PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas
kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus di
perhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus di penuhi oleh sebuah
sistem pekerjaan dengan kata lain, pada saat ini keselamatan dan kesehatan
1
kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan
bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. perusahaan
perlengkapan kerja yang sudah tidak layak pakai. Penggunaan peralatan kerja
karena faktor manusia, yaitu unsafe action.unsafe action, yaitu tindakan yang
salah dalam bekerja dan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan (human
kerja yang tidak baik atau kondisi peralatan kerja yang berbahaya (unsafe
layak pakai, alat pengaman yang kurang memenuhi standar. Kedua hal
tidak dikehendaki. Berdasarkan data ILO, setiap tahunnya terdapat lebih dari
250 juta kecelakaan terjadi di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja
menderita penyakit akibat bahaya pada tempat kerja. Suatu kecelakaan tidak
bisa terjadi oleh karena satu penyebab saja, melainkan terjadi dari beberapa
faktor penyebab yang saling berhubungan atau kombinasi dari beberapa faktor
pendahulu.
pariwisata juga tidak lepas dari praktik tidak aman khususnya yang berkaitan
lokasi berdiri/duduk berada di bawah benda, kondisi jalan yang licin, mesin
destinasi wisata dapat terus menarik wisatawan (Rifai, Agustin, & Isni, 2020)
host dan memberikan kepuasan kepada wisatawan sebagai guest atas produk
yang dijual. Dua hal ini hendaknya membentuk sebuah integrasi yang dapat
Bhaskara, 2018).
produksi, manusia dan cara kerja” (Undang-Undang No. 1 tahun 1970). Jika
daya tarik wisata masih terabaikan. Pengelolaan daya tarik wisata semestinya
mengintegrasikan infratruktur dan perlengkapan keselamatan di dalamnya
kawasan wisata. Kita tidak bisa menduga bahwa musibah bisa terjadi setiap
Bhaskara, 2018).
Kerja (K3) juga sangat penting. Karena itu, suatu kegiatan wisata yang
standarisasi kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah diakui dan juga
seperti apa yang aman untuk dilakukan (Adz Dzikri & Sukana, 2019).
Salah satu tempat daerah wisata yang terkenal di Jambi yakni wisata
danau sipin. Danau sipin merupakan sebuah tempat wisata yang masih sangat
paddle boat, perahu kayu, sepeda air dan getek perahu. Semakin
yaitu 90,9% kecelakaan terjadi pada sampel usia di atas 50 tahun, dengan
masa kerja di atas 30 tahun, belum pernah mengikuti pelatihan K3. Pada
kecelakaan dalam tempat kerja juga terjadi karena faktor alat pelindung diri
aman selama bekerja dengan memakai APD dengan baik dan benar, bekerja
dengan hati-hati (tidak bergurau) dan melakukan cara kerja yang aman .
proses kerja yang dilakukan oleh pekerja di danau sipin tidak sesuai dengan
Alat Pelindung Diri (APD) yaitu, Pelampung keselamatan di air, baik pekerja
hasil wawancara pada pekerja di sebutkan juga bahwa pernah ada kejadian
tenggelam pada saat berada didalam perahu yang disebabkan oleh perahu yang
bocor. Hal ini menunjukkan bahwa perlu upaya pencegahan dan pengendalian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pencegahankecelakaan kerja.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
tempat wisata.
Danau Sipin Jambi. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yakni
seluruh pekerja di wisata danau sipin. Instrumen dalam penelitian ini yaitu
A. Pariwisata
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
B. Pengertian Kecelakaan
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan/atau
harta benda.
dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor manusia, pekerjaannya dan
1. Faktor manusia
a. Umur
kecelakaan akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap
akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang
tergesa-gesa.
b. Pengetahuan
a) Know (Tahu)
b) Comprehension (Memahami)
c) Application (Aplikasi/penerapan)
d) Analysis (Analisis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
tersebut.
e) Synthesis (Sintesis)
f) Evaluation (Evaluasi)
c. Tingkat pendidikan
keselamatan kerja.
dalam pekerjaannya.
d. Pengalaman kerja
bersangkutan.
2. Faktor pekerjaan
pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada malam hari dan tidur pada
siang hari. Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang dan malam hari
seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri
rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang nyaman, sehat, dan
alat pelindung diri merupakan usaha yang terakhir (the last line of
defense).
digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
1.) Tujuan
kerjanya.
3.) Kelemahan
kerja tertentu seperti canister dan respirator, dan APD yang dapat
1. Topi pengaman
2. Topi/tugung
tertentu.
kabut, asap, dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap.
apron), terhadap cairan dan bahan kimiawi (terbuat dari plastic atau
karet).
listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka dan lecet, infeksi.
lainnya menyatu.
dan lain-lain
- Poly vinil chloride untuk zat kimia asam kuat, oxidant dan
lain-lain.
atau tergelincir.
dengan logam.
3. Faktor lingkungan
a. Lingkungan Fisik
1) Pencahayaan
2) Kebisingan
b. Lingkungan kimia
tersebut dapat berupa bahan baku suatu produks, hasil suatu produksi
dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu
produksi.
c. lingkungan biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari
menyebabkan kematian.
faktor tersebut yaitu sifat dari kerja itu sendiri, jadwal kerja, dan iklim
1. Sifat kerja
penyelia.
2. Jadwal kerja
jam 6-7 jam pertama dihari kerja. Akan tetapi pada jam-jam
sesudah itu, tingkat kecelakaan kerja akan lebih tinggi. Hal ini
2018)
tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian peristiwanya,
Teori ini berpendapat bahwa pada pekerja tertentu lebih sering tertimpa
E. Pencegahan Kecelakaan
bahwa masalah keselamatan dan kecelakaan pada umumnya sama tua dengan
manusia yang timbul secara alamiah untuk kepentingan diri manusia itu
Untuk itu semua pihak yang terlibat dalam usaha berproduksi khusunya para
pengusaha dan tenaga kerja diharapkan dapat mengerti dan memahami serta
pengamanan perorangan.
induvidu.
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
Djatmoko, 2016)
dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
K3 yaitu :
efisien.
produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan. Sehingga potensi bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat
H. Kerangka Teori
Faktor Manusia
Umur
Pengetahuan
Pengalaman kerja
Faktor pekerjaan
Faktor lingkungan
Lingkungan fisik
- Pencahayaan
- Kebisingan
Lingkungan kimia
Lingkungan biologi
A. Kerangka Konsep
penelitian yang akan dilaksanakan. Pada penelitian ini yang akan diteliti
Pengalaman kerja
Pencegahan Kecelakaan
Pengetahuan
Kerja
Penggunaan APD
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross
C. Defenisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
A Variabel Independen
1 Pengalama Pengalaman kerja wawancara kuesioner 1. Lama, jika Ordinal
n kerja adalah lama 2. Baru
waktu kerja dan
penguasaan
pekerjaan.
2 Pengetahua Segala informasi Wawancara Kuesioner 1. Tinggi, jika Ordinal
n yang telah nilai ≥
diketahui dan di mean/medi
pahami oleh a
pekerja mengenai 2. Rendah,
keselamatan. jika nilai <
mean
3 APD Seperangkat alat Observasi lembar 1. Lengkap, Ordinal
yang digunakan check list jika nilai ≥
untuk melindungi dan mean/medi
bagian tubuh dari Kuesioner a
risiko terjadinya 2. Tidak
kecelakaan kerja lengkap,
selama proses jika nilai <
kerja berupa mean/medi
pelampung an
B Variabel Dependen
1 Upaya Upaya yang Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
Pencegahan dilakukan untuk 2. Tidak ada
Kecelakaan menghindari
kerugian-kerugian
yang timbul serta
untuk
meningkatkan
kinerja
keselamatan kerja
di tempat kerja.
D. Hipotesis
1. Populasi
danau sipin.
2. Sampel
maka langsung diolah. Kemudian data sekunder diperoleh dari pihak lain
penelitian ini.
H. Instrumen penelitian
I. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mencari beberapa kepustakaan yang bertujuan
danau sipin.
2. Tahap Pelaksanaan
memenuhi kriteria
penelitian;
3. Tahap Penyelesaian
J. Etika Penelitian
diperlukan perlindungan.
2. Manfaat (Beneficence)
4. keadilan (Justice)
di tempat wisata.
b. Coding
c. Scoring
d. Entry data
kedalam komputer.
e. Cleaning
2. Analisis data
a. Analisi univariat
b. Analisis bivariate
L. Jadwal Penelitian
BULAN KE
NO KEGIATAN
2 3 4 5 6 7
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Persiapan Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Pengelolaan Data
8 Penulisan Skripsi
9 Persiapan Ujian Skripsi
10 Ujian Akhir Skripsi
11 Revisi Skripsi
12 Penyerahan Laporan Skripsi
Adz Dzikri, M. A., & Sukana, M. (2019). Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Pada Wisata Paralayang Di Gunung Banyak, Kota Batu, Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Destinasi Pariwisata, 7(2), 274.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2019.v07.i02.p10
Rifai, M., Agustin, H., & Isni, K. (2020). Pencegahan risiko kesehatan dan
keselamatan berwisata: studi kasus objek wisata lava bantal-sleman , daerah
istimewa yogyakarta. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(1), 1–
7.
ILO. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. 1st ed. Jakarta:
International Labour Office; 2013.