Anda di halaman 1dari 4

10 Langkah Lakukan FMEA

by
Shift
posted on
Jan 7, 2013
0

Failure mode and effect analysis (FMEA) adalah salah satu tool yang paling sering digunakan
dalam praktek business performance improvement, dan merupakan teknik yang pertama
diciptakan untuk menganalisa kesalahan (failure) pada proses.

Pertama dirumuskan pada tahun 1950-an, FMEA melibatkan sebanyak mungkin komponen, sub-
sistem, dan perangkat untuk mengidentifikasi kesalahan, termasuk penyebab dan efek yang
ditimbulkannya dalam proses. Setiap komponen, kesalahan, dan efek yang ditimbulkan dalam
sistem akan dituliskan dalam lembar kerja khusus FMEA. Metode ini diterapkan dalam product
development, system engineering dan manajemen operasional.

Beberapa Tipe FMEA

Terdapat tiga tipe utama FMEA yaitu:

 System FMEA – Digunakan untuk menganalisa keseluruhan sistem atau sub-sistem pada
saat penyusunan konsep di fase Design (dalam siklus DMAIC)
 Design FMEA – Digunakan untuk menganalisa rancangan produk sebelum
dirilis/diproduksi oleh manufaktur.
 Process FMEA – Jenis yang paling sering digunakan, dan di banyak kasus merupakan
metode yang paling mudah diterapkan dibanding dua jenis lainnya.
10 Langkah FMEA

Untuk melakukan FMEA, sangat disarankan untuk membuat tabel yang akan membantu analisa
anda. Format tabel dapat bervariasi. Anda dapat menemukan salah satu template FMEA pada
tautan di akhir artikel ini.

1. Tulis semua langkah utama pada proses dalam kolom pertama. Langkah-langkah inilah
yang menjadi kerangka proses.
2. Buat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses. Analisa dan
temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap tahapan proses.
3. Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar sebelumnya. Jika
terjadi kesalahan, perkirakan efek yang akan dirasakan oleh process owner (anda) dan
oleh pelanggan anda.
4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri angka 1 untuk
yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling besar. Pastikan tim
memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum anda memulai. Masukkan angka pada
kolom ‘SEV’ (severity).
5. Identifikasi penyebab dari failure mode (kesalahan) sehingga menimbulkan efek tersebut.
Buatlah rating seperti yang anda lakukan pada daftar efek diatas yang mengidentifikasi
penyebab mana yang paling mungkin dan mana yang paling tidak mungkin. Beri angka 1
untuk yang paling rendah kemungkinannya dan 10 untuk yang paling tinggi
kemungkinannya. Masukkan dalam kolom ‘OCC’ (occurence).
6. Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada dalam daftar
anda, dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan mencegah
kesalahan. Nilai 1 artinya anda memiliki kontrol yang dapat dibilang sempurna, dan
angka 10 berarti anda tidak memiliki kontrol apapun terhadap failure, atau memiliki
kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom ‘DET’ (detection). Jika ada SOP
yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP tersebut.
7. Kalikan angka-angka pada kolom severity (SEV), occurence (OCC), dan detection (DET)
dan masukkan hasilnya pada kolom ‘risk priority number’ (RPN). Kolom ini akan
menghasilkan angka-angka yang akan membantu tim anda untuk menetapkan prioritas
fokus. Jika, misalnya, anda memiliki poin severity 10 (paling besar efeknya), occurence
10 (terjadi setiap waktu), dan detection 10 (tidak terdeteksi), nilai RPN menjadi 1000. Ini
berarti kondisi telah sangat serius.
8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak untuk segera
ditangani. Tim harus membuat prioritas fokus.
9. Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan delegasikan kepada orang yang
bertanggung jawab di area tersebut. Jangan lupa untuk menentukan deadline tanggal,
kapan tindakan ini harus mulai/selesai dilakukan.
10. Setelah tindakan dilakukan, hitung ulang nilai occurence dan detection. Dalam banyak
kasus, nilai severity tidak perlu diubah kecuali jika pelanggan memutuskan bahwa hal
tersebut bukanlah isu yang penting.

Kesalahan dalam Pembuatan FMEA


Satu kesalahan besar yang sering dilakukan dalam pembuatan FMEA adalah menghabiskan
waktu membuat dokumentasi dan kemudian hanya menyimpannya dalam laci atau lemari.
FMEA adalah dokumen yang dinamis, yang tetap diperlukan dan harus digunakan selama proses
atau produk yang terkait dengannya masih berjalan/diproduksi. Maka, gunakanlah!

pa itu FMEA?...
Failure Mode and Effect Analysis
FMEA adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan cacat
potensial berdasarkan tingkat keparahan, frekuensi yang diharapkan dan kemungkinan deteksi.
Tujuannya adalah untuk mengantisipasi masalah sehingga langkah-langkah proaktif dapat
diambil untuk melawan mereka dan dengan demikian mengurangi atau menghilangkan risiko.
FMEA dapat digunakan dalam berbagai cara• Untuk memperbaiki desain dan kekokohan
produk atau proses• Untuk memperbaiki desain solusi perbaikan• Untuk menyoroti kelemahan
dalam desain saat ini produk atau proses• Untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko proyek

Merakit sebuah tim lintas fungsional orang dengan beragam pengetahuan tentang proses target
/ produk dan pelanggan.
Buat model FMEA (misalnya Menggunakan ProcessMA> Kualitas Peralatan> Template>
FMEA) Untuk FMEA produk, mengidentifikasi fungsi (seperti yang dipersyaratkan oleh
pelanggan) dan untuk proses FMEA, mengidentifikasi langkah-langkah proses.Untuk setiap
fungsi atau tahapan proses, mengidentifikasi semua potensi kegagalan cara bisa terjadi. Untuk
setiap modus kegagalan, mengidentifikasi semua efek dan konsekuensi pada bisnis dan
pelanggannya. Untuk setiap efek, menentukan seberapa serius itu, kalau kegagalan itu terjadi.
Keparahan berperingkat pada skala dari 1 sampai 10, di mana 1 adalah signifikan dan 10
adalah bencana. Untuk setiap modus kegagalan, menentukan semua akar penyebab potensial.
Untuk setiap penyebab, menentukan seberapa sering itu akan terjadi Kejadian. Berperingkat
pada aa skala 1 sampai 10 di mana 1 adalah hampir tidak mungkin dan 10 hampir setiap kali itu
akan terjadi.Untuk setiap penyebab, mengidentifikasi proses kontrol yang ada dan mekanisme
untuk mencegah penyebab terjadi atau mengurangi frekuensi terjadinya.Untuk setiap kontrol,
menentukan kemampuan untuk mendeteksi penyebabnya. Ini juga dinilai pada skala dari 1
sampai 10, dimana 1 berarti kontrol hampir pasti untuk mendeteksi masalah dan 10 berarti
kontrol hampir tidak ada kesempatan untuk mendeteksi masalah.Hitung jumlah prioritas risiko
(RPN), yang merupakan produk dari peringkat di Severity, Kejadian dan Kemampuan untuk
mendeteksi. Semakin tinggi RPN, semakin besar risiko modus kegagalan
terkait.Mengidentifikasi tindakan atau perubahan yang dibutuhkan untuk proses atau produk
untuk keparahan yang lebih rendah, mengurangi terjadinya atau meningkatkan kemampuan
untuk mendeteksi masalah.Ketika tindakan diimplementasikan, memperbarui FMEA pada
peringkat baru untuk Severity, Kejadian, Kemampuan untuk Mendeteksi dan RPN resultan.

Anda mungkin juga menyukai