DAN INTERPRETASI
(Laporan Praktikum Metode Geolistrik)
Oleh
Feryanika Ukhti
1715051026
Interpretasi
NPM : 1715051026
Fakultas : Teknik
Kelompok : VI (Enam)
Etri Putriana
NPM. 1615051026
i
SURVEI 1D METODE GEOLISTRIK : PENGOLAHAN DATA DAN
INTERPRETASI
Oleh
Feryanika Ukhti
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
ABSTRAK........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian................................................................................ 1
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar Diagram Alir........................................................................................... 5
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat
kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Secara umum, tujuan utama dari
metode geolistrik adalah untuk mencari resistivitas atau tahanan jenis dari
batuan. Besar dari suatu resisitivitas suatu lapisan tentunya berbeda-beda,
dengan adanya resisitivitas tentunya dapat dimanfaatkan dalam geofisika
untuk dilakukan suatu pengukuran geolistrik. Metode geolistrik digunakan
untuk menyelidiki struktur bawah permuakaan berdasarkan perbedaan
resistivitas batuan dengan cara menginjeksikan arus ke dalam bumi.
Resistivitas atau tahanan jenis suatu bahan adalah besaran parameter yang
menunjukan tingkat hambatnya terhadap arus listrik. Pada praktikum ini kita
akan memproses data sounding geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan
software IPI2Win dan Resty. Penggunaan IPI2Win mencakup beberapa tahap.
Tahapan pertama yaitu input data,koreksi error data dan pembuatan cross
section. Data hasil olahan IPI2Win berupa data resistivity layer, grafik log,
resistivity section, serta pseudo cross section. Software IPI2Win dan Resty
adalah software pengolahan khusus untuk sounding dimana hanya untuk
membedakan lapisan secara vertikal (1D). Untuk mengkorelasikan resistivity
dan sumur yang didapat kita harus membuat penampang dengan
menggunakan surfer. Mengingat praktikum pengolahan 1D ini sangat banyak
kegunaannya, maka dilakukanlah praktikum mengenai pengolahan data 1D.
B. Tujuan Praktikum
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak
digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena
resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya dimana bumi
dianggap sebagai sebuah resistor. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis
adalah salah satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari
keadaan di bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di
bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk
eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu, arus
listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan beda
potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial listrik, dapat diperoleh variasi harga
resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur (Viridi dkk, 1995).
Teknik pengukuran geolistrik ada tiga macam yaitu mapping, sounding dan
imaging. Masing-masing teknik pengukuran geolistrik dapat dilakukan untuk
tujuan yang berbeda. Untuk tujuan penentuan air tanah, struktur gelologi, litologi
dan penyelidikan mineral-mineral logam, maupun untuk keperluan geoteknik,
teknik pengukuran geolistrik yang digunakan adalah teknik sounding. Istilah
sounding diambil dari Vertical Electrical Sounding (VES), yaitu teknik
pengukuran geofisika yang bertujuan untuk memperkirakan variasi resistivitas
sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik pengukuran. Konfigurasi elektoda
yang sering digunakan dalam teknik sounding yaitu konfigurasi Schlumberger.
Konfigurasi Schlumberger memiliki jangkauan yang paling dalam dibandingkan
konfigurasi yang lain (Waluyo dan Edi, 2000).
dari data langsung lapangan (masih berupa data AB/2, V, I, dan K) atau
data tak langsung (Alvhatea, 2009).
Data hasil olahan IPI2Win berupa data resistivity layer, grafik log resistivity
terhadap AB/2, resistivity cross section, serta pseudo cross section. Data
hasil olahan dapat di export dalam berbagai macam pilihan data. Kelemahan
yang paling mendasar dalam IPI2Win adalah bahwa software ini banyak
terdapat bug atau error‐error kecil sehingga dalam tahapan pengolahan
tertentu, program harus di restart (mengeluarkan program kemudian menjalankan
program kembali) ( Loke, 2000).
Konsep menafsirkan profil adalah dasar dari IPI2Win. Ini berarti bahwa data
untuk profil diperlakukan sebagai suatu kesatuan yang mewakili struktur geologi
daerah survei secara keseluruhan, bukan satu set objek independen ditangani
secara terpisah. Konsep ini dilaksanakan terutama dengan menggunakan modus
interaktif setengah daripada model menafsirkan otomatis. IPI2Win mampu
memecahkan resistivitas prospeksi listrik 1D maju dan masalah inverse untuk
berbagai array biasa digunakan untuk penampang dengan resistivitas kontras
dalam kisaran ,0001-10000. Masalah terpecahkan dengan menggunakan filtering
linear. Filter dikembangkan di dekat-permukaan Listrik Prospecting Lab,
Geofisika Dept, Geologi Fakultas, Universitas Negeri Moskow, Moskow, Russia.
4
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir dari percobaan ini, yaitu:
Mulai
Hasil
Selesai
A. Data Pengamatan
Adapun data pengamatan dari praktikum survey 1D metode geolistrik :
pengolahan data dan interpretasi terlampir pada lampiran.
B. Pembahasan
Pada praktikum metode geolistrik kali ini yang dilakukan pada tanggal 17
November 2018 di ruang TG3, Teknik Geofisika Universitas Lampung.
Sebelum dimulai praktikum seperti biasa praktikan diberikan pretest yang
berasal dari modul. Pada praktikum kali ini praktikan diwajibkan membawa
laptop yang telah terinstal software IP2WIN dan resty. Selanjutnya praktikan
diberikan data baru oleh asisten untuk pengolahan data bersama sebagai
contoh, untuk data yang praktikan miliki sendiri yang didapat dari praktikum
lapangan sebelumnya harus diolah sendiri. Setelah mendapat data baru dari
asisten, pertama yang dilakukan adalah pengolahan data menggunakan
software IP2WIN. Setelah membuka software lalu masukan nilai AB/2 dan
nilai rho pada table new VES point, setelah itu klik ok untuki menyimpan
data dalam format QWSLEN, lalu setelah di klik ok akan muncul tampilan
baru dengan curva lalu diatas tampilan ada pilihan MN lalu pilih yang avg
selanjutnya klik ok dan akan muncul tampilan baru yang lebih kecil, lalu klik
agar memperbesar gambar, lalu atur kurva dengan menyamakan curva merah
dan hitam buat agar nilai erornya semakin kecil, semakin kecil nilai erornya
maka hasilnya akan semakin bagus. Setelah baru di klik ok, lalu dapat di add
file kembali untuk menampilkan pseudo section yang merupakan tampilan
penampang dari kedalaman daerah tersebut. Selanjutnya apabila data sudah
diolah dengan software IP2WIN, data diolah kembali untuk melihat
perbedaannya dengan mengunakan software resty. Umumnya pada software
resty terbilang cukup lebih rumit karena mengharuskan data yang awaknya di
exel di copy pasty ke notepad dan disimpan dengan format .DAT setelah itu
baru data dapat diinput ke dalam software resty. Selanjutnya dengan software
ini penentuan lintasan dapat dilakukan dengan menghubungkan tanda plus-
plus merahnya dan apabila di calculator tidak ada error data. Setelah itu
7
Adapun dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat dibuat suatu
interpretasinya, pada kedalaman 1,36 m adalah lapisan pertama dengan
resistivity sebesar 33,11 Ωm yang diidentifikasikan sebagai lapisan tufa,
untuk lapisan selanjutnya dengan kedalaman 3,02 m dengan resistivity
sebesar 386,07 Ωm dapat diidentifikasikan sebagai kelompok batu pasir,
selanjutnya untuk lapisan ketiga memiliki kedalaman 24,36 m dengan
resistivitas sebesar 3,63 Ωm yang dikelompokkan sebagai batuan lempung
lanau, selanjutnya pada kedalaman 158,49 yang memiliki resisivitas 41,05
Ωm yang diidentifikasikan sebagai air tanah, selanjunyt lapisan terakhir yaitu
yang berada pada kedalaman 302 m dengan resistivity sebesar 6,12 Ωm
diidentifikasian sebagai kelompok batuan lempung.
Waluyo dan Edy Hartantyo. 2000. Teori Dan Aplikasi Metode Resistivitas.
Yogyakarta: Laboratorium Geofisika, Program Studi Geofisika, Jurusan
Fisika FMIPA UGM.
LAMPIRAN
PENAMPANG VERTIKAL HASIL SOUNDING
Resistivity 33,11 Ωm
Kedalaman 0- 1,36 m
250
(Kelompok Tufa)
Resistivity 386,07 Ωm
Kedalaman 1,36 -3,02 m
200
(Kelompok Batu Pasir)
Resistivity 3,63 Ωm
Kedalaman 3,02 -24,36 m
(Kelompok Lempung Lanau)
150
Resistivity 41,05 Ωm
Date
nreih Kedalaman 24,36 - 158,49 m
en1 (Kelompok Air Tanah)
100
50
Resistivity 6,12 Ωm
Kedalaman 158,49 – 302 m
(Kelompok Batu Lempung)
0
0 10 20
Plagiarism checker