Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAGEMEN RESIKO

INDUSTRI MINYAK DAN GAS

Disusun oleh:

1. Intan Nur Agustin (21040101004)


2. Eko Setiono (21040101005)
3. Laela Manda Eka Wardani (21040101007)

Dosen Pengampu:
Nita Sofia Rakhmawati, S. Tr. Kepgi., M. Kes

PRODI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK &GAS CILACAP
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat membuat Makalah yang berjudul
“Manajemen Risiko di Industri Migas” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Risiko.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah “Manajemen Risiko
di Industri Migas” ini, diantaranya:
1. Ibu Nita Sofia Rakhmawati, S. Tr. Kepgi., M. Kesselaku dosen mata kuliah
Manajemen Risikoo yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
2. Semua pihak yang telah membantu terwujudnya penyusunan makalah ini.
Semoga atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada
penyusun, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Walaupun
demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini baik dari jurnal maupun referensi website.

Cilacap, 4 Mei 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3

1.3 Tujuan ..................................................................................... 3

1.4 Manfaat ................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 4

2.1 Manajemen Risiko .................................................................. 4

2.2 Analusa Risiko ........................................................................ 4

2.3 Sumber Informasi Bahaya ...................................................... 5

2.4 Penilaian Risiko ...................................................................... 6

2.5 Pengendalian Risiko ............................................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ............................................................................. 13

3.2 Saran ....................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap organisasi atau perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko
bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan dan pencuruan,
kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi (Muslich,
2007). Apapun upaya yang dilakukan organisasi dalam menghadapi risiko
adalah suatu proses manajemen yang perlu dilakukan organisasi. Sangat penting
untuk mengetahui kemungkinan dari suatu kejadian dan seberapa besar
konsekuensi atau dampak dari kejadian tersebut (Dewi, 2012). Risiko
operasional merupakan salah satu dari risiko yang harus segera ditangani oleh
perusahaan, agar perusahaan mampu dan siap dalam menghadapi berbagai
macam risiko-risiko yang tidak dapat diatasi oleh perusahaan (Fatmarindah,
2010). Pengelolaan risiko yang baik akan memberikan kekuatan bagi suatu
perusahaan agar dapat menjamin kelangsungan seluruh proses bisnis ataupun
tujuan dari perusahaan. Perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko
juga diharapkan lebih dapat menciptakan nilai tambah, karena potensi return
yang diperoleh sudah diperhitungkan lebih besar dari pada potensi kerugiannya.

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang jelas


tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan
kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi
di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengan pekerjaan. Oleh
karena itu, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja perlu adanya Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berupa komunikasi tentang K3.
Komunikasi merupakan dasar interaksi didalam sebuah perusahaan maupun
organisasi. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang
berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Akan
tetapi, persoalan mendasar dari masalah ini terletak pada hambatan yang muncul
dalam membangun kesepahaman diantara orang-orang yang terlibat

1
(komunikator dan komunikan) dan usaha mencapai tujuan secara maksimal.
Aspek komunikasi sangat penting dalam K3. Banyak kecelakaan terjadi akibat
kurang baiknya komunikasi sehingga mempengaruhi kinerja K3 organiasi.
Sebagai contoh, kebijakan K3 yang ditetapkan oleh manajemen harus dipahami
dan dimengerti oleh seluruh anggota organisasi dan pemangku kepentingan yang
terkait dengan kegiatan, untuk itu kebijakan K3 harus dikomunikasikan sehingga
diketahui, dimengerti, dihayati dan dijalankan oleh semua pihak terkait (Ramli,
2010).
Setiap pekerjaan selalu memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Rendah
atau tingginya risiko bergantung pada jenis industri, teknologi serta upaya
pengendalian yang dilakukan oleh industri tersebut. Kecelakaan akibat kerja
adalah kecelakaan yang terjadi akibat pekerjaan atau pada saat melakukan
pekerjaan. Kecelakaan kerja secara garis besar bisa disebabkan oleh dua faktor,
yaitu kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan kelalaian
manusia yang tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act). Berdasarkan
undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan, kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Begitu juga dengan orang
lain yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Oleh
karena itu, sesuai dengan peraturan yang berlaku setiap perusahaan yang
didalamnya terdapat pekerja dan risiko terjadinya bahaya wajib memberikan
perlindungan keselamatan.

Salah satu sistem manajemen K3 yang berlaku global adalah OHSAS


18001;2007. Menurut OHSAS 18001;2007, sistem manajemen K3 bertujuan
untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, menurunkan
tingkat risiko dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Manajemen
risiko terbagi atas tiga bagian yaitu Hazard Identification, Risk Assessment dan
Risk Control (HIRARC). Metode HIRARC ini terdiri dari serangkaian
implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dimulai dengan

2
identifikasi bahaya, memperkirakan risiko, dan menentukan langkah-langkah
pengendalian resiko. Penerapan metode ini bertujuan untuk menentukan arah
penerapan K3 dalam perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:
1. Apa definisi dari manajemen risiko?
2. Apa pengertian dari analisa risiko
3. Bagaimana cara mengetahui tahapan dari penilaian risiko?
4. Pengendalian risiko yang dilakukan?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca
mengenai manajemen resiko
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resio yang diampu oleh Nita
Sofia Rakhmawati, S. Tr. Kepgi., M. Kes

1.4 MANFAAT
1. Menambah wawasan ilmu mengenai manajemen risiko
2. Mampu menganalisa risiko
3. Mampu menerapkan tahapan dari penilaian risiko

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau
bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko menggunakan
pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah menhindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Adapun beberapa manfaat
manajemen risiko, yaitu :
a. Menghindarkan dari kemungkinan hasil-hasil yang tidak dapat diterima dan
mengejutkan secara biaya.
b. Keterbukaan dan transparansi yang lebih besar dalam pembuatan keputusan
dan proses-proses manajemen yang sedang berlangsung.
c. Proses yang lebih sistematis dan tepat, menyediakan pengertian yang lebih
baik mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan suatu aktivitas.
d. Struktur pelaporan yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
e. Keluaran atau outcome yang lebih baik dalam bentuk efisiensi dan efektivitas
dari aktivitas-aktivitas suatu departemen.
f. Penilaian yang tepat dari proses-proses inovatif untuk mengekspos risiko
sebelum risiko tersebut benar-benar muncul dan mengijinkan keputusan
berdasarkan informasi pada nilai keuntungan dari biaya yang mungkin

2.2 Analisa Risiko


Risiko merupakan situasi yang tidak menentu mengenai apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang dalam memutuskan segala kemungkinan yang
dipikirkan pada masa ini. Sementara itu manajemen risiko adalah upaya rasional
yang bertujuan untuk meminimalkan probabilitas kerugian dari risiko yang

sedang dihadapi. Dalam menanggulanginya perlu adanya analisis risiko.

4
Analisis risiko adalah metode untuk mengukur dan mengidentifikasi
variabel yang bisa mengancam atau mencederai sebuah kesuksesan sebuah
acara, proyek, rencana, program maupun bisnis dalam meraih tujuan. Selain itu
analisis risiko juga merupakan cara analisis yang terdiri dari aspek pengukuran,
klasifikasi, komunikasi, kebijakan dan manajemen yang berhubungan dengan
risiko yang sedang dihadapi. Metode analisis resiko bisa digunakan untuk
mencegah segala alasan, faktor dan variabel yang bisa menghalangi sebuah aksi
dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh individu, organisasi maupun
kelompok.
Menganalisa risiko dilakukan berdasarkan tiga komponen: cosequences
atau dampak; probability, kemungkinan risiko beserta dampaknya terjadi; dan
exposure, tingkat berapa lama terpajan dengan sumber risiko. Menganalisa
risiko dikelompokkan menjadi tiga, yiatu :
a. Konsekuensi/dampak kejadian
Pada tahap ini, tiap risiko secara individu akan dipertimbangkan dalam
setiap topik konsekuensi atau impact, akibat yang akan terjadi. Masing-
masing peristiwa risiko akan dinilai secara komparasi dan diberikan nilai
mengunakan kriteria seperti kedua tabel di atas.
b. Probabilitas
Kemungkinan atau probabilitas terjadinya tiap peristiwa risiko beserta
dampaknya
c. Exposure/tingkat pajanan
Exposure merupakan frekuensi seseorang berinteraksi dengan hazard
yang teridentifikasi.

2.3 Sumber Informasi Bahaya


Bahaya dapat diketahui dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber
antara lain dari peristiwa atau kecelakaan yang terjadi, pemeriksaan ke tempat
kerja, melakukan wawancara dengan pekerja dilokasi kerja, informasi dari
pabrik atau asosiasi industri.

5
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko pada proses
produksi harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencaan untuk
memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu, harus
ditetapkan dan dipelihara prosedurnya. Sumber bahaya yang teridentifikasi
harus dinilai untuk menetukan tingkat risiko yang merupakan tolak ukur
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Identifikasi
bahaya adalah suatu teknik komprehensif untuk mengetahui potensi bahaya dari
suatu bahan, alat atau system (Ramli, 2009).
Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk
mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat
kerja (Tarwaka, 2008).

2.4 Penilaian Risiko


Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian
pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu (Tarwaka, 2008).Setiap
pekerjaan perlu dilakukan penilaian risiko untuk megetahui kemungkinan terjadi
kecelakaan pada tempat kerja, sehingga dapat menetapkan pencegahan dan
pengendalian keselamatan kerja. Tingkat resiko merupakan perkalian antara
tingkat kekerapan (probability) dan keparahan (consequence/ severity) dari suatu
kejadian yang dapat menyebabkan kerugian, kecelakaan atau cidera dan sakit
yang mungkin timbul dari pemaparan suatu hazard di tempat kerja. Hazard
banyak ditemui di tempat kerja dan harus segera dikendalikan secepat mungkin
supaya tidak terjadi kesalahan yang fatal atau risiko bahaya yang lebih besar,
karena ada beberapa diantaranya yang dapat dikendalikan dengan sedikit biaya
atau tanpa biaya. Apabila kita akan mengendalikan suatu risiko bahaya, maka
kita harus menentukan mana yang pertama kali dilakukan untuk
mengendalikannya.

6
Untuk menentukkan prioritas hazard yang serius atau sangat serius maka
harus dilakukan penilaian risiko untuk menentukan pengendalian yang tepat
terhadap potensi bahaya di tempat kerja.

Hasil dari penilaian risiko akan memudahkan kita dalam melihat tingkat
kekritisan dari bahaya, sehingga kita dapat mendudukkan bahaya- bahaya
tersebut sesuai urut-urutan dari yang memiliki tingkat kekritisan tinggi sampai
yang memiliki kekritisan rendah. Penilaian risiko terutama ditujukan untuk
menyusun prioritas pengendalian bahaya yang telah diidentifikasi. Semakin
tinggi nilai risiko yang dikandung suatu bahaya, semakin kritis sifat bahaya
tersebut, dan berarti menuntut tindakan perbaikan atau pengendalian yang
sesegera mungkin.

7
Metode evaluasi resiko antara lain adalah :
a. Menghitung peluang insiden (Probability)
Dalam menentukan peluang insiden yang terjadi di tempat kerja kita
dapat menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya.

b. Menghitung tingkat keparahan (Saverity)

8
Mengkombinasikan perhitungan peluang dan konsekuensi untuk
menentukan tingkat resiko. Level atau tingkatan resiko ditentukan oleh
hubungan antara hasil identifikasi peluang bahaya dan konsekuensi.
Hubungan ini dapat kita gambarkan dalam matriks berikut :

9
2.5 Pengendalian Risiko
Bahaya yang sudah diidentifikasi dan dinilai, maka selanjutnya harus
dilakukan perencanaan pengendalian resiko untuk mengurangi risiko sampai
batas maksimal, dengan melakukan pendekatan hirarki pengendalian resiko.
Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai
dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hirarki
pengendalian tersebut antara lain yaitu eliminasi, substitusi, perancangan,
administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang terdapat pada tabel di
bawah :

10
Tindakan Pengendalian Berdasarkan Peringkat Risiko

Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko

Keterangan:
(VL) Sering terjadi atau terjadi paling tidak 1 kali dalam satu tahun di
lingkungan kerja.
(L) Pernah terjadi beberapa kali dilingkungan kerja.
(P) Terjadi satu kali di lingkungan kerja atau beberap kali di kegiatan Oil &
Gas lainnya.

11
(U) Tidak pernah terjadi di lingkungan kerja namun pernah terjadi di dalam
kegiatan Oil & Gas lainnya.
(VU) Tidak pernah terjadi di lingkungan kerja dan tidak pernah terjadi di
kegiatan Oil & Gas lainnya.

L (Low) = risiko rendah


M (Medium) = risiko sedang
H (High) = risiko tinggi
No Kegiatan Bahaya Resiko Tingkat Pengendalian
Resiko
1. Maintance Tersambar petir Terbakar, meledak Tinggi Melakukan pengecekan secara rutin

Maintance Malfungsi alat Tidak bisa Tinggi Melakukan inspeksi secara rutin
2. menangani
kejadian kebakaran
secara dini
Pengoperasian Kebocoran pipa Ledakan, Tinggi Penggantian pipa setiap tahunnya
3. alat gas kebocoran,
keracunan
Keamanan Sabotase dan Kerugian dan tidak Sedang Penempatan CCTV diarea kilang/kantor
4. pencurian maksimalnya
kegiatan dalam
suatu pekerjaan
Unsafe action Tidak focus Menimbulkan Sedang Penindakan secara tegas terhadap karyawan,
5. dalam bekerja, kecelakaan kerja dan memberikan punishment berupa surat
bersenda gurau SK/PHK
Monitoring Temperatur suhu Terpaparnya sinar Rendah Memakai APD berupa wearpack yang
6. panas pada siang UV, dehidrasi sesuai dengan kondisi lapang
hari
Pengelolahan Mencemari Rusaknya Tinggi Membuat instalasi limbah yang baik dan
7. limbah lingkungan ekosistem disekitar benar sesuai SOP
industry migas
Pemotongan Tetesan dari Terluka, cacat, Sedang Memakai APD yang sesuai dengan
8. material dengan hasil lelehan wearpack kebutuhan
las potong baja mengenai berlubang
kulit
Pengelasan Cipratan bunga Luka bakar, Sedang Memakai APD yang sesuai dengan
9. api ke tubuh wearpack kebutuhan
berlubang
Genangan air di Lantai licin, Terpleset, jatuh, Sedang Memberi safety sign, menguras, mengepel
10. lantai lantai tidak rata terjerembab
Kerusakan Tinggi Perencanaan tanggap darurat
11. Bencana alam Gempa bumi, infrastruktur
badai, banjir
Pelanggaran
12. Ketidakpatuhan peraturan atau Sanksi hukum, Sedang Implementasi program kepatuhan, audit
regulasi standar reputasi buruk internal regular,

E (Extreme) = risiko ekstrem

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan,
atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima
2. Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan
kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan

13
dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau
kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko
adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik
itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan
yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu
pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. apabila ada saran dn kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan
dan memakluminya, karena kami adalah hamba allah yang tak luput dari salah
satu khilaf, alfa dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

(Safety et al., 2019)Safety, O., Analysis, R., & Oil, I. (2019). Analisa Risiko
Keselamatan Kerja pada Explorasi Minyak. Jurnal Baut Dan Manufaktur, 1(1),
57–68. https://uia.e-journal.id/bautdanmanufaktur/article/view/677

14
15

Anda mungkin juga menyukai