Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENILAIAN RISIKO TERHADAP POTENSI BAHAYA PEKERJAAN

DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PEKERJA BAGIAN


PROSES PRODUKSI PT. KERISMAS WITIKCO MAKMUR BITUNG
Sartika Dualembang*, Paul A. T Kawatu*, Rahayu H. Akili*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Kecelakaan kerja yang tinggi disetiap bidang pekerjaan disebabkan oleh multifaktor. Data yang
diperoleh dari International Labour Organization (ILO) tahun 2013 mengatakan kecelakaan kerja
mengakibatkan 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik dan 160 pekerja mengalami penyakit
akibat kerja. Salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu kurangnya kepedulian dari
perusahaan mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Faktor lainnya yaitu tidak
diterapkannya analisis potensi bahaya dan penilaian risiko terhadap bahaya-bahaya yang ada.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penilaian risiko potensi bahaya pekerjaan dengan
menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) di bagian proses produksi PT. Kerismas Witikco
Makmur Bitung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
wawancara mendalam, dan observasi lapangan dengan menggunakan lembar JSA (job safety
analysis). Informan penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu kepala unit keselmatan dan kesehatan
kerja, kepala bidang proses produksi, seorang pekerja pada tahapan entry, seorang pekerja pada
tahapan center, dan seorang pekerja pada tahapan exit di bagian proses produksi. Hasil
penelitian ini adalah dari hasil penilaian risiko yang didapatkan terhadap potensi bahaya
pekerjaan dengan metode Job Safety Analysis (JSA) yaitu dari 3 tahap pekerjaan terdapat 9 jenis
pekerjaan dan 30 langkah-langkah pekerjaan. Dari 4 peringkat risiko pekerjaan yaitu extreme,
high, moderate, dan low didapatkan 3 peringkat risiko pekerjaan di bagian proses produksi yaitu
peringkat risiko dengan kategori tinggi (high), sedang (moderate), dan rendah (low).

Kata kunci: Penilaian Risiko, Potensi Bahaya, Job Safety Analysis (JSA).

ABSTRACT
High working accident in every field of work caused by multifactor. Data obtained from the
International Labor Organization (ILO) in 2013 showed that workplace accidents resulted in 1
worker in the world die every 15 seconds and 160 workers suffering from occupational diseases.
One of the factors causing the work accident is the lack of concern from the company regarding
the implementation of occupational safety and health. Another factor is the non-implementation of
hazard potential analysis and risk assessment of the existing hazards. The purpose of this study
was to understand the risk assessment of potential occupational hazards by using Job Safety
Analysis (JSA) method in the production process of PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. This
research was a qualitative research with in-depth interview approach, and field observation done
by using JSA sheet (job safety analysis). The informants of this research are 5 persons, namely, the
head of occupational safety and health section, head of production process, a worker at the entry
stage, a worker at the center stage, and a worker at the exit stage in the production process. This
study revealed the result of the risk assessment of potential job hazards with Job Safety Analysis
(JSA) method from 3 job stages which include 9 types of work and 30 job steps. From four job risk
rankings include extreme high, high, moderate, and low, 3 ranks of occupational risk rating was
found in the production process i.e. high, moderate, and low risk.

Keywords: Risk Assessment, Potential Hazard, Job Safety Analysis (JSA)

1
PENDAHULUAN 103.285 kasus kecelakaan kerja, atau
Kecelakaan kerja yang tinggi disetiap rata-rata terjadi 283 kecelakaan kerja
bidang pekerjaan disebabkan oleh setiap hari, dengan korban meninggal
multifaktor. Salah satu penyebab rata-rata 7 orang, cacat 18 orang dan
kecelakaan kerja yaitu kurangnya sisanya kembali sembuh. (BPJSK, 2013).
kepedulian dari perusahaan mengenai Untuk menekan bertambahnya
penerapan keselamatan dan kesehatan angka kecelakaan kerja, diperlukan suatu
kerja guna meminimalkan terjadinya teknik untuk dijadikan acuan dalam
kecelakaan ditempat kerja. Adapun jenis mengurangi angka kecelakaan kerja.
sumber bahaya di tempat kerja yaitu Manajemen risiko analisa bahaya yang
berasal dari faktor fisika, kimia, biologi, sangat populer dan banyak digunakan
ergonomi, dan psikologi. Faktor lainnya dilingkungan kerja seperti Job Safety
yaitu tidak diterapkannya analisa potensi Analysis (JSA) merupakan teknik yang
bahaya dan penilaian risiko terhadap dapat digunakan dalam mengontrol
bahaya-bahaya yang ada sehingga tidak pekerjaan sehingga angka kecelakaan
terdapat pencegahan yang memadai kerja dapat diminimalkan. Job Safety
terhadap bahaya yang kemungkinan Analysis bermanfaat untuk
dapat terjadi di perusahaan. mengidentifikasi dan menganalisa bahaya
Data yang diperoleh dari dalam suatu pekerjaan (job).
International Labour Organization (ILO) PT. Kerismas Witikco Makmur
pada tahun 2013 mengatakan 1 pekerja di bergerak di bidang industri seng.
dunia meninggal setiap 15 detik akibat Perusahaan memproduksi baja galvanis
kecelakaan kerja dan sebanyak 160 polos atau berwarna. Perusahaan ini
pekerja mengalami sakit akibat kerja. merupakan perusahaan berkembang yang
Tahun sebelumnya yaitu taun 2012 ILO sementara menerapkan sistem
mencatat angka kematian akibat manajemen keselamatan dan kesehatan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja kerja atau yang dikenal dengan SMK3.
(PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap Panitia unit keselamatan dan kesehatan
tahun. (Departemen Kesehatan RI, kerja (K3) di PT. Kerismas Witikco
2014). Makmur dibentuk sejak 2 tahun yang lalu
Di Indonesia angka kecelakaan dan belum adanya penerapan penilaian
kerja masih tinggi. PT. Jamsostek tahun risiko yang maksimal dari tiap tahapan
2013 mengatakan kasus kecelakaan kerja pekerjaan yang dilakukan. Manajemen
rata-rata berkembang 1,76 persen setiap Penilaian risiko dan identifikasi potensi
tahunnya. Pada tahun 2013 terjadi bahaya sangat perlu diterapkan di PT.

2
Kerismas Witikco Makmur agar dalam dibantu dengan lembar Job Safety
pekerjaan sehari-hari pekerja dapat Analysis (JSA), wawancara, observasi
mengetahui cara pengendalian bahaya lapangan, kamera, alat perekam, dan
yang ada ditempat kerja yang tiap-tiap lembar catatan. Penelitian ini
waktu dapat mengancam diri mereka. menggunakan metode pengumpulan data
Berdasarkan latar belakang primer dan sekunder. Data primer yang di
diatas, peneliti tertarik untuk melakukan peroleh peneliti yaitu melalui observasi,
penelitian mengenai ‘’ Analisis Penilaian wawancara langsung, dan dokumentasi.
Risiko Terhadap Potensi Bahaya Sebelum turun kelapangan peneliti
Pekerjaan Dengan Metode Job Safety melakukan observasi terlebih dahulu
Analysis pada Pekerja Bagian Proses untuk mengamati secara langsung
Produksi PT. Kerismas Witikco Makmur kegiatan pekerjaan yang ada di bagian
Bitung’’. proses produksi PT Kerismas Witikco
Tujuan penelitian ini adalah Makmur. Peneliti melakukan wawancara
untuk mengetahui penilaian risiko mendalam kepada informan dengan cara
potensi bahaya pekerjaan dengan tanya jawab dan berhadapan langsung
menggunakan metode Job Safety dengan informan penelitian. Wawancara
Analysis (JSA) di bagian proses produksi ini didukung dengan alat perekam suara,
PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. pulpen, buku catatan, daftar pertanyaan.
Data sekunder yang di peroleh
METODE PENELITIAN peneliti yaitu berupa gambaran umum
Penelitian ini merupakan jenis penelitian perushaan, struktur organisasi, jurnal-
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan jurnal dan buku penunjang penelitian.
pada bulan Maret - Juni 2017 dibagian Data sekunder yang di peroleh peneliti
proses produksi PT Kerismas Witikco yaitu berupa gambaran umum
Makmur Bitung. Informan dalam perusahaan, struktur organisasi, jurnal-
penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu 1 jurnal dan buku penunjang penelitian.
orang kepala unit keselamatan dan Analisis data yang digunakan
kesehatan kerja, 1 orang kepala bidang dalam penelitian ini adalah metode
proses produksi, 1 orang pekerja pada content analysis (analisis isi). Data yang
tahapan entry, 1 orang pekerja pada dikumpulkan melalui wawancara,
tahapan center, dan 1 orang pekerja pada observasi, dan dokumentasi lapangan
tahapan exit di bagian proses produksi. dianalisis dengan menggunakan metode
Instrumen yang digunakan dalam content analysis dengan cara
penelitian ini adalah peneliti sendiri yang mengidentifikasi karakter-karakter

3
khusus jawaban dari tiap infroman secara Oleh karena kebijakan
sistematik dan objektif sehingga manajemen, maka pada tanggal 1 Januari
didapatkan makna melaui interaksi 1995, PT. Witikco dirubah menjadi PT.
simbolik dari informan penelitian Kerismas Witikco Makmur.
(permatasari, 2008). Penelitian ini PT. Kerismas Witikco Makmur
menggunakan triangulasi data berupa berhasil dalam mengelola akan hasil
triangulasi metode dan sumber untuk produknya sehingga memberikan hasil
menjaga keakuratan data yang dihasilkan. yang baik. PT. Kerismas Witikco
Makmur merupakan perusahaan besar
HASIL DAN PEMBAHASAN dilihat dari segi kegiatannya karena
Gambaran Umum Perusahaan perusahaan ini merupakan satu – satunya
Perusahaan PT. Witikco didirikan pada perusahaan baja lapis seng di Sulawesi
tanggal 17 Maret 1979 dan diresmikan Utara, dan saat ini mempekerjakan 125
pada tanggal 10 April 1981 oleh G. H. orang karyawan.
Mantik yang pada waktu itu menjabat PT. Kerismas Witikco Makmur
sebagai Gubernur Sulawesi Utara. Alasan terletak di Jalan Walanda Maramis No.18
didirikan perusahaan ini karena melihat Kelurahan Madidir Weru Kecamatan
prospek dan potensi yang ada di Sulawesi Bitung Tengah dan terletak di atas tanah
Utara yang baik dan pertimbangan bahwa 1,5 Ha. Dengan luas bangunan :
di daerah ini belum mempunyai a. Panjang 216 m
perusahaan pabrikasi yang memproduksi b. Lebar 11 m
baja lapis seng dan mengingat juga Berbatasan dengan PT. Salim Ivomas
bahwa kebutuhan masyarakat akan Pratama disebelah timur dan PT.
produk ini sangat besar. Indofood Sukses Makmur dibagian
Witikco merupakan singkatan selatan.
dari wijaya sutikno coorporation. Demikianlah perjalanan sejarah dari PT.
Perusahaan ini berbentuk Perseroan Kerismas Witikco Makmur dalam
Terbatas (PT). Dari mulai didirikan mengarungi bisnis perekonomian dan
sampai sekarang ini sudah beberapa kali telah membuktikan dirinya untuk tetap
terjadi pergantian pimpinan, yaitu : maju dan berkembang hingga saat ini.
1. Gustaf Kuning (1979 – 1984)
2. Ir. Hendrayanto Miharja (1985 – Karakteristik Informan
1989) karakteristik informan pada penelitian ini
3. D. Herwandi (1989 – 2002) dapat dilihat dari umur masing-masing
4. Yosaphat Oei (2002 – Sekarang) infroman. Terdapat 1 orang infroman

4
antara umur 30-35 tahun, 2 orang antara dengan umur 38 tahun dengan masa kerja
umur 35-40 tahun, 1 orang antara umur 8 tahun dan pendidikan terakhir SMA.
40-45 tahun dan 1 orang antara umur 45-
50 tahun. Analisis Penilaian Risiko Terhadap
Memilih informan 1 dan Potensi Bahaya Pekerjaan Dengan
informan 2 sebagai informan penelitian Metode Job Safety Analysis (JSA)
didasarkan pada alasan karena mereka Hasil penelitian yang diperoleh dari
adalah pilihan tunggal karena analisis penilaian risiko terhadap potensi
menyangkut jabatan yang diemban oleh bahaya pekerjaan dengan metode JSA
satu orang. Lain hal dengan memilih pada bagian proses produksi PT Kerisma
informan 3, 4, dan 5 yang merupakan Witikco Makmur Bitung adalah terdapat
seorang pekerja ditahap entry, center, dan beberapa pekerjaan yang memiliki
exit yang dipilih melalui kategori masa potensi bahaya dengan peringkat risiko
kerja paling lama pada tiap-tiap tahapan tinggi, tetapi ada juga beberapa pekerjaan
pekerjaan masing-masing. yang memiliki potensi bahaya dengan
Informan pertama merupakan peringkat risiko sedang dan rendah.
seorang kepala unit bidang keselamatan Namun hal ini berbeda dari hasil
dan kesehatan kerja dengan umur 30 wawancara yang didapatkan dari 5
tahun dengan masa kerja 7 tahun dan informan penelitian. Para informan
pendidikan terakhir sarjana. Informan berpendapat bahwa potensi bahaya yang
kedua merupakan seorang kepala bagian ada di bagian proses produksi hanya
proses produksi dengan umur 49 tahun berpotensi kecelakaan ringan saja.
dengan masa kerja 25 tahun dan Penelitian ini sebanding dengan
pendidikan terakhir SMA. Informan hasil penelitian Wikaningrum Hikmah
ketiga merupakan seorang pekerja Kusumasari tahun 2014 tentang penilaian
ditahapan entry proses produksi dengan risiko pekerjaan dengan Job Safety
umur 39 tahun dengan masa kerja 18 Analysis (JSA) terhadap angka
tahun dan pendidikan terakhir STM. kecelakaan kerja pada karyawan PT. Indo
Informan keempat merupakan seorang Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
pekerja ditahapan center proses produksi Karanganyar, hasil analisis yang
dengan umur 42 tahun dengan masa kerja dilakukan dengan metode Job Safety
20 tahun dan pendidikan terakhir SMA. Analysis didapatkan risiko yang ada di
Informan kelima merupakan seorang divisi Electrick Maintenance, Mechanic
pekerja ditahapan exit proses produksi Maintenance, General Affairs, Utility,
dan Environment PT. Indo Acidatama

5
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar Hasil penilaian risiko terhadap potensi
termasuk kategori risiko tinggi, sedang bahaya dengan metode Job Safety
dan rendah. Analysis (JSA)
Wawancara yang didapatkan Pada pekerjaan di bagian proses produksi
mengenai standard operational PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung
procedure (SOP) di perusahaan yang terdapat 3 tahapan pekerjaan tahap entry,
merupakan standar pekerja dalam tahap center, dan tahap exit.
melakukan pekerjaan telah diterapkan di Hasil yang didapatkan
PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. menggunakan lembar job safety analysis
Terdapat pula perawatan untuk mesin- pada 3 tahapan pekerjaan di tahap entry,
mesin yang ada sehingga mesin-mesin center, dan exit ditemukan 9 jenis
dapat bekerja dengan baik dibawah pekerjaan yang diantaranya adalah
control bagian maintenance. Hasil membuka coil, pelepasan dan
wawancara juga didapatkan dalam pemasangan coil, pemasangan coil ke
melakukan pekerjaan, pekerja sudah dalam mesin, mengecek bangker, proses
mendapat pelatihan terutama bila pelapisan seng, penerima hasil jadi seng
pekerjaan yang akan dilakukan memiliki (marking), gelombang, mengangkat seng
tingkat risiko bahaya yang tinggi. menggunakan crane, penggantian roll
Sedangkan hasil wawancara mengenai dan bearings.
pengetahuan informan mengenai Job
Safety Analysis (JSA) didapatkan bahwa A. Identifikasi Bahaya
dari 5 informan wawancara belum ada Identifikasi bahaya yang dilakukan pada
yang mengetahui mengenai Job Safety 9 jenis pekerjaan yang ada, telah
Analysis (JSA) secara tepat. didapatkan hasil potensi bahaya pada tiap
Keputusan Menteri Tenaga Kerja pekerjaan yang ada. Hal-hal tersebut
No 05/1996 mengenai manajemen risiko dianggap sebagai potensi bahaya karena
sebagai salah satu elemen penting dalam dari pengamatan yang dilakukan pada
hal perencanaan yang bunyinya ‘’ saat pekerja sedang bekerja, bahaya
Identifikasi bahaya, penilaian dan diatas tanpa disadari atau tidak disadari
pengendalian risiko dari kegiatan, produk oleh pekerja dari posisi atau sikap kerja
barang dan jasa harus dipertimbangkan yang tidak tepat atau lingkungan kerja
pada saat merumuskan rencana untuk yang kurang baik dan dari peralatan atau
memenuhi kebijakan keselamatan dan mesin yang ada dapat terjadi sehingga
kesehatan kerja. Untuk itu harus diambil kesimpulan bahwa potensi
ditetapkan dan dipelihara prosedurnya.’’ bahaya diatas sangat berhubungan

6
dengan pekerjaan yang dilakukan dan produksi untuk meminimalkan potensi
dapat terjadi secara tiba-tiba. bahaya terjadi. Adapun pengendalian
yang dapat digunakan berupa hirarki
B. Penilaian Risiko pengendalian risiko seperti eliminasi,
Penilaian risiko yang didapatkan pada subtitusi, perancangan, administrasi, dan
pekerjaan dibagian proses produksi penggunaan alat pelindung diri (APD).
adalah jenis risiko dengan kategori tinggi Pengendalian secara eliminasi
(high), sedang (moderate) dan rendah dilakukan pada jenis pekerjaan
(low). Potensi bahaya dan penilaian pengecekan bangker yaitu seperti tidak
risiko yang didapatkan menunjukkan meletakkan alat pengait dekat dengan
bahwa tahapan pekerjaan yang ada sumber panas tetapi memindahkannya ke
dibagian proses produksi masih memiliki tempat jauh dari sumber panas.
banyak potensi bahaya yang berisiko Pengendalian secara subtitusi
tinggi meskipun tidak didapatkan risiko dilakukan pada jenis pekerjaan
extrime tapi dengan kategori risiko tinggi pemasangan coil kedalam mesin yaitu
telah memungkinkan dapat menimbulkan berupa tidak menggunakan tangan untuk
kerugian yang besar bagi perusahaan menarik coil pada mesin tetapi
dimana dampak yang ditimbulkan dapat menggantinya dengan alat atau bahan
mempengaruhi sistem operasional serta yang tepat.
biaya untuk melakukan pengobatan dan Pengendalian secara perancangan
perawatan. Kerugian lain yang akan atau engineering control dilakukan pada
diperoleh seperti pengeluaran banyak beberapa jenis pekerjaan. Perancanagan
biaya baik dari asuransi kecelakaan, yang digunakan yaitu dengan metode
biaya berobat, kehilangan jam kerja guarding. Guarding merupakan
akibat kecelakaan (lost time injury), shift pengendalian dengan sistem kerja
kerja jadi berantakan, hingga mengurangi jarak atau kesempatan
kemungkinan tuntutan hukum dari kontak antara pekerja dan potensi bahaya
keluarga korban. yang ada. Terdapat beberapa pekerja
yang cocok untuk menggunakan jenis
C. Pengendalian Risiko Potensi pengendalian ini yaitu jenis pekerjaan
Bahaya membuka coil, proses pelapisan seng,
Dari potensi bahaya dan peringkat risiko penerima hasil jadi seng (marking), jenis
pekerjaan yang ditemukan, dapat pekerjaan pelapisan seng, mengangkat
ditentukan pengendalian apa saja yang seng menggunakan crane, dan jenis
dapat diterapkan di bagian proses pekerjaan penggantian roll and bearings.

7
Pengendalian secara administrasi KESIMPULAN
juga terdapat dibeberapa jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil analisa penilaian risiko
Hampir tiap-tiap jenis pekerjaan terhadap potensi bahaya pekerjaan
memiliki pengendalian yang sama yaitu dengan metode Job Safety Analysis (JSA)
memasang tanda-tanda keselamatan, yang ada di bagian proses produksi PT.
memasang tanda daerah berbahaya, Kerismas Witikco Makmur Bitung, hal-
melakukan penataan dan kebersihan hal yang didapatkan yaitu
seperti membersihkan ruang kerja dari a. PT. Kerismas Witikco Makmur
bahan-bahan yang tidak layak pakai agar Bitung belum menerapkan
pekerja lebih berkonsentrasi dalam identifikasi bahaya, penilaian risiko,
bekerja. Khusus untuk jenis pekerjaan dan penanggulangan risiko secara
yang berisiko tinggi seperti jenis maksimal, dan juga belum pernah
pekerjaan menggangkat seng melakukan kegiatan Job Safety
menggunakan crane, diperlukan Analysis (JSA).
pengendalian administrasi berupa b. Hasil penilaian risiko yang
pendidikan dan pelatihan secara berkala didapatkan terhadap potensi bahaya
untuk pekerjaan pengoperasian crane, pekerjaan dengan menggunakan
proses pelapisan seng, dan proses metode Job Safety Analysis (JSA)
pembuatan gelombang. adalah dari 3 tahap pekerjaan
Pengendalian pemakaian alat pelindung terdapat 9 jenis pekerjaan dan 30
diri (APD) juga perlu diterapkan. tahapan atau langkah-langkah
Pengendalian APD diperlukan disetiap pekerjaan. Dari 4 peringkat risiko
jenis pekerjaan karena pengendalian pekerjaan yaitu extreme (sangat
APD merupakan pengendalian yang tinggi), high (tinggi), moderate
paling dasar yang tiap perusahaan harus (sedang), dan low (rendah)
menerapkan dan melaksanakannya. didapatkan 3 peringkat risiko
Adapun pengendalian APD yang perlu pekerjaan di bagian proses produksi
dilaksanakn pada jenis pekerjaan PT Kerismas Witikco Makmur
dibagain proses produksi adalah alat Bitung yaitu peringkat risiko dengan
pelindung diri berupa sarung tangan, kategori tinggi (high), sedang
masker atau respirator, kacamata safety, (moderate), dan rendah (low).
alat pelindung wajah seperti face shield
(tameng muka), ear plug/ear muff, sepatu
safety, menggunakan APD berupa baju
lengan panjang.

8
SARAN 7904777/BPJS-Ketenagakerjaan-
Adapun saran yang peneliti dapat berikan 2013 di akses 23 juli 2017).
kepada perusahaan tempat penelitian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
adalah Ketenagakerjaan, 2016. Jumlah
a. PT Kerismas Witikco Makmur kecelakaan kerja di Indonesia
Bitung perlu melakukan identifikasi masih tinggi. (online).
bahaya, penilaian risiko, dan (http://www.bpjsketenagakerjaan.g
peanggulangan bahaya secara berkala o.id/berita/5769/Jumlah-
untuk meningkatkan keamanan dan kecelakaan-kerja-di-Indonesia-
kenyamanan dalam bekerja seperti masih-tinggi.html di 25 juli 2017).
yang tertulis dalam Peraturan Departemen Kesehatan Republik
Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per. Indonesia, 2015, 1 Orang Pekerja
05/MEN/1996 tentang Sistem di Dunia Meninggal Setiap 15
Manajemen Keselamatan dan Detik Karena Kecelakaan Kerja.
Kesehatan Kerja. (online).
b. PT Kerismas Witikco Makmur (http://www.depkes.go.id/article/pr
Bitung perlu melengkapi alat int/201411030005/1-orang-
pelindung diri dan melakukan pekerja-di-dunia-meninggal-setiap-
penyuluhan kepada pekerja mengenai 15-detik-karena-kecelakaan-
pentingnya keselamatan dan kerja.html, diakses 28 Maret 2017).
kesehatan dalam bekerja agar potensi Kusumasari, Wikaningrum Hikmah.
bahaya yang dapat menyebabkan 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan
kecelakaan dapat diminimalkan. dengan Job Safety Analysis (JSA)
c. Pekerja perlu lebih sadar akan Terhadap Angka Kecelakaan Kerja
keselamatan diri dalam bekerja pada Karyawan PT. Indo
seperti menggunakan alat pelindung Acidatama Tbk. Kemiri,
diri saat bekerja. Kebakkramat, Karanganyar.
Surakarta: Jurusan Studi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat Universitas
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Muhammadiyah Surakarta.
Ketenagakerjaan, 2013. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
Memperkokoh landasan BPJS Per. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Ketenagakerjaa. (online). Manajemen Keselamatan dan
(https://id.scribd.com/document/32 Kesehatan Kerja. Jakarta: Menteri
Tenaga Kerja RI.

9
Ramli, Soehatman. 2011, Pedoman
Praktis Manajemen Risiko dalam
Prespektif K3 OHS Risk
Management. Jakarta: Dian
Rakyat.
Ramli, Soehatman, 2013, Smart Safety
Panduan Penerapan SMK3 yang
Efektif. Jakarta: Dian Rakyat.
Permatasari, Dian. 2008. Analisis isi dan
analisis semiotik:‘’Iklan TV ASI
versi ibu Hj. Ani Bambang
Yudhoyono dan iklan TV ASI versi
Dot Ikat’’ Produksi Unicef Tahun
2006. Skripsi tidak diterbitkan.
Jakarta: Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Pendidikan
Kesehatan Dan Ilmu Perilaku
Universitas Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai