Disusun oleh:
Nurwatik, ST, MSc
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
MODUL PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS .......................................... 1
1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis ........................................................................... 1
1.2 Data Spasial ..................................................................................................................... 1
MODUL 2 PEMBUATAN LAYOUT DENGAN ARCGIS ..................................................... 4
1.1 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 4
1.2 Langkah Praktikum .......................................................................................................... 4
MODUL 3 KONVERSI DATA RASTER DAN VEKTOR ................................................... 25
2.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 25
2.2 Langkah Praktikum ........................................................................................................ 25
MODUL 4 KONVERSI FORMAT DATA ............................................................................. 36
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 36
3.2 Langkah Praktikum ........................................................................................................ 36
MODUL 5 ANALISA GEOSPASIAL DASAR ..................................................................... 48
4.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 48
4.2 Langkah Praktikum ........................................................................................................ 48
iii
MODUL 1
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan
fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan
ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya
adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor
yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
2
Gambar 2 Data Raster
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan
kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang
diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban
tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah
besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan
sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format
data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume
data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor
relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk
digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah
digunakan secara matematis.
3
MODUL 2
PEMBUATAN LAYOUT DENGAN ARCGIS
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal software yang biasanya digunakan oleh Sistem
Informasi Geografis dalam membuat layout peta. Tahapan awal dalam membuat layout adalah
persiapan data yang diperlukan untuk bisa di layout. Dengan adanya praktikum ini, mahasiswa dapat
mengenal tools dasar pada ArcGIS Desktop dan QGIS untuk keperluan membuat layout peta.
Pilih Add data dan tambahkan layer - layer yang akan di layout
4
Dalam melayout peta, dianjurkan skala peta di tetapkan terlebih dahulu, agar ketika
proses layout skala tidak berubah secara otomatis
5
Klik layout view
6
Pilih menu file > page and print setup untuk mengatur ukuran kertas
7
Atur tata letak peta, gunakan kursor hitam untuk menggeser dataframe
a. Menambahkan Grid
8
Pilih Grids > klik new grid
9
Klik finish
Hasil Grid dan koordinat akan muncul
10
b. Menambahkan Legenda
Pilih menu insert > klik legend
Masukkan informasi apa saja yang akan ditampilkan dalam legenda > next
11
Atur Informasi legenda. Jenis huruf, ukuran > klik finish
12
Jika ingin mengedit legenda. Klik kanan pada kolom legenda > properties
13
c. Menambahkan Orientasi
Pilih menu insert > north arrow
Hasil. Orientasi
14
d. Menambahkan Skala Bar
Pilih Menu Insert > Scale Bar
H asil.
15
e. Menambahkan Skala Teks
Pilih menu insert > scale tekt
H asil
16
f. Menambahkan Judul
Pilih menu insert > Text
17
Hasil
18
Hasil
19
Hasil
20
Masukkan peta
Inset peta harus memiliki grid dan koordinat dan tetapkan skala inset Lakukan seperti cara diatas
tadi
Hasil
21
j. Mengedit Unsur-unsur Peta
Hasil
22
k. Menyimpan Hasil Layout
23
Hasil akhir
24
MODUL 3
KONVERSI DATA RASTER DAN VEKTOR
Jalankan perangkat lunak ArcMap > Buka file praktikum pertama > non
aktifkan semua layer vektor
Klik add data > Pilih file atribut yang telah penulis buat > Klik Add
25
Setelah itu, akan muncul layer tabel dari excel yang telah di tambahkan
Kemudian klik kanan pada layer tersebut > klik Display X Y data
Pilih kolom X dan Y sesuai pada tabel excel tersebut, dan pilih sistem koordinat
WGS 84, karena koordinat yang ditampilkan pada Google Earth menggunakan
datum WGS 84 > lalu klik Ok
26
Input Data Atribut Format .xls pada QGIS
Jalankan perangkat lunak QGIS > Buka file praktikum pertama > unchek semua layer
vektor
Klik menu Layer > Add Layer > Add Delimited Text Layer >Pilih file nya > Klik
Open > Pilih Sistem Proyeksi dan Keterangan Kolom > Klik Add
27
Berikut ini adalah hasilnya
Jalankan perangkat lunak ArcGIS dan bukalah file praktikum pertama, kemudian
uncheck Layer Rasternya dan Layer Vektor selain Poligon, karena penulis hanya
ingin mengkonversi tutupan lahan saja
28
Kemudian muncul tampilan seperti ini, lalu pilih input layer Vektor yang ingin di
konversi menjadi raster, pilih atribut pada layer yang ingin dijadikan raster (di sini
penulis memilih atribut luas area), serta pilih lokasi penyimpanannya, kemudian klik
Ok
Berikut ini hasil konversi Layer poligon Administrasi Desa dengan Atribut Luas
menjadi data Raster
Dan di bawah ini adalah layer poligon Administrasi Desa sebelum diubah menjadi
raster
Lakukan pada layer poligon tutupan lahan dan layer yang lainnya
29
Konversi Data Vektor ke Raster di QGIS
Jalankan perangkat lunak QGIS dan bukalah file praktikum pertama, kemudian uncheck
Layer Rasternya dan Layer Vektor selain Poligon, karena penulis hanya ingn
mengkonversi tutupan lahan saja
Kemudian Klik menu Raster > Kemudian Klik Conversion > Kemudian Klik Rasterized
Kemudian muncul tampilan seperti ini, lalu pilih input layer Vektor yang ingin di
konversi menjadi raster, pilih atribut pada layer yang ingin dijadikan raster (di sini
penulis memilih atribut luas area), atur jumlah band, atur resolusi raster output, serta pilih
lokasi penyimpanannya, kemudian klik Run
30
Berikut ini hasil konversi Layer poligon Administrasi Desa dengan Atribut Luas menjadi
data Raster
Dan di bawah ini adalah layer poligon Administrasi Desa sebelum diubah menjadi raster
31
Konversi Data Raster ke Vektor di ArcGIS
Masukkan data raster yang telah dipotong sesuai batas Kabupatennya > Lakukan reclassify >
Simpan data sebagai raster yang sudah di reklasisifikasi
Kemudian muncul tampilan seperti ini, pilih layer raster yang akan dikonversi, pilih
kolom yang akan dikonversi, pilih lokasi penyimpanan file vektor output, klik OK
32
Berikut ini hasilnya
33
Kemudian Klik menu Raster > Kemudian Klik Conversion > Kemudian Klik Polygonize
Kemudian muncul tampilan seperti ini, pilih layer raster yang akan dikonversi, pilih
kolom yang akan dikonversi, pilih band, pilih lokasi penyimpanan file vektor output, klik
Run
34
Input Data Atribut di ArcGIS
Pada saat melakukan input data atribut dengan format excel pada perangkat lunak ArcMap, pertama
kita harus menekan menu add data, dan kemudian kita dapat memilih data atribut dengan format excel yang
kita miliki. Setelah itu, menampilkan data vektor dari data atribut tersebut dengan klik kanan layer data
atribut,kemudian klik display X Y data, lalu mengatur kolom untuk lintang dan bujur serta sistem referensi.
Kemudianvektor berupa titik akan muncul, berikut ini hasilnya.
35
MODUL 4
KONVERSI FORMAT DATA
Tambahkan peta dasar dengan klik menu RASTER > kemudian klik Open Table >
Pilih file nya
36
Berikut ini hasil nya
Kemudian buat Table (kalau di ArcMAP namanya layer) untuk Digitasi Single obje
titik, garis, dan poligon dengan cara klik menu TABLE > klik New Table
Centang Create New dan Add to Current Mapper > lalu klik Create
Setelah itu, klik Add Field > Ketikkan nama Field nya sesuai objek yang ingin dibuat,
lalu klik save, maka tabel akan disave dengan format .TAB sesuai file tujuan.
37
Lakukan langkah ke 3 untuk membuat tabel untuk objek titik dan poligon
Kemudian lakukan digitasi Single garis dengan cara klik Layer Garis > klik
Menu SPATIAL > klik Insert dan pilihlah objek garis > gambarlah garis pada objek
geografis seperti jalan atau saluran air
Selanjutnya adalah digitasi Single Titik dengan cara klik Layer Titik > klik
Menu SPATIAL > klik Insert dan pilihlah Symbol > gambarlah garis pada
objek geografis pohon kecil
38
Berikut ini hasilnya
Selanjutnya adalah digitasi Single Poligon dengan cara klik Layer Titik > klik
Menu SPATIAL > klik Insert dan pilihlah Polygon > gambarlah garis pada
objek geografis seperti bangunan
39
Selanjutnya adalah digitasi Multiple, langkah pengerjaannya sama seperti
langkah 5, 6, dan 7, tapi hanya pada satu layer saja, yaitu layer Multiple, berikut
ini hasilnya, satu layer dengan tiga tipe objek
Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format output > klik Convert Now!
40
Data dengan format KML siap diunduh
Cek dengan memasukkan data KML pada google earth, buka Google Earth >
klik menu File > klik open > pilih file yang akan di plot. Lakukan pada semua
file
Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format export GeoJSON> klik Run
Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format export Shapefile > klik Run
Cek dengan memasukkan data Shapefile pada ArcMap, buka ArcMAP > add
folder connection pada lokasi File > pilih file yang akan di plot > klik Add.
Lakukan pada semua file
42
Kemudian masukkan satu persatu ke 4 file layer Garis, Titik, Poligon, dan
Multiple dengan format .TAB > pilih format export KMZ > klik Run
Cek dengan memasukkan data KMZ/KML pada google earth, buka Google
Earth > klik menu File > klik open > pilih file yang akan di plot. Lakukan
pada semua file
Pada saat melakukan digitasi, pertama penulis memasukkan peta dasar berupa peta
orthophoto FTSLK IT. Karena orthophoto, maka seluruh bangunan dan objek di peta tegak lurus akan
tetapi peta tersebut dibuat hanya dengan kordinat geotagging pada drone dan tanpa pengukuran
koordinat GCP. Kedua, pada tahap digitasi single, cara yang dilakukan cukup mudah, yaitu dengan
create table. Kemudian, pilih objek yang ingin didigitasi pada layer tersebut, dapat berupa garis atau
titik atau poligon. Pada digitasi Multiple, langkah pembuatannya sama degan digitasi single.
Perbedaannya adalah pada tabel/layer untuk dilakukan digitasi objek yang berbeda, yaitu garis, titik,
dan poligon dalam satu layer. Berikut adalah hasilnya.
43
Dan berikut ini susunan layernya. Digitasi Single adalah yang layernya hanya terdiri dari satu
jenis objek, sedangkan digitasi Multiple terdiri dari banyak tipe objek.
Hasil dari proses konversi data menjadi KML, GeoJSON, Shapefile, maupun KMZ, tidak
mengalami perubahan posisi, geometris, maupun bentuknya, dan masih memiliki koordinat yang
sama pada tiap titik pada objek titik, garis, maupun poligon. Yang membuat terlihat beda adalah citra
satelit yang digunakan sebagai basemap, pada google earth, jika dilihat citra satelit tersebut tidak
ortho atau tegak lurus, masih banyak ditemukan relief displacement yang besar pada gedung gedung
dan objek di atas tanah lainnya, sedangkan pada ArcMap penulis menggunakan citra satelit world
view, dan mirip seperti citra google earth, masih ditemukan relief displacement yang besar pada objek
di atas tanah, Pada QGIS, karena tidak ada basemap bawaan (harus download data set basemap
landsat untuk ekstensi QGIS), maka hanya plotingan GeoJSON nya saja yang ditampilkan. Dan hal
44
tersebut juga disebabkan karena basemap peta orthophoto ftsp yang penulis gunakan pada saat digitasi
di MapInfo hanya menggunakan koordinat hasil geotagging kamera pada drone.
a. Konversi Data ke KML
Hasil data KML memiliki struktur data yang hampir mirip dengan .TAB, yaitu pada
hasil digitasi single (layer titik, garis, dan poligon), hanya muncul satu layer dengan satu
objek digitasi. Sedangkan pada layer Multiple muncul satu layer dengan 3 jenis objek yang
berbeda di dalamnya. Berikut ini stuktur datanya
Berikut ini hasil plot nya, hasil plotnya tidak menunjukkan perbedaan geometris,
perbedaan bentuk, maupun perbedaan koordinat. Karena data citra google earth tidak ter
orthorektifikasi dengan baik, dan data basemap digitasi pada MapInfo koordinatnya jelek,
maka hasilnya seperti ini, tapi koordinat objeknya tetap sama
Hasil data GeoJSON memiliki struktur data yang hampir mirip dengan .TAB, yaitu
pada hasil digitasi single (layer titik, garis, dan poligon), hanya muncul satu layer dengan satu
objek digitasi. Sedangkan pada layer Multiple muncul satu layer dengan 3 jenis objek yang
berbeda di dalamnya. Berikut ini stuktur datanya
45
Berikut ini hasil plot nya, hasil plot data GeoJSON tidak menunjukkan perbedaan
posisi, koordinat, maupun bentuk geometris objek yang didigitasi.
Hasil data SHP memiliki struktur data yang berbeda dengan .TAB, yaitu pada hasil
digitasi Multiple muncul 3 layer yang mewakili tiga jenis objek titik, garis, dan poligon yang
didigit pada MapInfo dengan format .TAB. Berikut ini stuktur datanya
Berikut ini hasil plot nya, hasil plot data Shapefile tidak menunjukkan perbedaan
posisi, koordinat, maupun bentuk geometris objek yang didigitasi. Karena data citra
WorldView ArcMap Basemap tidak ter orthorektifikasi dengan baik (adanya relief
46
displacement), dan data basemap digitasi pada MapInfo koordinatnya jelek, maka hasilnya
seperti ini, tapi koordinat objeknya tetap sama.
47
MODUL 5
ANALISA GEOSPASIAL DASAR
Setelah itu, hapus kelurahan yang tidak termasuk di dalam kecamatan gubeng pada shp
poligon administrasi dengan cara :
48
Kemudian klik Open Atribute Table, select kelurahan yang bukan termasuk Kecamatan
Gubeng, kemudian hapus kelurahan tersebut
Setelah itu, jalan fungsi CLIP untuk memotong area sesuai dengan luasan Kecamatan
Gubeng, klik menu Geoprocesing > pilih Clip
49
Kemudian akan muncul tampilan seperti ini
Pada Input Features, pilih fitur yang akan dipotong, dan Clip Features yaitu fitur untuk
memotong. Isi Clip Features dengan data shp Poligon Administrasi yang sudah dipilih sesuai
Kecamatan Gubeng. Lakukan proses Clip pada semua layer. Berikut ini hasilnya
Selesai
50
Menghitung Jumlah Sekolah di Kecamatan Gubeng
Menjalanjan fungsi SPATIAL JOIN. Klik ArcToolBox > Analysis Tools > Overlay >
Spatial Join
Pada dialog box Spatial Join , pada Target Features masukkan layer poligon Gubeng, dan
pada Join Feature masukkan layer pendidikan, kemudian pilih JOIN_ONE_TO_ONE dan
centang Keep All Target Features, kemudian pada Match Option pilih
COMPLETELY_CONTAINS, lalu klik OK
51
Open atribute pada layer baru tersebut, kemudian jumlah sekolah di Kecamatan Gubeng akan
muncul pada kolom Join_Count
Pada Kecamatan Gubeng, terdiri dari 23 Sekolah, selain menggunakan cara di atas, kita juga
dapat menghitung jumlahnya lewat atribut layer Pendidikan
Menghitung Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Gubeng
Klik ArcToolBox > Analysis Tools > Overlay
> Spatial Join
Pada dialog box Spatial Join , pada Target Features masukkan layer poligon Gubeng, dan
pada Join Feature masukkan layer pendidikan, kemudian pilih JOIN_ONE_TO_ONE dan
centang Keep All Target Features, kemudian pada Match Option pilih
COMPLETELY_CONTAINS, lalu klik OK
52
Kemudian, Shapefile poligon baru akan muncul
Open atribute pada layer baru tersebut, kemudian jumlah sekolah di Kecamatan Gubeng akan
muncul pada kolom Join_Count
Karena jumlahnya yang Cuma 4, dapat dihitung langsung dengan hanya mengaktifkan layer
poligon Gubeng dan titik Fasilitas Kesehatan
53
Mencari Jumlah Sekolah yang Terakses 200 Meter dari Jalan Arteri
Menjalankan fungsi BUFFER. Klik menu Geoprocessing > pilih Buffer
Pada dialog box Buffer, Input Features isi dengan layer Jalan Arteri, kemudian isikan radius
Buffer 200 dengan satuan unit meter, lalu klik OK
54
Menjalankan fungsi SELECT BY LOCATION. Kemudian kilik menu Selection > Select by
Location
Pada dialog box, pilih Target Layer Pendidikan, dan Source Layer JalanArteri_Buffer (hasil
buffer layer Jalan Arteri), kemudian pilih Intersect the source layer feature untuk mengetahui
buffer mana saja yang bersinggungan dengan jalan arteri, untuk search distance tidak usah
dicentang, lalu klik OK
55
Titik layer Pendidikan yang bersinggungan dengan buffer Jalan Arteri akan berwarna biru
muda
Dan berikutnya buka atribut layer Pendidikan_Buffer untuk mengetahui berapa banyak
sekolah yang terakses 200 meter dari jalan arteri, dengan ditandai sebagai selected object
56
Hasilnya menunjukkan 12 sekolah di Kecamatan Gubeng terakses 200 meter dari jalan arteri
Mencari Jumlah Sekolah yang Jaraknya 500 Meter dari Jalan Arteri
Klik menu Geoprocessing > pilih Buffer
Pada dialog box Buffer, Input Features isi dengan layer Pendidikan, kemudian isikan radius
Buffer 200 dengan satuan unit meter, lalu klik OK
57
Berikut ini hasilnya
Pada dialog box, pilih Target Layer Pendidikan_Buffer (hasil buffer layer pendidikan), dan
Source Layer Jalan Arteri, kemudian pilih Intersect the source layer feature untuk
mengetahui buffer mana saja yang bersinggungan dengan jalan arteri, untuk search distance
tidak usah dicentang, lalu klik OK
58
Hasilnya berupa buffer yang bersinggungan akan keselect dan outlinenya akan berwarna biru
muda seperti ini
Dan berikutnya buka atribut layer Pendidikan_Buffer untuk mengetahui berapa banyak
sekolah yang jaraknya 500 meter dari jalan arteri, dengan ditandai sebagai selected object
Hasilnya menunjukkan 21 sekolah di Kecamatan Gubeng jaraknya 500 meter dari jalan arteri
59
Mencari Jumlah Sekolah dan Fasilitas Kesehatan di tiap Kelurahan
Buat layer dan digit masing masing kelurahan
Pada dialog box, pilih Target Layer Pendidikan dan Layer Fasilitas Kesehatan, dan Source
Layer tiap kelurahan, contoh di sini Kelurahan Brata Jaya, kemudian pilih are completly
within the source layer feature untuk mengetahui sekolah dan fasilitas kesehatan mana saja
yang masuk ke dalam Kelurahan Brata Jaya OK
60
Lalu klik OK
Berikut ini hasil Select by Location
Kemudian untuk mengecek jumlahnya, cek atribut pada layer Pendidikan dan layer Fasilitas
Kesehatan
Jumlah Sekolah di Kelurahan Barata Jaya
61
Jumlah fasilitas kesehatan di Kelurahan Barata Jaya
Lakukanlah langkah 2-7 di atas untuk mengetahui jumlah sekolah dan fasilitas kesehatan di
kelurahan lannya
Pada Kelurahan Barata Jaya, terdapat 1 fasilitas kesehatan dan 6 sekolah
Pada Kelurahan Kertajaya, didapatkan hasil berikut
62
1 Fasilitas Kesehatan 6 Sekolah
Pada Kelurahan Gubeng, didapatkan hasil bahwa terdapat sekolah dengan jumlah 4 dan tidak
terdapat fasilitas kesehatan
63
Pada Kelurahan Airlangga, didapatkan hasil sebagai berikut
Pada Kelurahan Mojo, didapatkan hasil bahwa Kelurahan Mojo mempunyai 2 sekolah, dan
tidak memiliki fasilitas kesehatan
64
Pada Kelurahan Pucangsewu, didapatkan hasil sebagai berikut
65
Mencari Jumlah Fasilitas Kesehatan Terdekat dari Jalan Lokal dan Terjauh dari Sungai
Buat shapefile dan digit Jalan Lokal
Pada dialog box, pilih Target Layer Fasilitas Kesehatan, dan Source Layer Jalan Lokal,
kemudian pilih are within a distance of the source layer feature, kemudian atur jarak nya,
penulis menggunakan jarak 25 meter, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui fasilitas
kesehatan mana dekat dengan jalan lokal
Dan didapatkan hasil fasilitas kesehatan yang dekat dengan jalan lokal berjumlah 1 fasilitas
kesehatan, dengan jarak kurang dari 25 meter dari jalan lokal atau tepatnya 22.281 meter
66
Kemudian untuk mencari fasilitas kesehatan terjauh dari sungai, cukup menggunakan tools
Measure, karena fasilitas kesehatan di Kecamatan Gubeng hanya 4
67
Fasilitas kesehatan ketiga
68
Didapatkan fasilitas kesehatan terjauh dari sungai pada fasilitas kesehatan ketiga dengan jarak
418.641 meter, fasilitas kesehatan tersebut masuk ke dalam Kelurahan Airlangga
Mencari Jalan yang Paling Banyak dan Sedikit Terdapat Fasilitas Kesehatan, Sekolah, dan
Kantor Pos
Buffer layer Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, dan Kantor Pos
69
Kemudian jalankan fungsi INTERSECT pada hasil buffer pendidikan, fasilitas kesehatan,
dan kantor pos dengan layer jalan, berikut ini hasilnya
Didapatkan bahwa sekolah, fasilitas kesehatan, dan kantor pos menyebar lokasinya, dan tidak
terdapat pada suatu jalan saja. Terdapat 3 pasang kantor pos dan sekolah yang terdapat pada
jalan yang sama.
70
Kemudian pilih input features Pemukiman, dan Clip Feature Kelurahan, di sini penulis
menggunakan contoh Clip Features Kelurahan Kertajaya, lalu klik OK
Setelah itu, gabungkan layer pemukiman tiap kelurahan menjadi satu layer dengan cara Klik
Geoprocessing. Jalankan fungsi MERGE
71
Berikut ini hasilnya
Setelah itu buka atribut layer Kelurahan dan layer Pemukiman Kelurahan dan bandingkan
luas pada tiap kelurahannya (satuan luas otomatis bawaan dari ArcMap, dan menggunakan
luas geodetik menggunakan koordinat geografis WGS84)
72
Luas tiap kelurahan
Kemudian, luas pada tiap pemukiman di tiap kelurahan dibagi dengan luas tiap kelurahan.
Kemudian di cari mana yang lebih besar nilainya
Hasil nya, didapatkan Kelurahan Kertajaya sebagai kelurahan dengan dominasi pemukiman
paling besar dibanding kelurahan lainnya. Kondisi pemukiman di Kelurahan Kertajaya
sebanding dengan luas wilayahnya, dan menandakan kalau Kelurahan Kertajaya sudah padat.
73
Kelurahan Luas Pemukiman Luas Wilayah Perbandingan
Mojo 0.00017 0.000188 0.904255319
Airlangga 0.000101 0.000104 0.971153846
Barata Jaya 0.000095 0.000108 0.87962963
Pucangsewu 0.000078 0.000081 0.962962963
Kertajaya 0.000095 0.000095 1
Gubeng 0.000063 0.000065 0.969230769
Jumlah Jembatan dan Berapakah yang Intersection Terhadap Jalan dan Sungai
Jumlah jembatan cukup dilihat pada atribut layer jembatan
74
Hasilnya, didapatkan jumlah jembatan pada Kecamatan Gubeng sebanyak 5 jembatan, dan 5
jembatan tersebut berpotongan atau intersection dengan jalan dan sungai
75