Anda di halaman 1dari 21

SURVEI 1D METODE GEOLISTRIK: DESAIN SURVEI

(Laporan Praktikum Metode Geolistrik)

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam
2115051038

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
Judul Praktikum : Survei 1D Metode Geolistrik: Desai Survei

Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2022

Tempat Praktikum : Ruang 3.3 Gedung Teknik Geofisika, Unversitas


Lampung

Nama : Fadhil Muhammad Nizam

NPM : 2115051038

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : V (Lima)

Bandar Lampung, 13 Oktober 2022


Mengetahui,
Asisten

Asep Irwan
NPM.1915051008

ii
SURVEI 1D METODE GEOLISTRIK: DESAIN SURVEI

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam

ABSTRAK

Laporan ini berisi tentang praktikum Metode Geolistrik yaitu mengenai survei 1D
metode geolistrik: desain survei yang dilakukan pada Kamis, 06 Oktober 2022 di
ruang 3.3 gedung teknik geofisika, Uiversitas Lampung secara tatap muka.
Membuat desain survei 1D data sounding geolistrik tahanan jenis menggunakan
software Google Earth dan Mapsource dapat dilakukan dengan cara membuat 2
line dengan panjang masing masing 100 meter lalu kemudian menambahkan 21
titik dengan jarak 5m tiap line-nya menggunakan add path setelah itu catat
kordinatnya kemudian tulis kembali pada Mapsource dan simpan dengan format
file .gdb. Konfigurasi elektroda Dipole-dipole adalah salah satu jenis konfigurasi
yang digunakan dalam metode geolistrik resisitivitas di mana C1, C2 digunakan
sebagai elektroda potensial dan P1, P2 sebagai elektrode arus. Pengukuran 2D
konfigurasi Wenner dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan ke arah luar dengan jarak “a” selalu sama. Konfigurasi menggunakan
susunan jarak spasi sama panjang. Jarak antara elektroda arus (C1 dan C2) adalah
tiga kali jarak elektroda potensial, jarak potensial dengan titik sounding-nya
adalah “a/2”. Keunggulan dari konfigurasi Wenner adalah kemampuan penetrasi
yang baik ddan juga memiliki jarak AB MN yang tetap, sedangkan kelemahannya
tidak praktis dan membutuhkan waktu pengukuran yang panjang. Dalam proses
pengukuran dan akuisisi data data yang paling terpenting yang harus didapatkan
merupakan data 21 titik yang diperoleh dari Google Earth lalu kemudian diplot
kembali kedalam software Mapsource
.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum .........................................................................................1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan .............................................................................................4
B. Diagram Alir ................................................................................................5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan .........................................................................................6
B. Pembahasan ..................................................................................................6

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis ..............................................................................................4
Gambar 2. Modul Praktikum Sistem Informasi Grafis...........................................4
Gambar 3. Laptop ...................................................................................................4
Gambar 4. Software Google Earth .........................................................................4
Gambar 5. Software Mapsoource ...........................................................................4
Gambar 6. Diagram Alir .........................................................................................5

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknik pengukuran ID disebut juga dengan metoda sounding, biasanya


digunakan untuk menentukan perubahan atau distribusi tahahan jenis kearah
vertikal medium bawah permukaan dibawah suatu titik sounding.
Pengukurannya adalah dengan cara memasang elektroda arus dan potensial
yang diletakkan dalam satu garis lurus dengan spasi tertentu. Kemudian spasi
elektroda ini diperbesar secara gradual. Konfigurasi elektroda yang dipakai
pada metoda ini adalah konfigurasi Wenner, Wenner-Schlumbeger dan Dipole
Dipole. Pada setiap pengukuran dan survey metode geofisika harus diawali
dengan mendesain daerah survey terlebih dahulu, begitu juga dengan metode
geolistrik tahanan jenis, desain survey harus dibuat terlebih dahulu agar pada
saat pengukuran akan mendapatkan data sesuai dengan apa yang diharapkan.
Desain survey dapat dibuat dengan beberapa data pendukung seperti data
geologi, topografi, sumur dan lain-lain. Survei pendahuluan dilakukan untuk
mengetahui gambaran umum dan menggali informasi di lokasi penelitian. Hal
ini dilakukan untuk membuat desain survei dilokasi yang sesungguhnya.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu:

1. Dapat membuat deasin survey 1D data sounding geolistrik tahanan jenis


dengan menggunakan Google Earth dan Global Mapper
2. Mampu memahami konfigurasi Dipole-dipole
3. Memahami konsp desain srvey 2D dan mendesain tahanan jenis 2D
jonfigurasu Wenner
4. Dapat memahami kenunggulan dan kelemahan dari konfigurasi Dipole-
dipole
5. Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (aukuisisi data)
dengan konfigurasi elektroda Dipole-dipole sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan, dan mampu melakukan analisis awal dari desain survei yang
telah dibuat
II. TEORI DASAR

Metode geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode dalam geolistrik yang
dipakai dalam menentukan keadaan bawah suatu permukaan dengan sifat aliran
listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode geolistrik terdiri atas
beberapa konfigurasi yakni, Wenner dan Schlumberger. Dari masing-masing
konfigurasi elektroda memiliki metode perhitungan tesendiri (Sugito, dkk, 2008).

Metode resistivitas imaging biasa dikenal sebagai resistivitas mapping-sounding.


Halini terjadi karena pada metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi
resistivitas di bawah permukaan bumi secara vertical maupun secara horizontal.
Metode resistivitas imaging yang terkenal adalah metode resistivitas konfigurasi
Dipole-dipole, Wenner, Pole-dipole, dan Pole-pole (Andriyani, 2010).

Resistivitas batuan adalah hambatan dari batuan terhadap aliran listrik.


Resistivitas batuan dipengaruhi oleh porositas, kadar air, dan mineral. Aliran arus
listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu
konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara
dielektrik (Telford, 1990).

Desain penelitian survei yaitu prosedur penelitian kuantitatif yang dilakukan


untuk memperoleh mendeskripsikan sikap, perilaku, dan karakteritik dari populasi
yang diperoleh melalui sampel dalam populasi. Pendekatan kuantitatif
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data numerik melalui analisis
statistik dari sampel menggunakan instrumen yang telah ditetapkan (Creswell,
2012).

Desain survei adalah rencana dan structural penelitian yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian dengan
mengefisiensikan waktu, dana, tenaga, dan kemampuan yang dimilikinya selama
melakukan kegiatan penelitian (Millan,1999).

Jenis-jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada eksplorasi geolistrik tahan


jenis antara lai yaitu konfigurasi elektroda Wenner, konfigurasi elektroda
Schlumberger, konfigurasi elektroda Wenner- Schlumberger, konfigurasi
elektroda Pole-dipole, konfigurasi elektroda Pole-pole, konfigurasi elektroda
Dipole-dipole, dan konfigurasi elektroda Square (Telford, dkk, 1990).
3

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok
metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan
dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan
bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar
300-500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalud
ua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat
diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur
(Santoso, 2002).

Pengukuran resistivitas dilakukan terhadap permukaan bumi yang di anggap


sebagai suatu medium yang homogen isotropis. Pada kenyataannya, bumi
tersusun atas komposisi batuan yang bersifat heterogen baik ke arah vertical
maupun horizontal. Akibatnya objek batuan yang tidak homogen dan beragam
akan memberikan harga resistivitas yang beragam pula. Sehingga resistivitas yang
diukur adalah resistivitas semu. Beberapa hal yang mempengaruhi nilai
resistivitas semu adalah Ukuran butir penyusun batuan, semakin kecil besar butir
maka kelolosan arus akan semakin baik, sehingga mereduksi nilai tahanan jenis,
Komposisi mineral dari batuan, semakin meningkat kandungan mineral clay akan
mengakibatkan menurunnya nilai resisivitas, Kandungan air, air tanah atau air
permukaan merupakan media yang mereduksi nilai tahanan jenis, Kelarutan
garam dalam air di dalam batuan akan mengakibatkan meningkatnya kandungan
ion dalam air sehingga berfungsi sebagai konduktor dan Kepadatan, semakin
padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas (Prasetiawati, 2004).

Prinsip kerja metode geolistrik dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik
ke permukaan tanah melalui sepasang elektroda dan mengukur beda potensial
dengan sepasang elektroda yang lain. Bila arus listrik diinjeksikan ke dalam suatu
medium dan diukur beda potensialnya (tegangan), maka nilai hambatan dari
medium tersebut dapat diperkirakan. Metode geolistrik tahanan jenis didasarkan
pada anggapan bahwa bumi mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi
ini, tahanan jenis yang terukur merupakan tahanan jenis yang sebenarnya dan
tidak tergantung pada spasi elektroda. Namun pada kenyataanya bumi tersusun
atas lapisan - lapisan dengan resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial
yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Karenanya, harga
resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu
lapisan saja Resistivitas yang terukur sebenarnya adalah resistivitas semu (ρa)
(Sanggra Wijaya, 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum Metode Geolistrik

Gambar 3. Laptop

Gambar 4. Software Google Earth

Gambar 5. Software MapSource


5

B. Diagram Alir

Adapun diagram alir pada kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.

Mulai

Menentukan lokasi desain survey

Membuat 2 buah line sepanjang 100m untuk survey


metode geolistrik pada google earth

Membuat titik elektroda konfigurasi Wenner pada line


sebanyak 42 titik dengan jarak 5m tiap titik pada
google earth

Membuat waypoint pada Mapsource sesuai dengan


koordinat titik pada google earth

Titik Waypoint konfigurasi Wenner pada


Mapsource dengan format .gdb

Selesai

Gambar 6. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan

Pada praktikum metode geolistrik yang membahas tentang survei 1D metode


geolistrtik: desain survei. Praktikum ini dilaksanakan pada 06 Oktober 2022 di
ruang 3.3 gedung teknik geofisika Unversitas Lampung. Praktikum dimulai
dengan melaksanakan pretest, yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan
materi tentang survei 1D metode geolistrtik: desain survei oleh assisten dosen,
lalu dilanjutkan dengan pembuatan desain survey menggunakan Google Earth
dan Mapsource hingga didapatkan hasil berupa desain survey 2 buah line
dengan titik-titik elektroda konfigurasi Wenner sebanyak 42 buah titik.
Kemudian praktikum diakhiri dengan pengenalan alat resistivitymeter Naniura
dan ARES secara langsung oleh assisten dosen.

Teknik pengukuran 1D atau metode sounding, metode ini sering digunakan


untuk melakukan penentuan perubahan distribusi tahanan jenis pada bawah
permukaan tanah secara vertikal, metode ini sangat baik dan biasanya juga
digunakan untuk mencari air tanah. Survei ini berguna untuk menentukan letak
dan posisi kedalaman benda anomali di bawah permukaan. Pengukuran metode
ini dengan cara memasang elektroda arus dan potensial yang diletakkan dalam
satu garis lurus dengan spasi tertentu. Pada metode sounding ini terdapat
konfigurasi yang sering digunakan, yaitu konfigurasi schlumberger dimana
konfigurasi ini jarak ideal MN dibuat sangat kecil, sehingga relatif tidak
berubah. Namun, karena setiap alat ukur memiliki keterbatasan, maka apabila
jarak AB sekiranya sudah membesar, maka MN sekiranya harus dirubah
dengan MN tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB. Konfigurasi ini juga memiliki
kekurangan dan kelebihan, kenuntungannya adalah elektroda potensialnya
yang sangat jarang untuk dipindahkan, juga konfigurasi ini tidak sensitive
terhadap perubahan lateral yang ada pada lingkungan, dan yang terakhir. Dan
kekurangannya adalah, konfigurasi ini memiliki aturan dalam perbandingan
jarak elektrodanya dimana AB dan MN harus berada diantara 2,5m.
7

Teknik pengukuran 2D atau yang biasa disebut metode mapping, merupakan


suatu teknik pengukuran geolistrik yang digunakan untuk menentukan
distribusi tahanan jenis semu yang dilakukan secara vertikal per kedalaman.
Pengukuran yang dilakukan dengan cara memasangkan elektroda (arus dan
potensial) pada garis lurus dengan spasi tetap. Kemudian elektroda digeser
sepanjang permukaan sesuai dengan arah yang sudah ditentukan. pada metode
ini membutuh beberapa pertimbangan antara lain adalah, jumlah biaya,
estimasi waktu, area coverage, kondisi lokasi pengukuran, penyesuaian target
eksplorasi, dan jenis alat. Pada metode mapping, konfigurasi yang biasa
digunakan adalah konfigurasi dipole-dipole, dimana konfigurasi ini elektroda
arus dan elektroda potensial terpisah dengan jarak a bagian dalam berjarak
sejauh na dengan n adalah bilangan bulat. Variasi n digunakan untuk
mendapatkan berbagai kedalaman tertentu, apabila n lebih besar maka
kedalaman yang diperoleh akan lebih dalam.

Desain Survei merupakan suatu kegiatan untuk merancang suatu penelitian


terlebih dahulu sebelum akuisisi data dengan menggali informasi dengan
daerah penelitian dan berguna untuk menentukan lokasi dan posisi kedalaman
benda anomal dibawah permukaan. Pada setiap pengukuran dan survey harus
dilakukan dengan mendesain daerah survey terlebih dahulu begitu juga dengan
metode geolistrik tahanan jenis, desain sutvey harus dibuat terlebih dahulu agar
saat pengukuran akan mendapat data sesuai dengan apa yang diharapkan.
Desain survey juga dapat dibuat dengan beberapa data pendukung seperti data
geologi, topogradi, dan sumur. Survey ini dilakukan dengan rujuan untuk
mengetahui gambaran umum dan menggali informasi di lokasi penelitian, dan
juga untuk membuat desain di daerah yang sesuangguhnya. Hal yang perlu
dipersiapkan dalam survey yaitu penentuan lintasan, dan panjang lintasan.
Posisi lintasan dan panjang lintasan untuk pengambilan data sangat
menentukan alat survey.

Konfigurasi Dipole-dipole, dua elektroda arus dan dua elektroda potensial


ditempatkan terpisah dengan jarak na meter, sedangkan spasi masing-masing
elektroda adalah a meter. Pengukuran dilakukan dengan memindahkan
elektroda potensial pada suatu penampang dengan elektroda arus tetap,
kemudian perpindahan elektroda arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh
pemindahan elektroda potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga
pengukuran elektroda arus listrik pada titik terakhir dilintasan itu. Variasi nilai
n digunakan untuk mendapatkan berbagai kedalaman yang diinginkan, semakin
besar n maka kedalaman yang diperoleh semakin besar. Tingkat sensitifitas
jangkauan pada konfigurasi Dipole-dipole dipengaruhi oleh besarnya adan
variasi n. Konfigurasi jenis Dipole-dipole lebih jarang digunakan pada kegiatan
pendugaan air tanah. Beberapa contoh aplikasi dari geolistrik konfigurasi
8

Dipole-dipole antara lain untuk mendeteksi unsur mineral mangan yang


terdapat di dalam tanah untuk penelusuran keberadaan sungai bawah tanah dan
untuk menentukan potensi air tanah. Adapun keuntungan yang didapatkan
dengan menggunakan konfigurasi ini, yaitu diantaranya adalah kemampuan
penetrasi yang dalam tanpa mengurangi resolusi horizontal/lateral secara
siginifkan disbanding konfigurasi yang lainnya, dan konfigurasi ini juga
memiliki jarak AB dan MN yang tetap serta masing-masing elektroda bergerak
secara berpasangan sehingga memudahkan dalam pengukuran geometris.
Adapun kelemahannya, adalalah konfigurasi ini tidak sepraktis konfigurasi
lainnya, dan jumlah data yang cukup banyak sehinga memakan waktu yang
cukup banyak.

Konfigurasi Wenner merupakan salah satu konfigurasi yang sering digunakan


dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak spasi sama panjang (r1=r4=a
dan r2=r3=2a). Jarak antara elektroda arus adalah tiga kali jarak elektroda
potensial, jarak potensial dengan titik souding-nya adalah a/2, maka jarak
masing elektroda arus dengan titik sounding-nya adalah 3a/2. Target
kedalaman yang mampu dicapai pada metode ini adalah a/2. Dalam akuisisi
data lapangan susunan elektroda arus dan potensial diletakkan simetri dengan
titik sounding. Pada konfigurasi Wenner jarak antara elektroda arus dan
elektroda potensial adalah sama. Konfigurasi tipe Wenner ini seringkali
digunakan untuk penyelidikan tanah dan melakukan pemetaan tanah secara
horizontal. Tetapi, karena sudah ada konfigurasi baru, seperti Schlumberger
untuk melakukan penyelidikan tanah, Konfigurasi Wenner sudah jarang
digunakan. Kelemahan terbesar konfigurasi ini adalah biayanya. Setiap
elektroda dipanjangkan jaraknya, perlu ada kabel baru yang lebih panjang
untuk mencakup area yang ingin diuji. Terlebih lagi, metode ini memakan
waktu lama karena penguji harus menghabiskan waktu berjalan dari awal
sampai akhir kabel untuk sekali tes saja

Pada praktikum yang telah dilakukan, assisten dosen memberikan tugas berupa
membuat survey untuk metode geolistrik yang memiliki potensi air tanah,
mineral dll. Dengan membentangkan minimal 2 garis dengan masing-Masing
panjang 100m dan spasi 5m tiap titiknya. Setelah melakukan studi literarur
melalui artikel yang berjudul eksplorasi air tanah di kota Tanjung Balai
Sumatera Utara dengan menggunakan metode geolistrik oleh Muhammad
Kadri pada tahun 2016, diketahui bahwa pada daerah tanjung balai tepatnya di
lahan sekitaran belakang SMP Negeri 3 Tanjung Balai (N 3 00 3182 E 99 48
3978) terdapat potensi air tanah yang ditunjukkan oleh litologi daerah tersebut
yang merupakan daerah dengan litologi Aluvium yaitu kerikil, pasir, batu pasir
dan lempung. Tanjung Balai merupakan daerah pesisir dan juga daerah
pertemuan 2 sungai besar yaitu Sungai Silau dan Sungai Asahan yang
9

meningkatkan potensi terdapatnya air tanah pada daerah ini. Pada daerah
tersebut juga telah dilakukan penelitian mengenai potensi air tanah dengan
menggunakan metode geolistrik dan diketahui bahwa pada daerah tersebut
memiliki harga resistivitas 27,8 Ωm -100 Ωm yang menunjukan bahwa pada
daerah tersebut merupakan tanah lanau dan tanah lanau lembek. Air tanah pada
daerah ini berada pada akuifer bebas karena tidak ada pembatas pada lapisan
atasnya. Hingga didapatkan hasil berupa desain survey untuk metode geolistrik
konfigurasi Wenner pada Mapsource dengan format .gdb pada kota Tanjung
Balai Sumatera Utara.
V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan dapat diambil kesimpulan
bahwa:

1. Membuat desain survei 1D data sounding geolistrik tahanan jenis


menggunakan software Google Earth dan Mapsource dapat dilakukan dengan
cara membuat 2 line dengan panjang masing masing 100 meter lalu kemudian
menambahkan 21 titik dengan jarak 5m tiap linenya menggunakan fitur add
path setelah itu catat kordinatnya kemudian tulis kembali pada Mapsource dan
simpan dengan format file .gdb.
2. Konfigurasi elektroda Dipole-dipole adalah salah satu jenis konfigurasi yang
digunakan dalam metode geolistrik resisitivitas di mana C1, C2 digunakan
sebagai elektroda potensial dan P1, P2 sebagai elektrode arus.
3. Pengukuran 2D konfigurasi Wenner dilakukan dengan memindahkan semua
elektroda secara bersamaan ke arah luar dengan jarak “a” selalu sama (𝐴𝑀 =
𝐵𝑁 = 𝐴𝐵). Konfigurasi menggunakan susunan jarak spasi sama panjang (1=
4=2=3=2). Jarak antara elektroda arus (C1 dan C2) adalah tiga kali jarak
elektroda potensial, jarak potensial dengan titik sounding-nya adalah “a/2”,
maka jarak masing-masing elektroda arus dengan titik sounding-nya adalah
“3a/2”.
4. Keunggulan dari konfigurasi Wenner adalah kemampuan penetrasi yang baik
ddan juga memiliki jarak AB MN yang tetap, sedangkan kelemahannya tidak
praktis dan membutuhkan waktu pengukuran yang panjang.
5. Dalam proses pengukuran dan akuisisi data data yang paling terpenting yang
harus didapatkan merupakan data 21 titik yang diperoleh dari Google Earth
lalu kemudian diplot kembali kedalam software Mapsource.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, S., Dkk. 2010. Metode Geolistrik Imaging Konfigurasi Dipole-Dipole


Digunakan Untuk Penelusuran Sistem Sungai Bawah Tanah Pada Kawasan
Karst Di Pacitan, Jawa Timur. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Millan, Mc. J. dan Schumacher, S. 2001. Research in Education: A Conceptual


Introduction. Horrisonburg: RR. Donnelley & Son. Inc.

Prasetiawati, Lukei. 2004. Aplikasi metode resistivitas dalam eksplorasi Endapan


laterit nikel serta studi perbedaan Ketebalan endapannya berdasarkan
morfologi Lapangan: Penelitian Lapangan. Program Sarjana Sains FMIPA,
Universitas Indonesia, Jakarta.

S. Sugito, Z. Irayani, and I. Permana Jati. 2010. Investigasi Bidang Gelincir


Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa
Kebarongan Kec. Kemranjen Kab. Banyumas. Department of Physics,
Universitas Diponegoro.

Santoso, S. 2002. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua: Gramedia, Jakarta

Wijaya, Sanggra. 2015. Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi.


Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC. ITS
Surabaya
LAMPIRAN
Tugas praktikum Bab2 :

ALASAN MEMILIH DAERAH

Setelah melakukan studi literarur melalui artikel yang berjudul eksplorasi air tanah di
kota Tanjung Balai Sumatera Utara dengan menggunakan metode geolistrik oleh
Muhammad Kadri pada tahun 2016, diketahui bahwa pada daerah tanjung balai tepatnya
di lahan sekitaran belakang SMP Negeri 3 Tanjung Balai (N 3 00 3182 E 99 48 3978)
terdapat potensi air tanah yang ditunjukkan oleh litologi daerah tersebut yang merupakan
daerah dengan litologi Aluvium yaitu kerikil, pasir, batu pasir dan lempung. Tanjung
Balai merupakan daerah pesisir dan juga daerah pertemuan 2 sungai besar yaitu Sungai
Silau dan Sungai Asahan yang meningkatkan potensi terdapatnya air tanah pada daerah
ini. Pada daerah tersebut juga telah dilakukan penelitian mengenai potensi air tanah
dengan menggunakan metode geolistrik dan diketahui bahwa pada daerah tersebut
memiliki harga resistivitas 27,8 Ωm -100 Ωm yang menunjukan bahwa pada daerah
tersebutmerupakan tanah lanau dan tanah lanau lembek. Air tanah pada daerah ini berada
pada akuifer bebas karena tidak ada pembatas pada lapisan atasnya.

Gambar 7. Cover jurnal


Langkah-langkah membuat design survey metode geolistrik menggunakan google
earth dan map source :

1. Membuat garis atau line sepanjang 100m pada daerah yang telah di tentukan
menggunakan google earth dengan cara memilih fitur ruller pada bagian atas.

Gambar 8. Membuat garis atau line

2. Membuat titik-titik pengukuran pada garis atau line sebanyak 42 titik dengan
jarak 5m tiap titik pada kedua line dengan cara memilih fitur add placemark
pada bagian atas.

Gambar 9. Membuat titik pengukuran


3. Melihat informasi koordinat pada tiap-tiap titik dengan cara klik kanan pada
titik kemudian pilih properties.

Gambar 10. Informasi koordinat titik

4. Memplot semua informasi koordinat pada google earth ke map source


dengan cara klik menu edit lalu pilih new waypoint kemudian masukan
informasi koordinat.

Gambar 11. Titik pengukuran pada


Mapsource
5. Menyimpan hasil plot dengan cara klik file lalu pilih save, lalu
masukan namafile, kemudian simpan file dalam format Garmin GPS
Database (.gdb).

Gambar 6. Menyimpan hasil plot

Anda mungkin juga menyukai