Anda di halaman 1dari 12

Volume 1, Nomor 1, April ISSN 2623-1573

(Online)

FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN TERJADINYA KECELAKAAN


KERJA DI BAGIAN PRODUKSI DI PT.JOHAN KABUPATEN
KAMPAR TAHUN 2016

RIZKI RAHMAWATI LESTARI


Dosen S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

ABSTRACT
Every activity that involves humans, machines and materials that can
produce hazards with different differences that can cause accidents and work.
There are several things that can be done to overcome accidents, namely:
elimination, substitution, technique, administration, and personal protective
equipment. This study is to determine the factors of accidents working in the
production section of PT. Johan Kampar Regency in 2016. This type of research
is quantitative with cross sectional method. This research was carried out in the
production section of PT. Johan in May 25 to 2 June 2016. Samples in this study
were 43 respondents. The sampling technique used total sampling, data was
collected by questionnaire and research data using Univariate data and Bivariate
test, Bivariate test using Chi Square test. From the results of the study showed
that there was a relationship between PPE (P Value = 0.001), OR = 14.25; the
risk of using PPE (P value = 0.002), OR = 2.316; Participation training (P value
= 0.001), OR = 5.225 for the incidence of work accidents at PT. Johan, Kampar
Regency in 2016. So that PT. Johan conducts supervision and training to deal
with injuries and provides training to workers to increase knowledge and work
skills to reach zero accidents.

Kata Kunci : Work Accidents, Personal Protective Equipment.

PENDAHULUAN melibatkan manusia, mesin dan


Pelaksanaan Keselamatan dan bahan yang melalui tahapan proses
Kesehatan Kerja (K3) adalah salah memiliki potensi bahaya dengan
satu bentuk upaya untuk risiko yang berbeda-beda yang dapat
menciptakan lingkungan kerja yang mengakibatkan kecelakaan dan
aman, sehat, bebas dari pencemaran penyakit akibat kerja. Risiko
lingkungan, sehingga dapat kecelakaan dan penyakit akibat kerja
mengurangi dan bebas dari tersebut disebabkan karena adanya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat berbagai bahaya akibat dari aktivitas
kerja yang pada akhirnya dapat kerja di tempat kerja (Suma’mur,
menurunkan produktifitas kerja 2009).
perusahaan. Setiap kegiatan yang

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 1


Volume 1, Nomor 1, April 2017 ISSN 2623-1573 (Online)
ISSN 2623-1581 (Print)

Ada beberapa hal yang dapat kegagalan dalam menyelamatkan


dilakukan untuk pengendalian risiko peralatan, bekerja dengan kecepatan
kecelakaan kerja yaitu : eliminasi, yang berbahaya, kegagalan pada
substitusi, engineering, administrasi, peringatan, menghindari atau
dan alat pelindung diri. Salah satu memindahkan peralatan keselamatan
pengendalian yang dapat dilakukan kerja, menggunakan peralatan yang
adalah penggunaan alat pelindung tidak layak, menggunakan peralatan
diri (APD). APD adalah suatu alat tertentu untuk tujuan lain yang
yang mempunyai kemampuan untuk menyimpang, bekerja di tempat yang
melindungi seseorang dalam berbahaya tanpa perlindungan dan
pekerjaan yang fungsinya peringatan yang tepat, memperbaiki
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari peralatan secara salah, bekerja
bahaya di tempat kerja dengan kasar, menggunakan pakaian
(Depnakertrans RI, 2004). Tingkat yang tidak aman ketika bekerja, dan
penggunaan alat pelindung diri mengambil posisi kerja yang tidak
sangat berpengaruh pada tingkat selamat (Anizar, 2009).
keselamatan kerja. Semakin rendah Salah satu penyebab tingginya
frekuensi penggunaan alat pelindung angka kecelakaan kerja adalah tidak
diri maka semakin besar kesempatan menggunakan APD saat
terjadinya kecelakaan kerja bekerja.Menurut data Organisasi
(Reskiaddin, 2012). Perburuhan Internasional sekitar dua
Kecelakaan industri adalah juta orang kehilangan nyawa mereka
kejadian kecelakaan yang terjadi setiap tahun akibat kecelakaan, luka-
di tempat kerja, khususnya di
luka, atau penyakit di tempat kerja.
lingkungan industri. Kecelakaan
Angka tersebut setara dengan 5.000
industri secara umum disebabkan oleh
pekerja per hari atau tiga orang
2 (dua) hal pokok yaitu tindakan tidak
aman (unsafe action) dan kondisi tidak setiap menitnya. Dari sekitar 270 juta
aman (unsafe condition).Beberapa kecelakaan kerja yang terjadi, 355
hasil penelitian menunjukkan bahwa ribu diantaranya merupakan
faktor manusia memegang peranan kecelakaan fatal, dan 160 juta
penting timbulnya kecelakaan kerja. penyakit akibat pekerjaan terjadi
Hasil penelitian menyatakan bahwa setiap tahun (ILO, 2013).
80%-85% kecelakaan kerja disebabkan Berdasarkandata Depnakertrans,
oleh kelalaian atau kesalahan faktor angka kecelakaan kerjadi Indonesia
manusia terutama disebabkan perilaku masih tergolong tinggi. Pada tahun
tidak menggunakan APD, dan faktor 2012 terdapat 78.314 kasus, tahun
lingkungan kerja sebesar 20% 2013 terdapat 98.418 kasus dan
penyebab terjadinya kecelakaan kerja tahun 2014 terdapat 105.846 kasus
(Depnakertrans RI, 2004). kecelakaan kerja yang disebabkan
Tindakan tidak aman (unsafe oleh tindakan tidak aman terutama
action) adalah kegagalan (human dalam pemakaian alat pelindung diri
failure) dalam mengikuti persyaratan saat bekerja (Depnakertrans RI,
dan prosedur-prosedur kerja yang 2014). Menurut penelitian Irawati
benar sehingga menyebabkan (2008), kecelakaan kerja disebabkan
terjadinya kecelakaan kerja, seperti : oleh tindakan tidak aman (p-value =
kurang atau tidak menggunakan 0,000), tidak menggunakan APD saat
perlengkapan perlindungan diri, bekerja (p-value = 0,010), tidak

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 2


Volume 1, Nomor 1, April ISSN 2623-1573
(Online)

mendapatkan pelatihan (p-value = PT. Johan yang bergerak


0,001) serta kurangnya pengawasan dibidang pengolahan kelapa
yang dilakukan oleh perusahaan (p- sawit.Ada beberapa bagian yang ada
value = 0,000). di PT. Johan salah satunya adalah
Dinas Tenaga Kerja Provinsi bagian produksi. Bagian produksi
Riau mencatat tingkat kecelakaan merupakan bagian yang memiliki
kerja disepanjang tahun 2012 tingkat risiko pekerjaan kecelakaan
mengalami peningkatan sebesar yang tinggi, mulai dari risiko
kurang lebih 300 orang dibandingkan terpeleset, terjatuh, panas dan
tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 kebisingan dan lain-lain.
terdapat sebanyak 1.608 kasus (1024 Berdasarkan data dari perusahaan,
ringan, 44 berat), sementara di tahun data kecelakaan dibagian tersebut
2013 hanya 1.310 kasus (1120 cukup tinggi yaitu tahun 2014 terjadi
ringan, 190 berat) (Depnaker Riau, 10 kecelakaan ringan, dan 2
2014).Jumlah kasus kecelakaan di kecelakaan berat. Sedangkan tahun
Kabupaten Kampar tidak sebanyak 2015 terjadi sebanyak 19 kecelakaan
di Provinsi Riau. Berdasarkan data ringan, dan 4 kecelakaan berat.
Depnaker Kab Kampar (2014), Kecelakaan tersebut terjadi
diketahui bahwa jumlah kasus diakibatkan kurangnya pengetahuan
kecelakaan pada tahun 2012 pekerja tentang pentingnya
sebanyak 843 kasus, tahun 2013 penggunaan APD serta tidak
sebanyak 954 kasus dan tahun 2014 tersedianya secara lengkap APD
sebanyak 1.186 kasus kecelakaan yang ada di bagian produksi.
kerja. Kasus kecelakaan kerja banyak Berdasarkan hasil wawancara
terjadi pada sektor industri terutama terhadap 10 pekerja,7 diantaranya
pada industri kelapa sawit dan karet. kurang memahami pentingnya
Kabupaten Kampar memiliki memakai APD dalam bekerja,
beberapa industri kelapa sawit. sedangkan berdasarkan hasil
Beberapa diantaranya PT. Putri observasi yang dilakukan masih
Midai, PT. Buana Lestari, kurangnya ketersediaan APD seperti
PT. Johan, PT. Ivomas Tunggal, PT. helm, ear plug, sarung tangan,
Rama Bakti Estate dan PT. kacamata dan lain-lain. Sedangkan
PKS Mitra Bumi. Berdasarkan data APD yang tersedia kondisinya tidak
Depnaker Kab Kampar (2014), layak untuk digunakan oleh pekerja.
diketahui bahwa PT. Putri Midai Berdasarkan data tersebut, peneliti
terjadi 9 kasus kecelakaan tertarik meneliti faktor-faktor
(5 ringan, 4 berat), PT. Johan terjadi peningkatan terjadinya kecelakaan
15 kasus (11 ringan), 4 kerja di bagian produksi di PT.Johan
berat), PT. Buana Lestari terjadi Kabupaten Kampar tahun 2016.
7 kasus (4 ringan, 3 berat),
PT. Ivomas Tunggal 10 kasus METODE PENELITIAN
(8 ringan, 2 berat), PT. Rama Bakti Penelitian ini bersifat deskriptif
Estate terjadi 10 kasus (10 ringan) analitik dengan menggunakan
sedangkan PT. PKS Mitra Bumi pendekatan potong lintang (cross
terjadi 12 kasus kecelakaan kerja (10 sectional). Penelitian ini
ringan, 2 berat) (Depnaker Kampar, dilaksanakan di bagian produksi
2014). PT.Johan pada bulan Mei Tanggal

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 3


Volume 1, Nomor 1, April 2017 ISSN 2623-1573 (Online)
ISSN 2623-1581 (Print)

25 s/d 2 Juni 2016. Teknik seluruh pekerja yang berada di


pengambilan sampel dalam bagian produksi PT. Johan.
penelitian ini adalah total sampling
dimana pengambilan sampel yaitu
independen : ketersediaan APD,
HASIL PENELITIAN pengawasan penggunaan APD, dan
1. Analisa Univariat keikutsertaan pelatihan penggunaan
Analisis univariat APD, sedangkan variabel dependen
mendeskripsikan masing-asing yaitu : kejadian kecelakaan kerja.
variabel dengan menggunakan tabel Secara lengkap dapat dilihat pada
distribusi frekuensi. Distribusi tabel di bawah ini :
frekuensi meliputi variabel

a. Variabel Independen

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel


Independen di PT. Johan Kabupaten
Kampar Tahun 2016

No Ketersediaan APD F Persentase (%)

1. Tersedia 20 46,5
2. Tidak tersedia 23 53,5
Total 43 100,0
Pengawasan Penggunaan APD
1. Ada 18 41,8
2. Tidak ada 25 58,2
Total 43 100,0
Keikutsertaan Pelatihan Penggunaan APD
1. Mengikuti 16 37,2
2. Tidak Mengikuti 27 62,8
Total 43 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas APD sebanyak 25 responden


dapat dilihat mayoritas (58,2%), dan mayoritas tidak ikut
respondentidak tersedia APD serta pelatihan penggunaan APD
sebanyak 23 (53,5%), mayoritas sebanyak 27 responden (62,7%).
tidak ada pengawasan penggunaan

b. Variabel Dependen

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Dependen


4.2 di PT. Johan Kabupaten Kampar Tahun
2016

No Kejadian Jumlah Persentase


Kecelakaan Kerja (%)
1. Pernah 24 55,8
2. Tidak Pernah 19 44,2
Total 43 100,0

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 4


Volume 1, Nomor 1, April ISSN 2623-1573
(Online)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas kecelakaan kerja sebanyak 24


menunjukkan bahwa mayoritas responden (55,8%).
responden pernah mengalami

2. Analisa Bivariat hubungan yang bermakna, namun


Analisis bivariat adalah analisis apabila p-value > 0,05 maka Ho
untuk melihat hubungan antara diterima, artinya kedua variabel
variabel independen dan dependen. tersebut menunjukkan tidak ada
Uji yang dilakukan adalah uji Chi hubungan. Analisis bivariat secara
Square dengan ketentuan p-value < lengkap dapat dilihat pada tabel di
0,05 maka Ho ditolak artinya kedua bawah sebagai berikut :
variabel secara statistik menunjukkan
a. Hubungan Ketersediaan APD terhadap kejadian Kecelakaan Kerja di
PT. Johan Kabupaten Kampar

Tabel Hubungan Ketersediaan APD Terhadap


4.3 Kejadian Kecelakaan Kerja Di PT. Johan
Kabupaten Kampar Tahun 2016

Kejadian
Kecelakaan OR
Kerja P
Total (CI 95
Value
Tidak %)
Pernah
Pernah
N % N % N %
Tidak 14,25
19 82,6 4 17,4 23 100
tersedia (1,947- 0,001
Tersedia 5 25 15 75 20 100 13,083)
Total 24 55,8 19 44,1 43 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dapat disimpulkan ada hubungan


bahwa dari 23 responden dengan yang signifikan antara ketersediaan
APD yang tidak memadai terdapat 4 APD terhadap kejadian kecelakaan
responden (17,4%) yang tidak pernah terjadi PT.Johan Kabupaten Kampar
mengalami kecelakaan kerja selama Tahun 2016. Nilai OR (Odds Ratio)
bekerja. Sedangkan dari 20 = 14,25 yang artinya responden yang
responden dengan APD yang tidak memiliki ketersediaan APD
memadai terdapat 5 responden (25%) mempunyai resiko 14 kali
pernah mengalami kecelakaan kerja. mengalami kecelakaan kerja di
Berdasarkan hasil uji statistik tempat kerja dibandingkan responden
Chi Square didapat p-value 0,001 yang memiliki tersedia APD.
(≤ 0,05) maka Ho ditolak. Hal ini

b. Hubungan Pengawasan Penggunaan APD terhadap kejadian


Kecelakaan Kerja di
PT. Johan Kabupaten Kampar

Tabel Hubungan Pengawasan Penggunaan


4.4 APD Terhadap kejadian Kecelakaan
Kerja Di PT. Johan Kabupaten Kampar
Tahun 2016

Pengawasan Kejadian Kecelakaan Kerja Total OR P

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 5


Volume 1, Nomor 1, April 2017 ISSN 2623-1573 (Online)
ISSN 2623-1581 (Print)

Penggunaan APD Pern Tidak Pernah (CI 95%) Value


ah
N % N % N %
Tidak sesuai 12 48 13 52 25 100 0,002
Sesuai 2,316
12 66,7 6 33,3 18 100 (0,8-6,04)
Total 24 55,8 19 44,1 43 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui 0,05) maka Ho ditolak. Hal ini dapat
bahwa dari 25 responden yang tidak disimpulkan ada hubungan yang
dilakukan pengawasan dalam signifikan antara pengawasan
penggunaan APD terdapat 13 penggunaan APD terhadap kejadian
responden (52%) tidak pernah kecelakaan terjadi PT.Johan
mengalami kecelakaan kerja. Kabupaten Kampar Tahun 2016.
Sedangkan dari 18 responden yang Nilai OR (Odds Ratio) = 2,316 yang
mengatakan diawasi selama artinya responden yang tidak ada
penggunaan APD masih terdapat 12 pengawasan mempunyai resiko
responden (66,7%) yang pernah 2 kali mengalami kecelakaan kerja di
mengalami kecelakaan kerja. tempat kerja dibandingkan responden
Berdasarkan hasil uji statistik yang ada pengawasan penggunaan
Chi Square didapat p-value 0,002 (≤ APD.

c. Hubungan Keikutsertaan Pelatihan Penggunaan APD terhadap kejadian


Kecelakaan Kerja di PT. Johan Kabupaten Kampar

Tabel 4.5 Hubungan Keikutsertaan Pelatihan Penggunaan APD Terhadap


kejadian Kecelakaan Kerja Di PT. Johan KabupatenKampar
Tahun 2016

Kejadian P
Keikut- Total
Kecelakaan Kerja OR Value
sertaan
Pernah Tidak (CI 95%)
pelatih
Pernah
an
N % N % N %
Tidak 5,225
mengikuti 19 70,3 8 29,7 27 100 (1,797- 0,001
11,318)
Mengikuti 5 31,2 11 68,7 16 100
Total 24 68,4 19 31,6 95 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui Berdasarkan hasil uji statistik Chi


bahwa dari 27 responden yang tidak Square didapat p-value 0,001
pernah mengikuti pelatihan terdapat (≤ 0,05) maka Ho ditolak. Hal ini
8 responden (29,7%) tidak pernah dapat disimpulkan ada hubungan
mengalami kecelakaan kerja. yang signifikan antara keikutsertaan
Sedangkan dari 16 responden yang pelatihan penggunaan APD terhadap
pernah mengikuti pelatihan kejadian kecelakaan di PT. Johan
penggunaan APD, 5 Kabupaten Kampar Tahun 2016.
responden (31,2%) yang pernah Nilai OR (Odds Ratio) = 5,225 yang
mengalami kecelakaan kerja. artinya responden yang tidak ikut

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 6


Volume 1, Nomor 1, April ISSN 2623-1573
(Online)

serta pelatihan penggunaan APD


mempunyai resiko 5 kali mengalami kecelakaan kerja di
tempat kerja dibandingkan responden
yang ikut serta pelatihan penggunaan
APD.
Dari hasil uji statistik Chi hubungan diperoleh nilai OR (Odds
Square didapat P Value 0,001<0,05 Ratio) = 5,225 (1,797- 11,318). Hal
maka Ho ditolak. Hal ini berarti ini menunjukkan bahwa responden
bahwa ada hubungan yang bermakna yang tidak ikut serta dalam pelatihan
antara keikutsertaan pelatihan penggunaan APD mempunyai resiko
penggunaan APD terhadap kejadian 5,2 kali mengalami kecelakaan kerja
kecelakaan kerja. Analisa keeratan di tempat kerja.

PEMBAHASAN lingkup kecelakaan yang


sebenarnya. Tidak diharapkan,
A. Analisa Univariat oleh karena peristiwa kecelakaan
1. Gambaran Kejadian disertai kerugian material ataupun
Kecelakaan Kerja di PT. Johan penderitaan dari yang paling
Kabupaten Kampar tahun 2016 ringan sampai kepada yang paling
Berdasarkan hasil penelitian berat.
yang dilakukan di PT. Johan
Kabupaten Kampar didapatkan 2. Gambaran Ketersediaan APD
bahwa sebagian besar responden di PT. Johan Kabupaten
yang pernah mengalami Kampar tahun 2016
kecelakaan kerja sebanyak 24 Berdasarkan hasil penelitian
responden (55,8%), dan yang dilakukan di PT. Johan Kabupaten
tidak pernah mengalami Kampar didapatkan bahwa
kecelakaan kerja sebanyak 19 sebagian besar tidak tersedia APD
responden (44,2%). sebanyak 23 responden (53,5%),
Hal ini disebabkan oleh dan yang tersedia APD sebanyak
tidak tersedianya APD sebanyak 20 responden (46,5%).
23 responden (53,5%), tidak Menurut PERMENKER
adanya pengawasan dalam NO.PER.08/MEN/VII/2010 pasal
penggunaan APD sebanyak 25 2 tentang Alat Pelindung Diri
responden (58,2%), dan tidak ikut menyebutkan bahwa pengusaha
serta dalam pelatihan penggunaan wajib menyediakan APD bagi
APD sebanyak 27 responden pekerja/buruh ditempat kerja
(62,8%). Menurut Suma’mur dengan Standar Nasional
(2009), kecelakaan kerja adalah Inndonesia (SNI) atau Standar
kejadian yang tidak terduga dan yang berlaku dan APD
tidak diharapkan. Tidak terduga, di berikan secara cuma-cuma.
oleh karena dibelakang peristiwa Menurut Anizar (2009),
itu tidak terdapat unsur beberapa alat pelindung diri yang
kesengajaan, lebih-lebih dalam biasa digunakan dalam kegiatan
bentuk perencanaan. Maka dari industri: alat pelindung mata,
itu, peristiwa sabotase atau pelindung pendengaran,
tindakan kriminal diluar ruang

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 7


Volume 1, Nomor 1, April 2017 ISSN 2623-1573 (Online)
ISSN 2623-1581 (Print)

pelindung pernapasan, baju 4. Gambaran Keikutsertaan


pelindung dan pelindung kepala Pelatihan Penggunaan APD di
(helm). Alat pelindung diri sangat PT. Johan Kabupaten Kampar
diperlukan bagi pekerja dalam tahun 2016
melakukan kegiatan rutin untuk Berdasarkan hasil penelitian
mencegah terjadi nya kecelakaan dilakukan di PT. Johan Kabupaten
kerja dan dapat meningkatkan Kampar didapatkan bahwa
produktifitas kerja perusahaan. sebagian besar tidak mengikuti
pelatihan penggunaan APD
3. Gambaran Pengawasan sebanyak 27 responden (62,8%),
Penggunaan APD di PT. Johan dan mengikuti pelatihan
Kabupaten Kampar tahun 2016 penggunaan APD sebanyak 16
Berdasarkan hasil penelitian responden (37,2%).
dilakukan di PT. Johan Kabupaten Menurut Anizar (2009),
Kampar didapatkan bahwa pelatihan atau training bagi
sebagian besar tidak ada pekerja merupakan hal yang
pengawasan penggunaan APD penting dalam program
sebanyak 25 responden (58,2%), pengendalian bahaya sebagai
dan ada pengawasan penggunaan bagian dari program keselamatan
APD sebanyak 18 responden dan kesehatan kerja di
(41,8%). tempat kerja. Materi pelatihan itu
Menurut Wibisono (2011), sendiri dapat difokuskan pada
pengawasan penggunaan APD proses kerja, material yang
merupakan suatu kegiatan yang digunakan pada saat pekerjaan,
dilakukan baik pihak internal serta yang paling utama
maupun eksternal perusahaan. keselamatan dan kesehatan kerja
Pengawasan yang dilakukan tidak itu sendiri dalam proses kerjanya
hanya dalam penggunaan APD
saat bekerja, namun aspek lain B. Analisis Bivariat
seperti observasi pemantauan 1. Hubungan Ketersediaan APD
tugas, kesiagaan menghadapi terhadap kejadian Kecelakaan
keadaaan darurat, analisis Kerja di PT. Johan Kabupaten
kecelakaan, evaluasi sistem dan Kampar tahun 2016
lain-lain. Pengawasan perlu Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan sebagai dasar dalam dapat dilihat bahwa dari
melakukan pembinaan kepada 23 responden dengan APD yang
tenaga kerja. Pengawasan dapat tidak memadai terdapat 4
berupa pengawasan terhadap responden (17,4%) yang tidak
peraturan keselamatan kerja yang pernah mengalami kecelakaan
dikeluarkan perusahaan atau kerja selama bekerja. Sedangkan
pengawasan terhadap petunjuk- dari 20 responden dengan APD
petunjuk kerja yang berguna yang memadai terdapat 5
terhadap Keselamatan Kerja di responden (25%) pernah
dalam penggunaan alat-alat mengalami kecelakaan kerja.
mekanis. Berdasarkan hasil uji statistik Chi
Square didapat p-value 0,001
(≤ 0,05) maka Ho ditolak. Hal ini

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 8


Volume 1, Nomor 1, April ISSN 2623-1573
(Online)

dapat disimpulkan ada hubungan 25 responden yang tidak


yang signifikan antara dilakukan pengawasan dalam
ketersediaan APD terhadap penggunaan APD terdapat 13
kejadian kecelakaan kerja di PT. responden (52%) tidak pernah
Johan Kabupaten Kampar Tahun mengalami kecelakaan kerja.
2016. Sedangkan dari 18 responden
Hasil penelitian ini didukung yang mengatakan diawasi selama
dengan penelitian Khayan (2013), penggunaan APD masih terdapat
yang mengatakan bahwa 12 responden (66,7%) yang
ketersediaan APD merupakan pernah mengalami kecelakaan
salah satu faktor yang kerja. Berdasarkan hasil uji
menyebabkan terjadinya statistik Chi Square didapat p-
kecelakaan kerja di Parindu value 0,002 (≤ 0,05) maka Ho
Sangau dengan p-value (0,021). ditolak. Hal ini dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan
Asumsi peneliti ada antara pengawasan penggunaan
hubungan ketersediaan APD APD terhadap kejadian
terhadap terjadinya kecelakaan kecelakaan kerja di PT. Johan
kerja di PT. Johan Kabupaten Kampar Tahun 2016.
peneliti hanya melihat beberapa
APD yang digunakan oleh pekerja Penelitian ini sejalan dengan
saat bekerja yaitu : helm, dan penelitian yang dilakukan oleh
sarung tangan. Tidak lengkapnya Wibisono (2013), pengawasan
APD yang digunakan pekerja penggunaan APD merupakan
menyebabkan terjadinya kejadian salah satu faktor yang
kecelakaan kerja yang dialami berhubungan dengan terjadinya
oleh pekerja seperti terpeleset, kecelakaan kerja pada pekerja
terjatuh, terpapar kebisingan dan industri di kota Pemalang dengan
tertimpa benda berat. Selain p-value (0,000).
kesalahan pihak perusahaan, tidak Menurut Sucipto (2014),
tersedianya APD juga disebabkan pengawasan perlu dilakukan
oleh kelalaian yang disebabkan sebagai tindak lanjut dari program
oleh pekerja seperti lupa pembinaan yang dilakukan
membawa APD saat bekerja, perusahaan. Pengawasan dapat
tidak mau menggunakan APD berupa pengawasan terhadap
karena rasa tidak nyaman serta peraturan keselamatan kerja yang
dapat mengganggu proses bekerja dikeluarkan perusahaan atau
serta kurangnya pengawasan yang pengawasan terhadap petunjuk-
dilakukan oleh pihak perusahaan. petunjuk kerja yang berguna
terhadap Keselamatan Kerja di
2. Hubungan Pengawasan dalam penggunaan alat-alat
Penggunaan APD terhadap mekanis. Begitu juga bahwa
kejadian Kecelakaan Kerja di seorang pemimpin perusahaan
PT. Johan Kabupaten Kampar bagian pengawasan, dimana
tahun 2016 pengawas berarti juga agar
Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan sesuai dengan instruksi
dapat dilihat bahwa dari yang telah dikeluarkan dan untuk

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page 9


Volume 1, Nomor 1, April 2017 ISSN 2623-1573 (Online)
ISSN 2623-1581 (Print)

mengetahui kelemahan- pernah mengalami kecelakaan


kelemahan serta kesulitan- kerja. Berdasarkan hasil uji
kesulitan yang dihadapi pada statistik Chi Square didapat p-
waktu pelaksanaan. Dengan value 0,001 (≤ 0,05) maka Ho
demikian, pengawasan itu telah ditolak. Hal ini dapat disimpulkan
ditentukan dengan tujuan untuk ada hubungan yang signifikan
memperbaiki dan mencegah antara keikutsertaan pelatihan
kesalahan dengan tidak terulang penggunaan APD terhadap
kembali. kejadian kecelakaan kerjadi
Asumsi peneliti ada PT. Johan
hubungan pengawasan dalam Kabupaten Kampar Tahun 2016.
penggunaan APD terhadap Penelitian ini sejalan dengan
kejadian kecelakaan kerja di PT. penelitian Dauly (2012), yang
Johan yaitu bahwa jarang sekali mengatakan keikutsertaan
pengawas dari perusahan pelatihan penggunaan APD
melakukan pengawasan dalam merupakan salah satu faktor yang
bekerja. Hal ini diketahui bahwa mempengaruhi terjadinya
pengawas hanya melakukan kecelakaan kerja di
pengawasan seminggu sekali proyek apartemen dengan p-value
kepada pekerja. Selain itu (0,001).
kurangnya pengawasan yang Pelatihan atau training bagi
dilakukan oelh pihak eksternal pekerja merupakan hal yang
dalam hal ini dinas tenaga kerja penting dalam program
dalam melakukan pengawasan pengendalian bahaya sebagai
pada perusahaan tersebut bagian dari program keselamatan
sehingga terjadi kelonggaran dan kesehatan kerja di tempat
peraturan terutama dalam kerja. Materi pelatihan itu sendiri
pengawasan penggunaan APD dapat difokuskan pada proses
saat bekerja. Pengawasan kerja, material yang digunakan
mungkin hanya dilakukan pada pada saat pekerjaan, serta yang
saat adanya inspeksi mendadak paling utama keselamatan dan
dari Dinas Tenaga Kerja. kesehatan kerja itu sendiri dalam
proses kerjanya (Anizar, 2009).
3. Hubungan Keikutsertaan Para pekerja perlu
Pelatihan Penggunaan APD diikutsertakan dalam pelatihan K3
terhadap kejadian Kecelakaan untuk menambah pengetahuan,
Kerja di PT. Johan Kabupaten pengalaman, serta ketrampilan
Kampar dalam bekerja serta sehingga
Berdasarkan hasil penelitian kecelakaan kerja dapat dicegah
bahwa dari 27 responden yang serendah mungkin. Keikutsertaan
tidak pernah mengikuti pelatihan pelatihan K3 kepada pekerja juga
terdapat 8 responden (29,7%) merupakan rasa kepedulian
tidak pernah mengalami perusahaan kepada para pekerja
kecelakaan kerja. Sedangkan dari sehingga pekerja merasa
16 responden yang pernah diperhatikan. Pelatihan di tempat
mengikuti pelatihan penggunaan kerja dapat dilakukan pada saat:
APD, 5 responden (31,2%) yang pada awal suatu pekerjaan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page


Volume 1, Nomor 1, April ISSN 2623-1573
(Online)

maupun pertengahan pekerjaan kejadian terjadinya kecelakaan


(re training). Salah satu pelatihan kerja di PT. Johan Kabupaten
yang penting untuk pekerja adalah Kampar tahun 2016 dengan p
penggunaan APD saat bekerja. value (0,002)< α 0,05.
Pelatihan ini dimaksudkan agar 3. Ada hubungan keikutsertaan
para pekerja memahami pelatihan penggunaan APD
pentingnya menggunakan APD terhadap kejadian terjadinya
saat bekerja sesuai dengan resiko kecelakaan kerja di PT. Johan
yang ada dimasing-masing bagian Kabupaten Kampar tahun 2016
sehingga dengan pelatihan dengan p value(0,001) < α
penggunaan APD, dapat 0,05.
meningkatkan pengetahuan dan
sikap pekerja sehingga kecelakaan SARAN
kerja dapat dicegah seminimal 1. Teoritis
mungkin. a. Bagi Institusi Pendidikan
Asumsi peneliti ada (STIKes Tuanku Tambusai)
hubungan keikutsertaan pelatihan Diharapkan dapat memberikan
penggunaan APD terhadap sosialisasi dan penyuluhan
kejadian kecelakaan kerja di PT. tentang kecelakaan kerja di
Johan dikarenakan para pekerja tempat kerja.
jarang sekali mendapatkan b. Bagi Pekerja
pelatihan terutama pelatihan Diharapkan pekerja dapat
penggunaan APD saat bekerja. mengikuti pelatihan tentang
Selain itu, kurangnya kegiatan pentingnya penggunaan alat
sosialisasi dan penyuluhan yang pelindung diri serta melengkapi
dilakukan oleh pihak perusahaan diri dengan APD saat bekerja.
dalam penggunaan APD saat c. Bagi Peneliti Selanjutnya
bekerja. Asumsi peneliti lainnya Diharapkan adanya penelitian
yaitu pihak perusahaan merasa lanjutan dengan menggunakan
bahwa pelatihan yang akan pendekatan secara kualitatif
dilakukan hanya akan membuang (wawancara mendalam) terhadap
waktu dan biaya, karena pihak variabel-variabel lain yang
perusahaan lebih mementingkan dimungkinkan terjadinya
hasil produksi dibandingkan kecelakaan kerja di
mengadakan pelatihan. industri/perusahaan.
KESIMPULAN 2. Praktis
Berdasarkan penelitian yang a. Bagi PT. Johan
telah dilakukan di PT. Johan, maka Memberikan pelatihan kepada
dapat disimpulkan sebagai berikut : pekerja secara rutin dan terus
1. Ada hubungan ketersediaan menerus untuk peningkatan
APD terhadap kejadian terjadinya pengetahuan dan keterampilan
kecelakaan kerja di PT. Johan kerja sehingga dapat mencapai
Kabupaten Kampar tahun 2016 zero accident (nol kecelakaan).
dengan p value (0,001) < α 0,05. b. Bagi Dinas Tenaga Kerja
2. Ada hubungan pengawasan Diharapkan dapat melakukan
penggunaan APD terhadap pengawasan secara rutin dan
berkala terhadap perusahaan yang

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page


Volume 1, Nomor 1, April 2017 ISSN 2623-1573 (Online)
ISSN 2623-1581 (Print)

tidak mau mengikuti aturan- Kerja serta Perlindungan


aturan yang telah dibuat untuk Lingkungan, (online) No.08,
menghindari terjadinya (http://jurnal.batan.go.id, di
peningkatan angka kecelakaan akses 13 Februari 2015).
kerja. Irawati. 2008. Analisis faktor
penyebab kecelakaan kerja
DAFTAR PUSTAKA (studi kasus : PT. Perkasa
Anies. 2014. Kedokteran Okupasi Sakti, Medan). Jurnal Teknik
Berbagai Penyakit Akibat Industri Vol 3 No. 5.
Kerja Dan Upaya Khayan, 2013. Hubungan Faktor
Penanggulangan Dari Aspek Lingkungan Fisik dan
Kedokteran. Yogyakarta: Ar- Penggunaan APD dengan
Ruzz Media. Kecelakaan Kerja di Parindu
Anizar. 2009. Teknik Sangau.Poltekes Pontianak
Keselamatan dan Kesehatan Jurusan Kesehatan
Kerja di Industri. Yogyakarta: Lingkungan. Vol 06 No 02,
Graha Ilmu. Agustus 2014. Diakses tanggal
International Labour Organization 26 Februari 2015.
2013. Nonfatal Occupational Ramli, S. 2013. Sistem
Injuries and Ilnesses Requiring Manajemen Keselamatan dan
Days Away From Kesehatan Kerja. Jakarta: Dian
Work.Tersedia di Rakyat.
http://www.ilo.org/iif/oshcdne Reskiaddin, L. 2012. Promosi
w.html.diakses 29 Januari Kesehatan Ditempat Kerja.
2016. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dauly. 2012. Faktor-faktor yang Santoso, G. 2004. Ergonomi:
berhubungan dengan kejadian Manusia, Peralatan dan
kecelakaan kerja di Apartemen Lingkungan. Prestasi Pustaka.
Jakarta. Studi Kasus. Jakarta.
http://repository.usu.ac.id/bitstre Sucipto D,C. 2014. Keselamatan
am/123456789/34445/4/Chapter
dan Kesehatan Kerja.
%2015.pdf. Diakses tanggal 20
Yogyakarta: Gosyen
Mei 2016
Publishing.
Departemen Tenaga Kerja dan
Suma’mur. 2009. Keselamatan
Transmigrasi RI. 2004.
Kerja dan Pencegahan
Himpunan Perundang-
Kecelakaan. Jakarta : CV. Haji
undangan Kesehatan dan
Mas Agung.
Keselamatan kerja. Jakarta.
Wibisono, B. 2013. Faktor-Faktor
Departemen Tenaga Kerja dan
yang Berhubungan dengan
Transmigrasi Propinsi Riau.
Kejadian Kecelakaan Kerja
2014. Profil tahunan 2014.
pada Pekerja Tambang Pasir
Riau.ok
Gali di Desa Pegiringan
Harjanto, T. 2011. Manajemen
Kabupaten Pemalang.
Bahan Kimia Berbahaya dan
(Online).(http://eprints.dinus.ac
Beracun sebagai Upaya
.id/8009).
Keselamatan dan Kesehatan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Page

Anda mungkin juga menyukai