Anda di halaman 1dari 54

Modul Pelatihan ArcGis 10.

3
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................. 1


A. Pengenalan Sistem Informasi Geografis........................................................ 3
B. Panduan Install Software ArcGIS 10.3 ........................................................... 12
C. Panduan Mengaktifkan Extensions ............................................................... 17
D. Panduan Menginput Data Peta ..................................................................... 19
E. Panduan Membuat Layout Peta .................................................................... 24

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


1
MODUL PELATIHAN Pertemuan
ARCGIS 10.3 Pertama

 Pengenalan Sistem Informasi Geografis


 Menginstall Software ArcGis 10.3

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


2
A. Pengenalan Sistem Informasi Geografis

1. Pengertian Sistem Informasi Geografis


Secara umum pengertian SIG adalah sebagai berikut:
” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis ”.

Komponen SIG
Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang
berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual,
SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan
data yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling
berkaitan.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.
Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu,
sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa
pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


3
Telah dijelaskan diawal bahwa SIG adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri
dari berbagai komponen, tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan
perangkat lunaknya saja akan tetapi harus tersedia data geografis yang benar dan
sumberdaya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan
menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan SIG.

2. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai
dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari
data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang
dijelaskan berikut ini :
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi
datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (attribute) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis
vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

3. Format Data Spasial


Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial
dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


4
1. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan
garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik
yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah
garis).

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


5
2. Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari
sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Masing-
masing grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada
bagaimana image tersebut digambarkan, sebagai contoh, pada sebuah image
hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit, masing-masing pixel
direpresentasikan sebagai panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari
posisi permukaan bumi dan diterima oleh satelit dalam satuan luas tertentu yang
disebut pixel.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


6
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.
Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel semakin tinggi
resolusinya.

Data Raster
sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual,
seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dsb.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


7
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang
tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam
analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi,
tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster
biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya
lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.

4. Sumber Data Spasial


1. Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta
dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


8
kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat,
skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi
menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor
melalui proses dijitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di
permukaan bumi.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


9
2. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya
secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam
satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa
memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data
ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

3. Data Hasil Pengukuran Lapangan


Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya:
batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas hak pengusahaan Tambang
(WIUP), data yang berasal dari GPS, dan lain lain.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


10
Modul Pelatihan ArcGis 10.3
11
5. Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas
maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi
tertentu (secara matematis).
Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan
sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang
akan ditampilkan pada peta.
Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk
menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu
dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan
dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar.

6. Sistem Koordinat WGS 1984


World Geodetic System (WGS) adalah standar yang digunakan dalam kartografi,
geodesi, dan navigasi. Terdiri dari bingkai koordinat standar untuk Bumi, permukaan
referensi standar bulat (datum atau referensi ellipsoid) untuk data ketinggian mentah,
dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) yang mendefinisikan permukaan laut
nominal.
Datum yang digunakan untuk penentuan posisi GPS disebut WGS84 (World
Geodetic System 1984). Datum didefinisikan sebagai sekumpulan titik-titik kontrol yang
hubungan geometrisnya diketahui, baik melalui pengukuran maupun hitungan.
Pengertian datum ini lebih mengarah kepada realisasi datum dan dikenal dengan sebutan

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


12
Kerangka Referensi Terestris (TRF). WGS84 terdiri dari tiga dimensi sistem koordinat
Cartesian dan ellipsoid terkait, sehingga posisi WGS84 dapat digambarkan sebagai salah
koordinat XYZ Cartesian atau lintang, bujur dan koordinat elipsoid tinggi. Asal usul datum
adalah Geocentre (pusat massa Bumi) dan dirancang untuk posisi mana saja di Bumi.

7. Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator (UTM)


Proyeksi UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi ini
menjadi standar untuk pemetaan topografi. Sifat-sifat proyeksi UTM antara lain:
a. Proyeksi yang memotong bola bumi pada dua buah meridian, yang disebut
dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian
tengah.
b. Daerah di antara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6 sehingga
bola bumi dibagi menjadi 60 zone.
c. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.
d. Perbesaran pada meridian standar adalah 1.
e. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.
f.Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.

Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM setiap meridian tengah
dalam tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter timur). Untuk harga-harga ke arah utara,
ekuator dipakai sebagai garis datum dan diberi harga 0 mU (meter utara). Untuk
perhitungan ke arah selatan ekuator diberi harga 10.000.000 mU.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


13
Wilayah Indonesia (90° – 144° BT dan 11° LS – 6° LU) terbagi dalam 9 zone UTM,
dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai zona 54 (meridian
sentral 93° – 141° BT).

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


14
Zona UTM Indonesia

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


15
B. Panduan Install Software ArcGis 10.3

1. – Copy master “ArcGIS_10.3” yang disediakan oleh panitia


– Klik kanan, kemudian pilih “Extract here” file ArcGis 10.3 tersebut

2. – Buka folder “ArcGIS_10.3”


– Buka folder “LicenseManager”
– Klik dua kali pada file “Setup.exe”

3. – Maka akan muncul layar install “ArcGIS License Manager Setup”


– Klik “Next”

– Pilih “I accept the license agreement” kemudian tekan “Next”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


16
– Klik “Next”, kemudian klik “Install”

–tunggu hingga selesai

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


17
– Setelah selesai, Klik “Finish”

4. – Klik “Start/All Program” search file “Lisense Server Administrator” kemudian klik
2x untuk jalankan “Lisense Server Administrator” (Jika sudah muncul setelah klik
“finish” maka lanjutkan ke tahap berikutnya )
– Klik bagian “Start/Stop Lincense Service” kemudian klik “Stop”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


18
– biarkan aplikasi ini tetap terbuka
– kemudian buka folder “ArcGIS_10.3”
– buka folder “ArcGIS 10.3 Crack”
– buka folder “License 10.3”
– buka folder “bin”
– copy semua file yang ada di folder bin kemudian paste ke “C:/Program Files
(x86)/ArcGIS/Lincese 10.3/bin”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


19
– kemudian klik “Replace the files in destination”

– klik “Do this for all current items”, kemudian klik “continue”

– Kembali ke “ArcGIS Licence Server Administratror” lagi, klik “Start” lalu klik “OK”


– Setelah itu baru install “ArcGIS10.3 Installer\setup.exe”

5. – buka folder “ArcGIS_10.3”


– buka folder “ArcGIS 10.3 installer”
– buka folder “SetupFiles”
– klik 2x pada file “setup.exe”, setelah muncul layar ArcGIS 10.3 for Desktop Setup
– klik “next”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


20
– pilih “I accept the license Agreement” kemudian klik “next”

– klik “next”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


21
– klik “next”

– klik “next”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


22
– klik “pada centang yang sudah dilingkari untuk menghilangkan centang”
kemudian klik “Install”

– tunggu sampai selesai, setelah selesai klik “finish”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


23
6. – kemudian buka folder “ArcGIS_10.3”
– buka folder “ArcGIS 10.3 Crack”
– buka folder “Desktop 10.3”
– buka folder “bin”
– copy semua file yang ada di folder bin kemudian paste ke “C:/Program Files
(x86)/ArcGIS/Desktop 10.3/bin”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


24
7. – kemudian klik “Replace the files in destination”

– klik “Do this for all current items”, kemudian klik “continue”

8. – Klik “Start/All Program” search file “ArcGIS Administrator” kemudian klik 2x


untuk jalankan “ArcGIS Administrator”
– Kemudian klik “OK”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


25
– Klik Pada Bagian “Desktop” kemudian klik “change”

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


26
– Ganti the server name “Not_Set” dengan computer name kita
– Cara mengetahui nama computer anda yaitu klik kanan pada “Computer”
kemudian
pilih “Properties”,

– Setelah diganti klik “ok” kemudian Klik “apply” dan tekan “ok”
– Kemudian tinggal jalankan aplikasi Arc_map
9. ArcGIS dapat diakses melaui start menu ataupun shortcut di Desktop. Berikut ini
adalah tampilan awal ArcGis 10.3.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


27
Modul Pelatihan ArcGis 10.3
28
C. Panduan Mengaktifkan Extensions

Extensions perlu diaktifkan untuk mempermudah akses pada tools yang ada pada
Arc Toolbox. Caranya yaitu:
– Klik Tools yang ada di Menu toolbar. Pilih Extensions…

– Setelah muncul jendela Extensions, centang semuanya kemudian Close.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


29
MODUL PELATIHAN Pertemuan
ARCGIS 10.3 Kedua

 Menginput Data
 Membuat Layout Peta

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


30
D. Panduan Menginput Data Peta

1. Input Data
– Masukkan data yang diperlukan dalam pembuatan Peta Administrasi Kota
Pontianak, antara lain :
kec_pontianak
jalan_pontianak
sungai_area_pontianak
– Data-data tersebut memiliki format shp (shapefile). Ada 2 cara
memasukkan data, bisa dengan klik File > Add Data… atau langsung klik
icon Add Data yang tersedia di toolbar Standard.

2. Mengubah Simbol dan Warna Tiap Kecamatan


Perbedaan warna pada tiap kecamatan berfungsi untuk mempermudah
pengenalan lokasi pada peta. Cara mengubah dan memilih simbol dan warna
yaitu:
– Klik kanan pada shapefile kec_pontianak yang terdapat di Table of
Contents, klik Open Attribute_Table kemudian cek nama-nama
kecamatan terdapat di field apa. Pada contoh gambar di bawah, nama
tiap kecamatan yang ada di kota Pontianak termasuk dalam field
NAMOBJ.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


31
– Klik close
– Pilih Properties dengan cara klik kanan pada shapefile yang sama.
– Pengaturan simbol dan warna ada di tab Symbology
Pada bagian Show: Pilih Categories > Unique values.
Pada bagian Value Field, cari dan pilih NAMOBJ
– Selanjutnya klik Add All Values

– Klik OK

Silahkan atur simbol dan warna sesuai dengan keinginan masing-masing.


Umumnya, untuk batas kecamatan, outline diganti dengan 1 garis dengan 3 titik
(Dashed 1 with 3 points). Bisa diatur dengan cara:

– Klik pada bagian Symbol


– Pilih Properties for All Symbols…

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


32
– Klik Properties

– Pilih Outline dan cari Dashed 1 Long 3 Short

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


33
– Ganti warna pada Color Ramp
– Klik OK

3. Memberikan Labels
Labels diperlukan untuk memberikan nama pada tiap kecamatan di atas peta.
– Centang Label features in this layer
– Pada Label Field, cari dan pilih NAMOBJ
– Klik OK.

4. Mengubah Simbol Sungai dan Ruas Jalan


Umumnya sungai berwarna biru tanpa garis tepi dan ruas jalan berwarna jingga.
Cara mengubah simbol tersebut sangat mudah, yaitu dengan cara:

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


34
– Klik pada simbol di bawah nama shapefile seperti yang ditandai anak
panah pada gambar di bawah ini
– Berikut ini adalah tampilan akhir setelah diedit oleh penulis.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


35
E. Panduan Membuat Layout Peta

1. Mengakses layout view


Pada bagian pojok kiri-bawah layar dari data view suatu project ArcMap terdapat
sebanyak empat (4) buah ikon yaitu :
– Data View : View default untuk melakukan analisis dan berbagai
manipulasi spasial
– Layout View : View untuk membuat layout (Pilih Layout View)
– Refresh (F5) : untuk mengupdate tampilan
– Pause Drawing (F9) : Stop render tampilan view yang berguna saat
bekerja dengan data yang besar.

Layout
view

2. Page and Print Setup


Pengaturan page and print setup adalah hal pertama yang harus dilakukan dalam
pembuatan layout mencakup ukuran kertas dari peta yang akan diprint, berikut
langkah yang harus dilakukan :
– Klik File, kemudian pilih Page and Print Setup

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


36
– Muncul jendela Page and Print Setup seperti di bawah ini.

– Pada bagian Printer Setup pilih nama “Microsoft XPS Document Writer”.
– Atur ukuran kertas di bagian Paper. Pada Size pilih A3.
– Untuk orientasinya, pilih Landscape.
– Satuan panjang dan lebar kertas diatur di bagian Page. Pada bagian Width
dan Height pilih Centimeters.
– Klik OK.
3. Membuat Outline Peta
Pembuatan garis tepi pada peta dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
– Klik fitur rectangle (persegi) pada draw toolbar. (Bertanda merah pada
gambar di bawah ini).

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


37
– Persegi yang telah selesai digambar akan otomatis berwarna coklat muda.
– Ubah warna garis tepi dan warna isian rectangle tersebut.
– Klik kanan dan pilih properties.

– Muncul jendela properties.


– Ganti pada Fill color untuk mengubah warna isian rectangle. Pilih No Color.
– Ganti pada Outline color untuk mengubah warna garis tepi rectangle. Pilih
Black.
– Ganti pada Outline width untuk mengubah ketebalan garis tepi. Pilih 2.00.
– Klik OK.

4. Merapikan Garis Tepi

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


38
Garis tepi diharuskan memiliki jarak tertentu terhadap setiap sisi kertas.
Contohnya berjarak 1 cm dari tiap sisi kertas.
– Arahkan pointer mouse ke ruler (penggaris) yang ada di atas atau kiri
lembar kerja sejauh 1 cm.
– Klik di penggaris tersebut hingga muncul garis bantu berwarna biru.
– Atur rectangle sesuai dengan garis bantu tersebut.
– Lakukan hal yang sama pada keempat sudut lembar kerja.

5. Membuat Judul Layout


Salah satu komponen terpenting dalam peta adalah adanya judul.
– Pilih New Rectangle Text yang terdapat pada toolbar drawing

– Buat kotak dengan jarak 0,5 cm dari garis tepi


– Ketik judul peta, contohnya “PETA ADMINISTRASI KOTA PONTIANAK”
– Pilih perataan tengah (Align Center)
– Klik OK

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


39
– Jenis dan ukuran huruf bisa diatur lagi di Draw Toolbar.

– Berikut ini contoh pengaturan jarak dan garisnya

6. Memasukkan Mata Angin


Mata angin berguna sebagai penunjuk arah utara pada peta. Caranya yaitu:
– Pilih menu Insert
– Pilih North Arrow…

– Muncul jendela North Arrow Selector. Pilih sesuai keinginan. Klik OK.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


40
7. Memasukkan Skala Bar
Skala bar pada peta berfungsi untuk mempermudah pembacaan jarak pada peta.
Langkah-langkah memasukkan skala bar, yaitu:
– Klik Insert
– Pilih Scale Bar

– Muncul jendela Scale Bar Selector


– Pilih model skala bar yang kita inginkan
– Klik OK

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


41
8. Mengganti Satuan pada Skala Bar
Satuan pada skala bar tergantung pada kebutuhan kita. Untuk menggantinya ikuti
langkah berikut:
– Pilih Properties
– Muncul jendela Alternating Scale Bar Properties
– Ganti Division Units menjadi satuan yang diinginkan (Contohnya
Kilometers)
– Ganti pula Label Position untuk mengatur letak tulisan label.
– Klik OK

9. Memasukkan Skala Angka


Skala angka berfungsi untuk mempermudah pembacaan peta. Langkah-langkah
memasukkan skala angka, yaitu:
– Klik Insert
– Pilih Scale Text…
– Muncul jendela Scale Bar Selector

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


42
– Pilih model skala angka yang kita inginkan
10. Mengganti Besaran Skala Angka
Skala angka dapat diubah menjadi angka bulat sesuai dengan yang kita inginkan,
caranya yaitu:
– Lihat pada Standard toolbar
– Klik tanda segitiga hitam di sebelah kanan kotak penunjuk skala angka
– Pilih skala yang ada di daftar atau ketik langsung di keyboard angka yang
diinginkan
– Contohnya masukkan angka 1: 80.000.

11. Memasukkan Teks


Teks yang berisi informasi pada peta bisa dimasukkan dengan mudah seperti
dalam software design lainnya.
– Gunakan fitur New Text yang ada di Drawing Toolbar

– Ketik teks dan tekan Enter

Anda juga bisa mengedit kembali teks yang telah dimasukkan yaitu dengan cara:

– Klik kanan pada teks tersebut


– Klik Properties
– Ketik di kotak Text yang telah tersedia
– Klik OK

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


43
12. Memasukkan Legenda
Legenda berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai simbol-simbol yang
terdapat di dalam peta. Secara praktis, caranya yaitu:
– Klik Insert
– Pilih Legend
– Muncul jendela Legend Wizard
– Klik Next > hingga Finish. Gambar di sebelah kanan adalah legenda yang
telah selesai diproses.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


44
13. Merapikan Isi Legenda
Pada legenda yang telah dimasukkan, ada teks tidak penting yang ingin
dihilangkan. Cara menghapus dan merapikannya yaitu:
– Lakukan secara manual, mulai dari klik kanan > Convert To Graphics
– Klik kanan > Ungroup
– Hapus teks yang tidak penting dan rapikan isi legenda
– Berikut ini adalah gambar setelah penulis mengubah isi legenda

14. Memasukkan Indeks Peta


Indeks peta berfungsi sebagai pemberi keterangan bahwa wilayah yang dipetakan
terletak dimana. Contohnya peta administrasi kota Pontianak, indeks peta bisa
saja diisi dengan peta provinsi Kalimantan Barat. Cara memasukkan indeks peta
yaitu:
– Masukkan Data frame yang baru. Klik Insert > Data frame
– Klik kanan > Add Data
– Pilih data area_kab_kalbar.shp
– Ubah simbol khusus untuk Kota Pontianak dengan cara klik kanan pada
shapefile tersebut > Properties > Symbology > Categories
– Pada Value Field, ganti Kabupaten
– Klik Add Values…
– Pilih Kota Pontianak, klik OK

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


45
– Ganti warna dan garis tepi kabupaten. Umumnya simbol batas administrasi
untuk kab/kota adalah 1 garis dengan 2 titik (1 Dashed with 2 Dots). (lih.
halaman 11)
– Beri judul di atas data frame dengan cara New Text
– Berikut ini gambar hasil yang telah jadi.

15. Memasukkan Sumber Peta


Sumber peta berfungsi sebagai pemberi keterangan asal peta yang dibuat.
Caranya sangat mudah yaitu gunakan fitur New Text.
16. Menambahkan Grid pada Peta
Grid berfungsi sebagai penunjuk wilayah yang dipetakan berada pada kedudukan
lintang dan bujur bagian bumi sebelah mana. Caranya yaitu:
– Klik/aktifkan data frame peta utama
– Klik kanan, pilih Properties
– Klik tab Grids > New Grid.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


46
– Muncul jendela Grids and Graticules Wizard, pilih jenis grid yang ingin
diberikan pada peta.
 Graticule : membagi peta dengan menggunakan garis lintang dan garis
bujur.
 Measured Grid : membagi peta sesuai dengan unit meter yang ada di
peta.
 Reference Grid : membagi peta menjadi grid untuk index.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


47
– Klik Next > kemudian muncul tampilan seperti di bawah ini

– Pada bagian appearance bisa memilih tampilan grid yang diinginkan


 Labels only : hanya label
 Tick marks and labels : tanda petik dan label
 Graticule and labels : garis gratikul dan label
– Klik Next kemudian Finish.
17. Mengubah Tampilan Grid
Grid yang telah jadi masih bisa diubah apabila diinginkan. Caranya yaitu:
– Klik kanan > Properties
– Pada tab Grids, klik Properties…

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


48
– Muncul jendela Reference System Properties.
– Ubah orientasi label grid
Agar label berorientasi vertikal untuk sebelah kiri dan kanan peta, maka
klik tab Labels kemudian lihat di bagian Label Orientation, centang vertical
labels untuk sisi kiri (Left) dan sisi kanan (Right)

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


49
– Ubah interval grid
Pengaturan untuk interval dapat dilakukan dengan cara klik tab Intervals
kemudian lihat di bagian Interval dan atur interval untuk masing-masing
garis sumbu x dan garis sumbu y. Contoh: 3 menit 30 detik. Klik OK.

– Berikut ini adalah tampilan hasil akhir layout yang telah dibuat oleh
penulis.

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


50
18. Menyimpan Hasil Pekerjaan
– Tekan Ctrl+S atau File > Save.
– Ganti nama file sesuai dengan yang diinginkan. File akan disimpan dengan
format/tipe mxd.

19. Mengekspor Peta


Mengekspor peta diperlukan untuk mengubah lembar kerja layout tersebut
menjadi peta yang dapat dicetak. Langkah-langkahnya yaitu:
– Klik File yang ada di Toolbar Standard
– Pilih Export Map…
– Muncul tampilan jendela Export Map
– Pilih lokasi untuk mengekspor peta
– Beri nama (Contohnya PETA ADMINISTRASI KOTA PONTIANAK)
– Pilih tipe file yang ingin diekspor (Contohnya JPEG *.jpg)
– Atur resolusi peta yang diinginkan (Contohnya 360 dpi)
– Klik OK

Modul Pelatihan ArcGis 10.3


51
Modul Pelatihan ArcGis 10.3
52

Anda mungkin juga menyukai