Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL FIELDTRIP

MATA KULIAH GEOLOGI STRUKTUR


PENGAMATAN GEOLOGI PADA LAPISAN TANAH
(SEDIMENTASI)

DISUSUN OLEH:
NAMA : LIA FITRIA RAHMATILLAH
NIM : 1104107010008

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil fieldtrip

yang dilakukan dilokasi Jantho Kabupaten Aceh Besar.

Laporan ini berisi tentang mata kuliah Geologi Struktur khususnya

pengamatan geologi terhadap lapisan tanah, berupa sedimentasi dan segala kaitannya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata

kuliah Geologi Struktur, yaitu Bapak Suhra Ilyas, M.Sc yang telah membimbing dan

memberikan materi kepada penulis. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-

teman Geofisika dan keluarga yang selalu memberi dukungan kepada penulis.

Apabila dalam penyusunan laporan ini ditemukan kesalahan, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan selanjutnya agar

menjadi lebih baik.

Banda Aceh, 18 Juni 2012

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1.1 Latar Belakang .....................................................................................

1.2 Tujuan ..................................................................................................

BAB II .......................................................................................................

2.1 Letak Lokasi Pengamatan ....................................................................

2.2 Sistematika Waktu ...............................................................................

2.3 Anggota Fieldtrip .................................................................................

2.4 Peralatan ...............................................................................................

2.5 Pembahasan Materi ..............................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari

tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses

deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya

(force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan

proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi

struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari

kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.

Geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur

struktur geologi, misalnya perlipatan (fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan

sebagainya, sebagai bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan

tektonik dan geotektonik merupakan suatu studi dengan skala yang lebih besar,

yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian

pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.

1.2 Tujuan

Mengamati dan mengetahui formasi dan endapan sedimen di sekitar Jantho.

Memahami dan mengetahui struktur geologi dan geomorfologi yang terdapat

di lokasi pengamatan (antiklin dan siklin).

Menambah wawasan, pengalaman, dan semangat kepada Mahasiswa Teknik

Geofisika untuk mengevaluasi lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN UMUM DAN PEMBAHASAN MATERI

2.1 Letak Lokasi Pengamatan

Pengamatan geologi dilakukan dikawasan Jantho Kabupaten Aceh

Besar yang terdiri dari tiga titik, diantaranya dua titik pada perjalanan Banda

Aceh Jantho dan satu titik pada hutan Jantho.

Berhubung tidak membawa GPS ketika fieldtrip, jadi letak koordinat

lokasi berdasarkan arah mata angin tidak dapat diketahui.

2.2 Sistematika Waktu

Mahasiswa yang mengikuti fieldtrip terdiri dari mahasiswa Geofisika

Fakultas Teknik dan Fisika Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala. Seluruh

mahasiswa berkumpul di depan FMIPA. Perjalanan dimulai pukul 08.30 wib

dengan menggunakan alat transportasi truk dan sampai kembali ke depan FMIPA

pukul 06.30 wib.

2.3 Anggota Fieldtrip

Jumlah keseluruhan yang mengikuti fieldtrip sekitar 78 orang yang

terdiri dari: jumlah dosen yang ikut berpartisipasi 2 orang, terdiri dari bapak

Suhra Ilyas, M.Sc dan Faisal, M.Sc, jumlah mahasiswa Teknik Geofisika 37

orang, jumlah mahasiswa Fisika FMIPA 36 orang dan 3 orang supir truk.

2.4 Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan, berupa:

Alat tulis

Mantel
Sepatu boot

Sandal

Palu geologi

Lup

Sekop

Cangkul

Ember

Topi

Kantong plastic

2.5 Pembahasan Materi

Pada perhentian pertama, yaitu kawasan jalan Banda Aceh-Jantho,

didapatkan adanya deformasi gunung yang awalnya merupakan lapisan sedimentasi

yang terbentuk dari laut.


Deformasi ini pada awalnya lurus yang merupakan bagian pegunungan,

namun karena terjadi erosi lapisannya menjadi miring akibat dipotong (dihadang)

oleh erosi.

Lapisan ini terbentuk dari lumpur. Lapisan yang terbentuk oleh lumpur

bukan dari laut dalam, melainkan lumpur yang terbentuk adalah lumpur pesisir atau

rawa-rawa.

Adanya perbedaan lapisan, yaitu lapisan lunak dan keras disebabkan

oleh perubahan iklim secara periodik. Lapisan keras terbentuk pada saat suhu bumi
dingin atau curah hujan tinggi. Lapisan ini cenderung menyerap air, tetapi tidak

mudah longsor. Awalnya merupakan tanah liat yang terbentuk dari daratan tanah

dangkal. Lapisan lunak terbentuk pada saat musim kemarau atau suhu bumi

memanas. Apabila lapisan-lapisan ini terbentuk di laut dalam maka dapat ditemukan

koral pada lapisannya, namun karena tidak ada koral, jadi dapat disimpulkan bahwa

pembentukannya tidak ada mahkluk laut dan terbentuk pada laut dangkal.
Sampel pada gambar diatas merupakan contoh lapisan keras. Lapisan

ini tidak mudah runtuh walaupun pelapisannya terjadi pada curah hujan tinggi (suhu

bumi dingin). Hal ini juga dipengaruhi oleh densitas lapisan tersebut yang tinggi,

sehingga walaupun menyerap air dan tejadi pada suhu bumi dingin tidak

menyebabkan kelongsoran pada lapisan keras ini.

Pada perhentian kedua, yaitu kawasan jalan Banda Aceh-Jantho juga,

didapatkan lapisan gunung yang berbeda kemiringan, hal ini terjadi karena adanya

tekanan yang berbeda dari dua sisi.


Ilustrasi seperti gambar dibawah terjadi karena adanya lapisan

horizontal yang tertekan, sehingga melengkung.

Lapisan tempat perhentian kedua ini merupakan puncak gunungnya

yang kaki gunungnya berada di lambaro dan padang tiji. Lapisan ini terbentuk dari

pasir laut yang diatasnya terdapat kerikil sungai. Kerikil ini sebagian terdiri dari koral

yang terbentuk di danau atau laut dalam.


Di perhentian kedua ditemukan sampel berupa batuan yang terbentuk

dari koral karena lapisan ini adalah lapisan sedimen yang dulunya terbentuk di dasar

lautan. Di perkirakan sekitar 1 juta tahun yang lalu endapan tersebut terangkat

sehingga menjadi bukit (antiklin) yang melibatkan beberapa endapan-endapan.

Endapan yang paling muda adalah endapan yang paling atas, sedangkan endapan

yang paling tua terdapat di paling bawah. Coral terbentuk di air tawar maupun di air

asin yang dangkal.

Sebagian batu yang didapat dilokasi ini merupakan batuan baeku.

Batuan beku terjadi karena adanya interupsi magma.

Gambar diatas merupakan jenis batuan yang awalnya terdiri dari koral

dan terjadi sedimentasi sehingga terbentuk batu tersebut yang berwarna hijau. Sampel

lain yang ditemukan pada perhentian kedua adalah batuan berjenis tuff. Tuff adalah

tipe dari bebatuan yang mengandung debu vulkanik yang dikeluarkan selama letusan

gunung berapi. Dibawah ini merupakan salah satu batuan tuff.


Pada perhentian ke tiga, yaitu di hutan kawasan Jantho dilakukan galian

untuk mellihat tekstur lapisan tanah yang berbeda.

Keterangan gambar:

Garis bewarna merah : lapisan I, sekitar 6 cm dari atas permukaan

Garis bewarna kuning : lapisan II, sekitar 12 cm dari atas permukaan.

Garis bewarna hijau, lapisan III, sekitar 20 cm.

Ketiga lapisan tersebut dibedakan atas kelembaban, kepadatan, dan

ukuran butir. Pada lapisan pertama terbentuk karena terjadi erosi secara perlahan-

lahan. Sisa tanaman organic, seperti rumput juga mendukung proses pembentukan

lapisan ini. Perbedaan antar lapisan (I, II, dan III) sekitar 20 tahun. Lapisan

Iwarnanya lebih gelap dibandingkan lapisan II dan III. Hal ini disebabkan karena

lapisan I banyak mengandung oksigen, sedangkan lapisan II dan III oksigen yang ada
dibumi susah menembus, karena dipengaruhi oleh kedalaman lapisan tersebut.

Lapisan I juga lebih halus dibandingkan dengan lapisan II dan III.

Berdasarkan pengamatan, pada lapisan II dipengaruhi oleh kemarau

panjang yang terjadi sekitar tahun 1976-1980, sehingga mengakibatkan lapisan ke II

tidak banyak ditemukan sampah-sampah organic.

Pada lapisan ke III, telah diamati bahwa lapisan ini sangat lembab dan

ukuran butir pasir atau tanahnya juga relative halus. Hal ini disebabkan karena

lapisan ke III merupakan lapisan yang jenuh air. Air yang masuk, meresap dari atas

ketika hujan turun. Pada lapisan, antara lapisan basah dan kering memiliki perbedaan

waktu pembentukan, yaotu sekitar 30 tahun yang lalu.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beberapa jutaan tahun yang lalu Jantho merupakan daerah laut yang

dapat dibuktikan dengan penemuan endapan dari coral, sedimen yang awalnya dari

dasar laut dan lainnya, sehingga menarik untuk di teliti lebih lanjut guna memperoleh

informasi baru.

Strukur lapisan sedimen di Jantho membentuk antiklin. Diketahui

bahwa daerah yang membentuk antiklin terdapat sumber daya alam berupa biji besi,

minyak, dan gas bumi. Jadi, bisa saja di Jantho terdapat deposit tersebut. Namun hal

ini perlu diteliti lebih lanjut guna membenarkan informasi ini.

Anda mungkin juga menyukai