Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN RISIKO K3

Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Safety Health & Environment

Dosen Pengampun : Igniatus Oki Dewa Brata,S.E.,Mai.,Ak,C.A

Oleh :

Shafa Nurhaliza (0320104001)

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen Risiko ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak Igniatus
Oki Dewa Brata pada mata kuliah Safety Health & Environment. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Manajemen Risiko bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung 25 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
2.1 Ruang Lingkup Manajemen Risiko..................................................................................6
2.2 Pengertian Manajemen Risiko........................................................................................7
2.3 Tujuan Manajemen Resiko.............................................................................................8
2.4 Jenis Resiko dalam perspektif K3....................................................................................8
2.5 Proses Manajemen Risiko...............................................................................................9
2.6 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)...................................................................10
2.7 Analisis Resiko..............................................................................................................12
2.8 Penilaian Risiko.............................................................................................................13
2.9 Pengendalian Risiko......................................................................................................15
2.10 Evaluasi Risiko..............................................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak


menyita perhatian berbagai organisasi ini karena mencangkup permasalahan segi
perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban
serta citra organisasi itu sendiri (Robert et al., 2014). Keselamatan dan kesehatan kerja
juga sangat diperlukan pada pekerjaan berisiko tinggi baik untuk perusahaan maupun
tenaga kerja. Untuk mencapai keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimal
diperlukannya manajemen risiko untuk mengetahui apa pekerjaan dan bagaimana
proses pekerjaan yang akan dilaksanakan serta mengidentifikasi risiko pekerjaan yang
akan dilaksanakan oleh tenaga kerja itu sendiri. Untuk kesuksesan program K3 pada
organisasi perlu adanya manajemen yang baik. Dalam hal ini pemerintah sebagai
penyelenggara Negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan
kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya
peraturan-praturan seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
Undang-Undang No 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK),
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem
manajemen K3 (Robert et al., 2014). Manajemen risiko juga membahas betapa
pentingnya untuk mengetahui risiko sebelum melaksanakan proses bekerja untuk
menghindari atau mengurangi kecelakaan kerja saat dalam proses bekerja.
Manajemen risiko adalah bagian sentral dalam setiap aspek kehidupan (Dr. Ir.
Suprapto. M. Eng., 2016).

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud manajemen risiko?


2. Apa tujuan dari manajemen risiko ?
3. Apa saja proses manajemen risiko?
4. Apa saja identifikasi bahaya ?
5. Bagaimana penilaian manajemen risiko?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manajemen risiko.


2. Untuk mengetahui apa tujuan dari manajemen risiko.
3. Untuk mengetahui apa saja pendekatan manajemen risiko.
4. Untuk mengetahui apa saja identifikasi bahaya.
5. Untuk mengetahui bagaimana penilaian manajemen risiko.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Manajemen Risiko

a. Sejarah Manajemen Risiko

Manajemen risiko K3 telah berkembang sejak lama. Pada tahun 1970 British
Safety Council di Inggris mendirikan Institut of Risk Management untuk
mengembangkan dan melakukan pembinaan terhadap ahli-ahli K3 mengenai
manajemen risiko. Sebelumnya manajemen risiko K3 telah diaplikasikan di
lingkungan asuransi untuk menentukan tingkat tanggungan dan premi asuransi.
Karena itu, lembaga asuransi memiliki hubungan dengan perusahaan penilai risiko
(Risk Survey) yang melakukan analisa risiko terhadap perusahaan-perusahaan yang
akan mempertanggungkan asetnya. Manajemen risiko sangat erat hubungannya
dengan K3.timbulnya K3 karena adanya risiko yang mengancam keselamatan
pekerja, sarana dan lingkungan sehingga harus dikelola dengan baik (Dr. Ir.
Suprapto. M. Eng., 2016). Manajemen Resiko bebasis ISO 31000:2009 dalam (Sari
et al., 2016) Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari :

a. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya


b. Identifikasi risiko
c. Analisis risiko
d. Evaluasi resiko
e. Pengendalian risiko
f. Pemantauan dan telaah ulang

6
g. Koordinasi dan komunikasi

2.2 Pengertian Manajemen Risiko

Terdapat beberapa pengertian dari manajemen risiko yaitu (Hanif, 2004):

1) Manajemen risiko adalah proses analisa risiko untuk menentukan apakah


atau seberapa besar suatu risiko dapat diterima dan pemilihan langkah
yang terbaik untuk menanganinya seperti menghindari, menghadapi,
mengendalikan dengan mengurangi, membagi atau mengalihkan risiko
tersebut.
2) Manajemen Risiko adalah identifikasi dan pengendalian terhadap sesuatu
yang berpotensi untuk menyebabkan berbagai jenis kerugian. Sesuatu yang
berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian kita sebut sebagai Hazard,
sedangkan kerugian adalah keadaan yang tidak diinginkan seperti
terlukanya seseorang, kerusakan lingkungan, kerusakan peralatan ataupun
penurunan shareholder value.

Manajemen Risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang


dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai
perusahaan (Hanafi, 2014).

Menurut (SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Euromoney


Book,2004 ) dalam (Hanafi, 2014) menyebutkan Manajemen Risiko adalah
seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi, untuk
mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap
risiko. Menurut (Lam, James, Enterprise Risk Maagement, Wiley,2004) dalam
(Hanafi, 2014) Enterprise Risk Management adalah kerangka yang
komprehensif,terintregasi, untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal
ekonomis, transfer risiko, untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

7
Manajemen resiko merupakan bagian integral dari proses manajemen yang
berjalan dalam perusahaan atau lembaga suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi (Iii
& Manajemen, 2013).

2.3 Tujuan Manajemen Resiko

Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah


terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan
manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang ada (Robert et al., 2014).

2.4 Jenis Resiko dalam perspektif K3

Menurut (Soehatman,2009) pada manajemen Risiko Perspekektif K3, jenis risiko


dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Risiko Keselamatan (Safety Risk)
Risiko keselamatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemunginan rendah
untuk terjadi tetapi memiliki konsekuensi besar. Risiko ini dapat terjadi
sewaktu-waktu, bersifat akut dan fatal.kerugian-kerugian yang biiasanya terjadi
dalam risiko keselamatan adalah cedera, kehilangan hari kerja, kerusakan
property dan kerugian produksi penjualan.
b. Risiko Kesehatan (Health Risk)
Risiko kesehatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan tinggi
untuk terjadi tetapi memiliki konsekuensi yang rendah. Risiko jenis ini dapat
terjadi kapan saja secara terus menerus dan berdampak kronik.penyakit-

8
penyakit yang terjadi misalnya gangguan pernafasan, gangguan syaraf,
gangguan reproduksi dan gangguan metabolic atau sistemik.
c. Risiko Lingkungan (Environmental Risk)
Risiko ini berhubungan dengan keseimbangan lingkungan. Ciriciri risiko
lingkungan adalah perubahan yang tidak signifikan,mempunyai masa laten
yang panjang, berdampak besar pada populasi atau komunitas, berubahnya
fungsi dan kapasitas habitat dan ekosistem serta kerusakan sumber daya alam.
d. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Risiko keuangan berkaitan dengan masalah ekonomi, contohnya adalah
kelangsungan suatu bisnis,asuransi dan investasi.
e. Risiko Umum (Public Risk)
Resiko ini berkaitan dengan kesejahteraan kehidupan orang banyak. Sehingga
hal-hal yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara dapat
dihindari.

2.5 Proses Manajemen Risiko

Proses yang dilalui dalam manajemen risiko yaitu (Robert et al., 2014) :
1. Prencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan
bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek.
2. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah
mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap
pelaku bisnis.
3. Analisis risiko adalah proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari
risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko
berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang

9
digunakan dalam analisa kualitatif adalah Austalian Standard/New Zealand
Standar (AS/NZS).
4. Analisis risikokuantitatif adalah prosesidentifikasi secara numeric probabilitas
dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.
5. Perencanaan Respon Risiko, Risk response planning adalah proses yang
dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas yang
dapat diterima.
6. Pengendalin dan Monitoring Risiko, langkah ini adalah proses mengawasi risiko
yang sudah diidentifikasi , memonitor risiko yang tersisa, dan
mengidentifikasikan risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management
plan dan mengevaluasi keefektifannya dalam mengurangi risiko.
Langkah Pengelolaan Resiko :

2.6 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

10
Menurut (Rijanto,2011) pada (Bahaya et al., n.d.) bahaya adalah sesuatu
yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau kerusakan pada alat atau
lingkungan . macam-macam hazard adalah bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya
mekanik, bahaya elektrik,bahaya ergonomic,bahaya kebiasaan,bahaya
lingkungan,bahaya biologi, dan bahaya psikologi.
Menurut (Tarwaka,2008) pada (Septia, 2011) Identifikasi bahaya
merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mengenal seluruh situasi kejadian
yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang mungkin timbul di tempat kerja. Suatu bahaya di tempat kerja mungkin
tampak jelas dan kelihatan seperti : sebuah tangka berisi bahan kimia, atau
mungkin juga tidak tampak dengan jelas atau tidak kelihatan, seperti : radiasi, gas
pencemar di udara. Menurut tarwaka (2008) proses identifikasi bahaya adalah :
1) Membuat daftar semua objek
(mesin,peralatankerja,bahan,proseskerja , sistem kerja, kondisi kerja)
yang ada di tempat kerja.
2) Memeriksa semua objek yang ada ditempat kerja dan sekitarnya.
3) Melakukkan wawancara dengan tenaga kerja yang bekerja di tempat
kerja yang berhubungan dengan objek-objek tersebut.
4) Mereview kecelakaan,catatan P3K, dan informasi lainnya.
5) Mencatat seluruh Hazard yang telah teridentifikasi.

Adapun aktivitas yang digunakan dalam identifikasi bahaya , antara lain


(MANAJEMEN BAHAYA / RESIKO, n.d.) :

1) Melakukan survey terhadap kerja


2) Konsultasi dengan pekerja
3) Konsultasi dengan tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
4) Melakukan audit berkaitan keamanan kerja (safety audit)

11
5) Melakukan pengujian
6) Menganalisis rekaman data
7) Mengevaluasi secara teknis dan keilmuan
8) Pemantauan lingkungan dan kesehatan

Adapun tujuan identifikasi potensi bahaya dapat memberikan manfaat yaitu (Dr. Ir.
Suprapto. M. Eng., 2016) :

1) Mengurangi peluang kecelakaan


2) Memberikan pemahaman bagi semua ihak mengenai potensi bahaya dari
aktivitas perusahaan.
3) Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi pencegahan
dan pengamanan yang tepat dan efektif.
4) Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya dalam
perusahaan kepada semua pihak khususnya pemangku kepentingan.

2.7 Analisis Resiko

Analizizrisiko merupakan kegiatan menganalisa suatu risiko dengan


menentukan besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari penerimaan akibat
suatu risiko (Bayu Dharma et al., 2017). Berikut beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam analisis risiko :
a) Sumber risiko
Merupakan asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa material yang
digunakan dalam proses kerja,peralatan kerja, kondisi area keja dan
perilaku dari pekerja.
b) Probabilitas
Merupakan besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan dengan
menganalisis frekuensi karateritik bahaya yang terpapar pada pekerja,

12
jumlah dan karateristik pekerja yang terkena dampak bahaya, kondisi
are kerja, kondisi peralatan kerja, serta efektifitas tindakan
pengendalian bahaya yang dilakukan sebelumnya. Faktor probabilitas
juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan sumber risiko yang
ada dalam proses kerja dan titempat kerjanya atau stress yang dialami
pekerja yang berpengaruh dalam penurunan konsentrasi pekerja.
c) Konsukuensi
Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko. Ditentukan
dengan analisis atau kalkulasi statistic berdasarkan data-data yang
terkait atau melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman
terdahulu.

2.8 Penilaian Risiko

Penilaian suatu risiko adalah menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya
terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat ditoleransi/ditetapkan
(Firmansyah & Mu’adzah, 2002). setelah melakukan identifikasi potensi bahaya
dan menganalisis risiko ,maka dilakukan penilaian risiko dengan cara sebagai
berikut (Pengendalian, n.d.) :
1. Menentukan tingkat kemungkinan (Probability )

Kemungkinan Keterangan Rating/Nilai


Hampir tidak mungkin Tenaga kerja terpapar 1
bahaya sekali dalam
setahun
Sangat jarang Tenaga kerja terpapar 2
bahaya sekali dalam 6

13
bulan
Jarang Tenaga kerja terpapar 3
bahaya sekali dalam
sebulan
Sering Tenaga kerja terpapar 4
bahaya sekali dalam
seminggu
Sangat Sering Tenaga kerja terpapar 5
bahaya lebih dari satu
kali dalam seminggu
2. Menentukan tingkat konsekuensi atau akibat (Consequency)

Konsekuensi Keterangan Rating/Nilai


Tidak berarti Tidak mengalami 1
kerugian berarti
Agak Parah Kehilangan waktu kerja < 2
48 jam atau kerugian
ringan gangguan bisnis
sebesar 1.000.000-
10.000.000
Parah Kehilangan waktu kerja > 3
48jam atau kerugian
harta benda dan
gangguan bisnis sebesar
Rp 10.000.000-
100.000.000
Sangat Parah Kematian tunggal, cidera 4

14
permanen kerugian harta
benda dan gangguan
bisnis sebesar Rp
50.000.000-100.000.000
Fatal Lebih dari satu 5
kematian,cidera
permanen, kerugian
harta benda dan
gangguan bisnis >Rp
100.000.000
3. Melakukanperhitungan risiko
Risiko dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
P X C = Resiko Relatif
P= kemungkinan (Probability)
C= Keparahan (Consequency)

2.9 Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam


keseluruhan manajemen risiko (Robert et al., 2014). Pengendalia risikodilakukan
untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian
yang tidakkita inginkan (Hanafi, 2014). Menurut (Tarwaka,2008 ) dalam (Septia,
2011) Pengendalian Risiko ada 6 (enam) yaitu :
1. Eliminasi (elimination)
Eliminasi adalah suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen dan harus
dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas pertama. Eliminasi dapat
dicapai dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan
dengan tempat kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima

15
oleh ketentuan, peraturan atau standar baku K3 atau kadarnya melampaui
Nilai Ambang Batas (NAB) diperkenaknkan. Eliminasi adalah cara pengendalian
risiko yang paling baik, kerena risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja ditiadakan.
2. Substitusi (substitution)
Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahan-bahan dan
peralatan yang lebih berbahaya dengan yang kurang berbahayaatau yang lebih
aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas masih diterima.
3. Rekayasa teknik (engineering control)
Pengendalian atau rekayasa teknik termasuk merubah struktur objek kerja
untuk mencegah tenaga kerja terpapar kepada potensi bahaya, seperti
pemberian penggunaan mesin, penutup ban berjalan, pembuatan struktur
pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu mekanik, pemberian
absorben suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi.
4. Isolasi (isolation)
Isolasi merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan seseorang dari
objek kerja seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari tempat tertutup
(control room).
5. Pengendalian Administrasi (administration control)
Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya.
Metode pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku pekerjaannya dan
memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian
administrasi ini. Metode ini meliputi rekruitmen tenaga kerja baru sesuai jenis
pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat,
rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan, penerapan prosedur
kerja,pengaturan kembali jadwal kerja, training keahlian dan training K3.

16
6. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) merupakan sarana pengendalian yang digunakan
untuk jangka pendek dan bersifat sementara jika sistem pengendalian yang
lebih permanen belum dapat diimplementasikan. APD merupakan pilihan
terakhir dari suatu sistem pengendalian risiko di tempat kerja.

2.10 Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko (evaluate the risk) adalah proses penilaian risiko untuk
menentukan apakah risiko yang terjadi dapat diterima atau tidak dapat
diterima. Evaluasi risiko membantu proses pengambilan keputusan
berdasarkan analisis risiko. Evaluasi risiko adalah proses membandingkan
perkiraan risiko terhadap risiko yang diberikan untuk menentukan signifikan
risiko. Adapun beberapa tujuan evaluasi risiko yaitu :
a) Untuk mengetahui level dan prioritas bahaya dan risiko di tempat kerja
b) Mengetahui tindakan pengendalian/program K3 yang diperlukan
c) Untuk membuat keputusan, berdasarkan hasil dari analisis risiko, tentang
risiko mana yang membutuhkan pengendalian dan prioritas risiko.

Evalusi risiko melibatkan pembanding tingkat estimasi risiko yang didefinisikan


ketika konnteks ditetapkan, dalam rangka untuk menentukan signifikansi
tingkat dan jenis risiko (Antonius Alijoyo, 2016).

Evaluasi risiko menggunakan pemahaman risiko yang diperoleh selama analisis


risiko untuk membuat keputusan tentang tindakan masa depan, keputusannya
meliputi :

a) Apakah risiko memerlukan perlakuan;


b) Prioritas untuk perlakuan;
c) Apakah suatu kegiatan sebaiknya dilakukan;

17
d) Sejumlah jalur mana sebaiknya diikuti.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen risiko K3 telah berkembang sejak lama. Pada tahun 1970 British Safety
Council di Inggris mendirikan Institut of Risk Management untuk mengembangkan dan
melakukan pembinaan terhadap ahli-ahli K3 mengenai manajemen risiko.
Manajemen risiko adalah proses analisa risiko untuk menentukan apakah atau
seberapa besar suatu risiko dapat diterima dan pemilihan langkah yang terbaik untuk
menanganinya seperti menghindari, menghadapi, mengendalikan dengan mengurangi,
membagi atau mengalihkan risiko tersebut.

Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam
suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan
hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada (Robert et al., 2014).

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan bahan evaluasi kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Antonius Alijoyo. (2016). Manajemen risiko – Teknik penilaian risiko Risk management –
Risk assessment techniques. Manajemen Risiko, 187.

Bahaya, I., Pengendalian, P. D. A. N., Departemen, P., & Pt, F. (n.d.). RISIKO KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ). 62–74.

Bayu Dharma, A. A., Adnyana Putera, I. G. A., & Parami Dewi, A. A. D. (2017). Manajemen
Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan
Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget. Jurnal Spektran, 5(1), 47–55.
https://doi.org/10.24843/spektran.2017.v05.i01.p06

Dr. Ir. Suprapto. M. Eng. (2016). Diklat Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
Konstruksi Tingkat Dasar. Modul Manajemen Risiko, 46.

Firmansyah, A., & Mu’adzah, N. (2002). Manajemen Risiko K3. Universitas


Muhammadiyah Kudus, 3.

Hanafi, M. M. (2014). Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management.
Management Research Review, 1–40. http://repository.ut.ac.id/4789/1/EKMA4262-
M1.pdf

Hanif, D. (2004). 114396-ID-konsep-dan-perkembangan-manajemen-risiko.pdf (pp. 17–


26).

Iii, B. A. B., & Manajemen, P. (2013). Pengertian manajemen risiko. Pengertian


Manajemen Risiko, 1–17. http://repository.uin-suska.ac.id/6650/4/BAB III.pdf

MANAJEMEN BAHAYA / RESIKO. (n.d.).

Pengendalian, D. A. N. T. (n.d.). IDENTIFIKASI BAHAYA , PENILAIAN RESIKO.

19
Robert, M. M. J., Bonny, S. F., & Soputan. M .E Gabby. (2014). Manajemen Risiko
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung Sma
Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(4), 229–238.

Sari, N., Mulyani, E., & M.Nuh, S. (2016). Manajemen Resiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Pekerjaan Konstruksi. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Tanjungpura, 2(2), 1–14.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/16159/14071

Septia, W. (2011). Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian, Risiko Area Produksi
Line 3 Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Coca Cola Amatil
Indonesia Central Java. 1–74.

20

Anda mungkin juga menyukai