Anda di halaman 1dari 20

INTEGRASI DATA SPASIAL

DAN DATA NON SPASIAL


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual
yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali
pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
INTEGRASI DATA SPASIAL
DAN DATA NON SPASIAL
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Ni Nyoman Supuwiningsih
Ni Nym Utami Januhari
I Ketut Putu Suniantara
Shofwan Hanief

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id

Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
INTEGRASI DATA SPASIAL DAN DATA NON SPASIAL
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Ni Nyoman Supuwiningsih
Ni Nym Utami Januhari
I Ketut Putu Suniantara
Shofwan Hanief

Editor:
Rintho R. Rerung

Tata Letak:
Rizki R. Pratama
Desain Cover:
Rintho R. Rerung
Ukuran:
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm
Halaman:
iv, 104
ISBN:
978-623-362-401-5
Terbit Pada:
Februari, 2022

Hak Cipta 2022 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada


Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan buku ini
yang berjudul “Intergrasi Data Spasial dan Data Non
Spasial Sistem Informasi Geografis”. Semoga buku ini
dapat memberikan pengetahuan mengenai konsep Sistem
Informasi Geografis (SIG) dalam integrasi data spasial dan
data non spasial beserta implementasinya.
Pembahasan buku ini terdiri dari beberapa bab antara
lain data spasial Sistem Informasi Geografis, data non
spasial Sistem Informasi Geografis, integrasi data spasial
dan data non spasial serta implementasi data Sistem
Informasi Geografis. Setiap bab terdiri dari sub bab antara
lain konsep data vektor, konsep data raster, kelebihan dan
kelemahan masing-masing data spasial (vektor dan
raster), integrasi data (map overlay), analisis data vektor
dan analisis data raster serta buku ini juga dilengkapi
implementasi integrasi antara data spasial dan data non
spasial dalam studi kasus menggunakan Sistem Informasi
Geografis.
Penulis mengharapkan semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
buku ini tidak sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun.

Denpasar, Februari 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................ii
BAB 1 DATA SPASIAL SIG ..............................................1
A. Data Vektor ....................................................3
B. Kelebihan dan Kelemahan Data Vektor ...........7
C. Data Raster ....................................................9
D. Kelebihan dan Kelemahan Data Raster .........13
BAB 2 DATA NON SPASIAL SIG ....................................17
BAB 3 INTEGRASI DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL
SIG .......................................................................23
A. Integrasi Data (Map Overlay) .........................26
B. Analisis Data Raster dan Data Vektor ...........30
BAB 4 IMPLEMENTASI INTEGRASI DATA SPASIAL DAN
NON SPASIAL .......................................................33
A. Analisis Data Spasial Wilayah Kota
Denpasar ......................................................33
B. Analisis Data Non Spasial .............................43
C. Hasil Digitasi Kecamatan di Kota Denpasar ..78
GLOSARIUM .................................................................97
INDEKS.........................................................................99
DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 101

ii
BAB 1
DATA SPASIAL SIG

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan ilmu


pengetahuan yang terdiri dari ilmu geografi, ilmu geodesi
dan ilmu kartografi, hal ini yang membuat Sistem
Informasi Geografis (SIG) sangat unik dibandingkan
sistem informasi lainnya. Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah Sistem Informasi yang dapat menganalisis data
spasial dan data non spasial yang diperoleh dalam
pengumpulan data, data spasial dan data non spasial
tersebut diproses dan diintegrasikan secara
komputerisasi sehingga menghasilkan informasi geografis
untuk mencapai tujuan dan kebutuhan user. Geographic
Information System (GIS) merupakan suatu sistem
informasi yang menyimpan, mengelola dan memanipulasi
data yang bereferensi geospasial (Wilhelmus Bunganaen,
Sudiyo Utomo dan Gallant B. Ratu Edo, 2017). Sistem
Informasi Geografis (SIG) memiliki suatu kemampuan
yang dapat menghubungkan berbagai macam data pada
titik tertentu di permukaan bumi, menggabungkannya,
menganalisis serta memetakan hasinya. SIG merupakan
suatu data berbentuk spasial yang berarti data yang
berorientasi geografis dan memiliki suatu sistem

1
DATA SPASIAL SIG

koordinat sebagai bahan referensinya, sehingga


penerapan SIG dapat digunakan untuk pemetaan lokasi,
kondisi dan pemodelan sehingga dapat dikatakan bahwa
sistem informasi geografi berhubungan dengan object –
object yang berada di permukaan bumi (Aris Sudianto dan
Muhamad Sadali, 2018). Sistem Informasi Geografi (SIG)
merupakan sistem informasi yang dirancang
menggunakan basis data yang memiliki referensi spasial
atau berkoordinat geografi. Sebagai suatu sistem yang
berbasis komputer, paling tidak ada empat pendekatan
yang bisa dipergunakan untuk mendefinisikan dan
membagi SIG, yaitu pendekatan proses (process oriented),
pendekatan kegunaan alat (toolbox approach),
pendekatan data base (database approach) dan
pendekatan aplikasi (application approach) (Saefudin dan
Diki Susandi, 2020). Data Spasial merupakan data yang
memiliki referensi ruang kebumian, koordinat titik, lokasi
objek dalam dunia nyata ke dalam peta.

Data spasial adalah data yang memiliki gambaran wilayah


yang terdapat di permukaan bumi yang direpresentasikan
dalam bentuk grafik, peta, gambar dalam format digital
berbentuk raster dan vektor dengan nilai tertentu.
Sumber yang bisa digunakan untuk mendapatkan data
spasial adalah sebagai berikut.

1. Peta Analog yaitu peta yang disajikan dalam bentuk


cetak yaitu peta topografi, peta alam, peta
lingkungan, peta pulau dan lain sebagainya.

2
DATA SPASIAL SIG

2. Penginderaan jauh yang dapat dilihat dalam bentuk


citra satelit, foto udara dan lain sebagainya.
3. Data hasil pengukuran lapangan berupa data yang
diperoleh dengan cara mengadakan pengukuran
serta perhitungan tersendiri.
4. Data Global Positioning Sistem (GPS) adalah data
canggih dengan keakuratan tinggi yang
dipresentasikan dalam format vector.
5. Data bereferensi spasial seperti batas administrasi
sebuah wilayah. Data spasial terdiri dari 2 jenis data
yaitu data vektor dan data raster.

A. Data Vektor

Data vektor adalah data yang menampilkan pola


keruangan dalam bentuk titik (point), garis (line),
kurva atau poligon. Data vektor merupakan salah
satu tipe data yang umum ditemukan dalam Sistem
Informasi Geografis (SIG). Sebuah vektor pada
intinya merupakan sebuah titik, atau garis yang
menghubungkan titik-titik tersebut. Titik, garis, dan
poligon merupakan jenis data vektor yang dapat
dikombinasikan antara ketiganya. Komponen dari
data vektor terdiri dari 3 yaitu titik (point), garis (line)
dan Poligon (Polygon) dengan penjelasan sebagai
berikut :

3
DATA SPASIAL SIG

1. Titik (point)

Titik (point) adalah representasi grafis dunia


nyata yang paling sederhana untuk
menyatakan lokasi suatu obyek yang dapat
ditampilkan di layar monitor dengan
menggunakan simbol-simbol.

Contoh

▪ Lokasi untuk gunung dapat


direpresentasikan dengan simbol segitiga

▪ Lokasi Pelabuhan dapat

direpresentasikan dengan simbol


▪ Lokasi Rumah sakit dapat
direpresentasikan dengan simbol titik ●
▪ Lokasi Bandar udara dapat

direpresentasikan dengan simbol


2. Garis (line)

Garis merupakan bentuk geometri yang


dibangun dengan menggunakan segmen-
segmen lurus dan terbentuk oleh dua titik
koordinat atau lebih. Garis/line dapat
digunakan untuk merepresentasikan dunia
nyata, seperti jalan, sungai, jaringan air bersih,
jaringan listrik, jaringan telepon, jalur

4
DATA SPASIAL SIG

transportasi bus, jalur kereta api, jalur


angkutan umum dan lain sebagainya.

Gambar 1. Penggunaan Line dalam Peta


3. Poligon (polygon)

Polygon merupakan salah satu data vektor yang


dapat menggambarkan objek tertutup yang
memiliki luasan. Kebanyakan peta tematik
dalam SIG (Sitem Informasi Geografis) selalu
menggunakan bentuk geometri polygon.
Poligon pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan objek dunia nyata yang
memiliki luasan seperti wilayah administrasi,
danau, guna lahan pertanian, lahan
perkebunan, jenis tanah dan lain sebagainya.

5
DATA SPASIAL SIG

Gambar 2. Penggunaan Polygon dalam peta


Kartografi adalah merupakan ilmu yang
khusus mempelajari segala sesuatu tentang
peta. Mulai dari sejarah, perkembangan,
pembuatan, pengetahuan, penyimpanan,
hingga pengawetan serta cara-cara
penggunaan peta. Peta adalah gambaran
permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam
bidang datar dengan skala tertentu. Dalam
pengertian lain, peta disebut sebagai suatu
media komunikasi grafis yang merupakan
pengecilan dari permukaan bumi atau benda
angkasa yang ditampilkan menurut ukuran
geometris pada bidang datar, yang mempunyai
simbol untuk mewakili tampilan sebenarnya
(Nobel D.Sekeon, Yaulie D. Rindengan dan Rizal
Sengkey, 2016).

6
DATA SPASIAL SIG

Gambar 3. Model Data Vektor

B. Kelebihan dan Kelemahan Data Vektor

Data vektor merupakan salah satu jenis data yang


digunakan Sistem Informasi geografis yang
merepresentasikan dunia nyata dengan
menggunakan titik, garis dan polygon. Data vektor
memiliki kelebihan dan kelemahan adalah sebagai
berikut (Prahasta, 2001).

Kelebihan data vektor

1. Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan


yang lebih sedikit
2. Satu layer dapat dikaitkan dengan atau
mengandung banyak atribut sehingga dapat
menghemat ruang penyimpanan secara
keseluruhan
3. Dengan banyak atribut yang dapat dikandung
oleh satu layer, banyak peta tematik lain (layer)

7
DATA SPASIAL SIG

yang dapat dihasilkan sebagai peta


turunannya.
4. Hubungan topologi dan network dapat
dilakukan dengan mudah
5. Memiliki resolusi spasial yang tinggi
6. Representasi grafis data spasialnya sangat
mirip dengan peta garis buatan tangan
manusia
7. Memiliki batas-batas yang teliti, tegas dan jelas
sehingga sangat baik untuk pembuatan peta-
peta administrasi dan persil tanah miliki.

Kelemahan Data vektor

1. Memiliki struktur data yang kompleks


2. Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi
3. Pengguna tidak mudah berkreasi untuk
membuat programnya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan aplikasiya. Hal ini disebabkan oleh
struktur data vector yang lebih kompleks dan
prosedur-prosedur fungsi dan analisisnya
memerlukan kemampuan yang tinggi karena
lebih sulit dan rumit
4. Karena proses keseluruhan untuk
mendapatkannya lebih lama, peta vector sering
kali mengalami out of date atau kadaluarsa.
5. Tidak compatible dengan data citra satelit
penginderaan jauh

8
DATA SPASIAL SIG

6. Memerlukan perangkat lunak dan perangkat


keras yang lebih mahal
7. Overlay beberapa layer vector secara simultan
memerlukan waktu yang relative lama.

C. Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid)


adalah data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jarak jauh seperti citra satelit atau foto
udara. Pada data raster, obyek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang
disebut dengan pixel (Muhammad A.C.D,dkk , 2020).
Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(picture element).

Gambar 4. Perbedaan Data Raster dan Data Vektor

9
DATA SPASIAL SIG

Pada gambar 4 merupakan gambar perbedaan


antara data raster dan data vektor. Data raster
adalah dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh.
Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(picture element) (Muhammad Agam Cakra Donya,
Bandi Sasmito, Arief Laila Nugraha, 2020). Pada data
raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada
ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan
bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.
Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi
resolusinya (Nobel D.Sekeon, Yaulie D. Rindengan
dan Rizal Sengkey, 2016). Model data raster
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan struktur matriks atau
pixel-pixel yang membentuk grid (Prahasta.E, 2001).
Informasi yang terdapat dalam satu pixel dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu data atribut
dimana data atribut dapat mengenai suatu object
seperti perumahan, gedung, sawah, dan lain – lain
dan juga data koordinat yang menunjukkan posisi
geometris dari suatu data tersebut.

Kebutuhan teknologi penginderaan jauh yang


dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)
untuk tujuan inventarisasi dan pemantauan sangat

10
DATA SPASIAL SIG

penting terutama bila dikaitkan dengan


pengumpulan data yang cepat dan akurat (Senifa
Citra Lestari dan Muhammad Arsyad, 2018). Model
data raster adalah model data yang berupa image.
Model data raster akan disimpan dalam bentuk grid,
dimana setiap grid mewakili data tertentu (Reza R.D
Junyar, Lili Somantri dan Iwan Setiawan, 2020).

Neighbourhood operations (NO) merupakan salah


satu perangkat dan tool dalam software Sistem
Informasi Geografis. Operasi ini merupakan salah
satu operasi analisis spasial selain teknik analisis
overlay. Dalam teknik analisis overlay lebih
menekankan pada operasi kombinasi pixel raster
dari sumber atau input peta yang berbeda-beda
(lebih dari satu) untuk mencari informasi yang lebih
beragam dalam satu lokasi yang sama dapat dilihat
pada gambar 5 sedangkan dalam operasi NO
perhitungan dilakukan terhadap pixel dalam peta
masukan, dimana hasil keluaran perhitungan (peta
hasil) tergantung dari syntax dan algoritma yang
diaplikasikan terhadap nilai pixel tetangga terdekat
dalam sistem matrik window. Perhitungan dalam NO
menggunakan prinsip-prinsip operasi filtering seperti
halnya pada pengelolaan citra digital dengan
menggunakan matriks 3x3 pixel yang diaplikasikan
keseluruh peta raster. Nilai hasil operasi

11
DATA SPASIAL SIG

ditempatkan untuk mengganti nilai pada pixel


tengah dalam matrik (Marfai, 2006).

Gambar 5. Overlay dalam Format Raster


Dalam pengolahan data spasial yang menggunakan
perangkat komputer pastinya akan menemukan
data yang bertipe data raster (basis pixel) dan vektor
(basis garis). Mengkonversi data raster ke vektor
maupun vektor ke raster merupakan hal yang sering
dilakukan dalam pengolahan data. Hal ini
dimaksudkan untuk menyamakan tipe atau format
data sebelum mengolah datanya yang natinya hasil
pengolahan tersebut akan digunakan untuk analisis
untuk proses selanjutnya. Contoh dari konversi data
raster ke data vektor adalah jika kita mempunyai
data ketinggian atau citra DEM (Digital Elevation
Model) yang bertipe raster tetapi kita membutuhkan
data vektor ketinggian tersebut untuk selanjutnya di
overlay dengan data lereng dan jenis batuan. Analisis
overlay adalah analisis yang menggunakan data
bertipe vektor maka data ketinggian berupa raster

12
DATA SPASIAL SIG

harus diubah menjadi data vektor seperti gambar


berikut ini.

Gambar 6. Konversi Raster ke Vektor

D. Kelebihan dan Kelemahan Data Raster

Selain data vector jenis data lainnya yang digunakan


dalam Sistem Informasi Geografis adalah data raster.
Data Raster merupakan data yang menampilkan
data dalam bentuk pixel atau matrik. Data Raster
memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut
(Prahasta, Sistem Informasi Geografis : Konsep-
Kosep Dasar, 2001).

Kelebihan Data Raster

1. Memiliki struktur data yang sederhana


2. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan
fungsi-fungsi matematis sederhana

13

Anda mungkin juga menyukai