merupakan hal yang wajar
dikarenakan kedua ilmu kadang sulit dibedakan secara pasti karena memiliki
objek kajian yang sama. Geofisika adalah bagian utama dari ilmu alam dan
cabang inti (core) dari geologi. Hal ini berkaitan dengan proses fisika dan sifat
fisika bumi dan di sekelilingnya yang menggunakan metode kuantitatif dalam
analisisnya (Balasubramanian, 2017 dalam Syukri, 2020).
Metode geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi.
Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis yang
paling umum digunakan untuk mengukur penelitian yang memungkinkan
perbedaan di dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan struktur mengenal
lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi air dan mutu air (Todd, 1959).
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospek geofisika adalah
metode elektromagnetik (EM), biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Metode elektromagnetik merupakan metode geofisika yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan kebawah
permukaan bumi. Sumber gelombang elektromagnetik bisa berasal dari alam
(natural source) ataupun sumber buatan (artificial source). Pada metode EM
parameter yang diukur merupakan respon terhemp radiasi elektromagnetik yang
diterima oleh sensor atau receiver. Perubahan komponen- komponen medan
magnet akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur
bawah permukaan. Konsep penjalaran gelombang elektromagnetik di bumi dapat
dipahami sebagai proses induksi elektromagnetik (Jiracek, 2010).
medan magnet dan listrik yang ditransmisikan ke dalam bumi. Medan magnet H
menginduksi batuan konduktif dalam bumi. Jika terdapat benda konduktor atau
ore body dibawah permukaan bumi, medan magnetik ini menghasilkan arus listrik
yang dinamakan arus eddy atau arus tellurik. Arus ini akan menimbulkan medan
magnetik sekunder (B), maka terjadilah medan elektromagnetik sekunder. Medan
listrik dan medan magnetik sekunder ini yang akan diukur (Unsworth, 2006).
Metode magnetotellurik adalah salah satu metode geofisika pasif yang digunakan
untuk mengukur arus listrik alami dalam bumi, di mana arus litrik ini adalah hasil
respon yang dihasilkan oleh induksi magnet arus listrik di ionosfer. Metode ini
digunakan untuk menentukan sifat listrik bahan pada kedalaman yang relatif
besar. Metode ini mengukur potensi listrik pada stasiun pangkalan dan stasiun
survei dengan variasi medan magnet yang menghasilkan gelombang
elektromagnetik yang kontinyu dengan rentang frekuensi antara 104 – 10-5 Hz
(Rachman, 2016).
Adapun pada pengolahan data MT dilakukan dari data mentah berupa time series
sampai diperoleh nilai resistivitas semu dan fase. Teori yang digunakan pada
proses pengolahan data MT diantaranya adalah Fourier Transform untuk
mengubah data time series domain menjadi frequency domain, robust processing
yang berguna sebagai filter noise di awal, menghitung nilai impedansi,
menghitung nilai resistivitas semu dan fase, melakukan inverse 1 dan inverse 2
dimensi. terdapat data time series yang merupakan Salah satu time series terdiri
dari informasi tentang periode dan penetrasi kedalaman. Langkah awal dalam
pengolahan data adalah mentransformasikan dari domain waktu menjadi domain
frekuensi menggunakan transformasi fourier (Grandis, 1999).
Pemodelan menggunakan model 1-D yaitu hanya dapat diterapkan pada data yang
memenuhi kriteria data 1-D. Akan tetapi, dengan asumsi tertentu pemodelan 1-D
dapat pula diterapkan pada data yang dianggap mewakili kecenderungan lokal
atau struktur secara garis besar, misalnya impedansi invarian dan impedansi dari
TE mode. Adapun pada pemodelan 1-D menggunakan kurva sounding TE-mode
didasarkan atas anggapan bahwa pengukuran medan listrik searah jurus tidak
terlalu dipengaruhi oleh diskontinuitas lateral tegak lurus jurus. Teknik forward
4
Gambar 2. Laptop
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir mengenai proses praktikum kali ini adalah sebagai
berikut.
Mulai
Selesai
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari praktikum kali ini terdapat pada lampiran.
B. Pembahasan
Telah dilaksanakan praktikum Elektromagnetik di online via google meet yang
membahas tentang “Pemodelan Inversi 1-Dimensi Data Magnetotellurik” pada
tanggal 13 April 2023. Praktikum ini adalah praktikum ketiga dalam mata
kuliah praktikum elektromagnetik pada semester 4, diawali dengan instalasi
software WinGLink. Praktikum kali ini menggunakan data praktikum (*.edi).
Langkah awal yaitu membuat terlebih dahulu folder data tersebut, lalu setelah
itu input data yang terdiri dari 5 titik data, kemudian pilih menu sounding dan
kemudian pilih open station lalu plot semua titik data dan kemudian kita
lakukan running, setelah itu kita lakukan editing pada 5 titik data satu persatu
dengan mengubah mode data tersebut menjadi mode INV (inversi). Setelah itu
kita pilih menu 1D model dan lakukan kegiatan tersebut pada semua data
hingga selesai. serta diberikan penjelasan mengenai materi pemodelan inversi
1-dimensi data magnetotellurik dari awal hingga selesai yang dijelaskan secara
rinci oleh asisten dosen yang bertugas. Kemudian, dibarengi dengan sesi tanya
jawab antara praktikan dengan asisten mengenai materi tersebut. Terakhir
praktikan melaksanakan pengerjaan postest bab pemodelan inversi 1-dimensi
data magnetotellurik. Setelah dilakukannya praktikum ini mahasiswa
diharapkan dapat memahami inversi 1D data magnetotellurik dan mampu
menggunakan software WinGLink serta mahasiswa dapat melakukan
pengolahan dan pemodelan inversi 1D data magnetotellurik.
Dalam pemodelan geofisika secara umum dibedakan ke dalam dua cara, yaitu
pemodelan kedepan (forward modeling) dan pemodelan inversi (inverse
9
Adapun resume jurnal yang berkaitan dengan materi ini dua diantaranya
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisa data, pembahasan dan kajian teori yang dilakukan
secara komprehensif, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa: Algoritma
multiobjektif Dragonfly dapat digunakan untuk inversi Magnetotellurik
1Dimensi baik pada data sintetik maupun data lapangan.
V. KESIMPULAN
Grandis, H., Menvielle, M., Roussignol, M., 1999. Bayesian inversion with
Markov chains-I. The magnetotelluric one-dimensional case. Geophysical
Journal International, vol. 138, 757-768.
Todd D.K. 1959. Ground Water Hidrology. John Willey & Sons Inc. London,
New York.
.
LAMPIRAN
LAMPIRAN-1
Adapun daftar pembahasan pada praktikum Elektromagnetik kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Jelaskan jalannya praktikum
2. Berikan penjelasan mengenai kegunaan data magnetotullerik dalam
pengukuran geofisika
3. Jelaskan mengenai invers modeling dan forward modeling, apa perbedaannya
4. Bahas tugas
5. Review 2 jurnal mengenai inversi 1D data MT
LAMPIRAN-2
LAMPIRAN-3