Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS SPASIAL (INDEKS OVERLAY)

(Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam
2115051038

LABORATORIUM MITIGASI BENCANA GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
Judul Praktikum : Analisis Spasial (Indeks Overlay)

Tanggal Praktikum : 02 November 2022

Tempat Praktikum : Ruang 1.4 Gedung Teknik Geofisika

Nama : Fadhil Muhammad Nizam

NPM : 21150510368

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : VI (enam)

Bandar Lampung, 09 November 2022


Mengetahui,
Asisten

Airlangga Sani Cahya Margaliu


NPM. 1915051008

i
ANALISIS SPASIAL (INDEKS OVERLAY)

Oleh
Fadhil Muhmmad Nizam

ABSTRAK

Telah dilakukannya praktikum Sistem Informasi Geografis pada tanggal 2


November 2022, di ruang 1.4 gedung Teknik Geofisika, membahas tentang
analisis spasial. Tujuan dilakukannya praktikum ini agar para praktikan dapat
memahami prinsip, tujuan, dan proses dari analisis spasial, dan dapat melakukan
analisis spasial yang berkaitan dengan aplikasi di bidang kebumian. Analisis
spasial sendiri merupakan teknik ataupun proses yang melibatkan beberapa atau
sejumlah fungsi perhitungan serta evaluasi logika matematis yang dapat dilakukan
pada data spasial, dalam rangka untuk memperoleh nilai tambah, ekstraksi serta
informasi baru yang beraspek spasial. Salah satu metode yang termasuk dalam
analisis spasial adalah analisis weighted overlay atau analisis pembobotan.
Analisis pembobotan merupakan teknik overlay dengan memberikan pembobotan
yang sama ataupun berbeda untuk masing-masing data raster. Analisis
pembobotan dilakukan pada software ArcGIS, diawali dengan melakukan analisis
buffer terlebih dahulu, kemudian ubah data vektor menjadi data raster dan setelah
itu kita bisa melakukan analisis pembobotan. Salah satu contoh studi kasus
tentang analisis pembobotan ini adalah dari jurnal yang berjudul “Penerapan
Weighted Overlay Pada Pemetaan Tingkat Probabilitas Zona Rawan Longsor di
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat”.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i

ABSTRAK ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan Praktikum ...............................................................................1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ...................................................................................4
B. Diagram Alir ......................................................................................5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Praktikum..................................................................................6
B. Pembahasan ........................................................................................6

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis ..............................................................................................4
Gambar 2. Modul Praktikum ..................................................................................4
Gambar 3. Laptop ...................................................................................................4
Gambar 4. ArcGIS ..................................................................................................4
Gambar 5. Diagram Alir .........................................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis spasial merupakan kumpulan-kumpulan dari teknik yang dapat


digunakan untuk melakukan pengolahan data SIG. Hasil dari analisis data
spasial sangat bergantung dari lokasi atau tempat di mana objek sedang
dianalisis. Selain itu, analisis spasial juga bisa diartikan sebagai teknik - teknik
yang dapat digunakan untuk meneliti dan juga mengeksplorasi dari dari sudut
pandang keruangan. Semua teknik ataupun pendekatan perhitungan secara
matematis yang berhubungan dengan data keruangan atau spasial dilakukan
dengan menggunakan fungsi analisis spasial. Salah satu metode yang
termasuk dalam analisis spasial adalah metode raster overlay dimana metode
ini umum digunakan pada data berbentuk raster. Salah satu yang termasuk ke
dalam metode raster overlay adalah analisis pembobotan atau weighted
overlay yang merupakan teknik overlay dengan memberikan pembobotan
yang sama ataupun berbeda pada data raster. Analisis ini dapat dilakukan
melalui software ArcGIS.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial
2. Praktikan dapat melakukan analisis spasial yang berkaitan dengan aplikasi
di bidang kebumian.
II. TEORI DASAR

SIG pada dasarnya adalah jenis khusus sistem informasi, yang memperhatikan
representasi dan manipulasi realita geografi. SIG mentransformasikan data
menjadi informasi dengan mengintegrasikan sejumlah data yang berbeda,
menerapkan analisis fokus, dan menyajikan output dalam rangka mendukung
pengambilan keputusan. (Arifin, 2011).

Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan menganalisis


sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial. Analisa
dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan
istilah analisa spasial , tidak seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan
menambahkan dimensi ‘ruang (space)’ atau geografi. Kombinasi ini
menggambarkan attribut-attribut pada bermacam fenomena seperti umur
seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang secara bersama dengan informasi
seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan. (Keele,1997).

Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi


Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas
grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot.
Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang
lain beserta atribut-atributnya. dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang
memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut. Overlay merupakan proses
penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut
sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan
secara fisik. (Kamarullah & Kurniawan, 2017).

Weighted Overlay merupakan analisis spasial dengan menggunakan teknik


overlay beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi penilaian kerentanan dengan teknik yang menerapkan sebuah
skala penilaian untuk membedakan dan menidaksamakan input menjadi sebuah
analisa yang terintegrasi. Weighted Overlay memberikan pertimbangan terhadap
faktor yang ditentukan sebuah proses pemilihan kesesuaian. (Sofyan dkk, 2010).
3

Salah satu fungsi dari metode Weighted Overlay ini adalah untuk menyelesaikan
masalah multi kriteria seperti pemilihan lokasi optimal atau pemodelan
kesesuaian. Metode Weighted Overlay merupakan salah satu fitur yang tersedia
dalam program ArcGIS yang mengombinasikan berbagai macam input data dalam
bentuk peta grid dengan pembobotan (weigted factor) dari AHP expert.
(Adininggar dkk, 2016).

Dalam penggunaannya, metode ini menggunakan data raster yang memiliki satuan
terkecil berupa pixel sehingga dari data ini dapat dilakukan skoring dan
pembobotan dari setiap pixel yang memiliki nilainya masing-masing. Overlay
beberapa data rasterdapat menggunakan skala pengukuran umum dan bobot
masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. Dalam penggunaan metode
Weighted Overlay, semua data raster yang digunakan harus berbentuk integer.
(Yasien dkk, 2021).

Data raster yang masih berbentuk floating-point harus dikonversi terlebih dahulu
menjadi raster bilangan bulat sebelum dapat digunakan dalam pengolahan dengan
metode weighted overlay. Setiap kelas nilai dalam data raster yang diinput
kemudian diberi nilai baru berdasarkan pada skala evaluasi yang digunakan.
Setiap raster yang diinputkan dibobotkan menurut kebutuhannya atau
digambarkan melalui persentasenya, jumlah dari persen pengaruh bobot harus 100
persen. Mengubah skala evaluasi atau pengaruh persentase dapat mengubah hasil
dari analisis Weighted Overlay. (Adininggar dkk, 2016).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunkan saat praktikum adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum

Gambar 3. Laptop

Gambar 4. ArcGIS
5

B. Diagram Alir

Adapun diagram alir pada mengenai proses parktikum pada kali ini adalah
sebagai berikut:

Mulai

Input data geologi.tif dan koordinat mineral.shp ke ArcMap

Lakukan analisis buffer

Input data klasifikasi lahan.tif dan slope.tif

Lakukan analisis weighted overlay

Hasil data analisis

Selesai

Gambar 5. Diagram Alir


6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Pada praktikum kali ini para praktikan dapat melakukan analisis weighted
overlay pada software ArcGIS, dan hasilnya akan dilampirkan pada lampiran.

B. Pembahasan

Telah dilaksanakan praktikum pada tanggal 02 Oktober 2022 si ruang 1.4 di


gedung Teknik Geofisika, membahas tentang analisis spasial. Praktikum
diawali dengan melaksanakan pretest selama 15 menit, kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan materi. Analisis spasial merupakan karakterisktik utama
dari SIG untuk dapat menganalisis sistem seperti analisis statistik dan analisis
overlay. Terdapat satu metode yang dapat digunakan dalam melakukan
analisis spasial, yaitu raster overlay. Raster overlay merupakan metode yang
umum digunakan pada analisis spasial untuk data dalam bentuk raster, dan
terdapat tiga macam dari raster overlay sendiri yaitu boolean overlay,
arithmetic overlay, dan weighted overlay Praktikum dilanjutkan dengan
melakukan analisis weighted overlay pada suatu data yang telah diberikan oleh
asisten praktikum, dengan menggunakan software ArcGIS.

Dari hasil tugas praktikum yang telah dilakukan didapat hasil analisi Weighted
Overlay dengan ketentuan skala value 0 (no data) pada data geologi yaitu field
lake, pada data klasifikasi_lahan yaitu field danau/air permukaan yang
deiwakili oleh warna merah. Untuk skala value 1 pada data geologi yaitu field
Sedimentary rocks (Eocene), pada data klasifikasi_lahan yaitu field
pemukiman, pada data slope yaitu field 5 dan 6 , pada data mineral yaitu field
Andesit yang deiwakili oleh warna cream. Kemudaian untuk skala value 2
pada data geologi yaitu field Intrusive (Oligo-Miocene)/Young Merapi
volcanics (Quaternary) dan Metamorphics (Cretaceous), pada data
klasifikasi_lahan yaitu field vegetasi, pada data slope yaitu field 3 dan 4 , pada
data mineral yaitu field emas yang deiwakili oleh warna hijau muda. Terakhir
untuk skala value 2 pada data geologi yaitu field Sedimentary rocks
(Quaternary), pada data klasifikasi_lahan yaitu field vegetasi, pada data slope
yaitu field 1 dan 2 , pada data mineral yaitu field nikel yang deiwakili oleh
warna hijau tua. Dengan radius 100m dari titik koordinat mineral.
7

Resume Jurnal
Penerapan Weighted Overlay Pada Pemetaan Tingkat Probabilitas Zona
Rawan Longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

Bencana alam yang sering terjadi pada umumnya seperti banjir, tanah longsor,
dan sebagainya. Tanah longsor terjadi karena dipengaruhi oleh faktor
topografi, geologi, dan juga banyaknya vegetasi pada suatu tempat. Karena
minimnya pengetahuan masyarakat awam tentang tanah longsor, maka
diperlukan informasi awal mengenai potensi dan risiko sebagai dasar
pengetahuan tentang bencana alam bagi masyarakat. Pada jurnal, tempat
penelitian dilakukan di wilayah sumedang, Jawa Barat dengan alasan daerah
tersebut memiliki wilayah yang rata-rata perbukitan dan pegunungan, dimana
pada wilayah tersebut juga memiliki kerentanan pergerakan tanah yang cukup
tinggi. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan pada jurnal ini adalah
untuk melakukan pemetaan dan memberi informasi kepada masyarakat
tentang wilayah-wilayah mana saja yang mempunyai tingkat kerawanan akan
terjadinya tanah longsor di Kabupaten Sumedang, dan setelah dilakukannya
penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi acuan dalam melakukan upaya
mitigasi serta dapat meminimalisir dampak buruk apabila terjadinya bencana
tanah longsor di Kabupaten Sumedang.

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian di jurnal ini yaitu
data sekunder yang telah di akuisisi sebelumnya yang terdiri dari sebaran jenis
batuan, peta curah hujan satu tahun kebelakang, RBI dan administrasi
Kabupaten Sumedang. Kemudian komponen tersebut diolah menggunakan
software ARcGIS, sehingga dapat menghasilkan peta intensitas curah hujan,
peta sebaran jenis batuan dan tanah, peta topografi atau kemiringan, peta
administrasi, dan RBI Kabupaten Sumedang serta peta lainnya. Data yang
dihasilkan digunakan sebagai patokan penentuan daerah wilayah penelitian
rawan bencana longsor di Kabupaten Sumedang. Sebelum membuat peta
perkiraan zona longsor Kabupaten sumedang, dilakukan analisis terlebih
dahulu dari peta yang telah dibuat, kemudian diklasifikasi berdasarkan bobot
dan diberi skor. Parameter yang digunakan yaitu model Puslittanak 2004 yang
terdiri dari kemiringan lahan, jenis tanah, penutupan lahan (landcover), curah
hujan serta formasi geologi (batuan induk). Tahapan akhir yang dilakukan
yaitu menggunakan metode weighted overlay (pembobotan) dengan membuat
empat zona klasifikasi yang terdiri dari zona rendah, sedang, dan sangat
tinggi.

Hasil yang didapat pada penelitian yang dilakukan yaitu terdapat beberapa
faktor yang memang mempengaruhi longsor di Kabupaten Sumedang.
Diantaranya pertama, Jenis batuan di daerah penelitian didominasi oleh batuan
8

vulkanik karena terdapat beberapa pegunungan di Kabupaten Sumedang.


Selain batuan vulkanik, tersebar juga batuan sedimen dan aluvial dari hasil
erosi dan pelapukan batuan vulkanik. Kedua, jenis batuan di daerah penelitian
terdiri dari tanah aluvial, latosol, andosol, dan regosol. Berdasarkan sifat
permeabilitasnya Regosol merupakan tanah yang sangat peka terhadap erosi,
dan aluvial tidak peka terhadap erosi. Ketiga, kemiringan lereng pada daerah
penelitian dibagi menjadi lima zona. Dengan zona lima memiliki tingkat
kemiringan lereng sebesar > 45% dengan luasan wilayah paling besar yaitu
35%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Sumedang didominasi
oleh tingkat kemiringan lereng yang tinggi dan menandakan bahwa daerah
tersebut memiliki tingkat kerawanan tinggi akan terjadinya tanah longsor.
Keempat, penutupan lahan pada daerah penelitian diklasifikasikan menjadi
lima tipe yang terdiri dari pemukiman, hutan lebat, tegalan, persawahan, dan
perkebunan. Dan masyarakat yang memanfaatkan penutupan lahan tersebut
kurang memperhatikan dampak dari penutupan lahan yang dilakukan di
daerah rawan tanah longsor. Kelima, curah hujan di daerah penelitian
memiliki intensitas yang sangat tinggi yaitu dengan kisaran 4.201-5.196
mm/tahun. Dan hal tersebut merupakan parameter utama dalam terjadinya
bencana tanah longsor. Semakin tinggi intensitas hujan, maka semakin besar
tingkat potensi bencana tanah longsor yang akan terjadi.

Dari hasil pendugaan yang dilakukan dengan menggunakan model pendugaan


Puslittanak 2004, pemetaan zona rawan longsor di Kabupaten Sumedang
dapat diklasifikasikan menjadi empat kriteria yaitu daerah dengan potensi
rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Curah hujan menjadi faktor utama
dalam terjadinya tanah longsor, namun karena daerah tersebut memiliki
sebaran batuan aluvial yang tidak peka terhadap erosi, dan masih memiliki
zona hutan lebat, membuat Kabupaten Sumedang memiliki tingkat kerawanan
longsor dari sedang hingga tinggi. Sehingga hal tersebut dapat membantu
menurunkan kemungkinan buruk apabila terjadi tanah longsor. Hasil peta
yang didapat juga dianalisis lebih lanjut, dimana Kabupaten Sumedang masuk
dalam zona Fisiografi Bogor yang memiliki perlipatan yang cukup tinggi, dan
hal tersebut membuat zona Bogor memiliki morfologi pegunungan dan
perbukitan yang membentang dari barat hingga timur dengan lebar maksimum
40 KM. Upaya-upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi
terjadinya bencana tanah longsor, yaitu dengan melakukan reboisasi terhadap
penutupan lahan yang memiliki vegetasi minim untuk dapat menahan
pergerakan dan pemecahan tanah.
V. KESIMPULAN

Terdapat kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut:
1. Analisis spasial merupakan karakteristik utama Sistem Informasi Geografis
untuk menganalisis sistem seperti analisa statistik dan analisa overlay.
Analisis spasial digunakan untuk mempelajari lokasi, distribusi, pola dan
hubungan fenomena secara spasial.
2. Salah satu metode dari analisis spasial adalah metode Raster overlay. Raster
ovelay adalah metode analisa spasial yang umum digunakan untuk data dalam
bentuk raster. Salah satu analisis yang termasuk dalam raster overlay adalah
weighted overlay atau analisis pembobotan, yang bisa dilakukan melalui
software ArcGIS,
DAFTAR PUSTAKA

Adininggar, F. W., Suprayogi, A., dan Wijaya, A. P. 2016. Pembuatan Peta


Potensi Lahan Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Menggunakan Metode
Weighted Overlay. Jurnal Geodesi Undip, 5(2),136-146.

Arifin, Z. 2011. Analisis Spasial Industri Kecil Dan Menengah Di Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 9(2), 156-173.

Kamarullah, R., & Kurniawan, A. 2017. Pemilihan Lokasi Strategis Usaha Toko
Peralatan Listrik Berdasarkan Karakteristik dan Pola Sebarannya di
Kabupaten Bantul. Jurnal Bumi Indonesia, 6(3).

Keele. 1997. An Introduction to GIS using ArcView : Tutorial, Issue 1. Keele


University

Sofyan, I., Rommie J., &Yusni, I. S. 2010. Aplikasi Sistem Informasi Geografis
Dalam Penentuan Kesesuaian Kawasan Keramba Jaring Tancap Dan
Rumput Laut Di Perairan Pulau Bunguran Kabupaten Natuna. Jurnal
Perikanan dan Kelautan, 15(20), 111-120.

Yasien, N. F., Yustika, F., Permatasari, I., & Sari, M. 2021. Aplikasi Geospasial
Untuk Analisis Potensi Bahaya Longsor Menggunakan Metode Weighted
Overlay (Studi Kasus Kabupaten Kudus, Jawa Tengah). Jurnal Geosains
Dan Remote Sensing, 2(1), 33-40.
LAMPIRAN
Gambar 6. Hasil analisi weighted overlay
Gambar 7. Cover jurnal yang di resume

Anda mungkin juga menyukai