Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENAJEMEN RESIKO HUKUM DAN STRATEGIS

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Menajemen Resiko Perbangkan Syariah

Dosen Pengampu : Nurlia, S.E.I., M.Sc., IBF.

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Elsa Yuliam Dewi (12007145)
Nailul Munawaroh (12007055)
Siska (12007140)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.,

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah Swt. Atas rahmat-Nya maka peneliti dapat
menyelesaikan makalah yang bejudul “MENAJEMEN RESIKO HUKUM DAN
STRATEGIS”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Menajemen
Resiko Perbangkan Syariah. Dalam penulisan makalah ini, telah berusaha maksimal untuk
menyelesaikan materi maupun penulisan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan demi menyempurnakan isi makalah ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada;

1. Nurlia, S.E.I., M.Sc., IBF. selaku dosen pengampu mata kuliah Menajemen Resiko
Perbangkan Syariah
2. Teman-teman dari program studi perbankan syariah angkatan 2020 untuk semua saran,
kritik,dan pendapatnya.
3. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber -
sumber materi sebagai bahan referensi yang membantu dalam penyusunan makalah
penelitian ini. Untuk itu peneliti berharap semoga Allah Swt memberikan imbalan yang
setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb,.

Pontianak, 13 maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 2
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

1. Menjelaskan manajemen risiko strategi dan risiko hukum ....................... 3


2. Penerapan menajemen risiko strategi dan risiko hukum ........................... 4
3. Sistem pengendalian internal pada risiko strategi dan risiko hukum ..... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 13
B. SARAN .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan biasanya
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak
diinginkan atau tidak terduga. Dimana diperlukan yang namanya manajemen risiko
untuk menghadapi ketidakpastian. Manajemen risiko merupakan salah satu elemen
penting dalam menjalankan bisnisperusahaan karena semakin berkembangnya dunia
perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan
meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari
implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang
mungkin timbul. Manajemen risiko juga digunakan untuk memberikan informasi yang
mendasar mengenai konsep manajemen risiko serta perlunya penerapan manajemen
risiko dalam suatu perusahaan. Risiko secara umum didefinisikan sebagai potensi
terjadinya suatu peristiwa baik yang diperkirakan maupun yang tidak dapat
diperkirakan dan dapat menimbulkan dampak bagi pencapaian tujuan
(Djojosoedarsono, 2006 : 29).
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkinterjadi dan
mencari cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis puntak luput dari
ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia bisnis akanmenyebabkan terjadinya risiko
bisnis. Perusahaan merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan
harapan penjualanya dapatmeningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan
penjualan setelah adanya promosi besar-besaran tersebut dapat meningkat sebanyak
20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya dapat meningkat 10%. Inimerupakan salah
satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia bisnis. Risiko dalam bisnis tidak bisa
diabaikan begitu saja. Perusahaan perlumenganalisis kemungkinan kerugian potensi
dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk
menanggulanginya (Mc Neil, 1999).
Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses meraih
tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadiketika kita
melakukan suatu tindakan. Risiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada
periode tertentu. Risiko sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah
ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang

1
bad outcame. Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko bisnis,
kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah
beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama
perusahaan yang tidak melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun
tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk pencegahan risiko
yang akan timbul nantinya (Mc Neil, 1999).
Dalam melakukan suatu aktivitas usaha, akan selalu dihadapi oleh suatu
tantangan risiko, karena apa yang akan terjadi di masa yang akan datang tidak dapat
diketahui secara pasti. Besarnya tingkat kerugian karena risiko yang dihadapi sangat
bervariasi bergantung penyebab dan efek pengaruhnya. Jika saja suatu risiko sudah
dapat diketahui secara pasti bentuk dan besarannya maka tentu saja ini dapat
diperlakukan seperti biaya karena risiko merupakan suatu ketidakpastian maka akan
menjadi suatu masalah penting bagi semua pihak. Namun suatu usaha untuk
mengurangi atau memperkecil risiko tetap dapat dilakukan dengan melakukan suatu
pengendalian risiko terhadap ketidakpastian seperti kecelakaan kerja, bencana alam,
perampokan, pencurian dan kebangkrutan (Muslich, 2007).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penulis ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko strategi dan risiko hukum?
2. Bagaimana penerapan manajemen risiko khususnya risiko strategis dan risiko
hukum bagi Bank Syariah?
3. Bagaimana Sistem Pengendalian Internal pada risiko strategis dan risiko hukum?

C. Tujun Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitia ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui manajemen risiko strategi dan risiko hukum.
2. Untuk mengetahui penerapan manajemen risiko khususnya risiko strategis dan
risiko hukum bagi Bank Syariah.
3. Untuk mengetahui Pengendalian Internal pada risiko strategis dan risiko hukum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Manajemen Risiko Strategi Dan Risiko Hukum


a. Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahanlingkungan bisnis. Risiko ini timbul antara lain karena bank syariah
menetapkan strategiyang kurang sejalan dengan visi dan misi bank, melakukan
analisis lingkungan strategisyang tidak komprehensif, dan terdapat ketidaksesuaian
rencana strategis antarlevelstarategis. Selain itu, risiko strategi juga timbul karena
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis mencakup
kegagalan dalam mengantisipasi perubahanteknologi, perubahan kondisi ekonomi
makro, dinamika kompetisi dipasar, dan perubahan kebijakan otoritas terkait.
Risiko strategis dapat bersumber dari kelemahan dalam proses formulasi
strategidan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem informasi manajemen
(SIM) yangkurang memadai, hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang
kurang memadai, penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif, ketidaktepatan
dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantintisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Kegagalan manajemen risiko strategis dapat menimbulkan
penarikan besar- besarandana pihak ketiga, menimbulkan masalah likuiditas,
ditutupnya bank olehotoritas, dan bahkan mengalami kebangkrutan. Oleh karena
itu, tujuan utama manajemen risiko strategis adalah untuk memastikan bahwa
proses manajemen risikodapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari
ketidak tepatan pengambilan keputusan strategis dan kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis (Nasrullah, 2009:80)
b. Risiko Hukum
Menurut wikipedia Risiko hukum adalah risiko yang timbul karena ketidak
mampuan manajemen perusahaan dalam mengelola munculnya permasalahan
hukum yang dapat menimbulkan kerugian atau kebangkrutan bagi perusahaan.
Risiko hukum antara lain dapat bersumber daripada operasional, perjanjian dengan
pihak ketiga, ketidakpastian hukum dan kelalaian penerapan hukum, hambatan
dalam proses litigasi untuk penyelesaian klaim, serta masalah yurisdiksi antar
negara. Risiko hukum adalah risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan
3
hukum (legal action) atau ketidakpastian dari pelaksanaan atau interpretasi dari
kontrak, hukum, atau peraturan. Yaitu risiko hukum merupakan terkait dengan
risiko bank yang menanggung kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum,
kelemahan dalam aspek legal atau yuridis. Di beberapa negara, risiko hukum
disebabkan oleh posisi hukum yang kurang jelas, misalkan kepemilikan properti
atau masalah kepailitan. Risiko hukum dari suatu negara umumnya berbeda dengan
negara lainnya (Djohanputra, 2004:23)
Risiko hukum adalah resiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek
yuridis, seperti adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang- undangan
yang mendukung atau kelemahan perjanjian seperti tidak terpenuhinya syarat
keabsahan suatu kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna. Dari
literatur lain, risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum
dan/atau adanya kelemahan dalam aspek yuridis, yang bersumber antara lain dari
kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang
dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang undangan
yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan oleh Bank menjadi tidak
sesuai dengan ketentuan yang akan ada, serta proses litigasi baik yang timbul dari
laporan/gugatan pihak ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga
(Fasa, 2016, hal. 41).

2. Penerapan Manajemen Risiko Khususnya Risiko Strategis Dan Risiko Hukum


Bagi Bank Syariah
A. Penerapan manajemen risiko khususnya risiko strategis bagi bank syariah, baik
secara individual maupun bagi bank syariah secara konsolidasi dengan perusahaan
anak,setidaknya mencakup hal-hal berikut (Ayudia Dwi Puspitasari, 2016:2) :
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS Bank syariah wajib
melakukan penerapan manajemen risiko melalui pengawasan aktif dewan
komisaris, direksi, dan DPS dalam penanganan risikostrategis, bank syariah
perlu juga menambahkan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif
dewan komisaris dan direksi, yaitu sebagai berikut:
1) Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi dan DPS
a) Dewan komisaris dan direksi harus menyusun dan menyetujui rencana
strategis serta rencana bisnis yang mencakup hal-hal sebagaimana

4
diatur dalam ketentuan yang berlaku dan mengomunikasikan kepada
pejabat atau pegawai bank syariah pada setiap jenjang organisasi.
b) Direksi bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko untuk
risiko strategis yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Menjamin bahwa sasaran strategis yang ditetapkan telah sejalan
dengan misi dan visi, kultur, arah bisnis, dan toleransi risiko bank
syariah.
• memberikan persetujuan terhadap rencana strategis dan setiap
perubahannya serta melakukan pengkajian ulang secara berkala
(minimalsatu tahun sekali) terhadap rencana strategis dalam
rangka memastikan kesesuaiannya.
• memastikan bahwa struktur, kultur, infrastruktur, kondisi
keuangan, tenagadan kompetensi manajerial termasuk pejabat
eksekutif, serta sistem dan pengendalian yang ada di bank syariah
telah sesuai dan memadai untuk mendukung implementasi strategi
yang ditetapkan.
c) Direksi harus memantau kondisi internal (kelemahan dan kekuatan
banksyariah) dan perkembangan faktor atau kondisi eksternal yang
secara langsungatau tidak langsung memengaruhi strategi usaha bank
syariah yang telah ditetapkan.
d) Direksi harus menetapkan satuan kerja atau fungsi yang memiliki
kewenangandan tanggung jawab yang mendukung perumusan dan
pemantauan pelaksanaan strategi, termasuk rencana strategis dan
rencana bisnis.
e) Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa menajemen
risiko untukrisiko strategis telah diterapkan secara efektif dan
konsisten pada seluruh leveloperasional terkait di bawahnya. Direksi
juga mendelegasikan sebagian dari tanggungjawabnya kepada pejabat
eksekutif dan manajemen di bawahnya, pendelegasian tersebut tidak
menghilang kewajiban direksi sebagai pihak utama yang harus
bertanggungjawab.

5
f) Dewan pengawas syariah harus melakukan evaluasi (review) atas
kebijakan manajemen risiko khususnya aspek strategis yang terkait
dengan pemenuhan prinsip syariah.
g) Dewan pengawas syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban
direksiatas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, khususnya aspek
strategis yang terkait dengan pemenuhan prinsip syariah.
2) Sumber Daya Insani
Bank syariah harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada pejabat
dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran
terhadap ketentuan eksternal dan internal serta kode etik internal bank
syariah.
3) Organisasi Manajemen Risiko Strategis.
1. Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab membantu
direksi menyusun perencanaan strategis dan mengimplementasikan
strategi secara efektif.
2. Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab memastikan
bahwa :
• Praktik manajemen risiko untuk risiko strategis dan pengendalian
pada unit bisnis telah konsisten dengan kerangka manajemen
risiko untuk risiko strategis secara keseluruhan.
• Unit bisnis dan unit pendukung telah memiliki kebijakan,
prosedur dansumber daya untuk mendukung efektifitas kerangka
manajemen risik untuk risiko strategis.
4) Direksi memimpin program perubahan yang diperlukan dalam rangka
implementasi strategi yang telah ditetapkan.
5) Satuan kerja perencanaan strategis bertanggung jawab membantu direksi
dalam mengelola risik strategis da memfasilitasi manajemen perubahan
dalam rangka pengembangan perusahaan secara berkelanjutan.
6) Selain itu, satuan kerja manajemen risiko (SKMR) juga bertanggung
jawab dalam proses manajemen risiko untuk risiko strategis khususnya
pada aspek-aspek yang menyangkut hal-hal berikut ini:
• Berkoordinasi dengan seluruh unit bisnis dalam proses penyusunan
rencana strategis.

6
• Memantau dan mengevaluasi perkembangan implementasi rencana
strategis serta memberikan masukan mengenai peluang dan pilihan
yang tersedia untuk pengembangan dan perbaikan strategi secara
berkelanjutan.
• Memastikan bahwa seluruh isu strategis dan pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan strategis telah ditindaklanjuti secara tepat waktu.
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
Bank syariah perlu menambahkan penerapan beberapa hal untuk tiap aspek
dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko
strategis yang meliputi hal-hal sebagai berikut:a.
a. Strategi Manajemen Risiko
1) Bank syariah wajib mengevaluasi penyusunan strategi dalam posisi
kompetitif di industri bank syariah. Oleh karena itu, bank syariah perlu
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
• Memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri
dimana banksyariah beroperasi, termasuk bagaimana dampak
perubahan lingkungan terhadap bisnis, produk, teknologi, dan
jaringan kantor bank syariah.
• Mengukur kekuatan dan kelemahan bank syariah terkait posisi
daya saing, posisi bisnis bank syariah di industri perbankan, dan
kinerja keuangan, struktur organisasi, dan manajemen risiko,
infrastruktur untuk kebutuhan bisnis saat ini dan masa mendatang,
kemampuan manajerial serta ketersediaan dan keterbatasan sumber
daya bank syariah.
• Menganalisis seluruh alternatif strategi yang tersedia setelah
mempertimbangkan tujuan strategis serta toleransi risiko bank
syariah kedalaman dan cakupan analisis harus sejalan dengan skala
dan kompleksitas kegiatan usaha bank syariah.
2) Bank syariah harus menetapkan rencana strategis dan rencana bisnis
secaratertulis dan melaksanakan kebijakan tersebut.
3) Rencana strategis dan rencana bisnis tersebut harus dievaluasi dan
dapatdisesuaikan apabila terdapat penyimpangan dari target yang akan
dicapai akibat perubahan eksternal dan internal yang signifikan.

7
4) Bank syariah berencana menerapkan strategi yang bersifat jangka
panjang dan berkelanjutan, bank syariah wajib memiliki kecukupan
rencana sukses manajerial untuk mendukung efektifitas implementasi
strategi secara berkelanjutan.
5) Bank syariah wajib memiliki sumber pendanaan yang mencukupi untuk
mendukung penerapan rencana strategis.
b. Tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko
Penetapan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko untuk
risiko strategis mengacu pada cakupan penerapan secara umum yang telah
ditetapkan.
c. Kebijakan dan prosedur
1. Bank syariah harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk menyusun
danmenyetujui rencana strategis.
2. Bank syariah harus memiliki kecukupan prosedur untuk dapat
mengidentifikasi dan merespons perubahan lingungan bisnis.
3. Bank syariah harus memiliki prosedur untuk mengukur kemajuan
yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan kinerja sesuai kinerja
yang ditetapkan.
d. Limit
Limit risiko strategis secara umum antara lain terkait dengan batasan
penyimpangan dari rencana strategis yang telah ditetapkan, seperti limit
deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian.
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta
sistem informasi untuk risiko strategis
Bank syariah perlu memperhatikan beberapa hal dalam melakukan penerapan
manajemen risiko melalui proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta SIM risiko untuk risiko strategis meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko strategis
1) Bank syariah harus mengidentifikasi dan menatausahakan deviasi atau
penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak efektifnya
pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis yang telah
ditetapkan terutama yang berdampak signifikan terhadap pemodalan
bank syariah.
8
2) Bank syariah harus melakukan analisis risiko terutama terhadap
strategi yangmembutuhkan banyak sumber daya atau berisiko tinggia,
seperti strategi masuk ke angka pasar yang baru, strategi akuisisi, atau
strategi diversifikasidalam bentuk produk dan jasa.
b. Pengukuran risiko strategis
1) Pengukuran terhadap risiko strategis, antara lain dapat menggunakan
indikatoratau parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis
bank syariah, posisi bisnis bank syariah di industri, dan pencapaian
rencana bisnis.
2) Bank syariah dapat melakukan street test terhadap implementasi
strategi dalam rangka mengidentifikasi setiap peristiwa atau
perubahan lingkungan bisnis yang dapat berdampak negatif terhadap
pemenuhan asumsi awal darirencana strategis, dan mengukur potensi
dampak negatif peristiwa dimaksudterhadap kinerja bisnis bank
syariah, baik secara keuangan maupun non keuangan.
3) Hasil street testing harus memberikan umpan balik terhadap proses
perencanaan strategi.
4) Hasil street testing menunjukkan tingkat risiko yang lebih tinggi
darikemampuan bank syariah menyerap risiko dimaksud (toleransi
risiko)sehingga bank syariah wajib mengembangkan rencana
kontingensi ataustrategi untuk memitigasi risiko dimaksud.
c. Pemantauan risiko strategis
1) Bank syariah wajib memiliki proses untuk memantau dan
mengendalikan pengembangan implementasi strategi secara berkala.
Pemantauan dilakukanantara lain dengan memperhatikan pengalaman
kerugian pada masa lalu yangdisebabkan oleh risiko strategis atau
penyimpangan pelaksanaan rencanastrategi.
2) Isu-isu strategis yang timbul akibat perubahan operasional dan
lingkungan bisnis yang dimiliki dampak negatif terhadap kondisi
bisnis atau kondisikeuangan bank syariah wajib dilaporkan kepada
direksi secara tepat waktudisertai analisis dampak terhadap risiko
strategis dan tindakan perbaikan yang diperlukan.

9
d. Pengendalian risiko strategis
Bank syariah harus memiliki sistem dan pengendalian untuk memantau
kinerja, termasuk kinerja keuangan dengan cara membandingkan “hasil
aktual” dengan“hasil yang diharapkan” untuk memastikan bahwa risiko
yang diambil masih dalam batas toleransi dan melaporkan deviasi yang
signifikan kepada direksi. Sistem pengendalian risiko tersebut harus
disetujui dan dikaji ulang secara berkalaoleh direksi untuk memastikan
kesesuaiannya secara berkelanjutan.
e. Sistem informasi manajemen risiko strategis
1) Bank syariah harus memastikan bahwa SIM yang dimiliki telah
memadai dalmrangka mendukung proses perencanaan dan
pengambilan keputusan strategisdan dikaji ulang secara berkala.
2) Satuan kerja atu fungsi yang melaksanakan manajemen risiko untuk
risikostrategis bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh risiko
material yangtimbul dari perubahan lingkungan bisnis dan
implementasi strategi dilaporkankepada direksi secara tepat waktu

B. Penerapan Manajemen Risiko


Bank memastikan kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
dan pengendalian risiko, serta informasi manajemen risiko untuk menghindari
kemungkinan gugatan hukum.Bank Mengidentifikasi dan mengendalikan risiko
hukum yang melekat pada produk dan aktivitas baru sebelum diperkenalkan
kepada nasabah dan mengidentifikasi risiko hukum yang terdapat pada setiap
aktivitas fungsional. Tujuan utama manajemen resiko hukum adalah memastikan
proses manajemen resiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari
kelemahan aspek yuridis, ketiadaan, dan/atau perubahan peraturan perundang-
undangan. Dalam kaitan dengan resiko hukum ini, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Keharusan memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis.
2. Keharusan melaksanakan prosedur analisis aspek hukum terhadap produk dan
aktivitas baru.
3. Keharusan memiliki satuan kerja yang berfungsi sebagai ‘legal wacth”, tidak
saja terhadap hukum positif tetapi juga terhadap fatwa DSN dan ketentuan-
ketentuan lain.
10
4. Keharusan menilai dampak perubahan ketentuan/ peraturan terhadap resiko
hukum.
5. Keharusan untuk menerapkan sanksi secara konsisten.
6. Keharusan untuk melakukan kajian secara berkala terhadap akad, kontrak, dan
perjanjian-perjanjian bank dengan pihak laindalam hal efektifitas
danenforceability (Karim, 2013: 278).
3. Pengendalian Internal Pada Risiko Strategis Dan Risiko Hukum
a. Risiko Strategis
Penilaian proses penerapan manajemen risiko strategis yang efektif harus di
lengkapi dengan sistem pengendalian internal yang andal. Penerapan sistem
pengendalian internal secara efektif dapat membantu pengurus bank syariah
menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan, dan manajerial
yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank syariah terhadap ketentuan,
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko
terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Terselenngaranya sistem pengendalian internal banksyariah yang andal dan efektif
menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan kerja
pendukung serta satuan kerja audit internal (SKAI) (Fasa, 2016:45).
b. Risiko Hukum
Sistem pengendalian internal yang menyeluruh pada proses manajemen
risiko hukum dilakukan melalui proses kaji ulang secara berkala.
Proses pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan
melakukan pengendalian atas risiko hukum yang melekat (Inheren) dalam
produk/aktivitas Bank serta rencana produk/aktivitas baru Bank. Sementara dalam
rangka pengendalian risiko hukum, Divisi Corporate Legal melakukan strategi
risiko hukum dengan berfokus kepada 3 (tiga) faktor, sebagai berikut:
1. Litigasi
Penaganan sengketa dalam tahap pra-litigasi:
a. Pendamping hukum (Legal Assistance).
b. Pemberi pendapat hukum (Legal Opinion).
c. Penanganan sengketa dalam tahap litigasi: Pendampingan hukum
(Legal assistance).
d. Penanganan litigasi/beracara di pengadilan.

11
e. Penaganan litigasi/beracara di luar pengadilan (mediasi, arbitrase, dan
sebagainya).
2. Kelemahan
Penaganan sengketa dalam Tahap pra-transaksi:
a. Pembuatan format standar perjanjian.
b. Pembuatan format standar Syarat dan Ketentuan Umum atas produk
maupun jasa Bank.
c. Pembuatan format standar formulir dan dokumentasi terkait perjanjian
dengan Nasabah maupun Debitur.
d. Reviu dan pemberian Pendapat Hukum (legal opinion) atas
draftperjanjian antara Bank dengan Nasabah/Debitur/Vendor/pihak
ketiga.
e. Pembuatan standar surat kuasa dari Direksi kepada pejabat Bank. Reviu
dan pemberian Pendapat Hukum (legal opinion) atas
draftkebijakan/prosedur Bank yang berpengaruh terhadap risiko hukum.
f. Pendampingan (legal assistance) dalam tahap negosiasi perjanjian
dengan Nasabah/Debitur/pihak ketiga sesuai permintaan dari Unit Kerja.
3. Faktor Ketiadaan atau Perubahan Peraturan Perundang-undangan
a. Melakukan identifikasi risiko hukum dan memberikan pendapat hukum
atas usulan produk atau aktivitas baru Bank sesuai kebijakan internal
Bank yang berlaku.
b. Melakukan reviuw terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
serta standar best practice perbankan (ketentuan baru maupun
perubahan).
c. Melakukan penyesuaian atas kebijakan/prosedur maupun standar
perjanjian/dokumen/formulir Bank sebagai tindak lanjut atas perubahan
peraturan perundang-undangan atau standar best practice perbankan
(Fasa, 2016:45).

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan linkungan bisnis. Risiko strategis timbul karena kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan linkungan bisnis mencakup kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan teknologi, perubahankondisi ekonomi makro, dinamika
kompetisi di pasar, dan perubahan kebijakan otoritas terkait. Penerpan manajemen
risiko, khususnya risiko reputasi dan strategi bagi Bank Syariah, baik secara
individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak palingtidak
mencakup hal-hal sebagai berikut: Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi dan
DPS; Kebijakan, prosedur dan penetapan limit.; Proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko serta SIM untuk risiko strategis.
Risiko hukum adalah risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan hukum
(legal action) atau ketidakpastian dari pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak,
hukum, atau peraturan. Yaitu risiko hukum merupakan terkait dengan risiko bank
yang menanggung kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan
dalam aspek legal atau yuridis. Di beberapa negara, risiko hukum disebabkan oleh
posisi hukum yang kurang jelas, misalkan kepemilikan properti atau masalah
kepailitan. Risiko hukum dari suatu negara umumnya berbeda dengan negara lainnya

B. Saran
Mengingat terbatasnya pengetahuan tim penulis, begitu pula kurangnya rasa
ingin tahu dari tim penulis. Berharap pembaca bisa memaklumi jika terdapat adanya
kesalahan dalam penulisan atau kata-kata dalam makalah yang tim penulis susun.
Adapun kebenaran itu datangnya dari Allah SWT dan kekurangannya datangnya dari
tim penulis. Tim penulis berharap pembaca tidak puas dengan makalah yang tim
penulis buat ini dan pada akhirnya pembaca akan terus memperdalam pengetahuan
yang sangat luas. Dalam makalah ini juga, tim penulis butuh kritikan dan saran guna
perbaikan dimasa yang akan dating.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djohanputra, Bramantyo. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta: PPM.


Fasa, M. I. (2016). Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Studi Ekonomi
dan Bisnis Islam Vol. 1, No. 2 , 43.
Yulianti, R. T. (2009). Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi Islam Vol. III,
No.2. Wikipedia
Mutia, Adek (2019). “Pengelolaan Manajemen Risiko Strategi dan Risiko Hukum pada Bank
Syariah”. Diakses pada 11 Maret 2023 melalui
https://www.academia.edu/35698247/Makalah_Manajemen_Risiko_Bank_Syariah
_Risiko_Strategis
http://adekmutiafebiiainbatusangkar.blogspot.com/2019/10/manajemen-risiko-
hukum.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai