Latar Belakang
keselamatan kerja baik yang bersikap reaktif atau proaktif. Dalam perspektif
reaktif upaya keselamatan ditelusuri dari perilaku yang beresiko atau tidak aman
(at risk behaviour) yang berakibat pada kerugian. Hal ini dapat diartikan bahwa
upaya reaktif menunggu terjadinya tidak aman dulu. Sedangkan dalam perspektif
proaktif upaya keselamatan kerja ditelusuri dari perilaku aman (safe behaviour)
Pratiwi, 2019). Pemeliharaan terhadap sumber daya manusia dan sumber daya
fasilitas dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja (Friend & Kohn,
2007).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan kerugian dan terjadi pada saat jam kerja dan di tempat kerja
(Sujoso, 2012). Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak
diinginkan dan sering kali tidak terduga waktunya yang dapat menimbulkan
kerugian baik waktu, harta benda, atau properti maupun korban jiwa yang
pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan mencapai 123.041
kasus, sementara sepanjang 2018 mencapai 173.105 kasus. Untuk tahun 2019
menjadi 114.000 kasus, dan mengalami kenaikkan kasus sebanyak 55,2% menjadi
Penyebab kecelakaan tersebut harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya
dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu, serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak
terulang kembali. Menurut Heinrich, Petersen, dan Roos (1980) bahwa 88%
penyebab suatu kecelakaan adalah faktor manusia, yaitu tindakan tidak aman
(unsafe act), sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh kondisi tidak aman (unsafe
condition) dan 2% sisanya adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan (act of
GOD).
Pada bagian produksi di PT. Pabrik Es Siantar, terdapat proses pembuatan
minuman soda limun sarsaparilla yang melibatkan mesin produksi dan lingkungan
dan pengecekan botol. Kemungkinan bahaya yang dapat terjadi adalah terkena
panas dari mesin sterilisasi, tersayat tutup botol yang mempunyai sisi tajam,
tergelincir dikarenakan lantai yang licin. Sedangkan pada proses pembuatan dan
pengisian soda limun sarsaparilla terdapat suara bising, risiko bahaya yang
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di dua titik, pelatihan K3, Alat Pelindung Diri
(APD), seperti kacamata, sarung tangan, kacamata, sepatu safety, baju kerja
di perusahaan bagian produksi, karena perilaku pekerja yang tidak aman, seperti
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan kurang berhati-hati pada saat
bekerja. Apabila pekerja tidak mematuhi apa yang telah diberikan pihak
perusahaan, seperti pemakaian alat pelindung diri (APD) dan merokok diruangan
produksi maka pekerja dikenakan sanksi seperti teguran dan surat peringatan.
Namun pada fakta yang ditemukan penulis, terdapat pekerja yang tidak
menggunakan APD di tempat kerja saat bekerja dan ada juga beberapa pekerja
yang sering terjadi adalah tersayat tutup botol, terpeleset, serta kecelakaan kerja
lainnya tetapi dalam frekuensi kecil. Pekerja juga mengeluhkan suara mesin yang
hubungan kondisi tempat kerja dan faktor personal dengan perilaku aman pada
Perumusan Masalah
yang menjadi fokus penelitian adalah apakah ada hubungan kondisi tempat kerja
dan faktor personal dengan perilaku aman pada pekerja bagian produksi PT.
Tujuan Penelitian
lingkungan dan faktor manusia dengan perilaku aman pada pekerja bagian
Manfaat Penelitian
masalah.
Keselamatan Kerja
untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan
kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga
kerja yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan
meliputi penyediaan alat peindung diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan
Kecelakaan Kerja
Definisi kecelakaan kerja. Kecelakaan dianggap sebagai suatu peristiwa
kecelakaan merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki dan terasa sebagai sesuatu
kemungkinan terjadi dan dampak yang lebih besar daripada kecelakaan di tempat
umum lain dengan adanya pemakaian bahan dalam jumlah yang lebih besar,
peralatan khusus, ataupun pergerakkan bahan dan orang dalam jumlah frekuensi
Kecelakaan terjadi dalam proses interaksi yaitu ketika terjadi kontak antara
manusia dengan alat, material, dan lingkungan dimana dia berada. Kecelakaan
dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya.
kecelakaan kerja adalah suatu kejadiaan yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan
Sedangkan menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Demikian pula kecelakaan kerja
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan
1. Kelelahan
Menurut Heinrich, Petersen, dan Roos (1980) bahwa 88% penyebab suatu
kecelakaan adalah faktor manusia, yaitu tindakan tidak aman (unsafe act),
sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh kondisi tidak aman (unsafe condition)
dan 2% sisanya adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan (act of GOD).
dimiliki (Skill Based Error (Slips and Lapses)), kesalahan dalam memenuhi
standard dan prosedur yang berlaku (Rule Based Error (Mistakes)), kurangnya
pengetahuan sehingga menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan dan
Perilaku
itu sesuatu tindakan yang nyata dapat dilihat dan dirasakan. Manusia memiliki
stimulus atau rangsangan dari luar organisme, namun dalam memberikan respon
sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang
Pusphadani, 2018).
karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun
Perilaku Aman
Definisi perilaku aman.
adalah perilaku manusia dalam melakukan kegiatan yang aman ditempat kerja
perilaku keselamatan dan kesehatan kerja adalah perilaku aman hanya berfokus
a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang telah
diberikan (SOP).
kepada atasan.
Faktor Lingkungan
kerja yang terjadi di tempat kerja. Hal ini bisa optimal bila seluruh pekerja
mengutamakan program keselamatan kerja, dan kondisi tempat kerja yang lebih
kondusif diharapkan akan meningkatkan motivasi dalam bekerja di tempat kerja
(Andi, dkk, 2005). Kondisi lingkungan tempat kerja yang baik dan aman dapat
dalam menerapkan standart keselamatan dalam bekerja di proyek, baik itu berupa
adalah gedung perusahaan, mesin produksi, kendaraan, obeng, dan lainnya. Mesin
hanya akan bertahan selama 1 tahun. Itu karena perlengkapan merupakan benda
yang habis pakai. Yang termasuk dalam perlengkapan adalah APD (Alat
Pelindung Diri).
Tata letak fisik. Layout fisik adalah penataan peralatan di area produksi.
Tata letak adalah salah satu keputusan mengenai penataan letak fasilitas produksi
untuk efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. (Heizer dan Render,
2016). Dalam perencanaan tata letak ini memiliki peran penting bagi perusahaan
target/tujuan yang telah ditetapkan terutama pada bagian proses produksi. Pada
bagian ini biasanya perusahaan menginginkan efisiensi dan efektivitas yang tinggi
Prosedur standar.
Suhu. Suhu mempengaruhi perilaku pekerja. Hal ini dikaitkan dengan
terjadi. Perusahaan harus menyediakan alat pengendali suhu, debu, dan bau.
Udara yang nyaman dan mengalir akan mengurangi bakteri dan bau dari udara,
lebih lanjut dapat meningkatkan daya tahan, kewaspadaan, dan konsentrasi kerja.
Faktor Manusia
yang serba baik tidak selamanya membawa hasil yang baik. Pencegahaan
kecelakaan dipandang dari manusianya harus bermula dari hari pertama ketika
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
yang lain (Notoatmodjo, 2010). Sikap adalah determinan paling penting dalam
atau salah. Kepercayaan sering dapat bersifat rasional atau irasional. kepercayaan
2010).
kepribadian dengan kecelakaan tidaklah terlalu kuat. Sebab tidak ada dasar yang
terlalu kuat. Sebab tidak ada dasar yang kuat untuk membuat kesimpulan apakah
Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Geller. Teori
layout fisik, prosedur standar dan suhu), faktor manusia (termasuk sikap,
seperti faktor perilaku (praktek kerja aman dan berisiko) termasuk mempengaruhi
penelitian ini diambil dari buku Winarsunu. Menurut Winarsunu dalam bukunya
yang berjudul Psikologi Keselamatan Kerja yang diterbitkan pada tahun 2008
Kerangka Berpikir
Faktor Lingkungan :
- Peralatan
- Prosedur Standar
- Suhu
Perilaku aman
Faktor Manusia :
- Sikap
- Kepercayaan
- Kepribadian
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain cross
dan faktor personal dengan perilaku aman pekerja bagian produksi, pengukuran
atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variable independent
dengan selesai.
menjadi sampel penelitian ini meliputi seluruh pekerja bagian produksi di PT.
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen atau variabel terikat
lingkungan yang dilihat dari peralatan, prosedur standar dan suhu dan
pekerja.
Definisi operasional
2. Peralatan adalah alat yang digunakan pekerja bagian produksi saat bekerja
kembali. Kuesioner yang digunakan dari kuesioner adopsi dan dimodifikasi. Data
dilakukan ketika kegiatan produksi berlangsung (jam kerja). Terdapat 2 shift kerja
Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari PT. Pabrik Es Siantar Kota
Pematangsiantar.
Metode Pengukuran
dikategorikan menjadi :
2. Tidak baik, jika responden memperoleh skor < 75% (jumlah skor 0-4)
2. Kelelahan
3. Pengalaman kerja.
Indikator
Kurangnya pengetahuan
Kuraangnya keterampilan
Penguasaan terhadap
Dalam suatu penelitian, analisis data merupakan salah satu langkah yang
penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian
dilakukan.
variabel dependen dan independen. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini
berskala kategorik (ordinal dan nominal), sehingga jenis uji statistik yang
digunakan adalah chi square. Syarat yang harus dipenuhi dalam uji chi square
adalah: 1. Tidak ada sel yang nilai observed nya bernilai nol. 2. Sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksmimal 20% dari jumlah sel. Untuk
a. Apabila p < 0,05 = Ho ditolak, berarti terdapat hubungan antar salah satu
1. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang digunakan adalah
“Continuity Correction”.
2. Bila tabel 2 x 2 dan terdapat nilai E<5, maka uji yang digunakan adalah
variabel independen dengan satu variabel dependen, harus dilanjutkan lagi dengan
dalam penelitian ini berskala kategorik (ordinal dan nominal), sehingga jenis uji
statistik yang digunakan setelah penggunaan uji chi square adalah uji regresi
logistik.