Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU KEBUMIAN DAN TEKNOLOGI MINERAL


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Geotektonik (GL-5211)

Hari / Tanggal : Senin, 09 Oktober 2017


Pukul : 07.00 – 09.00
Dosen : Dr. Ir. Chalid Idham Abdullah
Ruang : Ruang Pasca Sarjana

Nama Mahasiswa : Lia Fitria Rahmatillah


NIM : 22017005

SOAL :
Jawaban anda harus dilengkapi dengan gambar

1. Jelaskan dimana persamaan dan perbedaan utama antara teori “geosinklin”,


hipotesa “apungan benua” dan teori “tektonik lempeng”?.
Jawab:
a. Persamaan utama antara teori geosinklin, hipotesa apungan benua, dan
teori tektonik lempeng adalah:
- Teori geosinklin, hipotesa apungan benua, dan teori tektonik lempeng
merupakan teori yang berusaha memberikan penjelasan tentang proses
tektonik.
- Ketiga teori tersebut membahas tentang bentuk struktur, arsitektur bumi,
dan gerak-gerak, serta gaya yang menyebabkan terjadinya struktur-struktur
tersebut.
- Ketiga teori tersebut menjelaskan mekanisme pengangkatan baik secara
orogenesa maupun epirogenesa yang membentuk rangkaian pegunungan,
deformasi pada struktur geologi, vulkanisme, dan pembentukan cekungan.
b. Perbedaan utama antara teori geosinklin, hipotesa apungan benua, dan
teori tektonik lempeng terletak pada penjelasan arah gaya yang bekerja
yaitu pada teori apungan benua dan tektonik lempeng, gaya yang bekerja
untuk menggerakkan lempeng pada arah horizontal atau lateral, sedangkan
pada teori geosinklin, gaya yang bekerja adalah gaya vertikal (berdasarkan
asumsi bahwa gunung terbentuk akibat adanya gaya vertikal). Meskipun
teori apungan benua dan tektonik lepeng mempunyai arah gaya yang
bekerja sama, namun teori ini tetap berbeda dalam hal media yang
bergerak. Hipotesa apungan benua mengasumsikan bahwa media yang
bergerak adalah batuan di kerak benua dengan densitas rendah
mengambang di atas batuan di kerak samudera dengan densitas tinggi.
Sedangkan dalam teori tektonik lempeng, media yang bergerak adalah
litosfer (kerak benua dan kerak samudera). Berikut penjelasannya:
- Teori geosinklin merupakan teori yang menganut paham fixisme yaitu
paham yang menganggap benua dan samudera tidak pernah berubah
posisinya sejak bumi diciptakan artinya teori geosinklin berpedoman
bahwa kerak bumi bersifat statis (fixed). Konsep geosinklin dinyatakan
bahwa daerah-daerah cekung di kerak bumi yang terisi sedimen sangat
tebal dapat terlipat dan terangkat membentuk rangkaian pegunungan
lipatan (Hall dan Dana, 1866). Rangkaian pegunungan tersebut terbentuk
akibat adanya gerak-gerak vertikal. Gerak-gerak vertikal tersebut muncul
karena adanya gaya isostasi dengan kedudukan daratan dan laut adalah
tetap. Gaya isostasi menyebabkan beban sedimen mengalami depresi
sehingga terjadi penurunan cekungan. Berdasarkan konsep isostasi, jika
terdapat bagian yang turun, maka perlu diseimbangkan, sehingga perlu
adanya bagian lain yang naik. Contohnya terbentuk rangkaian
pegunungan.
Gambar 1. Penampang Pegunungan Appalachia yang menunjukan posisi
miogeosinklin dan eugeosinklin dalam teori geosinklin
- Hipotesa apungan benua merupakan hipotesa yang menganut paham
mobilisme. Hipotesa ini menganggap benua dan samudera selalu bergerak
dan berubah posisi sejak bumi diciptakan. Hipotesa ini menjelaskan bahwa
benua dan samudera bergerak secara lateral atau horizontal. Media yang
bergerak adalah kerak benua dengan densitas rendah ( Si Al) mengambang
di atas kerak samudera dengan densitas tinggi (Si Ma). Hipotesa ini
didasarkan dari beberapa observasi diantaranya kesamaan garis pantai,
penyebaran flora dan fauna, struktur batuan, dan lain-lain.

Gambar 2. Konsep Wegener menunjukkan (a) konsep awal, (b). konsep apungan
benua yaitu kerak benua bergerak di atas kerak samudera.

- Teori tektonik lempeng merupakan teori yang menganut paham


mobilism yaitu menganggap benua dan samudera selalu berubah posisinya
sejak bumi diciptakan. Teori ini menjelaskan pergerakan lempeng secara
horizontal atau lateral. Teori ini didasarkan dan perkembangan dari
hipotesa sebelumnya. Teori tektonik lempeng dinyatakan bahwa litosfer
yang terdiri dari lempeng yang bersifat rigid bergerak di atas astenosfer
yang bersifat brittle.

Gambar 3. Struktur dalam bumi yang menunjukan lapisan litosfer dan astenosfer

Gambar 4. Konsep tektonik lempeng. Litosfer bergerak di atas astenosfer

2. Hipotesa apungan benua (continental drift) meru[akan awal dari


perkembangan teori tektonik lempeng. Fakta apa yang mendasari hipotesa ini?
Masalah apa yang belum dapat dijelaskan pada hipotesa ini?.
Jawab:
a. Fakta yang mendasari hipotesa tektonik lempeng
- Fakta berdasarkan observasi adanya kesamaan garis pantai laut Atlantik
antara bagian Timur Amerika Serikat dengan Barat Afrika.

Gambar 5. Kecocokan garis pantai Amerika bagian selatan dengan Afrika

- Bukti geologi: umur batuan, busur perlipatan (fold belts), penampang


stratigrafi.
- Bukti paleontology: penyebaran fosil binatnag dan tumbuhan, berdasarkan
korelasi regional menunjukkan pola yang sama.
Gambar 6. Penyebaran flora dan fauna
- Bukti paleomagnetisme: bukti bahwa benua di dunia pernah dan masih
bergerak.
- Bukti paleoklimatologi: pengendapan karbonat dan reef, red-beds, minyak
bumi dan batubara, phosporit, bauxite, dan laterit, endapan gurun, serta
endapan glasial.
b. Masalah yang belum dapat dijelaskan dalam hipotesa apungan benua
adalah:
- Teori apungan benua tidak mampu menjelaskan mekanisme yang
menyebabkan terjadinya pergerakan kontinen.

Gambar 5. Ilustrasi mekanisme pengapungan benua


3. Pertemuan dua lempeng pada sistem konvergen dapat menghasilkan “Prisma
Akrasi”. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Prisma Akrasi” dan
bagaimana cara terbentuknya serta struktur-struktur apa saja yang dapat
terbentuk?
Jawab:
a. Prisma Akrasi merupakan bentuk struktur imbrikasi yang terbentuk
sebagai hasil interaksi konvergen antar lempeng dan disertai dengan
subduksi. Proses yang berlangsung antara lain pembentukan palung laut
yang diisi oleh sedimen klastik yaitu perselingan antara pasir dan lempung
berupa greywacke dan terendapkan secara cepat serta terbentuk di laut
dalam yang disebut endapan flysch. Proses selanjutnya adalah
penghancuran batuan akibat tekanan pada saat interaksi dan pencampuran
batuan oleh proses tektonik dan sedimentasi yang menghasilkan mélange.

Gambar 6. Prisma akrasi

b. Cara terbentuknya
Prisma akrasi terjadi pada zona pertemuan dua lepeng yang saling
bertumbukan dan letaknya sejajar dengan jalur subduksi. Batuan yang
berada pada zoan tersebut akan mengalami kompresi yang membentuk
srtruktur imbrikasi. Struktur imbrikasi dapat membentuk suatu tinggian
(ridge) yang bisa saja muncul ke permukaan atau terangkat karena
pembentukan sesar-sesar naik yang searah dengan bidang penunjaman.
Pembentukan prisma akresi diawali dengan akumulasi sedimen di dasar
palung yang dinamakan trench wedge. Akibat adanya kompresi terbentuk
imbricated trust sehingga menghasilkan prisma akresi. Prisma akresi
semakin lama semakin tertekan ke atas membentuk suatu ketinggian yang
dinamakan outer arc.
c. Struktur yang terbentuk di prisma akrasi:
- Pembentukan busur vulkanik
- Pembentukan palung laut
- Penghancuran batuan akibat tekanan (mélange wedge)
- Terjadi pencampuran batuan (mélange) akibat proses tektonik atau
sedimentasi:
- Adanya native block pasir yang berupa boundiage berinteraksi dengan
clay.
- Pembentukan cekungan sedimen
- Pembentukan pola sesar yang dapat searah dengan busur atau berpotongan
menyudut terhadap busur (misal sesar naik, sesar mendatar, lipatan).

Gambar 6. Prisma akrasi dan struktur yang terbentuk

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Roll-Back” dan apa penyebabnya serta
bagaimana cara terjadinya pada sistem konvergen? Jelaskan juga bagaimana
hubungan antara peristiwa “Roll-Back” dengan pembentukan “Marginal
Sea” atau “Marginal Basin” pada lempeng bagian atas (overriding plate) ?
Jawab:
a. Roll-back merupakan mundurnya batas lempeng ke arah pusat pemekaran
lempeng yang menunjam atau diartikan sebagai termakannya lempeng
yang menunjam oleh lempeng diatasnya (overriding plate). Akibat
interaksi pada batas lempeng dan lempeng samudera mengalami
penurunan kecepatan, menyebabkan berpindahnya posisi palung yang
menuju ke arah samudera dan membentuk mélange.
b. Penyebab dan cara terjadinya roll-back, serta hubungannya dengan
marginal sea pada oeverriding plate adalah:
Roll-back terjadinya karena lempeng samudera yang menunjam memiliki
densitas yang lebih besar, sehingga mengakibatkan meningkatnya
kecepatan penunjman yang suatu saat melebihi kecepatan pergerakan
lempeng itu sendiri. Penunjaman tersebut mengyebabkan reaksi pada
lempeng di atasnya yaitu pergerakan lempeng di atasnya bergerak maju
lebih cepat kea rah pusat pemekaran lempeng yang menunjma (batas
lempeng mundur ke arah pusat pemekaran). Apabila majunya overriding
plate pada lempeng bagian depan lebih cepat dari pada bagian belakang,
maka akan terjadi gaya ekstensional pada bagian tengah overriding plate.
Bagian tersebut menghasilkan regangan sehingga terbentuk rift atau dapat
menjadi marginal sea (marginal basin).

Gambar 7. Skema mekanisme roll-back


Gambar 8. Skema mekanisme margina basin
5. Pertemuan dua lempeng pada sistem konvergen menghasilkan model obduksi
ofiolit (obducted ophiolited model). Jelaskan apa yang dimaksud dengan
model tersebut? Sebutkan juga secara lengkap jenis batuan apa saja yang dapat
diobduksikan serta beri contoh dimana model ini dapat diterapkan oleh para
ahli kebumian?
Jawab:
a. Model obduksi ophiolite merupakan hasil dari mekanisme interaksi antar
batas lempeng yang terjadi tumbukan dengan kecepatan tinggi sehingga
tidak terjadi penunjaman melainkan salah satu lempeng menumpang di
atas lempeng lain yaitu terjadi overthrusting pada kerak benua oleh kerak
samudera selama peristiwa orogenesis. Obduksi terjadi ketika fragmen
batuan dari kerak benua naik sebagai hasil dari overthrusting batuan mafik
dan ultramafik kerak benua. Akibatnya, batuan yang berasal dari samudera
dapat naik atau terangkat ke atas dan muncul teras-teras pantai karena
proses pengangkatan bertahap.
Gambar 9. Mekanisme obduksi ofiolit
b. Contoh batuan dan lokasi dimana model obduksi ofiolit dapat diterapkan
adalah:
Ofiolit terbentuk pada daerah mid-oceanic ridge, namun sebagian peneliti
berpendapat bahwa ofiolit juga dapat terbentuk pad alingkungan supra
subduction zone di cekungan tepi benua dan dimana sikuen batuan beku
intrusi basa-ultrabasa dapat menghasilkan kenampakan yang mirip ofiolit.
Ofiolit merupakan batuan dengna kompisisi mafi hingga ultramafik
dengan sikuen dari bawah ke atas adalah:
- Kompleks ultramafic (peridotite termetamorfik), terdiri dari lherzolit,
hazburgit, dan dunit.
- Kompleks gabro berlapis dan gabro massif.
- Kompleks retas berkomposisi mafik (diabas).
- Kompleks batuan vulkanik berkomposisi mafik bertekstur bantal (basalt).
Contoh lokasi obduksi adalah Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan,
Sulawesi Timur, New Caledonia, New Zealand, New Foundland,
Pegunungan Klamath bagian utara California, Oman, Cyprus, Alps dan
Appalachians dibagian Amerika Utara.
6. Terangkan selengkapnya terjadinya suatu rekahan (rift) dikawasan benua yang
pada tahap awal dimulai dengan pembubungan (arching, doming)?, apa nama
mekanisme terjadinya rift seperti tersebut di atas? Dan adakan alternative
lainnya sebab terjadinya rift dikawasan benua?
Jawab:
Rekahan (rift) di kawasan benua terjadi sebagai hasil adanya pembubungan
(doming) akibat aktifitas magma pada mantel yang berada di bawah kerak
benua. Aktifitas mantel magma di bawah lempeng benua menghasilkan gaya
ekstensional pada benua yang menyebabkan penipisan kerak benua sehingga
terjadi pemekaran (fase rifting). Pada proses ini juga diikuti dengan
pembentukan kegiatan vulkanisme dan sesar-sesar normal. Jika kejadian ini
terus berlanjut makan membentuk punggungan tengah samudera dan sesar-
sesar transform. Peristiwa tersebut dipegang peranan oleh mantle activity.
Gambar 10. Mekanisme mantle activity
Mekanisme rekahan di kawasan benua adalah sebagai berikut:
- Arus konveksi dari mantel naik ke zona dengan tekanan lebih rendah,
sehingga mengakibatkan lempeng membumbung.
- Magma yang naik memaksa kerak bergerak ke atas yang menghasilkan
rekahan-rekahan pada litosfer. Proses ini merupakan proses tektonik regangan
pada lempeng benua yang menyebabkan lempeng mengalami penipisan.
- Lempeng semakin mekar dan menyebbakan runtuhnya batuan pada lempeng.
Pada peristiwa ini disertai adanya vulkanisme dan sesar-sesar normal sehingga
terbentuk rift valley.
- Semakin membuaknya kerak membentuk lautan sempit dan terjadi
pembentukan kerak baru karena adnaya arus konveksi dari tektonik regangan.
- Pada tahap akhir terbentuk ocean basin dan ridge system. Pemekaran lantai
samudera membentuk punggung samudera dan sesar-sesar transform.
Alternatif lainnya yang menyebabkan terjadinya rekahan di benua adalah akibat
adnaya peranan lithospheric activity. Pada mekanisme lithospheric activity yang
memegang peranan adalah listosfer yang mengalami gaya penarikan dan tidak
terjadi pembubungan. Pada proses ini terjadi gaya ekstensional maksimum selama
pecahnya kontinen yang membentuk graben dan basin, serta menghaislkan
rekahan (rift). Pada stase ini bisa saja terbentuk aktivitas vulkanik di akhir proses.
Gambar 11. Mekanisme lithospheric activity

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan struktur-struktu “Ramps”, “Roll-over”,


“Duplex transpression”, dan “Duplex transtension”? serta bagaimana cara
terbentuknya?
Jawab:
Ramps adalah bidang miring pada sesar yang memotong bidang perlapisan.
Gaya yang didapatkan merupakan gaya yang berasal dari lapisan dibawahnya
yang kemudian ditransfer memotong bidang perlapisan. Struktur ramps dan
flat terbentuk pada dasar pergeseran. Ramps terbentuk di rezim kompresional
atau ektensional.
Gambar 12. Ramps yang terbentuk pada rezim kompresional dan ekstensional

Roll-over adalah bentuk geometri antiklin yang terbentuk pada rezim ekstensional
yang dikenal juga sebagai reverse anticline. Roll-over terbentuk pada bidang sesar
yang berupa listrict normal fault. Deformasi yang dihasilkan terjadi merata pada
blok hangingwall yang menyebabkan kontak antar blok dapat dipertahankan si
sepanjang bidang sesar, sehingga terjadi perlipatan.

Gambar 13. Mekanisme roll-over

Duplex transpressiona merupakan sesar dupleks yang terbentuk pada rezim


strike-slip dengan komponen kompresi yang terjadi di zona restraining bend.
Gambar 14. Duples transpression

Duplex transtension adalah sesar dupleks yang terbentuk pada rezim strike-slip
dengan komponen ekstensi yang terjadi di zona realizing bend.

Gambar 15. Dupleks transtension

8. Sebutkan sekurang-kurangnya tiga hal (factor) yang mengontrol geometri


zona penunjaman menurut Cross dan Pilger (1982)? Dan dalam hal-hal apakah
akan diperoleh adanya suatu lempeng kerak samudera yang menunjam dengan
terjal?
Jawab:
Tiga faktor yang mengontrol geometri zona penunjaman menurut Croos dan
Pilger (1982) adalah:
1. Kecepatan konvergensi (kecepatan relative benturan antar lepemgn)
yaitu kecepatan konvergensi akan mempengaruhi sudut geometri zona
penunjaman dan jarak antara palung dengan busur. Kecepatan konvergensi
yang tinggi menyebabkan sudut penunjaman yang landai dan jarak antara
busur-palung yang lebih lebar.
2. Pergerakan absolut (kecepatan absolut gerak lempeng yang menumpang)
yaitu lepeng bagian atas dapat mempengaruhi sudut penunjaman dan jarak
antar palung dan busur. Pergerakan lempeng yang cepat menyebabkan
sudut penunjaman yang landai dan jarak antar busur-palung lebih lebar
dibandingkan dengan kasus lempeng bagian atas lebih lambat.
3. Umur litosfer juga mempengaruhi sudut penunjaman dan jarak antara
palung dengna bsuru. pada proses subduksi, jika umur litosfer samudera
lebih tua maka menyebabkan sudut penunjaman yang lebih landai
dibandingkan dengan subduksi yang terjadi pada umur litosfer yang lebih
muda. Jarak antara palung dan busur pada subduksi litosfer samudera yang
tua akan lebih lebar diabndingkan dengan subduksi litosfer samudera
berumur lebih muda.
Kesimpulannya adalah lempeng smaudera akan menunjam terjal jika:
- Kecepatan relatif benturan antara lempeng bersifat lambat
- Kecepatan absolut gerak lempeng yang menumpang bersifat lambat
- Umur kerak samudera yang lebih tua

Gambar 16. Kecepatan benturan, pergerakan absolut, dan umur litosfer

9. Jelaskan juga paa yang dimaksud dengan “ARC-TRENCH GAP” dan


“TRENCH-SLOPE BREAK” pada sistem konvergen dua lepeng litosfera di
wilayah Sumatera saat ini serta gejala strukturnisasi yang dapat dijumpai pada
lapisan-lapisan batuan sedimen dan kristalin berumur Tersier di kawasan
tersebut? Jenis kerak apa yang saat ini mendasari “ARC-TRENCH GAP” di
wilayah yang sama? Gambarkan juga penampang yang sesuai/relavan untuk
menjawab pertnayaan-pertanyaan tersebut diatas dengan jelas?
Jawab:
Arc-trench gap merupakan suatu sistem yang terdapat diantara busur
magmatik dan palung (trench slope break) pada kerak benua.

Gambar 17. Konsep arc-trench gap

Gejala struktur yang mucul pada arc-trench gap adalah:


- Trench-slope break merupakan bagian belakng dari geometri prisma karasi
yang terbentuk karena subduksi dan memiliki struktur sistem sesar anjak.
- Bagian depan arc-trench gap terdapat fore-arc basin. Terdapat gejals struktur
sesar normal yang membentuk cekungan yang berada depan busur magmatik.
Pulau Sumatera bagian barat mempunyai kenampakan arc-trench gap yang
terdapat busur kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau seperti Pulau Nias dan
Pulau Siberut. Pulau-pulau tersebut merupakan bagian dari trench-slope break.

Gambar 18. Arc-trench gap di Pulau Sumatera


Gambar 19. Model arc-trench gap di Pulau Sumatera

10. Sebutkan sekurang-kurangnya dua gejalan apa yang dapat dijumpai pada
kawasan lempeng bagian atas (overriding plate) yang embedakan antara
model penunjaman tipe Clili dan model penunjaman tipe Mariana?
Jawab:
Pada model penunjaman tipe Chili dan Mariana dibedakan berdasarkan sudut
penunjaman lempeng yang mengalami subduksi sehingga menghasilkan
perbedaan rezim tektonik dan gejala-gejalanya pada bagian overriding plate.
Penjelasannya adalah:
- Overriding plate pada tipe Chili mengalami gempa bumi dengan
magnitude yang lebih besar dari pada tipe Mariana.
- Overriding plate tipe Chili mengalami rezim tektonik kompressional pada
bagian back arc, sedangkan tipe Mariana mengalami rezim tektonik
ekstensional.
- Tipe Chili menghasilkan continental arc, sedangkan tipe mariana
menghasilan island arc.
- Tipe Chili membentuk prisma akrasi, sedangkan tipe Mariana mengalami
tektonik collapse atau tectonic erosion.
- Tipe Chili mempunyai topografi rangkaian pegunungan dengan kerak
benua yang tebal, sedangkan tipe Mariana mempunyai topografi menurun
dengan kerak tipis.
- Tipe Chili mengalami sedikit erupsi vulkanisme andesit-dasit, sedangkan
tipe mariana mengalami erupsi banyak lava tholeit.
Gambar 20. Model penunjaman tipe Chili dan Tipe Mariana

11. Terangkan selengkapnya terjadinya suatu rekahan (rift) dikawasan benua


yang pada tahap awalnya dimulai dengan pembubungan (arching, doming).
Apa nama mekanisme terjadinya rift seperti tersebut di atas. Apakan ada
alternative yang lain terbentuknya rekahan (rift) dikawasan benua?
Jawab:
Rekahan (rift) di kawasan benua terjadi sebagai hasil adanya pembubungan
(doming) akibat aktifitas magma pada mantel yang berada di bawah kerak
benua. Aktifitas mantel magma di bawah lempeng benua menghasilkan gaya
ekstensional pada benua yang menyebabkan penipisan kerak benua sehingga
terjadi pemekaran (fase rifting). Pada proses ini juga diikuti dengan
pembentukan kegiatan vulkanisme dan sesar-sesar normal. Jika kejadian ini
terus berlanjut makan membentuk punggungan tengah samudera dan sesar-
sesar transform. Peristiwa tersebut dipegang peranan oleh mantle activity.
Gambar 21. Mekanisme mantle activity
Mekanisme rekahan di kawasan benua adalah sebagai berikut:
- Arus konveksi dari mantel naik ke zona dengan tekanan lebih rendah,
sehingga mengakibatkan lempeng membumbung.
- Magma yang naik memaksa kerak bergerak ke atas yang menghasilkan
rekahan-rekahan pada litosfer. Proses ini merupakan proses tektonik regangan
pada lempeng benua yang menyebabkan lempeng mengalami penipisan.
- Lempeng semakin mekar dan menyebbakan runtuhnya batuan pada lempeng.
Pada peristiwa ini disertai adanya vulkanisme dan sesar-sesar normal sehingga
terbentuk rift valley.
- Semakin membuaknya kerak membentuk lautan sempit dan terjadi
pembentukan kerak baru karena adnaya arus konveksi dari tektonik regangan.
- Pada tahap akhir terbentuk ocean basin dan ridge system. Pemekaran lantai
samudera membentuk punggung samudera dan sesar-sesar transform.

Alternatif lainnya yang menyebabkan terjadinya rekahan di benua adalah akibat


adnaya peranan lithospheric activity. Pada mekanisme lithospheric activity yang
memegang peranan adalah listosfer yang mengalami gaya penarikan dan tidak
terjadi pembubungan. Pada proses ini terjadi gaya ekstensional maksimum selama
pecahnya kontinen yang membentuk graben dan basin, serta menghaislkan
rekahan (rift). Pada stase ini bisa saja terbentuk aktivitas vulkanik di akhir proses.

Gambar 22. Mekanisme lithospheric activity

12. Hotspot merupakan kegiatan volkanik yang tidak berhubungan dengan tepi
lempeng. Jelaskan dengna singkat hubungan antara hotspot dengan gerak-
gerak lempeng litosfer?
Jawab:
Hotspot terbentuk karena adanya energi panas dari plume magma. Plume
magma dengan energi panas tinggi naik ke atas menebos lapisan litosfer. Pada
lapisan litosfer ini terjadi gaya tarikan akibat desakan dari energi panas plume
yang naik ke atas, sehingga terbentuk rekahan di litosfer. Rekahan tersebut
merupakan zona untuk muculnya gunung-gunung api. Karena lapisan
astenosfer terus menggerakkan lapisan litosfer sedangkan letak plume magma
tetap, maka terjadi lagi proses energi panas dari plume yang menuju ke atas
litoefer dan terbentuk lagi gunung-gunung api muda. Gunung api yang
terbentuk sebelumnya lambat laut akan menjadi gunung api pasif. Proses ini
terus belangsung sejalan dengna pergerakan astenosfer yang menggerakan
litosfer hingga membentuk deretan gunung api seperti di Hawai.
Gambar 23. Proses yang terjadi di Hotspot dan hubungannya dengan litosfer
(Model kepulauan Hawai)

Gambar 23. Wilayah aktifitas hotspot di seluruh dunia

13. Jelaskan dengan singkat kenapa kerak samudera mempunyai umur yang jauh
lebih muda dibandingkan dengan kerak benua?
Jawab:
Kerak samudera terbentuk sebagai suatu siklus yang berulang yaitu terbentuk
dari magma yang keluar dari pematang tengah samudera, mengalami
pendinginan dan menjadi keras samudera, serta mengalami pergerakan akibat
arus konveksi menuju ke arah batas lempeng benua/samudera. Kemudian
mengalami proses penunjaman dan melebur kembali. Hal ini yang membuat
umur kerak samudera terus terbarukan. Sementara kerak benua tidak
mengalami pembaruan sejak bumi terbentuk. Kerak benua hanya mengalami
pergeseran, sehingga umue kerak benua lebih tua dibandingkan kerak
samudera.

Gambar 24. Siklus Wilson yang menjelaskan tahapan pembentukan kerak


samudera.

14. Coba anda jelaskan apa yang disebut “Active continental margin” dan
“Passive continental margin” dan berikan contoh daerah-daerah tersebut di
permukaan bumi ini.
Jawab:
Active continental margin adalah batas continental yang dirikan dengan
adanya aktivitas tektonik dari dua lempeng yang bergerak secara konvergen.
Aktiv continental margin ditandai dengan adanya gempa bumi, rangkaain
pegunungan, dan tempat terbentuknya batuan beku gunung api. Contoh
daerahnya Rim Pasifik (pantai barat Amerika, Jepang, Mariana, Pantai Utara
Irian Jaya) dan pantai barat atau selatan Indonesia.
Passive continental margin adalah batas continental yagn berlokasi di batas
benua dan dicirikan oleh sedikitnya aktivitas geologi. Passive continental
margin terdapat disepnajang garis pantai yagn secara tektonik tidak aktif
seperti di sepanjang pantai Samudra Atlantik. Karena tidak terjadi collison dan
subduksi, maka terjadi proses pelapukan dan erosi. Passive continental margin
mempunyai hamparan batas yang luas dengan akumulasi sedimen yang luas.
Contoh daerah adalah area di sepanjang Atlantic Ocean (pantai barat Afrika
dan pantai timur Amerika selatan).

Gambar 25. Ilustrasi daerah active margin dan passive margin

Selamat bekerja, hanya kepada Allah SWT. kita memohon kemudahan

Anda mungkin juga menyukai