Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM VI

3D ANALYSIS (SLOPE)

Disusun Oleh :
WINANDA NATHANIA A-1
2110115220001
MATA KULIAH : PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI DAN LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU : MUHAMMMAD MUHAIMIN, S.PD., M.SC

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN.............................................................................................................
1.1 Latar
Belakang........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................
BAB ll LANDASAN TEORI ......................................................................................................
1.1 Pengertian
SIG........................................................................................................................
1.2 Fungsi 3D
Analysis.................................................................................................................
1.3 Slope.......................................................................................................................................
BAB lll HASIL
PRAKTIKUM.....................................................................................................
a) Alat dan bahan..................................................................................................................
b) Cara
kerja..........................................................................................................................
c) Hasil Dan Pembahasan.....................................................................................................

BAB lV PENUTUP......................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah
suatu sistem informasi yang dirancang dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat
operasi kerja. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang
diolah memiliki referensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek
yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan. Tujuan pokok dari
pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan
informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek.
Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah
data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi
(Husein, R, 2000). Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial
dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah
analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan
lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data
tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.(Usman et
al., 1998)

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan slope ?

1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pegolahan data raster untuk ditampilkan secara analisis
3D dengan menggunakan data DEM (DigitaL elevation model)
1. Dapat mengetahui cara membuat slope berdasarkan DEM (DigitaL elevation model)
BAB ll
LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian SIG


Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem infomasi berbasis
komputer yang merupakan penggabungan antara unsur peta (geografis) dan
informasi tentang peta tersebut (data atribut), yang dirancang untuk mendapatkan,
mengolah, memanipulasi, analisis, memperagakan dan menampilkan data spasial untuk
menyelesaikan perencanaan, mengolah dan meneliti permasalahan. SIG pada dasarnya
merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu: sistem, informasi dan geografis.Dalam
dunia sistem informasi terdapat banyak model sistem informasi, kaitan puskesmas
dengan sistem informasi geografis adalah untuk memberikan berbagai macam informasi,
terutama letak geografis puskesmas tersebut. Pentingnya informasi ini memberi banyak
inspriasi terhadap pembuat model untuk merancang sistem sistem yang mendekati dunia
nyata. Model sistem informasi juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat prediksi
kejadian di masa depan dengan mendasarkan pada data yang ada pada masa lalu dan masa
sekarang. SIG menjelaskan di mana, bagaimana, dan apa yang akan terjadi secara
keruangan yang diwujudkan dalam gambaran peta dengan berbagai penjelasan secara
deskriptif, tabular, dangrafis. Kota medan merupakan salah satu kota terbesar di
indonesia dengan memiliki banyak etnis suku dan juga tentunya kuliner baik makanan
maupun minuman, kota medan sekarang ini sedang maraknya makan dan minuman
franchise seperti bubble drink, chattime,coffee drink, coffee paste dan 2
fastfood,persebaran franchise ini belum banyak di ketahui masyarakat yang ingin
mencoba kuliner ini, untuk itu penulis ingin mencoba merancang suatu sistem informasi
geografis yang bisa menampilkan lokasi franchise ini. (Dra. An fauzia rozani, 2017)

SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang berhubungan dengan
data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan Bumi adalah Sistem
Informasi Geografi (SIG). Sistem Infomasi Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi
Teknik (Technical Geography) berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan.
Istilah Dalam GIS :
a) Atribut, adalah keterangan atau informasi tentang sebuah bentukan/feature dalam
SIG/GIS. Biasanya berbentuk tabel yang masing-masing catatannya mempunyai kaitan
dengan bentuk/feature tertentu. Contohnya bentukan/feature sungai mungkin memiliki
atribut antara lain: nama sungai, panjang, tingkat sedimentasi, dapat dilintasi untuk
berlayar atau tidak, dan lain sebagainya.

b) Buffering, memiliki Fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon
atau area dengan jarak tertentu daridata spasial yang menjadi masukannya.

c) Data Kualitatif, adalah data yang menyajikan unsur unsur topografi berupa gambar atau
keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah, dan sebagainya.

d) Data Kuantitatif, adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi dalam besaran
tertentu, seperti ketinggian titik, nilai kontur, jumlah penduduk, prosentase pemeluk
agama tertentu, dan sebagainya.

e) Data Raster, adalah data yang terdiri sel-sel yang disusun menurut baris dan kolom. Pada
masing-masing sel tersebut tersimpan sebuah nilai tunggal. Data raster biasanya
merupakan sebuah gambar (beragam warna). Nilai sel tersebut bisa juga melambangkan
sesuatu yang berbeda-beda, seperti tata guna lahan.

f) Data Spasial, adalah keterangan tentang lokasi dan bentukannya di permukaan bumi serta
keterkaitan satu aspek dengan lainnya. Biasanya data spasial menyimpan koordinat dan
topologi dari bentukan tersebut. Definisi lainnya, data spasial adalah semua data yang
dapat dipetakan

g) Digitasi, merupakan proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dengan
mempergunakan meja digitasi. Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fitur-fitur
spasial yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasilkan data
yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan kualitas tinggi.

h) Feature, adalah bentukan atau gambaran secara sederhana atas benda/fenomena/objek


dipermukaan bumi yang disederhanakan sebagai titik, garis atau polygon (daerah/luasan).
i) Geoprocessing, adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi dengan didasarkan
dari lokasi geografis layer-layer input.

j) Layer, adalah representasi visual dari data geografis pada peta digital. Secara konseptual
sebuah layer adalah irisan atau strata tertentu atas realitas geografis pada sebuah daerah
tertentu yang kurang lebih sejenis atau mempunyai kriteria yang sama maupun mirip.
Misalnya jaringan jalan, batas administrasi pemerintahan, batas kawasan taman nasional,
sungai.

k) Overlay, merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer
untuk digabungkan secara fisik.

l) Point/Dot, dalam kaitannya dengan data vektor, sebuah titik adalah sebuah bentukan yang
memiliki koordinat X dan Y yang merepresentasikan suatu pusat atau tempat. Misalnya,
Ibukota, Negara, Titik Sample.

m) Georeference, digunakan untuk menyelaraskan data geografis agar ia dapat tepat berada
pada koordinat yang tepat. Sehingga data tadi dapat dilihat, dilakukan query dan dianalisa
serta diperbandingkan dengan data geografis lain yang memiliki cakupan wilayah yang
sama. Proses-proses georeference meliputi pergeseran, pemutaran, perubahan skala dan
kadang kala dibutuhkan warping, rubber sheeting dan orthorectification.

1.2 Fungsi 3D Analysis


Aspect
Fungsi aspect mencari arah dari penurunan yang paling tajam (steepest down-slope
direction) dari masing masing sel ke sel-sel tetangganya. Nilai output adalah arah aspect:
‘0’° adalah tepat ke utara, ‘90’° adalah timur, dst.

Contour
Kontur (garis sama tinggi) adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan
titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi.
Kontur (garis sama tinggi) adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan
titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi. Peta
kontur adalah yang menggambarkan sebagian bentuk bentuk permukaan bumi yang bersifat
alami dengan menggunakan garis garis kontur.(332673725-Laporan-Membuat-Kontur-3D-
Analisis, n.d.)

1.3 Slope
Slope Kemiringan Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya perbedaan
ketinggian antar dua tempat. Sudut yang membentuk  2 ketinggian tersebut biasannya kita
sebut sudut kemiringan /slope. Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan
maksimum dari setiap sel dengan tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope grid
berupa nilai slope dalam persentasi (contoh: slope 10%) atau dalam derajat (contoh: slope
45°). Untuk daerah yang relatif flat (datar) memiliki nilai slope yang kecil. Untuk daerah
yang berupa dataran tinggi terjal biasanya memiliki niai slope / kemiringan lereng yang
tinggi.

lereng dibagi menjadi beberapa kelas yaitu datar (0-8 %), landai (8-15 %), agak curam (15-25
%), curam (25-45 %), dan sangat curam ( 45 %). Lahan yang diperbolehkan untuk berdirinya
kawasan permukiman adalah lahan yang memiliki topografi datar sampai bergelombang
yakni lahan yang memiliki kemiringan lereng 0-25 % (Departemen Kimpraswil, 2007).
Untuk mengklasifikasikan kelas kemiringan lereng diperlukan suatu informasi geografis.
Informasi geografis merupakan informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di
permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan
bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan
bumi yang posisinya diketahui. Semuanya dirangkai dalam suatu sistem yang disebut Sistem
Informasi Geografis atau yang lebih dikenal dengan istilah SIG. Dengan SIG akan lebih
mudah untuk mengklasifikasikan kelas kemiringan lereng dan memberi informasi mengenai
permukiman yang melanggar kaidah yang berlaku. Dan untuk menginterpretasikan hasil
dapat dilakukan melalui visualisasi 3D. Ketidaksempurnaan dalam pengambilan sumber data
atau interpretasi data dapat mengakibatkan ketidakpastian model yang ditampilkan dari data
SIG. Jika ketidakpastian semakin besar, maka informasi yang diperoleh akan semakin tidak
realistik.(Syah & Hariyanto, 2013)

BAB lll
HASIL PRAKTIKUM

a) Alat dan bahan


1. Komputer sebagai perangkat keras untuk mengolah data DEM
2. Software ARGIS sebagai perangkat lunak untuk mengolah data DEM
3. Softfile acara 3

b) Langkah kerja
1. Buka project bab22-04.mxd
2. Jalankan tool slope yang terdapat di dalam ArcToolbox

3. Tentukan data raster input, yaitu skusandem.tif


4. Tentukan folder dan raster output

5. Pilih satuan percent_rise atau degree


6. Klik ok

c) Hasil
BAB lV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Slope adalah kelerengan (kemiringan lereng/lahan) yang sering dinyatakan dalam

satuan derajat atau persen. Slope diturunkan dari data DEM. Nilai slope suatu piksel dihitung

dengan memperhatikan nilai elevasi dari piksel sekelilingnya.

DAFTAR PUSTAKA
332673725-Laporan-Membuat-Kontur-3D-Analisis. (n.d.).
383684112-Laporan-Praktikum-SIG-Terapan-ACARA-8-Analisis-3D-Hill-Slide-dan-Aspect.
(n.d.).
Dra. An fauzia rozani. (2017). 済 無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 1–77.
Syah, M. W., & Hariyanto, T. (2013). KLASIFIKASI KEMIRINGAN LERENG DENGAN
MENGGUNAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SEBAGAI EVALUASI KESESUAIAN LANDASAN PEMUKIMAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG TATA RUANG DAN METODE FUZZY
(Studi Kasus: Donggala, Sulawesi Tengah). Jurnal Teknik Pomits, 10(10), 1–6.
Usman, A. G., Saleh, L. M. I., Negeri, M., Mangkurat, L., Kalimantan, P., & Usman, A. G.
(1998). Bab i pendahuluan a. latar belakang. 1–10.

https://www.gispedia.com/2016/03/Memperhalus-Dijitasi-di-ArcGIS-Menggunakan-Smooth-
Line-Polyline.html

Anda mungkin juga menyukai