Pendahuluan
Latar Belakang
setiap tahun rata-rata berjumlah 2,3 juta kasus, terlebih lagi, 1,2 juta pekerja
kematian setiap tahunnya di seluruh dunia diakibatkan luka bakar, rata-rata terjadi
di negara berkembang. Di India, lebih dari satu juta orang mengalami luka bakar
sekitar 17% anak dinegara tersebut menderita luka bakar dengan kecacatan
sementara dan 18% dengan kecacatan permanen. Sedangkan di Nepal, luka bakar
cenderung terus meningkat. Sebanyak 123 ribu kasus kecelakaan kerja tercatat
2016 secara nasional. Total kecelakaan kerja pada 2017 sebanyak 123 ribu kasus
dengan nilai klaim Rp 971 miliar lebih. Angka ini meningkat dari tahun 2016
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 133,94 juta orang, naik
2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,20 persen, meningkat 0,18 persen poin.
Penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, bertambah 2,53 juta orang
2
dibanding Februari 2017. Sebanyak 73,98 juta orang (58,22 %) penduduk bekerja
di kegiatan informal, akan tetapi persentasenya menurun sebesar 0,13 persen poin
Wilayah Sumatera bagian utara telah membayar klaim jaminan kecelakaan kerja
sebesar Rp 17,05 miliar pada paruh pertama tahun ini, angka yang cukup besar ini
yakni sekitar 4.092 kasus kecelakaan kerja terjadi di wilayah Aceh dan Sumatera
Utara. Dari data BPJS Ketenagakerjaan Sumatera Utara tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat kesadaran pekerja, terutama dalam hal keselamatan kerja masih
sangat rendah. Jumlah kasus atau klaim yang mencapai lebih dari 4.000 itu sudah
cukup tinggi. Adapun jumlah klaim terbanyak terjadi di kantor cabang Medan
Belawan senilai Rp 6,76 miliar dengan 1.094 kasus, kantor cabang Tanjung morawa
sebesar Rp 4,49 miliar dengan jumlah kasus sebanyak 1.218 kasus dan kantor
cabang Medan kota sebesar Rp 6,39 miliar dengan jumlah kasus sebanyak 484
kasus.
kerugian material maupun korban jiwa serta gangguan kesehatan bagi pekerja tetapi
kerja terlaksana dengan baik maka kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dapat ditekan, biaya-biaya yang tidak perlu dapat dihindari sehingga dapat tercapai
3
suasana kerja yang aman, nyaman, sehat, dan meningkatnya produktivitas kerja.
pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing global (Depkes RI, 2019).
Oleh karena itu, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar selanjutnya
dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak
kecelakaan akan sulit dilakukan tanpa pengetahuan dan pemahaman atas penyebab
Kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku tidak aman (unsafe action) sebanyak
88%, kondisi tidak aman (unsafe condition) sebanyak 10% dan acts of God
sebanyak 2% atau tidak dapat dihindari. Heinrich mengajukan 5 faktor atau kartu
urutan kecelakaan dimana setiap faktor secara berurutan akan menentukan kejadian
jelas betapa pentingnya faktor manusia dalam terjadinya kecelakaan akibat kerja,
cara yaitu mengurangi sumber bahaya ataupun menggunakan alat pelindung diri.
Namun realisasinya pemakaian alat pelindung diri akan sangat sulit mengingat para
bahwa variabel yang menunjukkan pengaruh yang paling signifikan adalah variabel
sikap. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015), unsafe action
pekerjaan di industri. Tindakan tidak aman (unsafe actions) dipengaruhi oleh faktor
keputusan dan berperilaku, salah satunya adalah melakukan tindakan tidak aman
dalam melakukan pekerjaan. Tindakan tidak aman dari pekerja menjadi hal yang
bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia pekerja dan lamanya kerja
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 158 dan 159 menyebutkan bahwa setiap
tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja sektor informal dan luar
hubungan kerja berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja dan
Usaha sektor informal merupakan salah satu usaha yang memiliki risiko
kesehatan yang sangat tinggi. Angkatan kerja pada tahun 2000 berjumlah
95.650.691 orang, dimana 70–80% berada di sektor usaha informal. Pandai besi
merupakan salah satu pekerjaan dalam sektor informal yang bergerak dalam bidang
produksi terjadi kecelakaan kerja dalam 5 tahun terakhir dengan persentase luka
bakar mencapai 100% dan cedera parah 60% yang dapat merugikan dan manggangu
kegiatan produksi pekerja pandai besi Di Nagari Tapi Selo Tanah Datar.
Bahkan, jumlah desa pandai besi bertambah sejak 1970. Bengkel pandai besi
bertempat disebuah ruang kerja kecil yang memiliki atap. Ukuran tempat kerja
pandai besi beragam, tetapi biasanya 3x4 meter atau 4x6 meter. Di Jawa dan Bali
tempat kerja pandai besi disebut perapen, dari akar kata api (Dunham, 2008).
Desa Parlimbatan adalah salah satu desa pandai besi yang terletak di
Kecamatan Gunung tua Kabupaten Padang lawas utara. Jam kerja dan waktu
istirahat pandai besi tidak diatur, mereka bekerja sesuai jumlah pesanan yang
6
diterima. Jika pesanan banyak maka pekerja akan bekerja lebih lama dari waktu
biasa bekerja, oleh karena itu beban kerja para pekerja pandai besi tergantung dari
jumlah pesanan. Tetapi pada saat usaha pandai besi tidak menerima pesanan,
kegiatan produksi tetap berjalan, untuk menghasilkan produk yang akan dipasarkan.
Proses pembakaran besi /baja, pembentukan besi yang ditempa ketika besi
masih dalam keadaan panas (merah), dan penghalusan besi baja menggunakan
mesin gerinda merupakan kegiatan utama pandai besi yang sangat rawan dengan
kejadian kecelakaan kerja utamanya luka bakar. Pada proses pembakaran besi yang
akan ditempa biasanya terjadi luka bakar seperti tangan terkena besi panas / paparan
panas, terkena nyala api atau debu api, pada saat pengambilan besi hasil
penghalusan juga banyak ditemukan kejadian luka bakar akibat percikan bunga api
pada mata dan sekitar area mata saat melakukan penghalusan besi, bahkan tidak
jarang luka bakar terjadi akibat terkena rokok si pekerja itu sendiri.
besi, biasanya jika seorang suami adalah pandai besi maka secara tidak langsung
istri juga ikut bekerja untuk menolong suami. Usaha pandai besi tersebut
diwawancarai, rata-rata mereka sudah bekerja sebagai pandai besi lebih dari 5 tahun
dengan durasi bekerja yang tidak menentu. Pekerjaan ini adalah pekerjaan warisan
atau turun temurun yang telah dilakukan oleh keluarga pendahulu dimana desa ini
7
sudah terkenal sebagai desa pandai besi. Adapun dari hasil wawancara kecelakaan
yang paling sering terjadi adalah terpercik api pada sekitar area mata dan mata,
sebanyak 15 orang pekerja pandai besi pernah mengalami luka bakar ringan akibat
paparan panas. Ketika sedang bekerja, banyak tindakan tidak aman (unsafe actions)
yang dilakukan pekerja seperti pekerja tidak memakai alat pelindung diri yang
memakai baju saat bekerja karena temperature lingkungan kerja yang terasa panas,
bercanda ketika sedang bekerja, sembrono atau tidak hati-hati saat melakukan
memakai alat pelindung diri yang lengkap, ceroboh ketika bekerja, merokok ketika
bekerja, bercanda, mengabaikan kondisi tubuh yang kurang sehat sehingga dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja terutama luka bakar pada pandai besi, tingginya
kecelakaan kerja luka bakar pada pekerja pandai besi membuat peneliti tertarik
untuk mengetahui apakah ada hubungan tindakan tidak aman (unsafe action)
dengan kejadian luka bakar pada pekerja pandai besi di Desa Parlimbatan
Kabupaten Paluta.
Rumusan Masalah
menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja, merokok ketika bekerja, ceroboh
dampak terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang paling banyak terjadi
pada pekerja pandai besi di Desa Parlimbatan adalah kejadian luka bakar, dari data
8
yang diuraikan diatas, peneliti tertarik ingin menganalisis apakah ada hubungan
tindakan tidak aman (unsafe action) dengan kejadian luka bakar pada pekerja
Tujuan penelitian
kejadian luka bakar pada pekerja pandai besi di Desa Parlimbatan Kabupaten Paluta
Tahun 2019.
Manfaat Penelitian
mengenai hubungan tindakan tidak aman (unsafe action) dengan kejadian luka
Kerja pandai besi dan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program atau
pengetahuan bagi peneliti dan dapat digunakan sebagai referensi untuk studi atau