Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografi Medan, Mei 2020

GEOPROCESSING CLIP

Dosen Penanggung Jawab :


Dr. Anita Zaitunah, S. Hut, M. Si. Ph. D.

Oleh :
Rizky Brema A Ginting
171201085
Kelompok 1
BDH 6

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun laporan ini berjudul “Geoprocessing Clip”. Laporan ini
merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikum Sistem Informasi
Geografi di minggu berikutnya.
Dalam penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen penanggungjawab yaitu Ibu Anita Zaitunah, S. Hut., M. Si., P.hD. yang
telah memberikan pelajaran dan bimbingannya. Dalam penulisan laporan ini,
penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat
menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................ 2
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat .............................................................................. 6
Alat dan Bahan .................................................................................... 6
Prosedur Praktikum ............................................................................ 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................... 14
Pembahasan ....................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ......................................................................................... 15
Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pemetaan adalah ilmu yang mempelajari kenampakan muka bumi yang
menggunakan suatu alat dan menghasilkan informasi yang akurat. Dengan kata
lain, pemetaan dan ilmu geografi itu sama karena sama-sama membahas sesuatu
yang berada di dalam atau di atas bumi selama hal tersebut mempengaruhi
permukaan bumi. Produk survei pemetaan adalah peta, profil melintang, profil
memanjang, galian dan timbunan dalam format digital. Di dalam bidang kelautan
pemetaan digunakan untuk mengetahui potensi kelautan tanpa menimbulkan
dampak serius bagi biota laut. Kemajaun teknologi juga dirasakan dalam bidang
pemetaan. Dimana teknologi pemetaan untuk sekarang ini sudah menggunakan
jasa satelit. Hal ini sangat memudahkan masyarakat untuk untuk mendapatkannya.
Pemetaan juga dikenal dengan istilah Sistem informasi Geografis (SIG) yang
semakin populer seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Dalam hal ini SIG
telah mengubah prosedur dalam teknologi pemetaan dari cara kerja analog ke cara
kerja digital. Sehingga perubahan tersebut dapat meningkatkan kualitas informasi
yang dihasilkan (Ambarwati dan Yar, 2016).
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi
berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta
memanggil data bereferensi geografis. Manfaat dari SIG adalah memberikan
kemudahan kepada para pengguna atau para pengambil keputusan untuk
menentukan kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan dengan
aspek keruangan(spasial). Dengan adanya teknologi ini maka akan memudahkan
dalam hal pemetaan lahan, salah satunya lahan pertambangan. Dalam
pengaplikasian Geographic information system (GIS) menggunakan perangkat
lunak ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak. Sistem Informasi
Geografis (SIG) yang terkemuka hingga saat ini dengan kehandalan ESRI.
Dengan perangkat lunak ini, pengguna dapat melakukan proses-proses seperti
visualisasi, meng-explore, membuat query (Wibowo dkk., 2015).
Umumnya penggiat SIG menggunakan software ArcView atau ArcGIS
produksi ESRI yang berbasis MsWindows. Kedua software ini memiliki fitur
2

yang lengkap untuk mengelola data spasial maupun data atributnya sampai
dengan tahapan analisa berbasiskan keruangan dan pemodelan permukaan bumi
secara digital. Sayangnya kedua produk ESRI ini relatif mahal. Contoh software
SIG lainnya adalah MapInfo produksi MapInfo Corporation, Geomedia produksi
Intergraph, AutocadMap produksi Autodesk, ketiga software ini berbasis
MsWindows. Dalam perkembangannya, seiring berkembangnya software open
source, saat ini telah tersedia software SIG yang dapat diperoleh secara legal
dan open source, termasuk yang dikembangkan untuk lingkungan sistem
operasi Linux dan MsWindows, antara lain Grass, Quantum, QGIS, dan
MapWindow (Sutanta, 2010).
Berpikir spasial menjadi penciri penting dalam aktivitas pembelajaran
geografi. Berpikir spasial juga diterapkan dalam analisis geografi yang lebih
kompleks. Banyak persoalan yang terkait dengan permukaan bumi yang bisa
dipecahkan oleh mereka yang memiliki cara berpikir spasial. Dengan dukungan
teknologi informasi seperti Sistem Informasi Geografis (SIG), maka pekerjaan
tersebut menjadi sangat dipermudah. Persoalan lingkungan, perkotaan, banjir, dan
berbagai aktivitas untuk menentukan kecenderungan, menentukan lokasi yang
paling baik, menentukan pola, dan pemodelan sangat dibantu oleh teknologi SIG.
Karena itu, dalam pembelajaran geografi sangat penting untuk ditekankan cara
berpikir spasial, tidak hanya sekedar informasi tentang fenomena geosfer. SIG
merupakan sistem pendukung yang handal untuk berpikir spasial. SIG
dapat berperan sebagai alat untuk mendukung berpikir spasial. Di dalamnya
merupakan integrasi dari hardware dan software serta prosedur yang
memiliki kemampuan untuk collecting data, manajemen, manipulasi dan
analisis, pemodelan dan menampilkan data yang memiliki referensi
ruang (Setiawan, 2015).

Tujuan

Tujuan dari praktikum Sistem Informasi Geografi yang Berjudul


”Geoprocessing Clip” adalah agar dapat mengclipkan data dan memotong data
pada ArcGis.
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan komputer yang berbasis


pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan
analisa terhadap permukaan geografi bumi. Definisi SIG selalu berubah karena
SIG merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru. Untuk
mengoperasikan SIG membutuhkan komponen-komponen SIG berupa Perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), data, aplikasi dan manusia
(brainware). Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari
beberapa sumber antara lain: peta analog, data sistem pengindraan jarak jauh,
data hasil pengukuran lapangan, dan data GPS. Data spasial adalah suatu data
yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya
dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana
didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi,
dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir. Data
spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, pada tulisan ini
digunakan data spasial yang bersumber dari 2 yaitu: citra satelit dan peta
analog (Ardiansyah dan Kardono, 2017).
Bencana banjir bisa diidentifikasi menggunakan informasi berbasis
Geographic Information System (GIS) dan Remote Sensing (RS). GIS dan RS
dapat digunakan untuk membuat pemodelan bencana banjir. GIS menjalankan
prosedur otomatis untuk menghasilkan sistem model distribusi berorientasi objek
dari berbagai utilitas database. Otomatisasi dalam proses pembuatan peta dapat
menghindari kesalahan dan mengurangi alur kerja atau tahapan yang lebih banyak
dalam proses pembuatannya. Pembuatan peta membutuhkan waktu yang lama
karena menjalankan setiap tahapan secara berurutan untuk melakukan
proses spasial analisis data curah hujan dan data spasial pendukung yaitu
data ketinggian, data bentuk lereng, data penggunaan lahan dan data zona
banjir (Purnama dkk., 2018).
Ketersediaan berbagai macam jenis produk perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis (SIG) baik bersifat berbayar maupun bersifat open source
(terbuka) sudah banyak tersedia dan bahkan akan terus dikembangkan. Open
4

source merupakan sebuah sistem terbuka yang dalam mendistribusikan perangkat


lunak kepada penggunanya dengan cara memberikan program dan source code-
nya secara gratis, bahkan pengguna dapat melakukan modifikasi untuk membuat
perangkat lunak tersebut sesuai dengan kebutuhan. Adapun perangkat lunak
teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang bersifat open source (terbuka)
yang penulis jumpai dan digunakan saat ini yaitu perangkat lunak Quantum GIS.
Istilah SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan
geografis. Dengan melihat unsur pokoknya, maka sudah jelas bahwa SIG
merupakan tipe sistem informasi, tatapi dengan tambahan unsur geografis, istilah
geografis merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering
digunakan secara bergantian sehingga muncullah istilah yang ke tiga yaitu
geospasial (Kurniawan dkk., 2016).
Geoprocessing dapat menentukan, mengelola, dan menganalisa informasi
untuk dijadikan sebuah keputusan. Geoprocessing menjadi bagian yang sangat
penting bagi perusahaan yang menggunakan SIG. Tidak terhitung jumlah tugas
geoprocessing yang dilakukan dalam sehari. Fungsi geoprocessing yang pada
umumnya sering dipakai adalah clip, intersect, buffer, dissolve, merge, dan union.
Pada fase specify requirements fungsi yang akan dilakukan usability testing pada
kedua aplikasi yaitu geoprocessing tools dengan daftar fungsi yang diujikan yaitu
clip, membuat sebuah layer baru dari data vektor yang sudah dipersiapkan dengan
bagian data yang telah ditentukan untuk dilakukan pemotongan menggunakan
clipping tool; intersection, tugas ini mengharuskan responden untuk membuat
sebuah layer baru dari dua layer yang saling bertumpang tindih; buffer, responden
akan mencari dan menggunakan buffer tool, lalu melakukan konfigurasi dan
melihat hasil dari buffer tersebut; dissolve, menggabungkan fitur yang memiliki
kesamaan atribut tertentu; merge, melakukan penggabungan dua layer menjadi
satu; union, melakukan penggabungan dua layer menjadi satu (Hawi dkk., 2018).
Geoprocessing merupakan metode yang digunakan untuk melakukan
proses dan analisa data spasial GIS, baik data grafis (geometri) maupun data
atribut (identitas). Geoprocessing data baik grafis maupun atribut dilakukan pada
Desktop ArcMap. Analisis spasial data GIS (Geoprocessing) diantaranya: analisis
overlay dan analisis buffer. Overlay merupakan proses yang digunakan untuk
5

menggabungkan atau menyatukan informasi dari beberapa data spasial, baik


geometri data grafis maupun data atributnya dan selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan informasi baru. ArcGIS memiliki beberapa metode overlay antara
lain: Erase, Identity, Intersect, Symmetrical Difference, Union dan Update. Buffer
yaitu memberikan batasan wilayah berdasarkan jarak tertentu pada suatu obyek.
Data untuk buffer adalah data grafis dengan feature garis/line, area/polygon,
maupun titik/point dimana obyek yang dihasilkan berbentuk polygon.
Geoprocessing data GIS lebih dikenal dengan analisis spasial, terutama yang
paling terkenal atau populer adalah analisis overlay (tumpang susun,
penggabungan data) (Cholil dkk., 2019).
Geoprocessing merupakan metode yang digunakan untuk melakukan
proses dan analisa data spasial GIS, baik data grafis (geometri) maupun data
atribut (identitas). Geoprocessing data baik grafis maupun atribut dilakukan pada
Desktop ArcMap. Analisis spasial data GIS (Geoprocessing) menggunakan teknik
overlay. Overlay merupakan proses yang digunakan untuk menggabungkan atau
menyatukan informasi dari beberapa data spasial, baik geometri data grafis
maupun data atributnya dan selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan informasi
baru. ArcGIS memiliki beberapa metode overlay antara lain: erase, identity,
intersect, symmetrical difference, union dan update. Georeferencing menjadi
syarat atau kunci utama dalam pengolahan atau pemrosesan data spasial sebelum
dilakukan pemetaan atau digitasi peta karena data GIS harus menunjukkan posisi
lokasi atau wilayah secara jelas. Georeferencing pada ArcInfo-ArcGIS ini
dilakukan pada Desktop ArcMap (Priono dkk., 2019).
Kelebihan GIS dapat membantu dalam meningkatkan integrasi organisasi;
membolehkan pengguna untuk melihat, memahami, menafsirkan, dan
menggambarkan data dalam banyak cara dan mengungkapkannya dengan
hubungan, pola, dan trend, dalam bentuk peta, globe, laporan, dan carta;
menyediakan dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan mudah difahami;
membantu untuk diintegrasikan ke dalam setiap kerangka sistem maklumat
perusahaan; dan menyediakan lebih banyak peluang pekerjaan (Hua, 2015).
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Sistem Informasi Geografis dilaksanakan pada hari
Sabtu, 23 Mei 2020 pukul 15.00 sampai dengan 16.50 WIB. Praktikum ini
dilaksanakan di ruang Lab KSH Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, infocus dan
laptop. Bahan yang digunakan adalah peta USU dari Google Eart dan ArcMap
10.3.
Prosedur Praktikum
1. Pilih catalog

2. Klik kanan pada lokasi penyimpanan file kamu


7

3. Pilih New

4. Kemudian Shapefile

5. Diubah Name dan Feature Type menjadi “Polygon”


8

6. Kemudian pilih Edit

7. Pilih WGS 1984 UTM Zone 47N, Kemudian klik OK

8. Pilih OK

9
9

9. Pilih Editor

10. Pilih Start Editing

11. Klik Polygon pada Create Features


10

12. Dibuat polygon wilayah USU

13. Pilih Editor

14. Kemudian pilih Stop Editing


11

15. Klik Yes

16. Pilih Search

17. Ketik dipencaharian “Clip”


12

18. Kemudian pilih Clip (Data Management) (Tool)

19. Tarik USU.jpg pada Layers ke Input Raster, sedangkan Polygon ke

Output Raster

20. Kemudian klik OK


13

21. Hilangkan Polygon

22. Pemotongan peta USU selesai.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjuldul “Cara
Penginstalan Sofware ArcGIS 10.3” adalah sebagai berikut:

Pembahasan
Pada praktikum Sistem Informasi Geografis (GIS) yang berjudul
“Geoprocessing Clip” melakukan pemotongan peta dapat dilakukan dengan
menggunakan clip. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syafri dkk., (2015) yang
menyatakan bahwa Jenis tool yang digunakan dalam ekstrasi, yaitu Clip. Clip,
merupakan tool yang digunakan untuk memotong sebuah fitur menggunakan fitur
lain. Fitur yang digunakan untuk memotong harus berupa polygon, sedangkan
fitur yang dipotong dapat berupa titik, garis, atau polygon.
Proses pemotongan daerah dilakukan di kawasan Kampus Universitas
Sumatera Utara (USU) dengan 38 objek polygon dengan tempat dengan wilayah
terbesar dan terluas dalah fakultas teknik. Pada pembuatan digitasi ini
menggunakan correction tool berupa polygon dan dilanjutkan dengan auto
complete polygon. Dan dengan digitasi suatu wilayah dapat melihat pembagian
wilayah dan besarnya suatu wilayah.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Fungsi geoprocessing clip membuat sebuah layer baru dari data vektor
yang sudah dipersiapkan dengan bagian data yang telah ditentukan untuk
dilakukan pemotongan menggunakan clipping tool
2. Fitur yang digunakan untuk memotong harus berupa polygon, sedangkan
fitur yang dipotong dapat berupa titik, garis, atau polygon.
3. Pada pemotongan peta yang dilakukan pada daerah USU dengan
menggunakan menu clip, Objek-objek yang diambil antara lain, 15 objek
fakultas, 6 objek lapangan, 14 objek gedung, 2 objek hutan kecil, 1 objek
taman, 1 objek bank, 2 objek musholla/masjid, 1 objek Perpustakaan, dan
2 objek parkiran.
4. Geoprocessing merupakan metode yang digunakan untuk melakukan
proses dan analisa data spasial GIS, baik data grafis (geometri) maupun
data atribut (identitas). Kerincian data dalam SIG ditentukan oleh besarnya
satuan pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data.
5. Pemotongan dilakukan dengan 38 objek polygon pada Universitan
Sumatera Utara

Saran
Sebaiknya praktikan lebih serius pada saat praktikum sedang berlangsung,
agar praktikan lebih dapat memahami materi-materi yang disampaikan oleh
asisten praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. W., Yar, J. 2016. Sejaran Dan Perkembangan Ilmu Pemataan.


Jurnal Enggano, 1(2): 80-82.

Ardiansyah., Kardono. 2017. Sistem Informasi Geografis (Sig) Pemetaan Jaringan


Pipa Dan Titik Properti Pelanggan Di PT Aetra Air Tangerang. Jurnal
Ilmu Fifo, 9(1): 81-89.

Cholil, M., Priono., Imam, H. 2019. Pendidikan Dan Pelatihan Sistem Informasi
Geografi Untuk Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Geografi Di
Kabupaten Sukoharjo Dan Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah.
Jurnal Penganbdian Kepada Masyarakat, 3(2): 219-229.

Hawi, F. N., Fatwa, R., Retno, I.R. 2018. Evaluasi Tampilan Antarmuka QGIS
Dan Arcgis Menggunakan Pendekatan User-Centered Design (UCD):
Studi Kasus Fungsi Geoprocessing Toolsi. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 2(9): 2850-2857.

Hua, A.K. 2015. Sistem Informasi Geografi (GIS): Pengenalan Kepada Perspektif
Compute. Malaysian Journal Of Society And Space, 11(1): 24-31.

Kurniawan, J., Bebas, P., Desy, A. 2016. Perbandingan Fungsi Software Arcgis
10.1 Dengan Software Quantum Gis 2.14.5 Untuk Ketersediaan Data
Berbasis Spasial. Program Studi Teknik Geodesi.

Priono., Agus, A. S. Rudiyanto. 2019. Program Seribu Peta Citra Untuk Desa
(Studi Kasus Di Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Sukoharjo). The 10th
University Research Colloqium.

Purnama, M., Nasaruddin., Nizamuddin. 2018. Model Geoprocessing Untuk


Otomatisasi Pemetaan Daerah Rawan Banjir Berbasis Geographic
Information System. Jurnal Ilmu Teknik Elektro Komputer Dan
Informatika (Jiteki), 4(2): 118-127.

Setiawan, I. 2015. Peran Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Meningkatkan


Kemampuan Berpikir Spasial (Spatial Thinking). Jurnal Pendidikan
Geografi, 15(1): 63-89.

Sutanta, E. 2010. Membangun SIG Perguruan Tinggi Diy Dengan Cms Joomla
Dan Google Map. Jurnal Manajemen Dan Teknologi Informasi,
1(1): 37-41.

Wibowo, K.M., Indra. K., Juju, J. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara Di Provinsi Bengkulu
Berbasis Website. Jurnal Media Infotama, 11(1): 51-60.

Anda mungkin juga menyukai