Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Safety Health & Environment
Oleh :
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen Risiko ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak Igniatus
Oki Dewa Brata pada mata kuliah Safety Health & Environment. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Manajemen Risiko bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
2.1 Ruang Lingkup Manajemen Risiko..................................................................................6
2.2 Pengertian Manajemen Risiko........................................................................................7
2.3 Tujuan Manajemen Resiko.............................................................................................8
2.4 Jenis Resiko dalam perspektif K3....................................................................................8
2.5 Proses Manajemen Risiko...............................................................................................9
2.6 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)...................................................................10
2.7 Analisis Resiko..............................................................................................................12
2.8 Penilaian Risiko.............................................................................................................13
2.9 Pengendalian Risiko......................................................................................................15
2.10 Evaluasi Risiko..............................................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen risiko K3 telah berkembang sejak lama. Pada tahun 1970 British
Safety Council di Inggris mendirikan Institut of Risk Management untuk
mengembangkan dan melakukan pembinaan terhadap ahli-ahli K3 mengenai
manajemen risiko. Sebelumnya manajemen risiko K3 telah diaplikasikan di
lingkungan asuransi untuk menentukan tingkat tanggungan dan premi asuransi.
Karena itu, lembaga asuransi memiliki hubungan dengan perusahaan penilai risiko
(Risk Survey) yang melakukan analisa risiko terhadap perusahaan-perusahaan yang
akan mempertanggungkan asetnya. Manajemen risiko sangat erat hubungannya
dengan K3.timbulnya K3 karena adanya risiko yang mengancam keselamatan
pekerja, sarana dan lingkungan sehingga harus dikelola dengan baik (Dr. Ir.
Suprapto. M. Eng., 2016). Manajemen Resiko bebasis ISO 31000:2009 dalam (Sari
et al., 2016) Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari :
6
g. Koordinasi dan komunikasi
7
Manajemen resiko merupakan bagian integral dari proses manajemen yang
berjalan dalam perusahaan atau lembaga suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi (Iii
& Manajemen, 2013).
8
penyakit yang terjadi misalnya gangguan pernafasan, gangguan syaraf,
gangguan reproduksi dan gangguan metabolic atau sistemik.
c. Risiko Lingkungan (Environmental Risk)
Risiko ini berhubungan dengan keseimbangan lingkungan. Ciriciri risiko
lingkungan adalah perubahan yang tidak signifikan,mempunyai masa laten
yang panjang, berdampak besar pada populasi atau komunitas, berubahnya
fungsi dan kapasitas habitat dan ekosistem serta kerusakan sumber daya alam.
d. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Risiko keuangan berkaitan dengan masalah ekonomi, contohnya adalah
kelangsungan suatu bisnis,asuransi dan investasi.
e. Risiko Umum (Public Risk)
Resiko ini berkaitan dengan kesejahteraan kehidupan orang banyak. Sehingga
hal-hal yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara dapat
dihindari.
Proses yang dilalui dalam manajemen risiko yaitu (Robert et al., 2014) :
1. Prencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan
bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek.
2. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah
mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap
pelaku bisnis.
3. Analisis risiko adalah proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari
risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko
berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang
9
digunakan dalam analisa kualitatif adalah Austalian Standard/New Zealand
Standar (AS/NZS).
4. Analisis risikokuantitatif adalah prosesidentifikasi secara numeric probabilitas
dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.
5. Perencanaan Respon Risiko, Risk response planning adalah proses yang
dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas yang
dapat diterima.
6. Pengendalin dan Monitoring Risiko, langkah ini adalah proses mengawasi risiko
yang sudah diidentifikasi , memonitor risiko yang tersisa, dan
mengidentifikasikan risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management
plan dan mengevaluasi keefektifannya dalam mengurangi risiko.
Langkah Pengelolaan Resiko :
10
Menurut (Rijanto,2011) pada (Bahaya et al., n.d.) bahaya adalah sesuatu
yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau kerusakan pada alat atau
lingkungan . macam-macam hazard adalah bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya
mekanik, bahaya elektrik,bahaya ergonomic,bahaya kebiasaan,bahaya
lingkungan,bahaya biologi, dan bahaya psikologi.
Menurut (Tarwaka,2008) pada (Septia, 2011) Identifikasi bahaya
merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mengenal seluruh situasi kejadian
yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang mungkin timbul di tempat kerja. Suatu bahaya di tempat kerja mungkin
tampak jelas dan kelihatan seperti : sebuah tangka berisi bahan kimia, atau
mungkin juga tidak tampak dengan jelas atau tidak kelihatan, seperti : radiasi, gas
pencemar di udara. Menurut tarwaka (2008) proses identifikasi bahaya adalah :
1) Membuat daftar semua objek
(mesin,peralatankerja,bahan,proseskerja , sistem kerja, kondisi kerja)
yang ada di tempat kerja.
2) Memeriksa semua objek yang ada ditempat kerja dan sekitarnya.
3) Melakukkan wawancara dengan tenaga kerja yang bekerja di tempat
kerja yang berhubungan dengan objek-objek tersebut.
4) Mereview kecelakaan,catatan P3K, dan informasi lainnya.
5) Mencatat seluruh Hazard yang telah teridentifikasi.
11
5) Melakukan pengujian
6) Menganalisis rekaman data
7) Mengevaluasi secara teknis dan keilmuan
8) Pemantauan lingkungan dan kesehatan
Adapun tujuan identifikasi potensi bahaya dapat memberikan manfaat yaitu (Dr. Ir.
Suprapto. M. Eng., 2016) :
12
jumlah dan karateristik pekerja yang terkena dampak bahaya, kondisi
are kerja, kondisi peralatan kerja, serta efektifitas tindakan
pengendalian bahaya yang dilakukan sebelumnya. Faktor probabilitas
juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan sumber risiko yang
ada dalam proses kerja dan titempat kerjanya atau stress yang dialami
pekerja yang berpengaruh dalam penurunan konsentrasi pekerja.
c) Konsukuensi
Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko. Ditentukan
dengan analisis atau kalkulasi statistic berdasarkan data-data yang
terkait atau melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman
terdahulu.
Penilaian suatu risiko adalah menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya
terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat ditoleransi/ditetapkan
(Firmansyah & Mu’adzah, 2002). setelah melakukan identifikasi potensi bahaya
dan menganalisis risiko ,maka dilakukan penilaian risiko dengan cara sebagai
berikut (Pengendalian, n.d.) :
1. Menentukan tingkat kemungkinan (Probability )
13
bulan
Jarang Tenaga kerja terpapar 3
bahaya sekali dalam
sebulan
Sering Tenaga kerja terpapar 4
bahaya sekali dalam
seminggu
Sangat Sering Tenaga kerja terpapar 5
bahaya lebih dari satu
kali dalam seminggu
2. Menentukan tingkat konsekuensi atau akibat (Consequency)
14
permanen kerugian harta
benda dan gangguan
bisnis sebesar Rp
50.000.000-100.000.000
Fatal Lebih dari satu 5
kematian,cidera
permanen, kerugian
harta benda dan
gangguan bisnis >Rp
100.000.000
3. Melakukanperhitungan risiko
Risiko dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
P X C = Resiko Relatif
P= kemungkinan (Probability)
C= Keparahan (Consequency)
15
oleh ketentuan, peraturan atau standar baku K3 atau kadarnya melampaui
Nilai Ambang Batas (NAB) diperkenaknkan. Eliminasi adalah cara pengendalian
risiko yang paling baik, kerena risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja ditiadakan.
2. Substitusi (substitution)
Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahan-bahan dan
peralatan yang lebih berbahaya dengan yang kurang berbahayaatau yang lebih
aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas masih diterima.
3. Rekayasa teknik (engineering control)
Pengendalian atau rekayasa teknik termasuk merubah struktur objek kerja
untuk mencegah tenaga kerja terpapar kepada potensi bahaya, seperti
pemberian penggunaan mesin, penutup ban berjalan, pembuatan struktur
pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu mekanik, pemberian
absorben suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi.
4. Isolasi (isolation)
Isolasi merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan seseorang dari
objek kerja seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari tempat tertutup
(control room).
5. Pengendalian Administrasi (administration control)
Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya.
Metode pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku pekerjaannya dan
memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian
administrasi ini. Metode ini meliputi rekruitmen tenaga kerja baru sesuai jenis
pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat,
rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan, penerapan prosedur
kerja,pengaturan kembali jadwal kerja, training keahlian dan training K3.
16
6. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) merupakan sarana pengendalian yang digunakan
untuk jangka pendek dan bersifat sementara jika sistem pengendalian yang
lebih permanen belum dapat diimplementasikan. APD merupakan pilihan
terakhir dari suatu sistem pengendalian risiko di tempat kerja.
Evaluasi risiko (evaluate the risk) adalah proses penilaian risiko untuk
menentukan apakah risiko yang terjadi dapat diterima atau tidak dapat
diterima. Evaluasi risiko membantu proses pengambilan keputusan
berdasarkan analisis risiko. Evaluasi risiko adalah proses membandingkan
perkiraan risiko terhadap risiko yang diberikan untuk menentukan signifikan
risiko. Adapun beberapa tujuan evaluasi risiko yaitu :
a) Untuk mengetahui level dan prioritas bahaya dan risiko di tempat kerja
b) Mengetahui tindakan pengendalian/program K3 yang diperlukan
c) Untuk membuat keputusan, berdasarkan hasil dari analisis risiko, tentang
risiko mana yang membutuhkan pengendalian dan prioritas risiko.
17
d) Sejumlah jalur mana sebaiknya diikuti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko K3 telah berkembang sejak lama. Pada tahun 1970 British Safety
Council di Inggris mendirikan Institut of Risk Management untuk mengembangkan dan
melakukan pembinaan terhadap ahli-ahli K3 mengenai manajemen risiko.
Manajemen risiko adalah proses analisa risiko untuk menentukan apakah atau
seberapa besar suatu risiko dapat diterima dan pemilihan langkah yang terbaik untuk
menanganinya seperti menghindari, menghadapi, mengendalikan dengan mengurangi,
membagi atau mengalihkan risiko tersebut.
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam
suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan
hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada (Robert et al., 2014).
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan bahan evaluasi kedepannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Alijoyo. (2016). Manajemen risiko – Teknik penilaian risiko Risk management –
Risk assessment techniques. Manajemen Risiko, 187.
Bahaya, I., Pengendalian, P. D. A. N., Departemen, P., & Pt, F. (n.d.). RISIKO KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ). 62–74.
Bayu Dharma, A. A., Adnyana Putera, I. G. A., & Parami Dewi, A. A. D. (2017). Manajemen
Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan
Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget. Jurnal Spektran, 5(1), 47–55.
https://doi.org/10.24843/spektran.2017.v05.i01.p06
Dr. Ir. Suprapto. M. Eng. (2016). Diklat Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
Konstruksi Tingkat Dasar. Modul Manajemen Risiko, 46.
Hanafi, M. M. (2014). Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management.
Management Research Review, 1–40. http://repository.ut.ac.id/4789/1/EKMA4262-
M1.pdf
19
Robert, M. M. J., Bonny, S. F., & Soputan. M .E Gabby. (2014). Manajemen Risiko
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung Sma
Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(4), 229–238.
Sari, N., Mulyani, E., & M.Nuh, S. (2016). Manajemen Resiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Pekerjaan Konstruksi. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Tanjungpura, 2(2), 1–14.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/16159/14071
Septia, W. (2011). Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian, Risiko Area Produksi
Line 3 Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Coca Cola Amatil
Indonesia Central Java. 1–74.
20