Anda di halaman 1dari 41

Pencegahan & Pengendalian

Infeksi Luka / Daerah Operasi

Perdalin Cabang
Jakarta perdalinjakarta2018@gmail.com
TUJUAN

• Dapat mengetahui kriteria IDO


• Dapat melaksanakan tatalaksana

pencegahan dan pengendaliannya

perdalinjakarta2018@gmail.com
POKOK BAHASAN
• Pendahuluan
• Kriteria Infeksi Daerah Operasi
• Stratifikasi Risiko
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
• Kesimpulan
PENDAHULUAN
• IDO adalah salah satu masalah paling penting dalam
Pengendalian infeksi pada pelayanan kesehatan
• Insidensi IDO 25-40% pembedahan yang dilakukan
• Menurut NHS (National Health Scotland) 15.9% IDO dengan
biaya ₤ 30 juta/ tahun
• Di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, angka IDO sebesar 3
% pada tahun 2010
• Di RSUP Fatmawati ILO 2013 sebesar 1,26 % (CDC : 0,8%)
 Data Nasional IDO di Indonesia belum ada

 Kematian akibat SSI : 10.000 /tahun (CDC)

 Prevalensi meningkat sehubungan dengan peningkatan


penggunaan antibiotika
 Lama perawatan meningkat, 60% masuk ICU
 Biaya meningkat

 Mutu RS
Faktor Risiko IDO

• Pre-operatif : Hand hygiene, kolonisasi pada pasien, tidak


mandi pre-op
• Peri-operatif : Surgical hand hygine, instrumen tidak
steril , baju operasi tidak steril
• Post-operatif : hand hygiene, kontaminasi luka,
antibiotik tidak adekuat
• Pasien : kolonisasi MRSA nasal, diabetes, obesitas,
perokok
• Teknik operasi : drain, teknik operasi buruk,
antibiotik tidak diberikan saat
• Lingkungan : lingkungan kamar bedah tidak sesuai
Faktor Risiko IDO

Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik


• Usia
• Petugas kesehatan
• Status Gizi
• Teknik Pembedahan
• Diabeter
• Lingkungan kerja
• Perubahan respon imunitas
• Alat / instrumen
• Infeksi di tempat lain
• Lama rawat inap pre-operatif
• Obesitas
• Merokok
• Kolonisasi mikroorganisme
KRITERIA INFEKSI DAERAH OPERASI

• IDO adalah infeksi akibat tindakan Pembedahan yang


dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh

Infeksi Insisional superficial


Infeksi Insisional Dalam
Infeksi Organ / Rongga
Surgical Site Infection
= Infeksi Daerah Operasi (IDO)
= Infeksi Luka Operasi (ILO)
• infeksi yang terjadi pada tempat / daerah insisi

• akibat tindakan pembedahan

• didapat dalam 30 – 90 hari setelah operasi

• pada luka terbuka dan tertutup

• infeksi dapat terjadi di jaringan insisional superficial, insisional


dalam dan insisional rongga
( July 2013 CDC/NHSN Protocol Clasifications )
Surgical Site Infection Criteria

Superficial Incisional
SSI

Deep Incisional SSI

Organ/ Space SSI


Superficial incisional SSI
= IDO insisional superfisial

• Infeksi dalam 30 hari


• hanya kulit dan subkutan
• Minimal 1 keadaan berikut :
1. Keluar cairan purulen/ nanah
2. Luka spontan dehisens atau sengaja dibuka oleh ahli bedah
Kultur positif atau tanpa cultur
3. Ditemukan minimal 1 dari gejala:
Demam (>38ºc), tanda infeksi lokal
4. Dokter bedah menyatakan infeksi
Deep Incisional SSI
= IDO Insisional dalam

• Dalam 30 atau 90 hari ( tanpa implan)

• Dalam 1 tahun ( ada implan)

• = Insisi jaringan lunak (lapisan otot, fascia)


• Ditemukan minimal 1 dari keadaan :

1. Keluar cairan purulen/ pus


2. a. Insisi dalam terbuka spontan atau sengaja dibuka
b. Kultur positif atau Tanpa Kultur,
c. ditambah 1 gejala : - demam (> 38ºc),
- tanda infeksi lokal
(sakit, merah dan lunak)
3. Bukti abses atau infeksi lainnya atau dengan
histopatologi maupun pencitraan
Organ/ Space SSI

•Infeksi terjadi dalam 30 atau 90 hari (tanpa implan)


• Dalam 1 tahun (ada implan)
• Infeksi melibatkan setiap bagian dari tubuh

– kulit, fasia, atau lapisan otot yang dibuka atau di


manipulasi selama prosedur

•organisme (+) dari kultur cairan atau jaringan


•Bukti abses dari atau infeksi lain selama prosedur atau
dengan histopatologi maupun pencitraan
Klasifikasi Jenis Operasi
1. Operasi Bersih
Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra
bedah tidak terdapat peradangan dan tidak
membuka traktus respiratorius, gastrointestinal,
orofaring, traktus urinarius atau traktus biller

Operasi terencana dengan penutupan kulit primer, (+/-)


drain tertutup
2. Operasi Bersih Tercemar
Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller, traktus
urinarius, traktus respiratorius sampai dengan orofaring, atau
traktus reproduksi kecuali ovarium

Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage), contoh:


pada traktus billier, apendiks, vagina atau orofaring

3. Operasi Tercemar

Operasi yang dilakukan pada kulit yang terbuka, tetapi


masih dalam Golden periode
4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi

Perforasi traktus digestivus, UG atau traktus respiratorius


yang terinfeksi

Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)

Luka terbuka > 6 jam setelah kejadian  terdapat


jaringan luas atau kotor

Dokter bedahnya menyatakan sebagai operasi kotor/


terinfeksi
Kondisi Pasien Berdasarkan ASA score
(American Society of Anesthesiologists Score)

ASA 1 : Pasien sehat

ASA 2 : dg gangguan sistemik ringan – sedang


ASA 3 : dg gangguan sistemik berat
ASA 4 : dg gangguan sistemik mengancam nyawa
ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup walaupun dioperasi
atau tidak
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
Sectio Caesarea 1
Stratifikasi berdasarkan Indeks Risiko
Menurut National Nosocomial Infection Surveilance (NNIS)

 Klasifikasi jenis operasi


 Bersih
 Bersih tercemar
 Tercemar
 Kotor

 Klasifikasi kondisi pasien


 ASA : 1
 ASA : 2
 ASA : 3
 ASA : 4
 ASA : 5

 Durasi operasi
 Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
 Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
Interpretasi

Skor 3 : Semua faktor risiko ada


 sangat berpotensi terjadi IDO
Prognosis : buruk

Skor 1-2 : Sebagian faktor risiko ada


 berpotensi IDO

Skor 0: Tidak ada faktor risiko


 tidak seharusnya terjadi IDO
Prognosis : baik
perdalinjakarta2018@gmail.com
Pencegahan dan Pengendalian
SSI

perdalinjakarta2018@gmail.com
Faktor – faktor yang berperan dalam
menimbulkangangguan penyembuhan luka

perdalinjakarta2018@gmail.com
REKOMENDASI PADA PENCEGAHAN IDO

• Fase Preoperative
• Fase Intraoperative
• Fase Postoperative

perdalinjakarta2018@gmail.com
Pencegahan IDO Pre -Operasi

 Persiapan pasien
 Tanda infeksi (+)  sembuhkan infeksinya

 Stop merokok 30 hari pre- operasi elektif


 Mandi memakai Chlorhexidine
 Cukur rambut dengan clipper
 Masa rawat inap/ LOS singkat
 Antimikroba Profilaksis

perdalinjakarta2018@gmail.com
 Kamar Operasi
• Ventilasi :
o Positive air pressure
o Circulating air 15x/ 1 hr
o Temperature 19-24 °C
o Air humidity 40-60%

• Desinfeksi permukaan secara periodik


• Sampling Mikrobiologi
• Sterilisasi Instrumen Bedah dan Linen Bedah
• Asepsis dan Tehnik Operasi
 Pengelolaan Anggota Tim Bedah
• Petugas yang sakit  dilarang masuk kamar bedah

• Tidak memakai kutek dan berkuku panjang


• Tidak memakai perhiasan di tangan (cincin, gelang, jam tangan )
• Surgical Handscrub sebelum operasi
• Gunakan baju dan sandal khusus kamar bedah

• Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah


• Tidak banyak petugas dalam ruang operasi
• Batasi/minimalkan keluar masuk petugas
• Personil minimum dan tamu maximal 7 orang
 Baju Bedah dan
 Linen Bedah

• Kedap air
• Ganti baju atau Drapes yang terkontaminasi atau tembus darah
atau cairan infeksius

• Ganti gaun apabila tampak kotor, terkontaminasi dengan


percikan cairan tubuh pasien
• Jangan menggunakan baju operasi di luar kamar bedah
Pencegahan IDO Pasca Operatif

 Perawatan Luka Operasi


 Ganti balutan setelah 24-48 jam
 Hand Hygiene
 Edukasi pasien/ keluarga
Prophylactic Maintain
Antibiotic Normothermia

SSI
BUNDLE

Glycaemic
control Hair Removal
Monitoring dan Evaluasi  Surveilans

• Populasi berisiko IDO  semua pasien yang dilakukan


tindakan pembedahan
• Numerator  jumlah kasus terjadi SSI
• Denominator  jumlah pasien yang dilakukan operasi
(Stratifikasi berdasarkan Indeks Risiko)
• Kelompokkan IDO sesuai dengan jenis operasi

• Angka Infeksi :
Numerator x 100 = %
Denominator
INTEGRASI PROGRAM DENGAN PMKP
Standar PPI.10
• Proses pencegahan dan pengendalian infeksi diintegrasikan dengan
keseluruhan program rumah sakit dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
Elemen Penilaian PPI.10.
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diintegrasikan ke dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit (lihat
juga PMKP.1.1, EP)

2. Kepemimpinan dari program pencegahan dan pengendalian infeksi


termasuk dalam mekanisme pengawasan dari program mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit
INTEGRASI PROGRAM DENGAN PMKP
Standar PPI 10.1.
• Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan kecenderungan
infeksi terkait pelayanan kesehatan

Elemen Penilaian PPI 10.1.


1. Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri
2. Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri
3. Kecenderungan infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan ditelusuri
INTEGRASI PROGRAM DENGAN PMKP

Standar PPI 10.2.


• Peningkatan mutu termasuk penggunaan indikator/pengukuran yang
berhubungan dengan masalah infeksi yang secara epidemiologis
penting bagi rumah sakit

Elemen Penilaian PPI 10.2.


1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diukur
2. Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara
epidemiologis
KESIMPULAN
SSI adalah masalah yang sangat komplek sampai
saat ini di indonesia maupun di dunia

Pencegahan dan pengendalian SSI dengan


menjalankan bundles sesuai standar

Pendidikan dan pelatihan terhadap petugas


Daftar Pustaka
• Surgical Site Infection; Prevention and Treatment. National Institute
for Health and Clinical Excellence. October 2008

• Surgical Site Infection Event. Centers for Disease Control and


Prevention. January 2012

• CDC Procedure Associated Module SSI, January 2014

• CDC /NHSN Surveillance definition, January 2014


Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai