Anda di halaman 1dari 43

Bangunan Rumah sakit

bangunan yang penuh dengan


berbagai sumber penyakit dan
sumber infeksi.
Berpotensi terjadi penularan
penyakit dan infeksi dari pasien
ke pasien, dari pasien ke staf
atau sebaliknya dari staf ke
pasien.

Zonasi
tingkat
risiko
terjadinya
penularan
penyakit :
a. Zona dengan Risiko Rendah
Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang
komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang
resepsionis, dan ruang pendidikan/pelatihan.
b. Zona dengan Risiko Sedang
Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan
penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan
ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona
dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona
risiko rendah.
c. Zona dengan Risiko Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan
intensif, laboratorium, ruang penginderaan medis (medical
imaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan ruang
jenazah.
d. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah
mulut, ruang perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang

Bangunan rumah sakit hendaknya mampu


mendukung :
mencegah penyebaran sumber penyakit dan sumber
infeksi (Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di
udara (airborne microorganism), jamur, dan sumbersumber penyakit lainnya).

pengendalian lingkungan untuk fungsi medik yang


spesifik, antara lain:
tindakan atau proses
penyembuhan yang menuntut pengendalian kondisi
termal ruangan yang berbeda dari kenyamanan umum.

DIPERLUKAN PERHATIAN KHUSUS


DALAM TATA KELOLA BANGUNAN RUMAH SAKIT TERKAIT
DENGAN PI
PRA
DESAIN

INFORMASI
Fungsi ruang
Standar /
persyaratan PI
Standart
operasional
Persyaratan
lingkungan

DESAIN /
PERENCA
NAAN

PEMENUHAN
STANDAR PI
Sirkulasi
Zonasi
Tata Udara dan
ventilasi
Sanitasi
Prasarana
pendukung

KONSTRUKSI

PENGENDALIAN
KONSTRUKSI.

Dampak lingkungan
- Getaran
- Kebisingan
- Debu
- Sampah
- Sanitasi
- Keamanan&
keselamatan

OPERASIONAL.
MAINTENANC E
& RENOVASI

1. PENGENDALIAN
OPERASIONAL
2. PENGENDALIAN
PROGRAM MAINTANANCE
3. PENGENDALIAN
RENOVASI.

Sistem sirkulasi
1) Perlindungan terhadap pasien merupakan hal yang harus
diprioritaskan. Terlalu banyak lalu lintas akan mengganggu
pasien, mengurangi efisiensi pelayanan pasien dan
meninggikan resiko infeksi, khusunya untuk pasien bedah
dimana kondisi bersih sangat penting. Jaminan
perlindungan terhadap infeksi merupakan persyaratan
utama yang harus dipenuhi.
2) Merencanakan sependek mungkin jalur lalu lintas. Kondisi
ini membantu menjaga kebersihan (aseptic) dan
mengamankan langkah setiap orang, perawat, pasien dan
petugas rumah sakit lainnya. RS adalah tempat dimana
sesuatunya berjalan cepat, mengingat jiwa pasien
taruhannya, oleh karena itu jalur lalu lintas harus
direncanakan seefisien mungkin baik dari segi waktu, biaya
maupun tenaga.

3) Pemisahan aktivitas yang berbeda, pemisahan


antara pekerjaan bersih dan pekerjaan kotor,
aktivitas tenang dan bising, perbedaan tipe layanan
pasien, dan tipe berbeda dari lalu lintas didalam
dan diluar bangunan.
4) Mengontrol aktifitas petugas terhdap pasien serta
aktifitas pengunjung RS yang datang, agar aktifitas
pasien dan petugas tidak terganggu. Tata letak Pos
perawat harus mempertimbangkan kemudahan
bagi perwat untuk memonitor dan membantu pasien
yang sedang berlatih di koridor pasien, dan aktifitas
pengunjung saat masuk dan keluar unit. Bayi harus
dilindungi dari kemungkinan pencurian dan dari
kuman penyakit yang dibawa pengunjung dan
petugas RS. Pasien di ruang ICU dan ruang bedah
harus dijaga terhadap infeksi.

Sistem tata udara


Pergerakan udara harus diusahakan untuk
meminimalkan sumber penyakit agar tidak
menyebar ke udara (airborne) yang
memperbesar kemungkinan terjadinya
penularan diantara pasien, tenaga medis dan
pengunjung.

Terutama untuk ruangan-ruangan khusus seperti


di Ruang operasi /bedah, ruang Isolasi, dan lainlain, dimana diperlukan pengaturan:
temperatur;
kelembaban udara relatif;
kebersihan cara filtrasi dan udara ventilasinya;
tekanan ruangan yang positif dan negatif;
distribusi udara didalam ruangan.

Temperatur dan Kelembaban


Udara
Kebutuhan temperatur dan kelembaban udara
relatif, berbeda untuk setiap jenis ruang
tergantung dari jenis penyakit, tingkat
keparahan pasien ataupun fungsi ruang tersebut.
Diperlukan pengkondisian termal yang dapat
dikontrol untuk setiap fungsi ruang dengan
tingkat pengaturan individual (individual
control).

Tekanan Udara
Tekanan positip diruang tertentu harus direncanakan
agar sumber penyakit dari luar ruangan tidak
masuk/infitrasi ke dalam ruangan tersebut yang di
dalamnya terdapat pasien dalam keadaan darurat, atau
dengan luka terbuka.
Ruang untuk pasien yang mempunyai penyakit menular
dan berbahaya harus dirancang dengan tekanan negatif
agar tidak membahayakan pengunjung dan pasien yang
lain.
Ruangan-ruangan yang harus dirancang dengan tekanan
positif atau negatif relatif terhadap ruang di sebelahnya

Standar suhu, kelembapan, dan tekanan udara menurut


fungsi ruang atau unit

No

Ruangan atau Unit

Suhu

Kelembab

Tekanan

.
1
2
3

Operasi
Bersalin
Pemulihan/Perawat

(C)
19-24
24-26
22-24

an (%)
45-60
45-60
45-60

Positif
Positif
Seimbang

4
5
6

an
Observasi Bayi
Perawatan Bayi
Perawatan

21-24
22-26
24-26

45-60
35-60
35-60

Seimbang
Seimbang
Positif

7
8

prematur
ICU
Jenazah/Autopsi

22-23
21-24

35-60
-

Positif
Negatif

Diferensial Preasure Gauge

Contoh Tekanan Positip pada


Ruang Operasi

CONTOH SISTEM RUANG ISOLASI LENGKAP


(Full Option AIIRS)

Gambar 1. Tingkat Kelembaban Relatif dalam Ruang


(Sumber : Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung)

Gambar 2. Daerah Nyaman


(Sumber : Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung)

CONTOH Kriteria Kinerja pengkondisian ruangan di rumah sakit

KUALITAS UDARA
Kebutuhan kualitas udara yang bersih berbeda dari satu
ruang ke ruang lain memerlukan sistem filtrasi yang
dirancang khusus termasuk jumlah udara ventilasi
yang
di
masukan
kedalam
ruangan,
dapat
menghindarkan adanya kontaminasi dan mengeliminasi
sumber-sumber kontaminasi seperti:
Debu, Asap, partikel.
Microbial, Jamur, Bakteri, Kuman-kuman sebagai
sumber penyakit.

Salah satu metoda untuk meningkatkan


kualitas udara di rumah sakit dengan
meningkatkan pertukaran udara per jam
(Air change per hour/ACH). Makin tinggi
pertukaran udaranya, makin baik kualitas
udaranya.

Contoh penggunaan filtrasi


Effisiensi Filter (%)
Jumlah
kelompok

Area

Filter

(Dust Spot Eff/Removal Eff)


Pre

Medium

25-30

80-90

25-30

80-95

HEPA

Ruang bedah Orthopedic, Ruang bedah


3

transplantasi tulang (Bone Marrow), Ruang


bedah transplantasi organ
Ruang tindakan umum, Ruang melahirkan,

ruang bayi, ICU, Ruang perawatan pasien,


Diagnostik dan area terkait. Laboratorium,
gudang steril

Area persiapan makanan, Laundri, Area


administrasi, Gudang curah, Area kotor

25-30

99,97

Contoh RE FILTER DAN MEDIUM FILTER

PRE FILTER ( WASHABLE)

MEDIUM FILTER (diganti tiap 6 bulan)

CONTOH HEPA

HEPA
>
"High-Efficiency
Particulate Air
United States Department of
Energy
(DOE) =>HEPA filter harus
menyaring
99,97%
dari
semua
partikel
dengan
ukuran >0,3 mikron dari
udara
yang
melewati.
Dimana
ukuran
rambut
manusia berkisar antara 70
~100 mikron.
Maintenace HEPA Filter :
Merupakan filter habis pakai, dimana diganti setiap filter tersebut sudah tidak dapat
melewatkan aliran udara karena telah tertutup partikel. Diketahui dengan pengukuran beda
tekanan sebelum dan sesudah HEPA filter

Sistem sanitasi harus disediakan di dalam dan di luar


bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air
bersih, pembuangan air kotor dan / atau air limbah,
kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
Dilengkapi dengan sistem plambing, yang meliputi
sistem air bersih, sistem air kotor, air kotoran dan/atau
air limbah, alat plambing yang memadai, serta sistem
pengolahan air limbah.
Sistem plambing harus direncanakan dan dipasang
sedemikian rupa sehingga mudah dalam operasional dan
pemeliharaannya, tidak mencemari lingkungan, serta
diperhitungkan sesuai dengan fungsi bangunan gedung.

24

Sistem air bersih (water supply) yang memenuhi


persyaratan kesehatan yang berlaku. Persediaan air bersih
harus memadai.
Tenaga listrik yang memenuhi persyaratan
setiap hari
selama 24 jam terus menerus. Rumah sakit menyediakan Catu
Daya Pengganti Khusus (CDPK) atau sumber Uninterrupted
Power Supply (UPS) bagi peralatan medik yang vital.
Sistem pengolahan air limbah, incenerator dan
pembuangan sampah
sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Memenuhi Persyaratan
Regulasi.
KEPMEN PU
441/KPTS/1998, Standar
Umum Bangunan
Gedung

UU No. 28 /2002,
persyaratan umum
bangunan gedung

Konstruksi bangunan rumah sakit,


kebersihan, aliran udara, kelembaban
udara, pencahayaan dan kenyamanan
mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan
RI
No.
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.

NO.
NO.11TAHUN
TAHUN1970
1970
TENTANG
KESELAMATAN
TENTANG
KESELAMATAN
KERJA
KERJA

PERATURAN
MENTERI
PERATURANKERJA
MENTERI TENAGA
TENAGA
KERJA
NO.
NO.PER.
PER.01/MEN/1980
01/MEN/1980
TENTANG
K3
KONSTRUKSI
TENTANG
K3
KONSTRUKSI
BANGUNAN
BANGUNAN
SKB
MENAKER
SKB MENAKER DAN
DAN MENTERI
MENTERI
PU
PU
No.
No. 174/MEN/1986
174/MEN/1986 DAN
DAN No.
No.
104/KPTS/1986
104/KPTS/1986

TENTANG
TENTANG
K3
K3PADA
PADATEMPAT
TEMPATKEGIATAN
KEGIATAN
KONSTRUKSI
KONSTRUKSIBESERTA
BESERTAPEDOMAN
PEDOMAN
SE
MENAKERTRANS
No.321
SE MENAKERTRANS
No.321
PELAKSANAAN
K3
PELAKSANAAN
K3PADA
PADATEMPAT
TEMPAT
tahun
2007
KEGIATAN
KONSTRUKSI
tahun
2007
KEGIATAN
KONSTRUKSI

Tentang
TentangPeningkatan
PeningkatanPembinaan
Pembinaandan
dan
Pengawasan
PengawasanK3
K3Pada
PadaKegiatan
Kegiatan
Konstruksi

Peraturan Perundangan K3

UNDANG
UNDANGUNDANG
UNDANG

Bidang Konstruksi Bangunan

12/29/16

UU No. 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI


12/29/16

Bab V ps 23 ayat 2
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
wajib memenuhi ketentuan tentang
keteknikan, keamanan, keselamatan
dan kesehatan kerja, perlindungan
tenaga kerja dan lingkungan, untuk
mewujudkan tertib penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.

Tentang Kontrak Kerja


Perlindungan tenaga kerja yang memuat
ketentuan tentang kewajiban para pihak
dalam pelaksanaan K3 serta

SAFETY PLAN

12/29/16

Safety
plan
adalah
rencana
pelaksanaan K3 untuk proyek yang
bertujuan agar dalam pelaksanaan
nantinya proyek akan aman dari
kecelakaan
dan
bahaya
penyakit
sehingga menghasilkan produktivitas
kerja yang tinggi.

K3 dalam Proyek
Konstruksi
12/29/16

Safety
Engineering

Construction
Safety

Personnel
Safety

TATA KELOLA BANGUNAN RUMAH SAKIT

MEMENUHI HARAPAN MASYARAKAT;

1.keselamatan
2.kesehatan
3.kenyamanan
4.kemudahan

Anda mungkin juga menyukai