Anda di halaman 1dari 78

MODUL PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Mengenal Layouting pada Sistem Informasi Geografis, Konversi Data Raster Vektor,
Konversi Format Data, Analisa Geospasial Dasar

Disusun oleh:
Nurwatik, ST, MSc

Departemen Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya,
Penulis dapat menyelesaikan Modul Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) ini dengan
baik. Modul praktikum ini disusun sebagai salah satu tugas Diklat Pra Jabatan Non PNS ITS
dan sebagai sarana pembelajaran di laboratorium. Dalam proses penyusunan modul, penulis
mendapatkan banyak bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mokhamad Nur Cahyadi, ST.,M.Sc.,Ph.D selaku Kepala Departemen Teknik
Geomatika, FTSLK, ITS
2. Prof.Dr.Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA,DESS selaku kepala Laboratorium
Geospasial
3. Lalu Muhamad Jaelani, ST, M.Sc, Ph.D dan Hepi Hapsari Handayani, S.T., M.Sc.,
Ph.D. Selaku anggota laboratorium Geospasial yang telah membantu dalam proses
penyusunan modul praktikum ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Modul Praktikum Sistem Informasi
Geografis ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak untuk sempurnanya modul praktikum ini. Selain
itu penulis juga berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 25 September 2019

Penulis

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
MODUL PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS .......................................... 1
1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis ........................................................................... 1
1.2 Data Spasial ..................................................................................................................... 1
MODUL 2 PEMBUATAN LAYOUT DENGAN ARCGIS ..................................................... 4
1.1 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 4
1.2 Langkah Praktikum .......................................................................................................... 4
MODUL 3 KONVERSI DATA RASTER DAN VEKTOR ................................................... 25
2.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 25
2.2 Langkah Praktikum ........................................................................................................ 25
MODUL 4 KONVERSI FORMAT DATA ............................................................................. 36
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 36
3.2 Langkah Praktikum ........................................................................................................ 36
MODUL 5 ANALISA GEOSPASIAL DASAR ..................................................................... 48
4.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 48
4.2 Langkah Praktikum ........................................................................................................ 48

iii
MODUL 1
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya
akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989).
Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:
“Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan
sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa
dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”.
Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang
berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, SIG yang
berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data yang besar
(dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data
yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi,
kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem
informasi lainnya.

1.2 Data Spasial


Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain,
yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut:
a. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.
b. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki
beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan,
kode pos, dan sebagainya.
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial
dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

1.2.1 Data Vektor


Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan
garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama),
titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Gambar 1 Data Vektor

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan
fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya
adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor
yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

1.2.2 Data Raster


Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel
grid yang disebut dengan pixel (picture element).

2
Gambar 2 Data Raster

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan
kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang
diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban
tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah
besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan
sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format
data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume
data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor
relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk
digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah
digunakan secara matematis.

3
MODUL 2
PEMBUATAN LAYOUT DENGAN ARCGIS

Praktikum ini bertujuan untuk mengenal software yang biasanya digunakan oleh Sistem
Informasi Geografis dalam membuat layout peta. Tahapan awal dalam membuat layout adalah
persiapan data yang diperlukan untuk bisa di layout. Dengan adanya praktikum ini, mahasiswa dapat
mengenal tools dasar pada ArcGIS Desktop dan QGIS untuk keperluan membuat layout peta.

1.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan layout dengan ArcGIS
adalah sebagai berikut;
- software ArcGIS Desktop dan QGIS
- Komputer / laptop
- Data format *shapefile (SHP) berupa batas kecamatan, tutupan lahan, jalan, sungai,
pemukiman

1.2 Langkah Praktikum


Buka software ArcGIS (yang akan digunakan adalah ArcMap.exe). Tampilan awal kerja di
ArcMap adalah sebagai berikut

Pilih Add data dan tambahkan layer - layer yang akan di layout

4
Dalam melayout peta, dianjurkan skala peta di tetapkan terlebih dahulu, agar ketika
proses layout skala tidak berubah secara otomatis

Klik menu view > data frame properties

Pilih data frame > extent > fixed scale

Pilih skala peta > ok

5
Klik layout view

Hasil tampilan layout akan muncul

6
Pilih menu file > page and print setup untuk mengatur ukuran kertas

Klik OK setelah selesai

7
Atur tata letak peta, gunakan kursor hitam untuk menggeser dataframe

Menambahkan unsur-unsur peta

a. Menambahkan Grid

Klik menu view > data frame properties

8
Pilih Grids > klik new grid

pilih > next

9
Klik finish
Hasil Grid dan koordinat akan muncul

10
b. Menambahkan Legenda
Pilih menu insert > klik legend

Masukkan informasi apa saja yang akan ditampilkan dalam legenda > next

11
Atur Informasi legenda. Jenis huruf, ukuran > klik finish

Hasil. Legenda dengan informasi yang dipilih akan muncul

12
Jika ingin mengedit legenda. Klik kanan pada kolom legenda > properties

Setelah selesai klik OK

13
c. Menambahkan Orientasi
Pilih menu insert > north arrow

Pilih gambar orientasi yang diinginkan > OK

Hasil. Orientasi

14
d. Menambahkan Skala Bar
Pilih Menu Insert > Scale Bar

Pilih > klik OK

H asil.

15
e. Menambahkan Skala Teks
Pilih menu insert > scale tekt

Pilih > klik OK

H asil

16
f. Menambahkan Judul
Pilih menu insert > Text

KLIK kanan properties untuk mengedit dan membuat isi text

17
Hasil

g. Membuat Sumber Peta


Pilih menu insert > Text

18
Hasil

h. Menambahkan nama Pembuat peta


Pilih menu insert > Text

Tulis nama pembuat > OK

19
Hasil

i. Membuat Index Peta


Pilih menu insert > data frame

K lik kanan pada data frame yang baru > active

20
Masukkan peta

Inset peta harus memiliki grid dan koordinat dan tetapkan skala inset Lakukan seperti cara diatas
tadi

Hasil

21
j. Mengedit Unsur-unsur Peta

Hasil

22
k. Menyimpan Hasil Layout

Pilih menu file > export Map

Pilih folder tempat penyimpanan dan pilih format > save

23
Hasil akhir

24
MODUL 3
KONVERSI DATA RASTER DAN VEKTOR

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum konversi data raster dan vektor adalah
sebagai berikut;
- Software ArcGIS Desktop
- Komputer / laptop
- Data format *xls (Excel 1997-2003), data pada praktikum sebelumnya

2.2 Langkah Praktikum


a. Input Data Atribut Format .xls pada ArcGIS

Buat tabel data atribut dalam format xls

Jalankan perangkat lunak ArcMap > Buka file praktikum pertama > non
aktifkan semua layer vektor

Klik add data > Pilih file atribut yang telah penulis buat > Klik Add

25
Setelah itu, akan muncul layer tabel dari excel yang telah di tambahkan

Kemudian klik kanan pada layer tersebut > klik Display X Y data

Pilih kolom X dan Y sesuai pada tabel excel tersebut, dan pilih sistem koordinat
WGS 84, karena koordinat yang ditampilkan pada Google Earth menggunakan
datum WGS 84 > lalu klik Ok

Berikut ini hasilnya

26
Input Data Atribut Format .xls pada QGIS

Buat tabel data atribut dalam format xls

Jalankan perangkat lunak QGIS > Buka file praktikum pertama > unchek semua layer

vektor

Klik menu Layer > Add Layer > Add Delimited Text Layer >Pilih file nya > Klik
Open > Pilih Sistem Proyeksi dan Keterangan Kolom > Klik Add

27
Berikut ini adalah hasilnya

Konversi Data Vektor ke Raster di ArcGIS

Jalankan perangkat lunak ArcGIS dan bukalah file praktikum pertama, kemudian
uncheck Layer Rasternya dan Layer Vektor selain Poligon, karena penulis hanya
ingin mengkonversi tutupan lahan saja

Kemudian cari Tools Feature to Raster di menu Search, kemudian klik

28
Kemudian muncul tampilan seperti ini, lalu pilih input layer Vektor yang ingin di
konversi menjadi raster, pilih atribut pada layer yang ingin dijadikan raster (di sini
penulis memilih atribut luas area), serta pilih lokasi penyimpanannya, kemudian klik
Ok

Berikut ini hasil konversi Layer poligon Administrasi Desa dengan Atribut Luas
menjadi data Raster

Dan di bawah ini adalah layer poligon Administrasi Desa sebelum diubah menjadi
raster

Lakukan pada layer poligon tutupan lahan dan layer yang lainnya
29
Konversi Data Vektor ke Raster di QGIS

Jalankan perangkat lunak QGIS dan bukalah file praktikum pertama, kemudian uncheck
Layer Rasternya dan Layer Vektor selain Poligon, karena penulis hanya ingn
mengkonversi tutupan lahan saja

Kemudian Klik menu Raster > Kemudian Klik Conversion > Kemudian Klik Rasterized

Kemudian muncul tampilan seperti ini, lalu pilih input layer Vektor yang ingin di
konversi menjadi raster, pilih atribut pada layer yang ingin dijadikan raster (di sini
penulis memilih atribut luas area), atur jumlah band, atur resolusi raster output, serta pilih
lokasi penyimpanannya, kemudian klik Run

30
Berikut ini hasil konversi Layer poligon Administrasi Desa dengan Atribut Luas menjadi
data Raster

Dan di bawah ini adalah layer poligon Administrasi Desa sebelum diubah menjadi raster

Lakukan pada layer poligon tutupan lahan yang lainnya

31
Konversi Data Raster ke Vektor di ArcGIS

Jalankan perangkat lunak ArcMap

Masukkan data raster yang telah dipotong sesuai batas Kabupatennya > Lakukan reclassify >
Simpan data sebagai raster yang sudah di reklasisifikasi

Kemudian cari tools Raster to Polygon di menu Search, lalu klik

Kemudian muncul tampilan seperti ini, pilih layer raster yang akan dikonversi, pilih
kolom yang akan dikonversi, pilih lokasi penyimpanan file vektor output, klik OK

32
Berikut ini hasilnya

Konversi Data Raster ke Vektor di QGIS

Jalankan perangkat lunak ArcMap

Masukkan data raster yang telah dipotong sesuai batas Kabupatennya

33
Kemudian Klik menu Raster > Kemudian Klik Conversion > Kemudian Klik Polygonize

Kemudian muncul tampilan seperti ini, pilih layer raster yang akan dikonversi, pilih
kolom yang akan dikonversi, pilih band, pilih lokasi penyimpanan file vektor output, klik
Run

Berikut ini hasilnya

34
Input Data Atribut di ArcGIS
Pada saat melakukan input data atribut dengan format excel pada perangkat lunak ArcMap, pertama
kita harus menekan menu add data, dan kemudian kita dapat memilih data atribut dengan format excel yang
kita miliki. Setelah itu, menampilkan data vektor dari data atribut tersebut dengan klik kanan layer data
atribut,kemudian klik display X Y data, lalu mengatur kolom untuk lintang dan bujur serta sistem referensi.
Kemudianvektor berupa titik akan muncul, berikut ini hasilnya.

35
MODUL 4
KONVERSI FORMAT DATA

Modul ini bertujuan untuk memahami bagaimana melakukan konversi


berbagai format data SIG. Beberapa tahapan yang dilakukan antara lain; (1)
digitasi Single dan Multiple feature (data vektor) pada Software Mapinfo Pro 16;
(2) Konversi format data Mapinfo (*TAB atau *MIF) Menjadi KML, GeoJSON,
SHP, dan KMZ.

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum konversi format data adalah sebagai berikut;
- Software ArcGIS Desktop
- Komputer / laptop
- Software MapInfo Pro
- Software Quantum GIS
- Data format vektor

3.2 Langkah Praktikum


Digitasi Single dan Multiple

Buka Software MapInfo

Berikut ini tampilan workspace nya

Tambahkan peta dasar dengan klik menu RASTER > kemudian klik Open Table >
Pilih file nya

36
Berikut ini hasil nya

Kemudian buat Table (kalau di ArcMAP namanya layer) untuk Digitasi Single obje
titik, garis, dan poligon dengan cara klik menu TABLE > klik New Table

Kemudian akan muncul tampilan seperti ini

Centang Create New dan Add to Current Mapper > lalu klik Create

Setelah itu, klik Add Field > Ketikkan nama Field nya sesuai objek yang ingin dibuat,
lalu klik save, maka tabel akan disave dengan format .TAB sesuai file tujuan.
37
Lakukan langkah ke 3 untuk membuat tabel untuk objek titik dan poligon

Kemudian lakukan digitasi Single garis dengan cara klik Layer Garis > klik
Menu SPATIAL > klik Insert dan pilihlah objek garis > gambarlah garis pada objek
geografis seperti jalan atau saluran air

Berikut ini hasilnya

Selanjutnya adalah digitasi Single Titik dengan cara klik Layer Titik > klik
Menu SPATIAL > klik Insert dan pilihlah Symbol > gambarlah garis pada
objek geografis pohon kecil

38
Berikut ini hasilnya

Selanjutnya adalah digitasi Single Poligon dengan cara klik Layer Titik > klik
Menu SPATIAL > klik Insert dan pilihlah Polygon > gambarlah garis pada
objek geografis seperti bangunan

Berikut ini hasilnya

Setelah Digitasi Single, selanjutnya adalah melakukan digitasi Multiple, Buat


tabel baru seperti pada langkah ke 3 dan beri nama Multiple

39
Selanjutnya adalah digitasi Multiple, langkah pengerjaannya sama seperti
langkah 5, 6, dan 7, tapi hanya pada satu layer saja, yaitu layer Multiple, berikut
ini hasilnya, satu layer dengan tiga tipe objek

Konversi Data ke KML

Buka Google Chrome > kemudian menuju ke website mygeodata.cloud

Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format output > klik Convert Now!

40
Data dengan format KML siap diunduh

Cek dengan memasukkan data KML pada google earth, buka Google Earth >
klik menu File > klik open > pilih file yang akan di plot. Lakukan pada semua
file

Konversi Data ke GeoJSON

Buka Google Chrome > kemudian menuju ke website geoconverter.hsr.ch

Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format export GeoJSON> klik Run

Data dengan format GeoJSON siap diunduh


41
Cek dengan memasukkan data GeoJSON pada QGIS, buka QGIS > klik Open
Data Storage> pilih menu raster > pilih lokasi penyimpanan file > klik Add.
Lakukan pada semua file

Konversi Data ke Shapefile

Buka Google Chrome > kemudian menuju ke website geoconverter.hsr.ch

Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format export Shapefile > klik Run

Data dengan format Shapefile siap diunduh

Cek dengan memasukkan data Shapefile pada ArcMap, buka ArcMAP > add
folder connection pada lokasi File > pilih file yang akan di plot > klik Add.
Lakukan pada semua file

Konversi Data ke KMZ

Buka Google Chrome > kemudian menuju ke website geoconverter.hsr.ch

42
Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format export KMZ > klik Run

Data dengan format Shapefile siap diunduh

Cek dengan memasukkan data KMZ/KML pada google earth, buka Google
Earth > klik menu File > klik open > pilih file yang akan di plot. Lakukan
pada semua file

Hasil Digitasi Single dan Multiple

Pada saat melakukan digitasi, pertama penulis memasukkan peta dasar berupa peta
orthophoto FTSLK IT. Karena orthophoto, maka seluruh bangunan dan objek di peta tegak lurus akan
tetapi peta tersebut dibuat hanya dengan kordinat geotagging pada drone dan tanpa pengukuran
koordinat GCP. Kedua, pada tahap digitasi single, cara yang dilakukan cukup mudah, yaitu dengan
create table. Kemudian, pilih objek yang ingin didigitasi pada layer tersebut, dapat berupa garis atau
titik atau poligon. Pada digitasi Multiple, langkah pembuatannya sama degan digitasi single.
Perbedaannya adalah pada tabel/layer untuk dilakukan digitasi objek yang berbeda, yaitu garis, titik,
dan poligon dalam satu layer. Berikut adalah hasilnya.

43
Dan berikut ini susunan layernya. Digitasi Single adalah yang layernya hanya terdiri dari satu
jenis objek, sedangkan digitasi Multiple terdiri dari banyak tipe objek.

Hasil Konversi Data

Hasil dari proses konversi data menjadi KML, GeoJSON, Shapefile, maupun KMZ, tidak
mengalami perubahan posisi, geometris, maupun bentuknya, dan masih memiliki koordinat yang
sama pada tiap titik pada objek titik, garis, maupun poligon. Yang membuat terlihat beda adalah citra
satelit yang digunakan sebagai basemap, pada google earth, jika dilihat citra satelit tersebut tidak
ortho atau tegak lurus, masih banyak ditemukan relief displacement yang besar pada gedung gedung
dan objek di atas tanah lainnya, sedangkan pada ArcMap penulis menggunakan citra satelit world
view, dan mirip seperti citra google earth, masih ditemukan relief displacement yang besar pada objek
di atas tanah, Pada QGIS, karena tidak ada basemap bawaan (harus download data set basemap
landsat untuk ekstensi QGIS), maka hanya plotingan GeoJSON nya saja yang ditampilkan. Dan hal
44
tersebut juga disebabkan karena basemap peta orthophoto ftsp yang penulis gunakan pada saat digitasi
di MapInfo hanya menggunakan koordinat hasil geotagging kamera pada drone.
a. Konversi Data ke KML

Hasil data KML memiliki struktur data yang hampir mirip dengan .TAB, yaitu pada
hasil digitasi single (layer titik, garis, dan poligon), hanya muncul satu layer dengan satu
objek digitasi. Sedangkan pada layer Multiple muncul satu layer dengan 3 jenis objek yang
berbeda di dalamnya. Berikut ini stuktur datanya

Berikut ini hasil plot nya, hasil plotnya tidak menunjukkan perbedaan geometris,
perbedaan bentuk, maupun perbedaan koordinat. Karena data citra google earth tidak ter
orthorektifikasi dengan baik, dan data basemap digitasi pada MapInfo koordinatnya jelek,
maka hasilnya seperti ini, tapi koordinat objeknya tetap sama

b. Konversi Data ke GeoJSON

Hasil data GeoJSON memiliki struktur data yang hampir mirip dengan .TAB, yaitu
pada hasil digitasi single (layer titik, garis, dan poligon), hanya muncul satu layer dengan satu
objek digitasi. Sedangkan pada layer Multiple muncul satu layer dengan 3 jenis objek yang
berbeda di dalamnya. Berikut ini stuktur datanya

45
Berikut ini hasil plot nya, hasil plot data GeoJSON tidak menunjukkan perbedaan
posisi, koordinat, maupun bentuk geometris objek yang didigitasi.

c. Konversi Data ke SHP

Hasil data SHP memiliki struktur data yang berbeda dengan .TAB, yaitu pada hasil
digitasi Multiple muncul 3 layer yang mewakili tiga jenis objek titik, garis, dan poligon yang
didigit pada MapInfo dengan format .TAB. Berikut ini stuktur datanya

Berikut ini hasil plot nya, hasil plot data Shapefile tidak menunjukkan perbedaan
posisi, koordinat, maupun bentuk geometris objek yang didigitasi. Karena data citra
WorldView ArcMap Basemap tidak ter orthorektifikasi dengan baik (adanya relief
46
displacement), dan data basemap digitasi pada MapInfo koordinatnya jelek, maka hasilnya
seperti ini, tapi koordinat objeknya tetap sama.

47
MODUL 5
ANALISA GEOSPASIAL DASAR

4.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum analisa geospasial dasar adalah
sebagai berikut;
- Software ArcGIS Desktop
- Komputer / laptop
- Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) format shapefile (Jalan, Sungai, Batas Administrasi,
Fasilitas Pendidikan, Jembatan, Pemukiman)

4.2 Langkah Praktikum


Input Data
Download data RBI Surabaya di INAGEOPORTAL dengan format Shapefile
Masukkan shp Poligon administrasi, titik fasilitas kesehatan, titik fasilitas pendidikan, Poligon
fasilitas pendidikan, garis jalan, garis sungai, poligon badan sungai, garis jembatan, dan
poligon pemukiman di ArcMap

Setelah itu, hapus kelurahan yang tidak termasuk di dalam kecamatan gubeng pada shp
poligon administrasi dengan cara :

Klik start editing pada layer administrasi

48
Kemudian klik Open Atribute Table, select kelurahan yang bukan termasuk Kecamatan
Gubeng, kemudian hapus kelurahan tersebut

Berikut ini hasilnya

Setelah itu, jalan fungsi CLIP untuk memotong area sesuai dengan luasan Kecamatan
Gubeng, klik menu Geoprocesing > pilih Clip

49
Kemudian akan muncul tampilan seperti ini

Pada Input Features, pilih fitur yang akan dipotong, dan Clip Features yaitu fitur untuk
memotong. Isi Clip Features dengan data shp Poligon Administrasi yang sudah dipilih sesuai
Kecamatan Gubeng. Lakukan proses Clip pada semua layer. Berikut ini hasilnya

Selesai

50
Menghitung Jumlah Sekolah di Kecamatan Gubeng
Menjalanjan fungsi SPATIAL JOIN. Klik ArcToolBox > Analysis Tools > Overlay >
Spatial Join

Pada dialog box Spatial Join , pada Target Features masukkan layer poligon Gubeng, dan
pada Join Feature masukkan layer pendidikan, kemudian pilih JOIN_ONE_TO_ONE dan
centang Keep All Target Features, kemudian pada Match Option pilih
COMPLETELY_CONTAINS, lalu klik OK

Kemudian, Shapefile poligon baru akan muncul

51
Open atribute pada layer baru tersebut, kemudian jumlah sekolah di Kecamatan Gubeng akan
muncul pada kolom Join_Count

Pada Kecamatan Gubeng, terdiri dari 23 Sekolah, selain menggunakan cara di atas, kita juga
dapat menghitung jumlahnya lewat atribut layer Pendidikan
Menghitung Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Gubeng
Klik ArcToolBox > Analysis Tools > Overlay
> Spatial Join

Pada dialog box Spatial Join , pada Target Features masukkan layer poligon Gubeng, dan
pada Join Feature masukkan layer pendidikan, kemudian pilih JOIN_ONE_TO_ONE dan
centang Keep All Target Features, kemudian pada Match Option pilih
COMPLETELY_CONTAINS, lalu klik OK

52
Kemudian, Shapefile poligon baru akan muncul

Open atribute pada layer baru tersebut, kemudian jumlah sekolah di Kecamatan Gubeng akan
muncul pada kolom Join_Count

Karena jumlahnya yang Cuma 4, dapat dihitung langsung dengan hanya mengaktifkan layer
poligon Gubeng dan titik Fasilitas Kesehatan

53
Mencari Jumlah Sekolah yang Terakses 200 Meter dari Jalan Arteri
Menjalankan fungsi BUFFER. Klik menu Geoprocessing > pilih Buffer

Pada dialog box Buffer, Input Features isi dengan layer Jalan Arteri, kemudian isikan radius
Buffer 200 dengan satuan unit meter, lalu klik OK

Berikut ini hasilnya

54
Menjalankan fungsi SELECT BY LOCATION. Kemudian kilik menu Selection > Select by
Location

Pada dialog box, pilih Target Layer Pendidikan, dan Source Layer JalanArteri_Buffer (hasil
buffer layer Jalan Arteri), kemudian pilih Intersect the source layer feature untuk mengetahui
buffer mana saja yang bersinggungan dengan jalan arteri, untuk search distance tidak usah
dicentang, lalu klik OK

55
Titik layer Pendidikan yang bersinggungan dengan buffer Jalan Arteri akan berwarna biru
muda

Dan berikutnya buka atribut layer Pendidikan_Buffer untuk mengetahui berapa banyak
sekolah yang terakses 200 meter dari jalan arteri, dengan ditandai sebagai selected object

56
Hasilnya menunjukkan 12 sekolah di Kecamatan Gubeng terakses 200 meter dari jalan arteri

Mencari Jumlah Sekolah yang Jaraknya 500 Meter dari Jalan Arteri
Klik menu Geoprocessing > pilih Buffer

Pada dialog box Buffer, Input Features isi dengan layer Pendidikan, kemudian isikan radius
Buffer 200 dengan satuan unit meter, lalu klik OK

57
Berikut ini hasilnya

Kemudian kilik menu Selection > Select by Location

Pada dialog box, pilih Target Layer Pendidikan_Buffer (hasil buffer layer pendidikan), dan
Source Layer Jalan Arteri, kemudian pilih Intersect the source layer feature untuk
mengetahui buffer mana saja yang bersinggungan dengan jalan arteri, untuk search distance
tidak usah dicentang, lalu klik OK

58
Hasilnya berupa buffer yang bersinggungan akan keselect dan outlinenya akan berwarna biru
muda seperti ini

Dan berikutnya buka atribut layer Pendidikan_Buffer untuk mengetahui berapa banyak
sekolah yang jaraknya 500 meter dari jalan arteri, dengan ditandai sebagai selected object

Hasilnya menunjukkan 21 sekolah di Kecamatan Gubeng jaraknya 500 meter dari jalan arteri

59
Mencari Jumlah Sekolah dan Fasilitas Kesehatan di tiap Kelurahan
Buat layer dan digit masing masing kelurahan

Kemudian masuk ke menu Selection > Select by Location

Pada dialog box, pilih Target Layer Pendidikan dan Layer Fasilitas Kesehatan, dan Source
Layer tiap kelurahan, contoh di sini Kelurahan Brata Jaya, kemudian pilih are completly
within the source layer feature untuk mengetahui sekolah dan fasilitas kesehatan mana saja
yang masuk ke dalam Kelurahan Brata Jaya OK

60
Lalu klik OK
Berikut ini hasil Select by Location

Kemudian untuk mengecek jumlahnya, cek atribut pada layer Pendidikan dan layer Fasilitas
Kesehatan
Jumlah Sekolah di Kelurahan Barata Jaya

61
Jumlah fasilitas kesehatan di Kelurahan Barata Jaya

Lakukanlah langkah 2-7 di atas untuk mengetahui jumlah sekolah dan fasilitas kesehatan di
kelurahan lannya
Pada Kelurahan Barata Jaya, terdapat 1 fasilitas kesehatan dan 6 sekolah
Pada Kelurahan Kertajaya, didapatkan hasil berikut

62
1 Fasilitas Kesehatan 6 Sekolah

Pada Kelurahan Gubeng, didapatkan hasil bahwa terdapat sekolah dengan jumlah 4 dan tidak
terdapat fasilitas kesehatan

63
Pada Kelurahan Airlangga, didapatkan hasil sebagai berikut

2 Sekolah 1 Fasilitas Kesehatan

Pada Kelurahan Mojo, didapatkan hasil bahwa Kelurahan Mojo mempunyai 2 sekolah, dan
tidak memiliki fasilitas kesehatan

64
Pada Kelurahan Pucangsewu, didapatkan hasil sebagai berikut

3 Sekolah 1 Fasilitas Kesehatan

65
Mencari Jumlah Fasilitas Kesehatan Terdekat dari Jalan Lokal dan Terjauh dari Sungai
Buat shapefile dan digit Jalan Lokal

Kemudian kilik menu Selection > Select by Location

Pada dialog box, pilih Target Layer Fasilitas Kesehatan, dan Source Layer Jalan Lokal,
kemudian pilih are within a distance of the source layer feature, kemudian atur jarak nya,
penulis menggunakan jarak 25 meter, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui fasilitas
kesehatan mana dekat dengan jalan lokal

Dan didapatkan hasil fasilitas kesehatan yang dekat dengan jalan lokal berjumlah 1 fasilitas
kesehatan, dengan jarak kurang dari 25 meter dari jalan lokal atau tepatnya 22.281 meter

66
Kemudian untuk mencari fasilitas kesehatan terjauh dari sungai, cukup menggunakan tools
Measure, karena fasilitas kesehatan di Kecamatan Gubeng hanya 4

Fasilitas kesehatan pertama

Fasilitas kesehatan kedua

67
Fasilitas kesehatan ketiga

Fasilitas kesehatan keempat

68
Didapatkan fasilitas kesehatan terjauh dari sungai pada fasilitas kesehatan ketiga dengan jarak
418.641 meter, fasilitas kesehatan tersebut masuk ke dalam Kelurahan Airlangga
Mencari Jalan yang Paling Banyak dan Sedikit Terdapat Fasilitas Kesehatan, Sekolah, dan
Kantor Pos
Buffer layer Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, dan Kantor Pos

69
Kemudian jalankan fungsi INTERSECT pada hasil buffer pendidikan, fasilitas kesehatan,
dan kantor pos dengan layer jalan, berikut ini hasilnya

Didapatkan bahwa sekolah, fasilitas kesehatan, dan kantor pos menyebar lokasinya, dan tidak
terdapat pada suatu jalan saja. Terdapat 3 pasang kantor pos dan sekolah yang terdapat pada
jalan yang sama.

Menentukan Kelurahan dengan Pemukiman Paling Luas


Klik Geoprocessing > Clip

70
Kemudian pilih input features Pemukiman, dan Clip Feature Kelurahan, di sini penulis
menggunakan contoh Clip Features Kelurahan Kertajaya, lalu klik OK

Lakukan langkah diatas pada tiap Kelurahan, berikut ini hasilnya

Setelah itu, gabungkan layer pemukiman tiap kelurahan menjadi satu layer dengan cara Klik
Geoprocessing. Jalankan fungsi MERGE

Lalu masukkan semua layer pemukiman di tiap kelurahan, kemudian klik OK

71
Berikut ini hasilnya

Setelah itu buka atribut layer Kelurahan dan layer Pemukiman Kelurahan dan bandingkan
luas pada tiap kelurahannya (satuan luas otomatis bawaan dari ArcMap, dan menggunakan
luas geodetik menggunakan koordinat geografis WGS84)

72
Luas tiap kelurahan

Luas pada pemukiman di tiap kelurahan

Kemudian, luas pada tiap pemukiman di tiap kelurahan dibagi dengan luas tiap kelurahan.
Kemudian di cari mana yang lebih besar nilainya
Hasil nya, didapatkan Kelurahan Kertajaya sebagai kelurahan dengan dominasi pemukiman
paling besar dibanding kelurahan lainnya. Kondisi pemukiman di Kelurahan Kertajaya
sebanding dengan luas wilayahnya, dan menandakan kalau Kelurahan Kertajaya sudah padat.

73
Kelurahan Luas Pemukiman Luas Wilayah Perbandingan
Mojo 0.00017 0.000188 0.904255319
Airlangga 0.000101 0.000104 0.971153846
Barata Jaya 0.000095 0.000108 0.87962963
Pucangsewu 0.000078 0.000081 0.962962963
Kertajaya 0.000095 0.000095 1
Gubeng 0.000063 0.000065 0.969230769

Jumlah Jembatan dan Berapakah yang Intersection Terhadap Jalan dan Sungai
Jumlah jembatan cukup dilihat pada atribut layer jembatan

Klik Geoprocessing > jalankan fungsi INTERSECT

Masukkan layer Jalan, Sungai, dan Jembatan, lalu klik OK

74
Hasilnya, didapatkan jumlah jembatan pada Kecamatan Gubeng sebanyak 5 jembatan, dan 5
jembatan tersebut berpotongan atau intersection dengan jalan dan sungai

75

Anda mungkin juga menyukai