Anda di halaman 1dari 21

DIGITALISASI DATA RASTER KE VEKTOR

(Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)

Oleh

Indira Audita Azra Utami Putri


2255051005

LABORATORIUM MITIGASI BENCANA GEOLOGI `


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Digitalisasi Data Raster Ke Vektor

Tanggal Praktikum : 18 September 2023

Tempat Praktikum : Laboratorium Mitigasi Bencana Geologi

Nama : Indira Audita Azra Utami Putri

NPM : 2255051005

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 4 (Empat)

Bandar Lampung,22 September 2023


Mengetahui
Asisten

M. Rayya Andisa Putra


NPM. 2015051006

ii
ABSTRAK

DATA VEKTOR DAN DATA RASTER

Oleh
Indira Audita Azra Utami Putri

Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) dilaksanakan pada tanggal 18


September 2023 di Gedung Teknik Geofisika Laboratorium Mitigasi Bencana
Geologi pada pukul 15.00 sampai dengan selesai. Pada praktikum membahas
digitalisasi data raster ke vektor. Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai
proses konversi data analog ke dalam data digital. Objek-objek tertentu seperti jalaN,
rumah, sawah dan lain-lain sebelumnya dalam format data raster. pada sebuah citra
satelit resolusi tinggi dapat diubah ke dalam format digital dengan proses digitasi.
Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) dilaksanakan pada tanggal 18
September 2023 di Gedung Teknik Geofisika Laboratorium Mitigasi Bencana
Geologi pada pukul 15.00 sampai dengan selesai. Pada praktikum membahas
digitalisasi data raster ke vektor. Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai
proses konversi data analog ke dalam data digital. Objek-objek tertentu seperti jalan,
rumah, sawah dan lain-lain sebelumnya dalam format data raster. pada sebuah citra
satelit resolusi tinggi dapat diubah ke dalam format digital dengan proses digitasi.
Proses digitasi secara umum dapat dibagi dalam dua macam, yaitu digitasi
menggunakan digitizer dan digitasi onscreen di layar monitor. Untuk proses digitasi
menggunakan digitizer, memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……………………………….……………….….ii
ABSTRAK…………………………………………………….…….…....…....iii
DAFTAR ISI………………………………………………………......…….....iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………..………….....v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………...……....…...…....1
B. Tujuan Praktikum……………………...…….………………….……….1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan…………...………………………………………….......4
B. Diagram Alir…………………………………………..…….…….….…4
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan………………………………………….………........5
B. Pembahasan……………………………………………….………........5
V. KESIMPULAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alir…..……….……………………………………..……….....5
Gambar 2. Tugas.………………………………………………………………...….9

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini sudah banyak sekali oarang yang memanfaatkan Sistem Informasi
Geografis atau biasa disebut dengan (SIG) karena lebih memudahkan pengambilan
tanpa harus turun ke lapangan langsung untuk mengetahui posisi dan wilayah
secara visualisasi.SIG sendiri merupakan sistem informasi pemetaan berbasis
komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, dan lainnya, kita
juga perlu alat bantu software berupa ArcGis yang dimana memiliki dua data
spasial yaitu data vektor dan raster.

Digitalisasi ini penting dalam berbagai bidang, termasuk pemetaan, pemantauan


lingkungan, perencanaan kota, pengelolaan sumber daya alam, dan banyak lagi.
Dengan mengubah data raster menjadi data vektor, kita dapat melakukan analisis
lokasi geografis tertentu yang lebih mendalam dan akurat. Misalnya, kita dapat
mengukur luas sawah, menentukan batas administratif, atau menganalisis jarak
dan konektivitas antar titik-titik utama dalam suatu model pariwisata. Selain itu,
digitalisasi data raster menjadi vektor juga memungkinkan integrasi yang lebih
baik dengan data GIS lainnya. Hal ini memungkinkan pengembangan model
analitis yang lebih canggih untuk memecahkan masalah yang kompleks.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum geologi struktur kali ini adalah sebagai berikut.
1. Praktikan dapat memahami prinsip dan tujuan digitalisasi
2. Praktikan dapat mendigitasi suatu peta/data raster dengan baik
II. TEORI DASAR

Analisis struktur geologi


terhadap daerah penelitian
dilakukan melalui tiga tahap
penelitian. Tahap pertama
merupakan pendekatan
tidak langsung, yaitu
dengan cara
menginterpretasikan gejala
struktur di lapangan
dengan menarik kelurusan
pada
peta topografi dan citra
satelit. Tahap kedua adalah
melakukan pengamatan
secara
langsung di lapangan dan
pengambilan data lapangan
berupa kedudukan lapisan,
bidang sesar, kekar gerus
(shear fracture), slicken
sides dan breksiasi. Tahap
yang
ketiga adalah melakukan
analisis lanjut terhadap data-
data lapangan yang ada
untuk
mengetahui mekanisme
struktur yang terjadi di
daerah penelitian. Hasil
pengolahan
tersebut berupa diagram
roset, arah dan penunjaman
sumbu lipatan serta
bidang
lipatan, arah tegasan utama,
dan kinematika pergerakan
sesar (Sapiie, 2009)
Digitalisasi memiliki banyak keuntungan diantaranya yaitu biaya modal yang rendah,
rendahnya biaya tenaga kerja, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi untuk
berbagai jenis data dan sumber, mudah diajarkan dalam waktu singkat serta
keterampilan mudah dikuasai, umumnya kualitas data yang tinggi, perangkat
digitalisasi yang sangat handal dan paling sering menawarkan lebih presisi
koordinatnya, kemampuan untuk dengan mudah mendaftar dan memperbarui data
yang ada. Untuk data perangkat lunak GIS berbasis raster umumnya didigitalisasikan
dalam format vektor dan dikonversi ke struktur raster setelah pembangunan struktur
topologi bersih (Sulistiyanto, 2021).

Data vektor adalah bentuk data yang digunakan dalam anlisis spasial berbagai kajian
bidang geografi. Data yang dapat ditampilkan pola ruang yang memiliki kordinat
sehingga dimanfaatkan untuk analisis spasial. Data vektor dapat dipresentasikan ke
dalam tiga bentuk utama yaitu titik (nodes), garis (line), dan rea. Titik nodes
merupakan bentuk data vektor tunggal yang di dalamnya hanya memuat satu lokasi
koordinat X dan Y. Data vektor garis line yaitu kumpulan dari beberapa data titik
yang membentuk pola spasial tertentu dan tidak saling berhubungan antara titik awal
dan titik akhir. Data vektor area merupakan kumpulan dari berbagai data garis yang
saling sambung menyambung antara batas awal dengan batas akhir sehingga
membentuk polygon tertutup (Jumadi, Danardono, & Fikriyah, 2021).

Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem yang mampu mengakomodasi data
spasial yang ber-georeference dengan data atribut menjadi sebuah tampilan yang
mampu memberikan analisis keruangan, dengan berbagai kelebihannya diharapkan
mampu memberi manfaat bagi dunia pendidikan. Di bidang pendidikan, peran data
dan informasi spasial menjadi semakin penting untuk menunjang upaya
pembangunan pendidikan secara berkelanjutan serta dalam proses pembelajaran
geografi (Alivia, 2020).
3

Sistem Informasi Geografis atau SIG merupakan sistem geospasial yang berperan
penting dalam perencanaan pembangunan. SIG sebagai sistem yang mampu
mengakomodasi data spasial dengan data atribut menjadi sebuah tampilan yang
mampu memberikan analisis keruangan, dapat digunakan untuk memberikan
informasi dalam perencanaan. Namun pemanfaatan SIG belum optimal, terutama
pemanfaatan pada tingkat kecamatan karena data yang tersedia memiliki format yang
kurang mendukung. Basis data di kecataman pada umumnya masih berupa data
statistik, tidak bereferensi geografis, belum tersistem, dan belum terintegrasi
(Kurniawati, et al., 2020)

Secara fundamental SIG bekerja dengan dua tipe format / model data geografis yaitu
model data vektor dan model data raster. Data Vektor Data vektor merupakan
bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan titik, garis, dan polygon.
Informasi posisi titik, garis dan polygon disimpan dalam bentuk x,y koordinat. Data
raster adalah dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran
piksel-nya. Dengan kata lain, resolusi piksel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
(Adyana, 2012)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pada kali ini adalah:
1. Modul
2. Laptop
3. ArcGis
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Melakukan study literatur mengenai


digitalisasi data vektor dan raster

Extract file rar bab 4 yang diberikan

Membuat data besrta litologi batauan, sungai, dan


sebaran batuan yang diberikan

Fitur Geologi pada peta sudah


terklasifikasi

Selesai
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Pada praktikum kali ini tidak ditemukan data hasil pengamatan.

B. Pembahasan
Tanggal 20 September 2023 telah terlaksana praktikum mata kuliah sistem
informasi geografis yang bertempatan di Laboratorium Mitigasi Bencana
Geologi Gedung Teknik Geofisika Universitas Lampung. Pada praktikum
bab ini membahas materi tentang digitalisasi data raster ke vektor.
praktikum ini berjalan dengan dimulai para praktikan menyelesaikan dan
mengerjakan soal pretest yang diberikan para asisten praktikum, kemudian
asisten praktikum mengajarkan mengenai digitalisasi data raster ke vektor
sebagai dasar dan pendahuluan bagi para praktikan serta menjelaskan dan
mengajari cara mendigitalisasi data raster dan vektor dengan baik dan benar.
Kemudian praktikan diberikan tugas sebagai sarana informasi bagi praktikan
untuk memperluas materi sistem informasi geografis.

Digitalisasi adalah proses mengonversi data grafis atau citra raster menjadi
data vektor yang terdiri dari titik, garis, dan poligon. Proses digitalisasi data
raster ke vektor dapat menggunakan software ArcGIS yang melibatkan
beberapa langkah, secara garis besar yaitu sebagai berikut. Siapkan data
raster dan/atau raster yang akan digunakan. Data raster yang akan
didigitalisasi harus memiliki resolusi yang cukup tinggi agar dapat
menghasilkan data vektor yang akurat. Data vektor yang akan digunakan
sebagai output digitalisasi harus memiliki format yang sesuai dengan
software ArcGIS, seperti shapefile atau geodatabase. Buka aplikasi ArcMap
dalam perangkat lunak ArcGIS. Untuk membuka data raster, klik menu File
> Add Data > Raster. Tambahkan data raster yang akan Anda digitalisasi ke
dalam peta dengan mengklik "Add Data" atau menggunakan tombol "Add
Data" pada toolbar. Tambahkan data raster yang akan Anda digitalisasi ke
dalam peta dengan mengklik "Add Data" atau menggunakan tombol "Add
Data" pada toolbar. Pilih data raster yang akan didigitalisasi, lalu klik Open.
Untuk membuka data vektor, klik menu File > Add Data > Vector. Pilih data
vektor
5

Pilih "Start Editing" untuk memulai proses digitalisasi. Pilih layer vektor
tempat yang ingin menyimpan hasil digitalisasi. Ini bisa berupa shapefile,
geodatabase, atau jenis data vektor lainnya. Pastikan layer vektor yang akan
dihasilkan memiliki simbologi yang sesuai. Misalnya, jika ingin menggambar
batas wilayah administratif, atur simbologi untuk garis atau poligon sesuai
kebutuhan. Selanjutnya mulai digitalisasi dengan menggunakan alat "Create
Features" dalam toolbar Editor untuk memulai proses digitalisasi. Pilih layer
target dan jenis geometri (titik, garis, atau poligon) yang akan dibuat. Mulailah
digitalisasi dengan mengklik pada titik awal objek yang ingin dibuat
(misalnya, titik awal batas wilayah), kemudian klik lagi untuk menambahkan
vertex atau menggambar garis atau poligon sesuai objek yang didigitalisasi.
Teruskan proses ini hingga objek selesai Setelah selesai digitalisasi objek,
jangan lupa untuk menyimpan edits. Klik "Editor" > "Save Edits" untuk
menyimpan perubahan ke dalam layer vektor. Setelah semua objek telah Anda
digitalisasi, klik "Editor" > "Stop Editing" untuk menyelesaikan proses
editing. Anda juga bisa memverifikasi integritas geometri data vektor dengan
memilih "Editor" > "Validate Features". Terakhir, pastikan untuk menyimpan
proyek ArcMap Anda dengan mengklik "File" > "Save" atau "Save As" jika
ini adalah proyek pertama kali Anda menyimpannya.
sejumlah alat (tools) yang berfungsi untuk mendukung proses digitalisasi data
vektor. Digitalisasi adalah proses mengubah informasi geografis dari bentuk
fisik atau citra menjadi data vektor yang dapat digunakan dalam sistem
informasi geografis (SIG) atau analisis geografis. Berikut adalah beberapa alat
yang umum digunakan dalam ArcGIS untuk melakukan digitalisasi. Yang
pertama, Editor Toolbar, toolbar ini adalah salah satu alat paling penting
dalam digitalisasi. Pertama yaitu “Editor Toolbar”, tool ini terdiri dari “Start
Editing” yang berfungsi mengaktifkan mode editing di ArcMap,
memungkinkan Anda untuk mengedit data vektor. “Stop Editing” berfungsi
mengakhiri mode editing dan menyimpan perubahan yang telah dibuat. “Save
Edits” yang berfungsi untuk menyimpan perubahan yang dibuat dalam
sesi editing saat ini. Selanjutnya “Create Features” berfungsi membuka panel
“Create Features” untuk memilih jenis geometri yang akan dibuat (titik, garis,
atau poligon). Kedua “Editing Tools”, terdiri dari, “Point” berfungsi
menggunakan alat ini untuk membuat titik. “Line,” digunakan untuk membuat
garis atau poligon. “Polygon” berfungsi membuat poligon. “Circle” berfungsi
membuat lingkaran. “Ellipse,” berguna untuk membuat elips. Freehand
berfungsi membuat geometri bebas (bebas tangan). “Cut Polygons” berfungsi
memotong poligon berdasarkan garis yang digambar. Ketiga “Advanced
Editing Tools,” terdiri dari “Reshape Feature” yang berfungsi mengizinkan
untuk mengubah bentuk geometri yang ada. “Split” berfungsi memotong fitur
menjadi dua bagian. “Merge” berfungsi untuk menggabungkan beberapa fitur
menjadi satu. “Extend” berfungsi untuk memperpanjang garis hingga bertemu
dengan garis lain.
6

“Explode Multipart Features” berfungsi untuk membagi fitur multipart menjadi


fitur-fitur tunggal. “Construct Points” berfungsi untuk membuat titik-titik di
sepanjang garis atau kurva. Keempat “Trace Tool,” digunakan untuk mengikuti
kontur objek dalam data raster untuk menggambar objek serupa dalam data
vektor. Kelima “Vertex Editing Tools” yang terdiri dari beberapa tools, yaitu
“Edit Vertices” berfungsi untuk memungkinkan menggeser, menambahkan, atau
menghapus vertex pada geometri. “Snap” berfungsi untuk memindahkan vertex
secara tepat ke vertex yang sudah ada atau ke grid tertentu. “Vertex Snapping”
berfungsi memungkinkan untuk menahan vertex agar snap ke vertex yang ada.
Keenam “Selection Tools” terdiri dari “Select Features” berfungsi untuk
memungkinkan Anda untuk memilih fitur yang akan diedit. “Clear Selected
Features” berfungsi untuk menghapus pemilihan fitur. “Switch Selection”
berfungsi untuk membalik pemilihan fitur yang telah Anda pilih. Ketujuh
“Attributes Tools” terdiri dari “Attributes Window” berfungsi untuk membuka
jendela atribut untuk mengedit data atribut fitur. “Field Calculator,” digunakan
untuk menghitung atau mengubah nilai atribut fitur berdasarkan rumus atau
ekspresi yang Anda tentukan. Kedelapan “Snapping Toolbar” yang terdiri dari,
“Snapping Environment Settings” yang mengatur preferensi penangkapan
(snapping) saat melakukan digitalisasi. “Snapping On/Off” berfungsi untuk
mengaktifkan atau menonaktifkan penangkapan vertex atau edge. Kesembilan
“Georeferencing Tools,” digunakan untuk menghubungkan data yang tidak
memiliki informasi geografis (non-spatial) dengan data spasial. Kesepuluh “Data
Reviewer Toolbar,” alat ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi
masalah kualitas data selama proses digitalisasi.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan berdasarkan praktikum kali ini yaitu sebagai berikut.

1. Dalam konteks sistem informasi geografis (GIS), pemahaman prinsip dan


tujuan digitalisasi sangat penting untuk mengoptimalkan penggunaan data
geospasial. Prinsip digitalisasi adalah proses mengubah data raster menjadi
vektor yang memungkinkan representasi fitur geografis sebagai titik, garis,
dan poligon, sehingga memungkinkan analisis lebih lanjut. Memahami
prinsip dan tujuan digitalisasi GIS sangat penting untuk memaksimalkan
manfaat teknologi ini dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan
pemantauan di berbagai sektor.
2. Digitalisasi peta atau data raster menghasilkan representasi data geospasial
yang lebih akurat, fleksibel, dan analitis. Dengan digitalisasi yang baik,
kita dapat mengubah gambar atau informasi visual menjadi data vektor,
yang kemudian dapat diolah dan dianalisis dalam sistem informasi
geografis (GIS). Hal ini membantu dalam pemetaan, perencanaan kota,
pemantauan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam dan banyak
aplikasi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I,W,S. As-syakur, A,R. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografi


(SIG) Berbasis Data Raster Untuk Pengkelasan Kemampuan Lahan Di
Provinsi Bali Dengan Metode Nilai Piksel Pembeda. Jurnal Manusia Dan
Lingkungan. 19(1): 21 – 29.

Alivia, F. 2020. Pemanfaatan Data Spasial Melalui Sistem Informasi Geografis


(SIG) Dalam Bidang Pendidikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Jumadi, Danardono, & Fikriyah, V. (2021). Sistem Informasi Geografis Dan


Aplikasinya Di Bidang Geografi. Jawa Tengah: Muhammadiyah
University Press.

Kurniawati, U. F., Handayeni, K. D., Nurlaela, S., Idajati, H., Firmansyah, F.,
Pratomoadmojo, N. A., & Septriadi, R. S. 2020. Pengolahan Data
Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Kebutuhan Penyusunan
Profil di Kecamatan Sukolilo. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

Sulistiyanto. (2021). Sistem Informasi Geografis Teori dan Praktik Dengan


Quantum GIS. Malang: Ahlimedia Press.
LAMPIRAN
9

Gambar 2. Tugas

Anda mungkin juga menyukai